Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA BERENCANA

1. Definisi
Keluarga berencana adalah upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak
(Purwaningsih & Fatmawati, 2010).
2. Tujuan Keluarga Berencana
1) Merencanakan kelengkapaan keluarga
2) Menghentikan kehamilan
3) Menghilangkan kehamilan
4) Mewujudkan NKKBS
3. Metode Sederhana
Metode Kb yang digunakan tanpa bantuan orang lain, yang termasuk metode
KB sederhana :
1) Kondom
2) Pantang berkala
3) Senggama terputus
4. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan,upaya ini dapat bersifat
sementara, dapat pula bersifat permanen, penggunaan kontrasepsi merupakan
salah satu variable yang mempengaruhi fertilita (Purwaningsih & Fatmawati,
2010).
5. Jenis Kontrasepsi
1) Spermiside
Adalah zat kimia yang dapat melumpuhkan serta mematikan spermatozoa
yang digunakan menjelang seks. Setelah pemasangan 5-10 menit,
hubungan seks dapat dilakukan agar spermaside dapat berfungsi
(Purwaningsih & Fatmawati, 2010).
Kekurangan spermaside :
a. Merepotkan menjelang hubungan senggama
b. Nilai kepuasan berkurang
c. Dapat menimbulkan iritasi
d. Kejadian hamil tinggi sekitar 30%-35% karena pemasangan tidak
sempurna atau terlalu cepat melakukan senggama.
2) Kondom
Cara kerjakondom yaitu menampung sperma sehingga tidak masuk ke
kanalis serviks.
Kerugian :
a. Kenikmatan terganggu
b. Alergi
c. Sulit dipasarkan pada yang berpendidikan

Keuntungan :

a. Murah
b. Mudah didapat
c. Tidak memerlukan pengawasan medis
d. Berfungsi ganda
3) Pantang Berkala
Metode
a. Sistem kalender
Kegagalan 15-20%
b. Sistem suhu basal
Penurunan suhu basal setian ½ -1 derajat celcius, pada hari 12-13
menstruasi. Setelah menstruasi suhu akan naik lebih dari suhu basal
sehingga siklus menstruasi yang disertai ovulasi terdapat temperature
bifasik.
4) Senggama Terputus
Konsep senggama terputus adalah menegluarkan kemaluan menjelang
terjadinya ejakulasi
Kekurangan :
a. Mengganggu kepuasan
b. Kegagalan sekitar 30-35%
5) Pil
Mekanisme kerja : komponen progesteron menghambat ovulasi, mengubah
endometrium, mengentalkan lendir serviks, menghambat peristaltic tuba,
menghindari implantasi.
Keuntungan pil :
a. Bila sesuai dan teratur keberhasilan 100%
b. Dapat dipakai untuk pengobatan
c. Dapat meningkatkan libido

Kerugian pil :

a. Harus minum secara teratur


b. Dalam waktu panjang menekan fungsi ovarium
c. Penyulit ringan : BB bertambah, rambut rontok, tumbuh acne, mual
muntah
d. Mempengaruhi fungsi hati dan ginjal

Macam pil :

a. Pil kombinasi : progesteron dan esterogen


b. Pil sekuensial : mengandung komponen yang disesuaikan dengan
sistem hormonal tubuh. 12 pil pertama hanya mengandung esterogen.
Pil ke 13 dan seterusnya merupakan kombinasi.

Sistem kemasan pil :

a. Sistem 28 : diminum terus tanpa berhenti


b. Sistem 22/21 : berhenti minum pil selama 7-8 hari dengan mendapat
menstruasi

Petunjuk pemakaian pil.

a. Minumlah pil dengan teratur


b. Bila lupa, maka pil harus diminum menjadi 2 buah
c. Bila perdarahan, tidak memerlukan perhatian belum beradaptasi
d. Gangguan ringan (mual muntah atasi)

Waktu mulai penggunaan pil :


a. Pada post partum dapat mulai dengan expluton yang mengandung
komponen progesterone
b. Post abortus atau hari ke 5 menstruasi
c. Ganti cara pemakaian kontrasepsi : segera dapat mulai minum pil, dapat
kombinasi atau sekuensial

Waktu pemberhentian minum pil

a. Bila ada pembekuan darah


b. Kemungkinan degenerasi ganas
c. Rombophlebitis
d. Kehamilan
6) Suntikan
Macam
a. Depoprovera : medroxyprogestero aceta 50 mg
b. Cyclofem : medroxyprogestero acetat 50 mg dan komponen estrogen
c. Norigest 200 mg : derivate testosterone

Mekanisme kerja suntikan

a. Menghalangi pengeluaran FSH dan LH


b. Mengentalkan peristaltic tuba falopii
c. Perubahan suasana endometrium

Keuntungan

a. Pemberiannya sederhana
b. Tingkat efektivitasnya tinggi
c. Hubungan seks bebas
d. Pengawasan medis ringan
e. Dapat dipakai diberikan pasca persalinan, pasca keguguran pasca
menstruasi
f. Tidak mengganggu laktasi dan tumbang bayi
g. Suntikan KB syclon diberikan setiap bulan dan mengalami menstruasi

