MODUL Respirasi PDF
MODUL Respirasi PDF
FISIOMOGI TUMBUHAN
PENDAHULUAN
A DE Deskripsi Modul
Modul ini berisi tentang penjelasan mengenai respirasi pada tumbuhan. Semua
sel aktif melakukan respirasi sepanjang hidupnya, menyerap oksigen dan melepaskan
karbondioksida. Namun respirasi adalah lebih dari sekedar pertukaran gas-gas.
Respirasi adalah proses oksidasi reduksi yang mengoksidasi senyawa-senyawa
menjadi karbondioksida, sedangkan oksigen yang diserap direduksi menjadi air
(H2O). Proses utama respirasi adalah mobilitas senyawa organik dan oksidasi
senyawa-senyawa tersebut secara terkendali untuk menghasilkan energi bagi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Bagi Dosen
1. Mengorganisasikan mahasiswa dalam kelompok belajar
2. Membimbing mahasiswa dalam memahami konsep dan mengkaitkan materi dasar
pada buku pokok dengan materi yang ada pada modul
3. Melaksanakan penilaian kognitif, afektif maupun psikomotor
Bagi Mahasiswa
1. Sebelum memulai membaca materi pada modul ini, mahasiswa harus memahami
subCPMK dan indikator yang akan dicapai.
2. Bacalah materi dengan cermat, beri tanda atau garis bawahi konsep-konsep
penting.
3. Pahami keterkaitan materi dasar pada buku pokok dengan materi yang ada pada
modul ini.
INDIKATOR PENCAPAIAN
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. DeskripsiModul ..................................................................................................
B. PetunjukPenggunaanModul ...............................................................................
C. Tujuan pembelajar ..............................................................................................
D. Daftar isi .............................................................................................................
E. Peta Konsep Materi ............................................................................................
PEMBAHASAN
A. Pengertian Respirasi ...........................................................................................
B. Organel-organel Respirasi ..................................................................................
C. Tipe Respirasi .....................................................................................................
D. Proses Respirasi..................................................................................................
E. Factor-faktor yang mempengaruhi respirasi ......................................................
RESPIRASI TUMBUHAN
Glikolisis
Sitoplasma
Mitokondria
Respirasi anaerob
Traanspor elektron
Faktor internal
Fermentasi
Faktor
Faktor eksternal
A. PENGERTIAN RESPIRASI
Reaksi kimia respirasi secara ringkas disajikan sebagai berikut:
Energi kimia yang dihasilkan dari proses respirasi adalah energi kimia dalam
bentuk ATP atau senyawa berenergi tinggi lainnya (NADH dan FADH). Energi
tersebut akan digunakan untuk aktivitas sel dan kehidupan tumbuhan seperti sintesis
(anabolisme), gerak, pertumbuhan, perkembangan. Selain itu, Respirasi juga
menghasilkan karbondioksida yang berperan pada keseimbangan karbon di alam.
Organel sel yang berperan dalam respirasi adalah mitokondria.
B. TIPE RESPIRASI
Respirasi merupakan proses pelepasan energi yang tersimpan dan sumber energi
melalui proses kimia menggunakan oksigen. Berdasarkan kebutuhannya terhadap
oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
o Respirasi Aerob, yaitu respirasi yang memerlukan oksigen, penguraiannya
lengkap sampai menghasilkan energi, karbondioksida, dan uap air.
o Respirasi Anaerob, yaitu respirasi yang tidak memerlukan oksigen tetapi
penguraian bahan organiknya tidak lengkap. Respirasi ini jarang terjadi, hanya
dalam keadaan khusus.
Perbedaan antara respirasi aerob dan respirasi anaerob dapat dijabarkan sebagai
berikut:
o Respirasi Aerob: Umum terjadi pada semua makhluk hidup termasuk tumbuhan,
berlangsung seumur hidup, energi yang dihasilkan besar, tidak merugikan
tumbuhan, memerlukan oksigen, hasil akhir berupa karbondioksida dan uap air.
o Respirasi Anaerob: Hanya terjadi dalam keadaan khusus, bersifat sementara
(hanya pada fase tertentu saja), energi yang dihasilkan kecil, jika terjadi terus
menerus akan menghasilkan senyawa yang bersifat racun bagi tumbuhan, tidak
memerlukan oksigen, hasil akhirnya berupa alkohol atau asam laktat dan
karbondioksida.
