Abstrak
Latar belakang. Sibling rivalry terjadi pada anak usia balita yang memiliki saudara kandung, kecemburuan dan
kebencian menyebabkan kompetisi untuk mendapatkan perhatian dari orangtua. Dampak sibling rivalry antara lain
dapat menimbulkan risiko cedera fisik pada anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan sibling
rivalry dengan kejadian cedera pada anak usia balita di Desa Cipacing Kecamatan Jatinangor. Metode. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 47
responden yang dipilih meggunakan teknik total sampling. Instrumen sibling rivalry dari penelitian Vevandi (2015).
Instrumen cedera dikembangkan dari WHO. Data dianalisis menggunakan distribusi frekuensi dan ujia Spearman-
Rank. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan 31 responden (66%) memiliki anak yang mengalami sibling rivalry pada
tingkat sedang dan 28 responden (59,6%) anak mengalami cedera ringan. Terdapat hubungan yang lemah antara sibling
rivalry dengan cedera pada anak usia balita di Desa Cipacing Kecamatan Jatinangor (p-value=0,048; r-value=0,290).
Kesimpulan. Hasil penelitian menyarankan diperlukannya edukasi tentang pencegahan kecelakaan pada anak
(bimbingan antisipasi pada orangtua).
Kata kunci: Balita, Cedera, Sibling rivalry
Abstract
Background. Sibling rivalry occurs in children under five aged who have siblings, jealousy and resentment leads to
competition to get the attention of parents. This condition leads to a competition to get the attention of parents, which is
often increasing the risk of physical injury in children. The purpose of this study was to identify the correlation between
sibling rivalry and the incidence of injury in under fiver years old children at Cipacing Village, Jatinangor.
Method.The method used in this study was descriptive correlation with cross sectional approach. Population of this
study were parents who have at least two children below under five years old. The sample of this study was 47
respondents selected using total sampling technique. Sibling rivalry instrument from Vevandi's research (2015). Injury
instruments developed from WHO. Data were analyzed using frequency distribution and Spearman-Rank test. Results.
The results showed 31 respondents (66%) had children who had sibling rivalry at moderate level and 28 respondents
(59.6%) children suffered minor injury. There is a weak relationship between sibling rivalry and injury in children aged
under five in Cipacing Village, Jatinangor Sub-district (p-value=0.048; r-value=0.290). Conclusion. The results
suggest the need for education about prevention of accidents in children (anticipatory guidance for parents).
Key words: Injury, Sibling rivalry, Toddler
68
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 4 No. 2, Juli 2018: 68-76
cara seseorang beraksi antara saudara satu orangtua yang memiliki anak dengan jarak
dengan saudara yang lain. perbedaan usia kelahiran dekat mengalami sibling rivalry.
yang kecil cenderung akan meningkatkan Selain itu, jenis kelamin juga memengaruhi
perselisihan antarsaudara kandung (Hurlock, terjadinya sibling rivalry. Jenis kelamin laki-
2012). laki dan perempuan memiliki reaksi yang
sangat berbeda terhadap saudara kandungnya.
Menurut Hockkenberry (2007), kejadian yang
Berdasarkan hasil penelitian Rahmawati
mengacu pada kecemburuan dan kebencian
(2012) bahwa kejadian sibling rivalry lebih
secara alamiah dari anak-anak untuk
besar dijumpai pada anak yang memiliki jenis
kehadiran anak baru dalam keluarganya atau
kelamin yang sama (69.1%) dibandingkan
ketika orangtua lebih memberikan
dengan anak yang tidak memiliki persamaan
perhatiannya kepada saudaranya disebut
jenis kelamin (30.9%).
sibling rivalry. Selain itu sibling rivalry
memiliki arti suatu perilaku antagonis atau Hasil penelitian Rofi'ah (2013), menyatakan
permusuhan yang terjadi antara saudara bahwa orangtua yang menerapkan pola asuh
kandung dan sering ditandai dengan permisif pada anak usia 1-5 tahun 46,9%
perselisihan dalam merebutkan waktu, anaknya mengalami sibling rivalry. Pola asuh
perhatian, cinta, dan kasih sayang yang permisif yang diberikan oleh orangtua
diberikan oleh orangtua kepada masing- cenderung membanding-bandingkan anak
masing anaknya (Boyle, 1999 dalam Vevandi yang satu dengan yang lainnya, tidak
&Tairas, 2015). mempersiapkan anak untuk kelahiran
Beberapa tingkat kecemburuan dan adiknya, pilih kasih, serta cenderung tidak
persaingan setelah kelahiran saudara yang peduli terhadap anaknya. Oleh karena itu,
lebih muda adalah normal. Anak usia balita anak akan menjadi lebih agresif, menjadi
dikategorikan sibling rivalry ketika ada nakal, bertingkah seperti adiknya untuk
perasaan abnormal dalam intensitas dan mencari perhatian orangtuanya.