Kerugian
a. Perdarahan yang tidak menentu
b. Amenore berkepanjangan

Waktu pemberian suntikan

a. Pasca persalinan : segera ketika masih di RS, jadwal suntikan


berikutnya
b. Pasca abortus : segera setelah perawatan, jadwal waktu suntikan
diperhitungkan
c. Interval : hari kelima menstruasi, jadwal waktu diperhitungkan
7) Susuk KB (Norplant)
Mekanisme kerja
Setiap kapsul susuk KB 36 mg levonorgestrel yang akan dikeluarkan setiap
harinya sebanyak 80 mg. Konsep mekanisme kerja sebagai progesterone
yang dapat mengurangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi,
mengentalkan lendir serviks, menghalangi migrasi spermatozoa, perubahan
suasana endometrium.
Keuntungan :
a. Dipasang selama 5 tahun
b. Kontrol medis ringan
c. Dapat dilayani di daerah pedesaan
d. Penyulit medis tidak terlalu tinggi
e. Biaya ringan

Kerugian

a. Menimbulkan gangguan menstruasi


b. Berat badan bertambah
c. Menimbulkan acne, keregangan payudara
d. Liang senggama terasa kering

Pencabutan susuk KB

a. Metode standart
b. Tehnik U
c. Tehnik tusuk (Ma) pencabutan susuk
8) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Mekanisme kerja
a. AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan
reaksi benda asing dengan timbuhan leukosit makrofag, limfosit
b. Menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin, yang
menghalangi kapasitas spermatozoa
c. Pemadatan endometrium
d. Gangguan gerak spermatozoa

Keuntungan

a. Dapat diterima masyarakat dengan baik


b. Pemasangan tidak sulit
c. Kontrol medis ringan
d. Penyulit tidak terlalu berat
e. Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik

Kerugian

a. Masih dapat terjadi kehamilan dengan AKDR insitu


b. Terdapat perdarahan
c. Leokorea
d. Infeksi
e. Kemandulan primer, sekunder, KET
f. Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan porsio uteri dan
mengganggu hubungan seksual

Waktu pemasangan

a. Bersamaan dengan menstruasi


b. Segera setelah bersih menstruasi
c. Akhir purperium
d. Tiga bulan pasca persalinan
e. Bersamaan dengan SC
f. Hari ke 2-3 pasca persalinan

Kontra indikasi pemasangan


a. Terdapat infeksi genetalia
b. Dugaan keganasan serviks
c. Perdarahan dengan sebab tidak jelas
d. Pada kehamilan terjadi abortus, mudah perforasi

Jenis AKDR

a. Lippes loop
b. Cupper T
c. Multi load

Waktu pelepasan AKDR

a. Ingin hamil kembali


b. Leokorea
c. Infeksi
d. Perdarahan
e. Terjadi kehamilan mengandung bahan aktif dengan AKDR
9) Kontrasepsi Mantap
Ciri-ciri :
a. Relatif permanen
b. Perlu konseling yang mantap
c. Dalam jangka panjang relative murah, aman tanpa komplikasi

Waktu dilakukan kontap

a. Setelah melahirkan
b. Setelah keguguran
c. Bersamaan dengan tindak aborsi
d. Bersamaan dengan op kandungan
e. Setiap saat dikehendaki

Tehnik pelaksanaan

Pada prinsipnya melakukan insisi dan membuka formic posterior dan


melalui tempat tersebut dilakukan sterilisasi tuba dengan cara pomeroy,
fibriektomi, pemasangan cincin felope, atau termokauter.
10) Kontrasepsi Darurat
Kontrasepsi yang dapat diberikan pada hubungan seks yang tidak
terlindungi dalam waktu 72 jam sampai 7 hari, sehingga dapat mengindari
kehamilan (Purwaningsih & Fatmawati, 2010).
Metode
a. Hormonal
b. Insersi IUCD

Cara kerja

a. Hormonal
a) Menghindari konsepsi
b) Menghindari nidasi
c) Mengentalkan lendir serviks
b. Insersi IUDC
a) Insersi benda asing, migrasi leukosit, limfosit, makrofag
b) Pemadatan endometrium.

