Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN NIFAS

A. DEFINISI
Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40
hari. Masa ini penting sekali untuk terus dipantau. Nifas merupakan masa
pembersihan Rahim, sama halnya seperti masa haid. Masa nifas (puerperium)
adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kir-kira 6 minggu
(Rohani dkk, 2012).

B. TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS


1. Mendeteksi adanya perdarahan masa nifas untuk menghindarkan atau
mendeteksi adanya kemungkinan perdarahan postpartum dan infeksi.
2. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya. Menjaga baik secara fisik maupun
psikologis.
3. Melkaukan skrinning secara komprehensif, dengan mendeteksi masalah,
mengobati dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
4. Memberikan pendidikan kesehatan diri.
5. Memberikan pendidikan mengenai laktasi dan perawatan payudara.
6. Konseling mengenai KB. (Rohani dkk, 2012)

C. TAHAPAN POST PARTUM


1. Immediate PP : 24 jam pertama
2. Early PP : 1 minggu
3. Laten PP : minggu 2-minggu 6

D. ADAPTASI FISIK POST NATAL


1. Periode kira-kira 6 minggu setelah kelahiran bayi, selama tubuh
beradaptasi ke keadaan sebelum hamil.
2. Di mulai dari kala IV persalinan.
3. Masa transisi menjadi orang tua.
4. Pendekatan bergeser berorientasi pada perawatan wanita sakit ke sehat.
5. Pemulangan dini, sediakan discharge planning.
6. Terkait erat dengan sosial budaya ( Rohani dkk, 2012).

E. PERUBAHAN FISIK
1. Sistem kardiovaskular
a. Curah jantung meningkat.
b. Tekanan darah menurun ringan, karena penurunan tekanan intrapelvik.
c. Nadi : bradikardi sampai hari 6-10.
2. Sistem urologi
a. Diuresis pada awal periode pasca partum
b. Penurunan sensasi kandung kemih
3. Sistem endokrin
Plasenta lahir, penurunan hormon estrogen dan progesteron, kadar
terendah dicapai pada kira-kira satu minggu pasca partum.
4. Sistem pencernaan
Gangguan defekasi konstipasi karena masih ada efek progesteron,
penurunan tekanan otot abdomen, kurang cairan dan rasa takut nyeri pada
luka episiotomy atau rupture perineum.
5. Sistem integumen
a. Suhu meningkat sampai 38 derajat
b. Hiperpigmentasi berkurang
6. Sistem muskuloskeletal
a. Dinding abdomen meregang, tampak longgar dan lembek.
b. Perubahan pusat berat saat hamil.
7. Uterus
Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi
dan retraksi otot-ototnya. Perubahan uterus setelah melahirkan dapat
dilihat pada table di bawah ini.
Tabel perubahan uterus setelah melahirkan.

Involusi TFU Berat Diameter Keadaan


uterus bekas servix
melekat
plasenta
Setelah Sepusat 1000 gr 12,5 cm Lembut
plasenta
lahir
1 minggu Pertengahan 500 gr 7,5 cm Dapat
pusat sympisis dilalui 2 jari
2 minggu Tak teraba 350 gr 5 cm Dapat
dimasuki 1
jari
6 minggu Seperti hamil 50 gr 2,5 cm Hampir
2 minggu kembali
normal
8 minggu Normal 30 gr 0 Normal

8. Involusi tempat plasenta


Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh
darah besar yang tersumbat oleh trombus. Luka besar implantasi plasenta
tidak meninggalkan parut karena dilepaskan dari dasarnya dengan
pertumbuhan endometrium baru dibawah permukaan luka. Endometrium
ini tumbuh dari pinggir luka dan juga sisa-sisa kelenjar pada dasar luka.
9. Perubahan pada servix dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan ostium eksternum dapat dilalui oleh 2
jari. Pada akhir minggu pertama dapat dilalui oleh 1 jari saja. Karena
hyperplasia ini dan karena retraksi dari servix, robekan servix jadi
sembuh. Vagina yang sangat di regang waktu persalinan, lambat laun
mencapai ukuran yang normal. Pada minggu ketiga post partum ruggae
mulai Nampak kembali.
10. Lochia
Lochia adalah cairan yangyang dikeluarkan dari uterus melalui vagina
dalam masa nifas. Lochia bersifat alkalis, jumlahnya lebih banyak dari
darah menstruasi. Lochia ini berbau anyir dalam keadaan normal, tetapi
tidak busuk.
Macam-macam lochia yaitu :
a. Lochia Rubra
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban terjadi selama 2 hari
pasca persalinan.
b. Lochia Sangoinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir terjadi di hari ke 3-7
pasca persalinan.
c. Lochia Serosa
Keluar cairan tidak berisi darah berwarna kuning terjadi di hari ke 7-
14 pasca persalinan.
d. Lochia Alba
Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan (Rohani dkk, 2012).