durasi mereka (minimal satu bulan) disertai Dalam penelitian yang dilakukan oleh Putri,
dengan beberapa derajat kerusakan sosial dan Deliana, dan Hendriyani (2013), bahwa
indikasi gangguan emosi (seperti regresi, dampak sibling rivalry ada tiga, yaitu dampak
amukan, dysphoria, gangguan tidur, perilaku pada diri sendiri, pada saudara kandung dan
oposisi, dan mencari perhatian yang berlebih pada orang lain. Adanya tingkah laku regresi,
terhadap satu atau kedua orangtua) (Carter & temper tantrum, emosi yang meledak-ledak,
Volkmar, 1992 dalam Vevandi & Tairas, gangguan kepercayaan diri, dan perasaan
2015). dendam pada saudara merupakan dampak
Faktor yang memengaruhi sibling rivalry sibling rivalry pada diri sendiri. Akan tetapi,
antara lain perbedaan usia yang dekat antara dampak sibling rivalry terhadap saudara
kakak dan adik, adanya pemutusan ASI secara kandung yaitu agresi, tidak mau membantu
mendadak, kesibukan orangtua sehingga saudara, tidak mau berbagi dengan saudara,
persiapan yang diberikan dalam menghadapi selalu mengadukan saudara kandungnya
datangnya adik sangat kurang, pola asuh yang sendiri, dominasi pada saudara dan model
over protective dan perilaku spesial dari negatif bagi saudara. Selain dampak sibling
orangtua, serta karakter anak (Putri, Deliana, rivalry pada diri sendiri dan saudara kandung,
& Hendriyani, 2013). Dalam penelitian juga berdampak pada orang lain yaitu
Rahmawati (2015) menjelaskan bahwa perilaku buruk yang ditujukan pada orang-
69
Hubungan Sibling Rivalry dengan Cedera pada Anak Usia Balita (Ikeu Nurhidayah)
orang diluar rumah misalnya saudara sepupu, cari perhatian dari orangtua, memukul dan
pembantu, guru, dan lain-lain. mencubit serta mendorong adiknya ketika
berebut mainan atau makanan. Satu orangtua
Peristiwa sibling rivalry yang terjadi pada
mengatakan bahwa anaknya kembar dan
anak usia balita apabila tidak di atasi dapat
jarang terjadi perdebatan, sesekali kakaknya
menimbulkan pertengkaran yang akan
pernah memukul dan merebut apa yang
mengakibatkan cedera pada saudara kandung
dipegang oleh adiknya.
yang lebih muda. Persaingan saudara pada
masa kanak-kanak awal biasanya mengambil Satu orangtua mengeluhkan stres saat
bentuk interaksi agresif seperti pertengkaran, kehamilan anak kedua karena anak
memukul, dan mendorong sehingga dapat pertamanya sangat rewel. Setelah kelahiran
menyebabkan kecelakaan dan cedera. sang adik, kakak semakin manja dan rewel
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh juga sering mencakar adiknya, berkelahi dan
Finkelhor, Turner, dan Ormrod dalam memukul sampai membuat luka adiknya.
Dangkua, Monayo, Biomed, dan Pakaya Satu orangtua mengatakan tidak ada masalah
(2015) menyatakan bahwa anak yang lebih dari anak pertamanya saat kehamilan hingga
muda mengalami dimensi cedera yang lebih kelahiran anak keduanya.
serius dibandingkan dengan dimensi cedera Berdasarkan latar belakang di atas peneliti
pada anak yang lebih tua. Hal ini terjadi tertarik untuk mengetahui bagaimana
karena kekuatan fisik anak yang lebih tua hubungan sibling rivalry dan cedera pada
lebih matang daripada anak yang lebih muda. anak usia balita di Desa Cipacing Kecamatan
Menurut teori evolusi, kompetisi sibling Jatinangor.
diperkirakan meningkat karena tingkat
kekerabatan genetis antara saudara kandung METODE PENELITIAN
menurun (Salmon & Hehman, 2014 dalam
Rancangan penelitian yang digunakan pada
Tanskanen, Danielsbacka, & Rotkirch, 2015).
penelitian ini adalah deskriptif korelatif
Pada penelitian sebelumnya menjelaskan
dengan pendekatan cross sectional. Variabel
bahwa kehadiran saudara secara signifikan
yang diteliti, yaitu sibling rivalry dan cedera.
dapat meningkatkan risiko kejadian cedera
Populasi dalam penelitian ini adalah orangtua
(Kendrick, Mulvaney, Burton, & Watson,
yang memiliki minimal dua anak usia balita.
