Anda di halaman 1dari 12

FISIOLOGI PASCA PANEN

LAPORAN HASIL SURVEI PASAR

Disusun Oleh:

Siska wahyuni putri 20180210195

Andi Kamaria Nasrum 20180210198

Sultan muhammad 20180210199

Wahyu Gunawan 20180210203

Naufa Yafi Waladi 20180210204

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
FISIOLOGI PASCA PANEN

Bab I

Tinjauan Pustaka

A. Komoditas Buah Anggur (Vitis vibifera L.)

merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di daerah tropis yang memiliki tipe iklim
kering dan bersifat tahunan.Oleh karena itu, tak heran apabila tanaman ini dikenal dengan
sebutan Long Day Plant (tanaman hari panjang). Hal tersebut dikarenakan tanaman anggur lebih
banyak membutuhkan musim kemarau daripada musim hujan (Sauri H dan Martulis, 1991).
Tanaman yang satu ini diduga berasal dari sekitar Laut Hitam dan Laut Kaspi kemudian
menyebar ke Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Eropa. Selanjutnya, tanaman ini menyebar ke
nengara-negara di Asia termasuk negara kita, yaitu Indonesia (Trubus, 1990).

Klasifikasi tanaman anggur :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Klas : Magnoliopsida

Subklas : Rosidae

Ordo : Rhamnales

Famili : Vitaceae

Genus : Vitis

Spesies : Vitis vinifera, Vitis labrusca

Setelah kita tahu klasifikasi tanaman anggur, selanjutnya yaitu morfologinya. Dimana
morfologi tanaman anggur terbagi menjadi lima, antara lain morfologi akar, daun, batang, bunga,
dan buah. Berikut ini adalah morfologi dari tanaman anggur :
1. Morfologi Akar

Tanaman anggur memiliki perakaran tunggang dan juga akar samping yang dalam dan
kuat, serta tahan kekeringan. Akar tanaman ini dapat tumbuh hingga kedalaman 60 cm bahkan
lebih. Akar tanaman anggur dapat tumbuh dengan cepat pada media tanam yang gembur dan
menjalar dipermukaan tanah serta melebar.

Uniknya pada saat musim hujan tiba, akar tanaman ini akan muncul pada akar ranting, sehingga
hal ini membuat tanaman anggur lebih mudah diperbanyak secara vegetatif melalui cangkok
ataupun stek.

2. Morfologi Daun

Daun tanaman anggur pada dasarnya terdiri dari beberapa struktur bagian, antara lain
helaian daun, tangkai daun, dan sepasang daun penumpu. Daun tanaman anggur memiliki bentuk
hampir mirip dengan jantung yang pada bagian tepinya bergerigi dan juga berlekuk serta
memiliki tekstur berbulu kasar.

Tulang daun tanaman ini menjari dengan bentuk bulat atau lonjong dan pada bagian
ujung daunnya meruncing. Daun tanaman anggur merupukan jenis daun tunggal karena hanya
terdapat satu helai daun saja pada setiap tangkai. Daun tanaman ini memiliki warna hijau yang
tersusun secara berselang-seling dengan ukuran panjang sekitar 10-14 cm dan lebar 8-14 cm.

3. Morfologi Batang

Batang tanaman anggur memiliki ukuran kecil, panjang dan bercabang dengan diameter
antara 2-5 cm dan bahkan dapat mencapai 10 cm lebih. Batang tanaman ini memiliki warna
kehijauan hingga warna kecoklatan dengan pertumbuhan menjalar yang panjangnya mencapai 8
m. Tanaman anggur tergolong jenis tanaman semak atau perdu, maka batang tanaman ini
memiliki ketinggian yang sangat dekat dengan permukaan tanah. Di awal pertumbuhanya
tanaman anggur membutuhkan penopang berupa tanaman hidup ataupun benda mati. Dimana
tanaman anggur ini memiliki sulur atau yang disebut juga dengan cabang pembelit. Cabang
pembelit tersebut berfungsi untuk membelit (melilit) tanaman lain ataupun objek yang berada
disekitar tanaman tersebut sebagai penopang pertumbuhanya.

4. Morfologi Bunga

Bunga pada tanaman anggur muncul pada bagian ranting yang berbentuk malai. Malai
muncul sebagai kumpulan bunga yang padat, dimana jumlah malai tidak menentu bahkan dalam
satu ranting bisa tedapat malai yang banyak. Pada dasarnya terdapat dua tipe anggur, yaitu
berbunga sempurna (putik dan benang sari terdapat dalam satu bunga) yang bersifat fertil, serta
bunga betina dan jantan yang terdapat pada pohon yang berbeda atau terpisah.