F. PERUBAHAN PSIKOLOGI
Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva-Rubin terbagi menjadi dalam 3
tahap yaitu :
a. Periode taking in
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan. Dalam masa ini terjadi
interaksi dan kontak yang lama antara yaitu ayah, ibu dan bayi. Hal ini
dapat dikatakan sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-
hal yang romantis, masing-masing saling memperhatikan bayinya dan
menciptakan hubungan yang baru.
b. Periode taking hold
Berlangsung pada hari ke 3 sampai ke 4 post partum, ibu berusaha
bertanggungjawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai
keterampilan perawatan bayi.
c. Periode letting go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini mengambil
tanggungjawab terhadap bayi.
d. Perawatan masa nifas
Setelah melahirkan, ibu membutuhkan perawatan yang intensif untuk
pemulihan kondisinya setelah proses persalinan yang melelahkan.
Dimana perawatan post partum meliputi :
1) Mobilisasi dini
Karena lelah sehabis melahirkan, ibu harus istirahat tidur terlentang
selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring ke kanan ke
kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan trombo emboli. Pada
hari kedua di perbolehkan duduk, hari ketiga jalan-jalan dan hari
keempat/kelima sudah di perbolehkan pulang. Mobilisasi di atas
memiliki variasi tergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan
sembuhnya luka-luka.
2) Rawat gabung
Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-sama sehingga
ibu lebih banayk memperhatikan bayinya, segera dapat memberikan
ASI sehingga kelancaran pengeluaran ASI lebih terjamin.
3) Pemeriksaan umum
Pada ibu nifas pemeriksaan umum yang perlu di lakukan antara lain
adalah kesadaran penderita, keluhan yang terjadi setelah persalinan.
4) Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus pada ibu nifas meliputi :
a) Fisik : tekanan darah, nadi dan suhu.
b) Fundus uteri : tinggi fundus uteri, konstraksi uterus.
c) Payudara : putting susu, pembengkakan, pengeluaran.
d) Patrun lochia : lochia rubra, lochia sanginolenta, lochia serosa,
lochia alba.
e) Luka jahitan episiotomi : apakah baik atau terbuka, apakah ada
tanda-tanda infeksi.
5) Nasehat yang perlu di berikan saat pulang adalah
a) Diit
Masalah diit perlu di perhatikan karena dapat berpengaruh pada
pemulihan kesehatan ibu dan pengeluaran ASI. Makanan harus
mengandung gizi seimbang yaitu cukup kalori, protein, cairan,
sayuran dan buah-buahan.
b) Pakaian
Pakaian agak longgar terutama di daerah dada sehingga payudara
tidak tertekan. Daerah perut tidak perlu diikat terlalu kencang
karena tidak akan mempengaruhi involusi. Pakaian dalam
sebaiknya yang menyerap, sehingga lochia tidak menimbulkan
iritasi daerah sekitarnya. Kasa pembalut sebaiknya di buang setiap
saat terasa penuh dengan lochia, saat buang air kecil ataupun setiap
BAB.
c) Perawatan vulva
Pada tahap klien masa nifas dilakukan perawatan vulva dengan
tujuan untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva,
perineum maupun didalam uterus. Perawatan vulva dilakukan pada
pagi dan sore hari sebelum mandi, sesudah BAK/BAB dan bila
klien merasa tidak nyaman karena lochia berbau atau ada keluhan
rasa nyeri. Cara perawatan vulva adalah cuci tngan sebelum dan
sesudah melakukan perawtan luka, setelah BAK cebok kea rah
depan dan setelah BAB cebok kea rah belakang, ganti pembalut
setiap kali cebok memakai sabun dan luka bisa di beri betadin.
d) Miksi
Kencing secara spontan sudah harus dapat dilakukan dalam 8 jam
post partum. Kadang-kadang wanita sulit kencing, karena spincter
uretra mengalami tekanan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi
musculus spincter ani selama persalinan. Bila kandung kemih
penuh dan wanita sulit kencing sebaiknya dilakukan kateterisasi.
e) Defekasi
BAB harus terjadi pada 2-3 ahri post partum. Bila belum terjadi
dapat mengakibatkan obstipasi maka dapat di berikan obat laksans
per oral atau per rektal atau bila belum berhasil lakuakn klisma.