2005; Tanskanen, Danielsbacka, & Rotkirch,
Sampel penelitian berjumlah 47 responden
2015).
yang dipilih menggunakan teknik total
Berdasarkan survei awal yang dilakukan sampling. Kuesioner yang digunakan di
peneliti di Desa Cipacing Kecamatan antaranya sibling rivalry yang dikembangkan
Jatinangor Kabupaten Sumedang dijumpai oleh Vevandi (2015) dan instrumen cedera
sepuluh keluarga yang memiliki kriteria dikembangkan oleh peneliti. Analisis data
dengan dua orang anak balita. Tujuh orangtua menggunakan distribusi frekuensi dan Rank-
menyatakan bahwa setelah kelahiran anak Spearman.
kedua, anaknya selalu rewel, manja, sering
70
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 4 No. 2, Juli 2018: 68-76
HASIL PENELITIAN
Tabel 1.
Karakteristik Responden Orangtua dengan Anak Balita di Desa Cipacing Kecamatan Jatinangor
Kabupaten Sumedang (N=47)
Tabel 2. Tabel 3.
Kejadian Sibling rivalry pada Anak Balita di Kejadian cedera pada Anak Balita di Desa
Desa Cipacing Kecamatan Jatinangor Cipacing Kecamatan Jatinangor Kabupaten
Kabupaten Sumedang (N=47) Sumedang (N=47)
Kategori
(f) (%) Kategori Sibling
Sibling rivalry (f) (%)
rivalry
Tinggi 9 19,1
Cedera Ringan 28 59,6
Sedang 31 66
Tidak cedera 19 40,4
Rendah 7 14,9
71
Hubungan Sibling Rivalry dengan Cedera pada Anak Usia Balita (Ikeu Nurhidayah)
72
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 4 No. 2, Juli 2018: 68-76
Anak yang mengalami sibling rivalry akan dan kasih sayang dari orangtua yang dapat
menunjukkan rasa benci, cemburu, cemas, menimbulkan risiko cedera fisik. Kejadian
dan marah yang akan menimbulkan cedera fisik pada anak usia balita disebabkan
permusuhan dengan saudara semakin karena orang lain ataupun diri sendiri. Hal ini
bertambah (Boyle, 2012). Dengan hubungan dijelaskan oleh Brudvik (2000) bahwa 1,2%
saudara kandung yang mengarah pada kejadian cedera fisik oleh kesengajaan dari
kompetisi yang negatif tersebut dapat orang lain dan 0,2% disebabkan oleh diri
berdampak pada diri sendiri, saudara sendiri. Kejadian cedera fisik yang sering
kandung, dan orang lain (Putri, Deliana, & terjadi pada anak usia balita di Desa Cipacing,
Hendriyani, 2013). yaitu cedera ringan seperti lebam, laserasi dan
atau luka jatuh karena saling memukul,
2. Kejadian Cedera pada Anak Balita di
mencakar, dan mendorong. Cedera fisik ini
Desa Cipacing Kecamatan Jatinangor
juga dijelaskan oleh Bruce (2004) bahwa
Kabupaten Sumedang
kebanyakan cedera yang terjadi pada anak,
Berdasarkan hasil analisis pada variabel
yaitu laserasi (41%) dan jatuh (37%).