(Purwaningsih & Fatmawati, 2010)


LAPORAN PENDAHULUAN

MASA NIFAS (POSTPARTUM)

1. Definisi
2. Tahapan dalam Masa Nifas
1) Puerperium Dini (immediate puerperium) : 0-24 jam postpartum. Masa
kepulihan, yaitu masa ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-
jalan.
2) Puerperium Intermedial (early puerperium) : 1-7 hari postpartum. Masa
kepulihan menyeluruh organ genetalia. Waktu yang dibutuhkan sekitar 6-
8 minggu.
3) Remote Puerperium (later puerperium) : 1-6 minggu postpartum. Waktu
yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama
hamil atau pada saat persalinan mengalami komplikasi.waktu yang sehat
sempurna ini bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan tergantung
pada kondisi kesehatan dan gangguan kesehatan lainnya (Lockhard &
Saputra, 2014).
3. Perubahan Fisiologi Postpartum
1) Sistem Vaskuler
a. Penurunan volume darah (sesudah melahirkan per vaginam)
b. Peningkatan nilai hematokrit (sesudah melahirkan per vaginam)
c. Pengaktifan faktor pembekuan darah secara ekstensif
d. Pemulihan volume darah pada tingkat atenatal dalam waktu 3 minggu
e. Pengurangan/resesi varises (meskipun tidak pernah kembali
sepenuhnya kepada keadaan kondisi antenatal)
f. Pemulihan tanda vital pada parameter sebelum hamil
2) Sistem Reproduksi
a. Involusi dan desensus uterus yang cepat untuk kembali kepada posisi
antenatal di dalam rongga pelvis
b. Kontraksi serviks dan vaginal
c. Pelepasan dinding uterus dan pembentukan lokhia
d. Penghentian produksi progesteron sampai ovulasi yang pertama
e. Penurunan kadar hormon kehamilan seperti human chorionic
gonadotropin (hCG), human placental lactogen, progestin, estron dan
estradiol
f. Perubahan permanen bentuk os servisis eksterna dari bentuk lingkaran
menjadi bentuk celah memanjang dengan robekan
g. Regenerasi endometrium dalam waktu 6 minggu postpartum
h. Pemulihan tonus otot vagina dan dasar panggul
i. Pembangunan jaringan payudara untuk laktasi
3) Sistem Gastrointestinal
a. Gerakan usus yang melambat karena penurunan tonus otot intestinal
dan ketidaknyamanan perineum
b. Rasa haus yang bertambah karena kehilangan cairan selama persalinan
dan melahirkan
c. Rasa lapar yang bertambah sesudah bersalin dan melahirkan
d. Reaktivasi proses pencernaan dan penyerapan makanan
e. Pemulihan secara gradual otot abdomen, dinding abdomen dan tonus
ligamen
f. Penurunan berat badan akibat diuresis yang cepat dan aliran lokhia.
4) Sistem Urogenital
a. Keluaran urine yang meningkat selama 24 jam pertama post partum
akibat diuresis masa nifas
a) Membebaskan tubuh dari akumulasi cairan yang berlebihan
b) Mengurangi penambahan volume darah akibat kehamilan
b. Kapasitas kandung kemih yang meningkat
c. Proteinuria akibat proses katalis yang terjadi dalam involusi (pada 50%
ibu)
d. Perasaan penuhnya kandung kemih yang berkurang akibat
pembengkakan dan memar jaringan
e. Pemulihan ureter dan pelvis renis yang berdilatasi kembali kepada
ukuran antenatal dalam waktu 6 minggu.
5) Sistem Endokrin
a. Fungsi tiroid yang meningkat
b. Produksi hormon gonadrotropin hipofise anterior yang meningkat
c. Produksi estrogen, aldosteron, progesteron, hCG, kortikoid dan 17-
ketosteroid yang menjadi berkurang
d. Kenaikan produksi follicle-stimulating hormone (FSH) yang
memulihkan kembali ovulasi dan siklus menstruasi
6) Sistem Integumen
a. Perubahan yang terjadi meliputi berkurangnya stria gravidarum (stretch
marks), kloasma (pigmentasi wajah dan leher), dan linea nigra
(pigmentasi pada abdomen)
4. Fase Pada Periode Postpartum
1) Fase taking-in (perilaku maternal 1 hingga 2 hari postpartum)
a. Fase ini berlangsung secara pasif dan dependen
b. Mengarahkan energi kepada diri sendiri dan bukan kepada bayi yang
baru dilahirkannya
c. Dapat memulihkan diri dari proses persalinan dan melahirkan untuk
mengintegrasikan proses tersebut ke dalam kehidupannya
d. Dapat mengalami kesuliatn dalam pengambilan keputusan
2) Fase taking-hold (perilaku maternal 2 hingga 7 hari postpartum)
a. Memiliki lebih banyak energi
b. Memperlihatkan independensi dan memiliki inisiatif untuk memulai
aktivitas perawatan diri
c. Mengambil tanggung jawab yang bertambah atas bayinya
d. Dapat mengambil tugas merawat bayi dan edukasi perawatan sendiri
e. Dapat memperlihatkan kurangnya keyakinan diri dalam merawat
bayinya
3) Fase letting-go (perilaku maternal sekitar 7 hari postpartum)
a. Menyesuaikan kembali hubungan dengan anggota keluarga seperti
menerima peranan sebagai ibu
b. Menerima tanggung jawab atas bayinya yang tergantung pada dirinya
c. Mengakui bayinya sebagai individu yang terpisah dengan dirinya dan
melepaskan gambaran bayi yang menjadi khayalannya
d. Dapat mengalami depresi

Anda mungkin juga menyukai