Bunga tanaman anggur ini memiliki bentuk bulat dengan warna kekuningan hingga
merah muda. Penyerbukan tanaman ini dibantu oleh tiupan angin ataupun serangga yang ada
disekitarnya seperti halnya lebah madu

5. Morfologi buah

Buah anggur berbentuk bulat kecil menyerupai telur puyuh dengan diameter sekitar 2-4
cm. Buah ini memiliki warna ungu, hijau, dan merah tergantung dari varietasnya. Buah anggur
memiliki kulit yang tipis dengan daging buah yang lunak berair serta berserat. Daging buah
anggur ini berwarna putih keabu-abuan. Selain itu pada buah anggur terdapat biji yang berukuran
sangat kecil sekitar 1-4 mm dengan jumlah 2-4 biji. Buah anggur yang telah matang memiliki
rasa yang manis dan juga menyehatkan jantung.

Buah anggur berbentuk bulat kecil menyerupai telur puyuh dengan diameter sekitar 2-4
cm. Buah ini memiliki warna ungu, hijau, dan merah tergantung dari varietasnya. Buah
anggur memiliki kulit yang tipis dengan daging buah yang lunak berair serta berserat. Daging
buah anggur ini berwarna putih keabu-abuan. Selain itu pada buah anggur terdapat biji yang
berukuran sangat kecil sekitar 1-4 mm dengan jumlah 2-4 biji. Buah anggur yang telah matang
memiliki rasa yang manis dan juga menyehatkan jantung.

1. Umur panen buah anggur


Umur panen buah anggur tergantung jenis yang ditanam, iklim, dan tinggi tempat. Untuk
daerah rendah umur buah 90-100 hari setelah pangkas, daerah dataran tinggi umur buah antara
105-110 hari, salah satu ciri yang bisa dijadikan pedoman yakni tingkat kemasakan buahyang
baik untuk dipanen adalah warna dalam satu tandan telah rata, butir buah mudah lepas dari
tandan dan keadaan buah kenyal serta lunak. Pada umunnya buah anggur mengalami satu kali
panen dalam satu tahun.

2. Cara pemanenan buah anggur

Cara pemanenan paling tepat dilakukan dalam cuaca yang cerah dan di pagi hari dengan
pemetikan yang hati-hati agar buah tidak luka, hasil pemetikan dimasukan dalam dus diusahakan
penempatannya tidak menumpuk, agar buah yang dibawah tidak rusak.

3. Pengumpulan hasil panen buah anggur

Agar hasil panen tidak rusak dan cepat busuk, serta menjaga kualitas supaya tetap bagus.
Pengumpulan hasil panen tidak boleh ditumpuk karena dapat merusak buah dibagian bawah. Hal
penting lain yang harus diperhatikan adalah bedak yang terdapat pada anggur dijaga agar tidak
hilang.

4. Penyortiran dan pengelolaan hasil panen

Berkaitan dengan kualitas produksi serta nilai jual buah anggur yang dihasilkan, perlu dilakukan
penyortiran dan pengelolaan hasil panen buah anggur. Penyortiran dilakukan dengan
menyingkirkan buah yang rusak dan buah yang masih terlalu muda dalam satu dempolan,
kemudian anggur digolongkan menurut ukuran dompolan dan kesegaran buah

5. Penyimpanan hasil panen

Penyimpanan terbaik buah anggur adalah dengan memasukan dalam ruamgan pendingin untuk
,engurangi penguapan, tetapi cara yang mudah, ringkas dan kapasitas penyimpanan besar adalah
dengan menggantung anggur untuk diangin-anginkan di ruang yang sejuk.

6. Pengemasan dan pengangkutan hasil panen


Salah satu cara pengemasan dan pengangkutan yang umum dilakukan yakni dengan cara
menggunakan keranjang dilapisi dengan Koranatau dengan menggunakan kotak kayu.