C. PROSES RESPIRASI
Respirasi Aerob
Reaksi respirasi (disebut juga oksidasi biologis) suatu monosakarida misalnya
glukosa, berlangsung dalam empat tahapan, yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif,
siklus krebs, dan transpor elektron.
a. Glikolisis
Glikolisis adalah serangkaian reaksi kimia yang mengubah gula heksosamenjadi asam
piruvat. Reaksi glikolisis berlangsung di dalam sitoplasma sel dan tidak memerlukan
adanya oksigen. Glikolisis dapat dibagi dalam dua fase utama, yaitu:
o Fase Persiapan
Fase persiapan adalah pengubahan Glukosa (6 Karbon) menjadi dua senyawa
Phosfogliseraldehid (PGAL) yang mengandung 3 senyawa karbon. Pada fase ini
tidak dihasilkan energi tetapi membutuhkan energi sebesar 2 ATP.
o Fase Oksidatif
Pengubahan PGAL menjadi asam piruvat. Pada fase ini dihasilkan dua molekul
asam piruvat. Pada fase ini juga dihasilkan energi sebesar 2 NADH dan 4 ATP.
Berdasarkan proses diatas, hasil akhir glikolisis untuk satu molekul glukosa
(monosakarida) adalah 2 molekul asam piruvat (3 atom karbon), 2 NADH
(Nicotinamide Adenine Dinucleotide H) dan 2 ATP.
Dari gambar di atas dapat di jelaskan bahwa proses glikolisis terdiri dari beberapa
tahai yaitu:
1. Penggunaan ATP menjadi glukosa berikatan dengan fosfat anorganik menjadi
glukosa-6-fosfat
2. Glukosa-6-fosfat mengalami perubahan struktur menjadi fruktosa-6-fosfat
3. Penggunaan ATP kembali menambah fosfat anorganik menjadi fruktosa-1,6-
difosfat
4. Fruktosa-1,6-difosfat dipecah menjadi 2 molekul fosfogliseraldehid (PGAL)
5. Setiap PGAL memberi 2 elektron dan 1 atom hidrogen kepada NAD+ untuk
membentuk NADH
b. Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi oksidatif piruvat adalah reaksi antara yang menghasilkan asetil-
CoA. Dekarboksilasi oksidatif piruvat adalah proses pengubahan asam piruvat yang
dihasilkan pada tahap akhir glikolisis menjadi senyawa asetil-CoA, yang jika
direaksikan dengan asam oksaloasetat akan masuk ke dalam siklus krebs. Reaksi
berlangsung pada membran luar mitokondria. Reaksi ini sangat kompleks dan
memerlukan beberapa kofaktor dan suatu kompleks enzim. Berikut merupakan skema
proses dekarboksilasi oksidatif:
Langkah pertama adalah pembentukan suatu kompleks antara ATP dan piruvat diikuti
dengan dekarboksilasi asam piruvat. Pada langkah kedua, unit asetaldehida yang
tertinggal setelah dekarboksilasi, bereaksi dengan asam lipoat membentuk kompleks
asetil-asam lipoat. Asam lipoat tereduksi dan aldehida dioksidasi menjadi asam yamg
membentuk suatu tioster dengan asam lipoat. Pada langkah ketiga, terjadi pelepasan
gugus asetil dari asam lipoat ke CoASH, hasil reaksinya adalah asetil-ScoA dan asam
lipoat tereduksi. Langkah terakhir, adalah regenerasi asam lipoat dengan
memindahkan elektron dari asam lipoat tereduksi ke NAD. Reaksi terakhir ini penting
agar suplai asam lipoat teroksidasi secara berkesinambungan selalu tersedia untuk
pembentukan asetil-SCoA dari asam piruvat. Pada reaksi ini dihasilkan dua molekul
asetil-CoA, energi sebanyak 2 NADH2, dan 2 CO2.
c. Siklus Kreb
Siklus krebs (daur asam sitrat atau daur trikarboksilat) merupakan pembongkaran
asam piruvat secara aerob menjadi karbondioksida dan air serta sejumlah energi
kimia. Asetil-CoA merupakan mata rantai penghubung antara glikolisis dan siklus
krebs. Reaksi ini berlangsung di dalam matriks mitokondria. Siklus krebs terjadi
dalam 2 fase utama yaitu pembentukan asam sitrat dan regenerasi asam oksaloasetat.