cedera didapatkan hasil bahwa dari 47
responden, lebih dari setengah responden Faktor lainnya yang memengaruhi kejadian
mengalami cedera ringan dan kurang dari cedera pada anak adalah lingkungan rumah
setengah responden tidak mengalami cedera. seperti benda-benda yang ada di dalam rumah
Faktor risiko terjadinya cedera disebabkan sehingga perlu adanya manajemen keamanan
adanya kompetisi negatif antar rumah untuk anak. Hal ini sesuai dengan
saudara.Saudara dengan jenis kelamin yang penelitian Ahmed, Salman, dan Arafa (2014)
sama, terutama laki-laki dengan saudara laki- yang memaparkan bahwa untuk mengatasi
laki, mungkin terlibat lebih intens dalam kejadian cedera ini orangtua perlu adanya
kompetisi yang dapat meningkatkan risiko pengetahuan bagaimana menyikapi mengenai
cedera (Buist, Dekovic, & Prinzie, 2013; manajemen keamanan rumah dan pertolongan
Nitsch, Faurie, & Lumma, 2012). pertama pada luka untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas pada balita. Hal ini
Berdasarkan hasil pengamatan selama
juga dijelaskan oleh Bruce, Lake, Eden, dan
pengambilan data bahwa kejadian cedera pada
Denney (2004), dalam hal ini, orangtua harus
anak usia balita juga disebabkan karena faktor
mengamankan peralatan rumah tangga, obat-
ekonomi dan pendidikan ibu yang rendah
obatan, dan benda-benda tajam dari
sehingga anak akan saling berebut makanan
jangkauan anak-anak untuk mencegah
dan berujung pada kontak fisik atau
terjadinya cedera.
bertengkar. Dari tabel 1 terlihat bahwa 48,9%
orangtua berpendidikan SMP. Hal ini sesuai 3. Hubungan Sibling rivalry dengan
dengan hasil penelitian yang menjelaskan Cedera pada Anak Usia Balita di Desa
bahwa sosial ekonomi yang rendah, daerah Cipacing kecamatan Jatinangor
tempat tinggal, pendidikan ibu yang rendah, Hasil penelitian ini menunjukkan ada
dan usia ibu yang rendah juga diasosiasikan hubungan yang signifikan antara sibling
dengan peningkatan risiko cedera kecil rivalry dengan cedera pada anak usia balita di
(Bruce, et.al., 2004; Hong, et.al, 2009; Desa Cipacing Kecamatan Jatinangor.
Kendrick, et.al., 2005; Pearce, et al., 2010). Hubungan dengan arah positif antara sibling
Kompetisi pada anak balita dengan sibling rivalry dengan kejadian cedera pada anak usia
rivalry dilakukan untuk merebut perhatian balita menunjukkan bahwa semakin tinggi
73
Hubungan Sibling Rivalry dengan Cedera pada Anak Usia Balita (Ikeu Nurhidayah)
kompetisi yang mengarah negatif Bruce, B. S., Lake, J. P., Eden, V. A., &
antarsaudara maka semakin tinggi pula Denney, J. C. (2004). Children at Risk
kejadian cedera. Selanjutnya berdasarkan nilai of Injury. Journal of Pediatric
Nursing, vol 19, 121-127.
koefisien korelasi pada penelitian ini
https://doi.org/10.1016/S0882-
(R=0,290) dan melihat kriteria tingkat 5963(03)00144-1
hubungan dari Gruilford (1956) menunjukkan Brudvik, C. (2000). Child Injuries In Bergen,
bahwa tingkat hubungan antara sibling rivalry Norway. Elsevier.
dengan cedera pada penelitian ini ialah Brunner, & Suddarth. (2002). Buku Ajar
hubungan yang lemah. Keperawatan Medikal Bedah Volume
2. Jakarta: EGC.
Buist, K. L., Dekovic, M., & Prinzie, P.
SIMPULAN DAN SARAN (2013). Sibling Relationship Quality
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian And Psychopathology Of Children
And Adolescents: A Meta-Analysis.
sibling rivalry pada anak usia balita di Desa
Elsevier. 97-106.
Cipacing Kecamatan Jatinangor menunjukkan https://doi.org/10.1016/j.cpr.2012.10.0
bahwa lebih dari setengah responden 07
memiliki anak yang mengalami sibling Carter, A. S., & Volkmar, F. R. (1992).
rivalry, yaitu 66% dalam kategori sedang. Sibling rivalry Diagnostic Category or
Sebagian besar anak usia balita dengan Focus of Treatment? In B. B. Lahey,
sibling rivalry mengalami cedera ringan. & A. E. Kazdin, Advance in Clinical
Child Psychology volume 14 (pp. 289-
Terdapat hubungan antara sibling rivalry 295). New York: Plenum Press.
dengan cedera pada anak usia balita di Desa Dangkua, N. S., Monayo, E. R., Biomed, M.,
Cipacing Kecamatan Jatinangor. Hubungan & Pakaya, A. W. (20015). Hubungan
pada penelitian ini ialah hubungan rendah Persiapan Kelahiran Adik Baru
Dengan Perilaku Sibling rivalry Pada
dengan arah positif. Semakin tinggi sibling
Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas
rivalry maka semakin tinggi pula cedera fisik Global Kecamatan Limboto
yang dialami anak usia balita. Kabupaten Gorontalo. Jurusan
Keperawatan FIKK UNG.
REFERENSI Depkes RI. (2013). Penuntun Hidup Sehat
(Pencegahan Kecelakaan). Jakarta:
Ahmed, W. A., Salman, A. O., & Arafa, K. A. Kemenkes RI.
(2014). Households' Preparedness For El-Sabely, A. A., Yassin, A.-A. I., & Zaher,
First-Aid Of Burns And Falls In S. A. (2014). Mother's Education And
Khartoum. African Journal of Her Knowledge About Home accident
Medicine, 184-187. Prevention Among PreschoolChildren
https://doi.org/10.1016/j.afjem.2014.0 In Rural Area In Sharkia Governorate.
7.010 IOSR Journal of Nursing and Health
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian : Science. 32-40.
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Gallaher, J. R., Wildfire, B., Mabedi, C., &
Rineka Cipta. Cairns, B. A. (2016). Intentional
Bakwin. (2008). Behavior Disorder In Injury Against Children In Sub-
Children. New York: W.B Saunder Saharan Africa: A Tertiary Trauma
Company. Centre Experience. Elsevier. 837-841.
Best, J, W., & Kahn, J. V. (1998).Research in https://doi.org/10.1016/j.injury.2015.1
Education. USA: Viacom Company. 0.072
74
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 4 No. 2, Juli 2018: 68-76
75
Hubungan Sibling Rivalry dengan Cedera pada Anak Usia Balita (Ikeu Nurhidayah)
Anak Usia Dini. Journal Unnes, 33- Sulistiyawati, A. (2009). Buku Ajar Asuhan
37, Kebidanan Pada Ibu Nifas, Edisi
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.ph Pertama, Andi. Yogyakarta.
p/dcp Tanskanen, A. O., Danielsbacka, M., &
Rahmawati, I. (2015). Hubungan Jarak Rotkirch, A. (2015). More Unintended
Kelahiran Dengan Kejadian Sibling Injuries in Half Sibling Than Full
rivalry Di Desa Pelemkerep Sibling Household in the UK.
Kecamatan Mayong Kabupaten Department of Social Research,
Jepara. Jurnal Kesehatan dan Budaya, University of Helsinki, Finland, 177-
vol 08 no 1. 182. http://doi.org/10.1027/1614-
Reading, R., Jones, A., Haynes, R., Daras, K., 0001/a000171
& Emond, A. (2008). Individual Vevandi, T., & Tairas, M. M. (2015).
Factors Explain Neighbourhood Hubungan Sibling rivalry Dengan
Variations In Accidents To Children Motivasi Berprestasi Pada Remaja.
Under 5 Years Of Age. Social Science Jurnal Unair, vol 4 no 1, 46-56.
and Medicine, 915–927. Wang, H., Liu, Y.-X., Lin, Y., & Shen, M.
https://doi.org/10.1016/j.socscimed.20 (2011). Incidence And Risk Factors Of
08.05.018 Non-Fatal Injuries In Chinese
Rofi'ah, S. (2013). Pola Asuh Orangtua Children Aged 0-6 Years: A Case-
Dengan Kejadian Sibling rivalry Pada Control Study. Elsevier, 521–524.
Anak Usia 1-5 Tahun. Poltekes https://doi.org/10.1016/j.injury.2010.0
Kemenkes Semarang Prodi D III 2.010
Kebidanan Magelang, vol 1 no 3. Winslow. (2006). A Social Skills Approach
Santrock. (2002). Life- Span Development. for Children and Adolescent. USA:
Jakarta: Erlangga. Speechmark Publishing.
Smith, D., Kirkwood, G., Pott, J., Kourita, L., Wong, D. L., Hockenberry, M., Wilson, D.,
Jessop, V., & Pollock, A. M. (2015). Winkelstein, M. L., & Schwartz, P.
Childhood Injury in Tower Hamlets: (2008). Buku Ajar Keperawatan
Audit of Children Presenting with Pediatrik. Jakarta: EGC.
Injury to An Inner City A&E Zanden, J. W. (2003). Human Development
Department in London. Elsevier, Fifth Edition. USA: Mac Grow Hiil.
1131-1136. Zulkifli, L. (2001). Psikologi Perkembangan.
Soetjiningsih, & Gde Ranuh, I. N. (2013). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tumbuh Kembang Anak Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
76