B. Komoditas Sayur Pakcoy ( Brassica rapa L.)

Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga
Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5
secara luas di China selatan dan China pusat serta Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi
baru di Jepang dan masih sefamili dengan Chinese vegetable. Saat ini pakcoy dikembangkan
secara luas di Filipina, Malaysia, Indonesia dan Thailand. (Setiawan 2014)

Adapun klasifikasi tanaman sawi pakcoy adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rhoeadales

Famili : Brassicaceae

Genus : Brassica

Spesies : Brassica rapa L

(Setiawan 2014)

Daun pakcoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua, dan mengkilat, tidak
membentuk kepala, tumbuh agak tegak atau setengah mendatar, tersusun dalam spiral rapat,
melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daun, berwarna putih atau hijau muda, gemuk dan
berdaging, tanaman mencapai tinggi 15–30 cm. Pakcoy mempunyai kecocokan terhadap iklim,
cuaca dan tanah di Indonesia sehingga bagus untuk dikembangkan.
Tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) termasuk dalam jenis sayur sawi yang mudah
diperoleh dan cukup ekonomis. Saat ini pakcoy dimanfaatkan oleh masyarakat dalam berbagai
masakan. Hal ini cukup meningkatkan kebutuhan masyarakat akan tanaman pakcoy. Tanaman
pakcoy cukup mudah untuk dibudidayakan. Perawatannya juga tidak terlalu sulit dibandingkan
dengan budidaya tanaman 6 yang lainnya. Budidaya tanaman pakcoy dapat dilakukan sendiri
oleh masyarakat dengan menggunakan media tanam dalam polibag. Media tanam dapat dibuat
dari campuran tanah dan kompos dari sisa limbah. (Prasasti dkk, 2014)

Tanaman pakcoy dapat dipanen saat berumur 40-50 hari setelah tanam. Tanaman yang
telah layak panen memiliki ciri daun yang tumbuh subur dan berwarna hijau segar, pangkal daun
tampak sehat, serta ketinggian tanaman seragam dan merata. Menurut Haryanto dan Tina (2002),
apabila daun terbawah sudah mulai menguning maka sawi harus secepatnya dipanen karena hal
ini menandakan bahwa tanaman mulai memasuki fase generatif atau akan segera berbunga. Jika
tanaman dipanen belum berbunga maka sawi yang dihasilkan segar dan tidak keras atau kasar
apabila dikonsumsi. Tanaman yang siap dipanen adalah tanman dengan daun berwarna hijau
terang, tekstur batang tegar dan lebar daun berkisar 9-15.

Proses pemanenan dilakukan dengan cara memetik pangkal daunnya dengan


menggunakan gunting atau dapat dicabut langsung beserta akar-akarnya dari dalam tanah. Hal ini
dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak bagian pangkal dan daun pakcoy. Selain dapat
menurunkan nilai ekonomisnya, kerusakan tersebut juga bisa berakibat pada sayur pakcoy yang
mudah membusuk. Selama proses panen, pakcoy sebaiknya dikumpulkan di tempat yang teduh
dan tidak terkena sinar matahari langsung agar laju respirasi berkurang sehingga pakcoy tetap
segar. Setelah itu pakcoy diseleksi untuk memisahkan pakcoy yang baik dan bermutu dari
pakcoy yang kualitasnya kurang baik atau rusak saat proses panen. Kemudian penyimpanan
pakcoy harus memperhatikan varietas pakcoy, suhu, kelembaban dan kadar air.
Bab II

Hasil Pengamatan

A. Komoditas Buah Anggur

Pengepul biasanya datang ke pasar sekitaran jam 4-5 pagi. Pengiriman pada waktu pagi
bertujuan supaya buah yang akan dijual ke pedagang masih dalam keadaan yang fresh, dan
sesuai dengan waktu para pedagang menjualkan dagangannya (buah). Dari survey yang kami
lakukan pengepul menggambil buah-buahan dari toko Aneka Buah Cemerlang (ABC) di
Gamping, Yogyakarta. Kalau untuk buah anggurnya sendiri itu berasal dari Amerika, buah
anggur dari Amerika ditandai dengan ukuran yang lebih besar dan warnanya merah keungu-
unguan. Pengemasan buah-buahan dengan menggunakan box plastic yang diberi kain di
dalamnya, supaya tidak menimbulkan luka pada buah anggur pada saat pengiriman. Waktu jalan
dari distributor ke pasar selama sekitar 7 hari. Buah anggur jika disimpan pada box plastic
dengan suhu normal dapat tahan sampai 2 Minggu, dan jika disimpan pada box plastic dengan
suhu rendah maka bisa tahan sampai 3 minggu. Pengiriman dengan menggunakan mobil, dan
juga becak dari distributor Aneka Buah Cemerlang (ABC) di Gamping, Yogyakarta