Perhatikan gambar berikut ini.
dan FAD. Pada reaksi ini FAD diubah menjadi FADH2. Asam fumarat mengalami
hidrasi menjadi asam malat oleh enzim fumarase. Asam malat diubah menjadi
asam oksaloasetat oleh malat dehidrogenase. Dalam proses ini NAD direduksi
menjadi NADH2. Jadi regenerasi asam oksaloasetat melengkapi siklus krebs.
Pada reaksi siklus krebs (dua asetil-CoA) dihasilkan energi sebanyak 6 NADH2, 2
FADH2, 2 ATP dan 4 CO2.
sitokrom oksidase yang secara kimia belum dapat dipisahkan. Dua elektron
dipindahkan ke satu atom oksigen ( O2). Ini menyempurnakan pemindahan dua
elektron dari tingkat energi tinggi yang dimiliki substrat (AH2) ke tingkat energi
rendah yang terdapat dalam air. Energi yang dilepaskan oleh oksidasi substrat
disimpan dalam tiga molekul ATP yang disintesis di sepanjang proses angkutan
elektron. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar berikut.
Transpor Elektron
Pembentukan ATP dalam sistem transpor elektron (rantai respiratoris) dikenal juga
sebagai fosforilasi oksidatif biologis. Proses keseluruhan oksidasi biologis
mempunyai dua fungsi yaitu menghasilkan energi dan menyediakan senyawa antara
untuk sintesis. Jika dihitung jumlah ATP yang dihasilkan dalam oksidasi biologis,
dengan bahan awal adalah satu molekul glukosa, maka akan diperoleh 38 molekul
ATP.
RESPIRASI ANAEROB
Pada kebanyakan tumbuhan dan hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi
aerob, namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat pada suatu hal,
maka hewan dan tumbuhan tersebut akan melangsungsungkan respirasi anaerob untuk
dapat bertahan hidup. Pada umumnya respirasi anaerob pada makhluk hidup hanya
terjadi jika persediaan oksigen bebas ada di bawah batas minimum. Respirasi anaerob
lazim disebut sebagai fermentasi.
Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel tanpa membutuhkan
oksigen. Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil
fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen
lainnya dapat juga dihasilkan dari proses fermentasi ini seperti asam butirat dan
aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk
menghasilkan etanol dalam bir, anggur, dan minuman beralkohol lainnya.
Pada banyak tumbuhan yang biasa tumbuh di darat, penggenangan dalam air
dalam waktu yang lama merupakan ancaman bagi kehidupannya. Hal ini dikarenakan
respirasi aerob akan terhenti sama sekali, sehingga terjadilah respirasi anaerob yang
terkadang tidak mencukupi energi yang dibutuhkannya, dan akumulasi zat beracun
akibat respirasi anaerob dalam waktu yang lama akan mengakibatkan kematian bagi
tumbuhan tersebut.
Fermentasi yang umum terjadi pada tumbuhan adalah fermentasi alkohol atau
fermentasi etanol. Pada proses fermentasi, satu molekul glukosa diubah menjadi dua
molekul etanol dan dua molekul karbondioksida. Seperti pada glikolisis, glukosa
diubah menjadi asam piruvat selama proses fermentasi. Kemudian asam piruvat
diubah menjadi etanol dan karbondioksida dengan bantuan enzim karboksilase dan
alkohol dehidrogenase. Berikut ini adalah gambar proses fermentasi etanol.
Respirasi IntraMolekuler
Respirasi antar atau intramolekul terjadi sama seperti pada proses fermentasi.
Respirasi anaerob pada tumbuhan disebut juga respirasi intramolekul, mengingat,
bahwa respirasi ini hanya terjadi di dalam molekul saja.dalam respirasi anaerob,
oksigen tidak diperlukan; juga di dalam proses ini hanya ada pengubahan zat organik
yang satu menjadi zat organik yang lain. Contohnya perubahan gula menjadi alkohol,
di mana pada hakikatnya hanya ada pergeseran tempat-tempat antara molekul glukosa
dan molekul alkohol.
Respirasi anaerob dari hasil fermentasi hanya akan menghasilkan total energi sebesar
2 ATP. Hasil fermentasi juga akan menghasilkan karbon yang masih reduktif, seperti
asam laktat dan etanol. Etanol ataupun asam laktat tersebut pada dasarnya masih
menyisakan energi terikat didalamnya, yang sesungguhnya masih dapat dibakar untuk
menghasilkan energi lanjutan.
Faktor internal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan itu
sendiri, yaitu:
o Jumlah plasma dalam sel
Jaringan-jaringan meristematis muda memiliki sel-sel yang masih penuh
Faktor Eksternal
Faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar sel atau lingkungan, terdiri atas:
o Suhu
Pada umumnya dalam batas-batas tertentu kenaikan suhu menyebabkan pula
kenaikan laju respirasi. Kecepatan reaksi respirasi akan meningkat untuk
setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-
masing spesies tumbuhan. Perlu diingat, kenaikan suhu yang melebihi batas
minimum kerja wnzim, akan menurunkan laju respirasi karena enzim respirasi
tidak dapat bekerja dengan baik pada suhu tertalu tinggi.
o Kadar O2 udara
Pengaruh kadar oksigen dalam atmosfer terhadap kecepatan respirasi akan
berbeda-beda tergantung pada jaringan dan jenis tumbuhan, tetapi meskipun
demikian makin tinggi kadar oksigen di atmosfer maka makin tinggi kecepatan
respirasi tumbuhan.
o Kadar CO2 udara
Semakin tinggi konsentrasi karbondioksida diperkirakan dapat menghambat
proses respirasi. Konsentrasi karbondioksida yang tinggi menyebabkan
stomata menutup sehingga tidak terjadi pertukaran gas atau oksigen tidak
dapat diserap oleh tumbuhan. Pengaruh hambatan yang telah diamati pada
respirasi daun mungkin disebabkan oleh hal ini.
o Kadar air dalam jaringan
Pada umumnya dengan naiknya kadar air dalam jaringan kecepatan respirasi
juga akan meningkat. Ini nampak jelas pada biji yang sedang berkecambah.
o Cahaya
Cahaya dapat meningkatkan laju respirasi pada jaringan tumbuhan yang
berklorofil karena cahaya berpengaruh pada tersedianya substrat respirasi yang
dihasilkan dari proses fotosintesis.
o Luka dan stimulus mekanik
Luka atau kerusakan jaringan (stimulus mekanik) pada jaringan daun
E. RANGKUMAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan pada bab II adalah
sebagai berikut:
1. Respirasi adalah reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi.
Energi ini digunakan untuk aktivitas sel dan kehidupan tumbuhan seperti sintesis
(anabolisme), gerak, pertumbuhan, perkembangan. Energi kimia yang dihasilkan
dari proses respirasi adealah energi kimia dalam bentuk ATP atu senyawa
berenergi tinggi lainnya (NADH dan FADH). Proses respirasi selalu berlangsung
sepanjang waktu selama tumbuhan hidup.
2. Berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen, respirasi pada tumbuhan dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
o Respirasi Aerob : Umum terjadi pada semua makhluk hidup termasuk
tumbuhan, berlangsung seumur hidup, energi yang dihasilkan besar, tidak
merugikan tumbuhan, memerlukan oksigen, hasil akhir berupa karbondioksida
dan uap air.
o Respirasi Anaerob : Hanya terjadi dalam keadaan khusus, bersifat sementara
(hanya pada fase tertentu saja), energi yang dihasilkan kecil, jika terjadi terus
menerus akan menghasilkan senyawa yang bersifat racun bagi tumbuhan, tidak
memerlukan oksigen, hasil akhirnya berupa alkohol atau asam laktat dan
karbondioksida.
3. Mekanisme respirasi aerob meliputi proses glikolisis, dekarboksilasi oksidatif
piruvat, siklus krebs, sistem transpor elektron dan fosforilasi oksidatif, serta jalur
pentosa fosfat.
4. Mekanisme respirasi anaerob meliputi proses fermentasi dan respirasi
intramolekul.
5. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi respirasi terdiri dari:
o Faktor internal : Jumlah plasma dalam sel, jumlah substrat respirasi dalam sel,
umur dan tipe tumbuhan.
o Faktor eksternal : Suhu, kadar oksigen dan karbondioksida di atmosfer, kadar
air dalam jaringan, cahaya, luka dan stimulus mekanik, serta pengangkutan
garam-garam mineral dari dalam tanah.