f) Perawatan payudara
Perawatan payudara telah mulai sejak wanita hamil supaya putting
susu lemas, tidak keras dan kering, sebagai persiapan untuk
menyusui bayinya. Di anjurkan sekali supaya ibu mau menyusui
bayinya karena sangat berguna untuk kesehatan bayi. Dan segera
setelah lahir ibu sebaiknya menyusui bayinya karena dapat
membantu proses involusi serta colostrum mengandung zat
antibodi yang berguna untuk kekebalan tubuh bayi.
g) Kembalinya datang bulan atau menstruasi
Dengan memberi ASI kembalinya menstruasi sulit di perhitungkan
dan bersifat individu. Sebagian besar kembalinya menstruasi
setelah 4-6 bulan.
h) Mempersiapkan untuk metode KB
Persiapan pemeriksaan post partum merupakan waktu yang tepat
untuk membicarakan metode KB untuk menjarangkan atau
menghentikan kehamilan (Rohani dkk, 2012).
i) Pijat oksitosin (Boyle, Maureen dkk, 2011)
a. Definisi
Pijat oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan tulang belakang
mulai dari nervus ke 5-6 sampai scapula yang akan
mempercepat kerja syaraf parasimpatis untuk menyampaikan
perintah ke otak bagian belakang sehingga oksitosin keluar. Pijat
stimulasi oksitosin untuk ibu menyusui berfungsi untuk
merangsang hormone oksitosin agar dapat memperlancar ASI
dan meningkatkan kenyamanan ibu.
b. Manfaat
1. Mempercepat penyembuhan luka bekas implantasi plasenta.
2. Mencegah terjadinya perdarahan post partum.
3. Dapat mempercepat terjadinya prosesi involusi uterus.
4. Meningkatkan produksi ASI.
5. Meningkatkan rasa nyaman pada ibu menyusui.
6. Meningkatkan hubungan psikologis antar ibu dan keluarga.
c. Efek samping
1. Rasa nyeri saat pemijatan (hentikan pemijatan).
2. Konstraksi otot polos uterus untuk mempercepat proses
involusi uterus.
d. Persipaan alat
1. Baby oil/minyak kelapa
2. 2 waskom berisi air hangat dan air dingin
3. Waslap dan handuk
e. Posedur pemijatan
1. Inform consent
2. Mencuci tangan (6 langkah)
3. Persiapan pasien dan lingkungan
4. Melepaskan baju ibu bagian atas
5. Ibu miring ke kanan maupun ke kiri, lalu memeluk bantal.
Adapun posisi alternatif lain yaitu posisi telungkup.
6. Memasnag handuk di letakkan ke dada ibu.
7. Posisi pemijat berada di belakang ibu.
8. Pada area tulang belakang leher, cari daerah dengan tulang
yang menonjol pada punggung leher, pada vertebrae dari
(C1-C7 dan T1-T6).
9. Melumuri kedua telapak tangan dengan minyak maupun
baby oil.
10. Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu pijat
dengan menggunakan ibu jari. Menekan kuat kedua tulang
belakang sehingga terasa, menyebar membentuk gerakan
melingkar-lingkar kecil-kecil dengan ibu jari.
11. Mulai dari leher ke kedua sisi tulang belakang kanan dan
kiri hingga ke tulang belikat, dengan membentuk lingkaran
kecil. Ibu jari tangan kanan searah jarum jam dan ibu jari
tangan kiri berlawanan dengan jarum jam.
12. Pemijatan dilakukan 2 kali, 1 kali pemijatan 90 detik,
selama 3 menit, dengan frekuensi 2× lagi pagi dan sore
selama hari ke 4-11 post partum.
13. Membersihkan pinggang ibu dengan waslap air hangat dan
dinginkan secara bergantian.
14. Rapikan ibu
15. Bereskan alat-alat
16. Mencuci tangan (6 langkah)
j) Vulva Hygiene pada masa nifas
a. Pengertian
Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah
sekitarnya pada pasien wanita yang sedang nifas atau tidak dapat
melakukannya sendiri. Pasien yang harus istirahat di tempat
tidur (misalnya, karena Hipertensi, pemberian infus, section
caesarea) harus dimandikan setiap hari dengan pencucian daerah
perineum yang dilakukan 2 kali sehari dan pada waktu sesudah
selesai membuang hajat.
b. Tujuan
1. Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva,
perineum maupun uterus.
2. Untuk penyembuhan luka
3. Perineum atau jahitan pada perineum.
4. Untuk kebersihan perineum dan vulva,
5. Memberikan rasa nyaman pasien.
c. Indikasi
1. Dilakukan pada ibu setelah melahirkan (nifas),
2. Perawatan kateter (Rohani dkk, 2012).

G. PATOFISIOLOGI

Anda mungkin juga menyukai