B. Komoditas Sayur Pakcoy

Dengan mewawancarai salah satu pedangang sayur di Pasar Gamping Sleman, Yogyakarta.
Komoditas sayur pakcoy ini berasal dari Magelang. Pengangkutan dilakukan menggunakan
mobil pick up kecil dengan muatan sayur-sayur yang bermacam-macam jenis. Penagmbilan dari
Magelang dilakukan sekitar tengah malam dan lama perjalanan ke pasar Gamping kurang lebib 2
jam sehingga jam 2 sudah dapat dijual kepasar. Tidak dilakukan pengemasan apapun melainkan
ditaruh di satu keranjang yang berbahn dasar kayu tiap jenisnya.
Bab III

Permasalahan

A. Komoditas Buah Anggur

1. faktor cuaca menjadi kendala bagi para pedagang di pasar Gamping. Cuaca yang
dimaksud di sini yaitu cuaca yang cerah atau panas. Di waktu musim cerah atau panas
buah anggur yang terlalu lama terkena panas sinar matahari akan membuat buah menjadi
lembek, dan buah anggur yang sering terkena matahari sering diserang oleh Nematoda
(sejenis cacing giling), sehingga jumlah buah berkurang.
2. Pada saat pengiriman biasanya ada buah yang mengalami luka sehingga membuat buah
menjadi cepat busuk.

B. Komoditas Sayur Pakcoy

Tidak dilakukannya pengemasan pada pakcoy serta kapasitas pada keranjang yang tidak
adaa kapasitas sehingga terjadi penumpukan.

Bab IV
Analisis dan Penyelesaian Masalah

A. Komoditas Buah Anggur

1. Penyelesaian masalah satu, yaitu dengan memindahkan tempat buah pada tempat yang
teduh, dan tidak terkena dengan paparan sinar matahari langsung. Dan memberi tutup
kain pada tempat buah anggur, sehingga nematode tidak menyerang buah.
2. Penyelesaian masalah kedua, yaitu dengan memberikan kain yang sedikit tebal didalam
box plastic, dan mengisi rongga-rongga box yang kosong sehingga tidak terjadi
goncangan yang keras pada saat pengiriman dijalan.

B. Komoditas Sayur Pakcoy

Produk holtikultura setelah panen dapat dengan mudah mengalami kehilangan terutama
ketika ada luka. Tidak dilakukannya pengemsan pada pakcoy sendiri membuat potensi kerusakan
semakin besar baik dari bergesekan satu dan yang lain ataupun terkena kerusakan akibat
keranjang yang bersentuhan langsung serta terjadinya penumpukan. Hal ini dapat dicegah
dengan pengemasan menggunakan plastik polyethylene dimana dalam satu plastik terdapat 6-8
tangkai. Selain itu dapat diperhatikan pula penyimpanan dalm keranjang atau box simpan tidak
boleh terlalu banyak sehingga tidak terjadi kerusakan akibat pertumpukan saat pengangkutan
kemasan perlu dimasukkan ke dalam peti kayu (filed boxes) dengan kapasitas 25-30 kg/ peti.
Bab V

Kesimpulan

Baik pada buah ataupun sayur dalam pascapanen harus memiliki penanganan khusus. Hal
ini guna mencegah hilangnya nilai ekonomis pada komoditas tersebut baik dari fisik ataupun
kandungan nya. Conthnya pada anggur yang selama pengangkutan membutuhkan pengaturan
suhu agar kualitasnya terjaga dan umur simpannya dapat bertahan lama. Juga pada tanaman
pakcoy yang penaganan pasca panen seperti pembungkusan tidak dialkukan dapat meningkatkan
kerusakan pada produk menjadi lebih tinggi.
Daftar Pustaka

Haryanto, E. dan T. Suhartini. 2002. Sawi dan selada. Jakarta: Penebar Swadaya

Prasasti, D., Prihastanti, E., dan Izzati, M. 2014. Perbaikan Kesuburan Tanah Liat Dan Pasir
Dengan Penambahan Kompos Limbah Sagu Untuk Pertumbuhan Dan Produktivitas
Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa Var Chinensis). Universitas Diponegoro. Semarang.

Setiawan, A. 2014. Budidaya Tanaman pakcoy. IPB.Bogor.

Sauri H dan Martulis, 1991, Budidaya Anggur, Usaha Nasional, Surabaya

Trubus, 1990, Perjalanan Anggur Bali, Penebar Swadaya, Jakarta.

Widyastuti YE dan Paimin FB, 1993, Mengenal Buah Unggul Indonesia, Penebar Swadaya,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai