Anda di halaman 1dari 16

MODUL

FISIOMOGI TUMBUHAN

Modul Respirasi Tumbuhan


MODUL
FISIOMOGI TUMBUHAN

PENDAHULUAN

A DE Deskripsi Modul

Modul ini berisi tentang penjelasan mengenai respirasi pada tumbuhan. Semua
sel aktif melakukan respirasi sepanjang hidupnya, menyerap oksigen dan melepaskan
karbondioksida. Namun respirasi adalah lebih dari sekedar pertukaran gas-gas.
Respirasi adalah proses oksidasi reduksi yang mengoksidasi senyawa-senyawa
menjadi karbondioksida, sedangkan oksigen yang diserap direduksi menjadi air
(H2O). Proses utama respirasi adalah mobilitas senyawa organik dan oksidasi
senyawa-senyawa tersebut secara terkendali untuk menghasilkan energi bagi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

B Petunjuk Penggunaan Modul

Bagi Dosen
1. Mengorganisasikan mahasiswa dalam kelompok belajar
2. Membimbing mahasiswa dalam memahami konsep dan mengkaitkan materi dasar
pada buku pokok dengan materi yang ada pada modul
3. Melaksanakan penilaian kognitif, afektif maupun psikomotor

Bagi Mahasiswa
1. Sebelum memulai membaca materi pada modul ini, mahasiswa harus memahami
subCPMK dan indikator yang akan dicapai.
2. Bacalah materi dengan cermat, beri tanda atau garis bawahi konsep-konsep
penting.
3. Pahami keterkaitan materi dasar pada buku pokok dengan materi yang ada pada
modul ini.

Modul Respirasi Tumbuhan


MODUL
FISIOMOGI TUMBUHAN

SUB-CAPAIAN PEMBELAJARAN MATAKULIAH (SUB-CPMK) YANG


INGIN DICAPAI

1. Mahasiswa dapat memahami proses-proses yang terjadi dalam peristiwa respirasi


pada tumbuhan

INDIKATOR PENCAPAIAN

1. Mahasiswa dapat menjelaskan organel-organel yang berperan dalam respirasi


pada tumbuhan
2. Mahasiswa dapat membedakan tipe-tipe respirasi pada tumbuhan.
3. Mahasiswa dapat membandingkan tahapan repirasi pada tumbuhan.
4. Mahasiswa dapat menghitung besarnya energi yang dihasilkan melalui respirasi
pada tumbuhan.
5. Mahasiswa dapat menghubungkan faktor-faktor lingkungan terhadap laju respirasi
pada tumbuhan

Modul Respirasi Tumbuhan


MODUL
FISIOMOGI TUMBUHAN

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. DeskripsiModul ..................................................................................................
B. PetunjukPenggunaanModul ...............................................................................
C. Tujuan pembelajar ..............................................................................................
D. Daftar isi .............................................................................................................
E. Peta Konsep Materi ............................................................................................

PEMBAHASAN
A. Pengertian Respirasi ...........................................................................................
B. Organel-organel Respirasi ..................................................................................
C. Tipe Respirasi .....................................................................................................
D. Proses Respirasi..................................................................................................
E. Factor-faktor yang mempengaruhi respirasi ......................................................

Modul Respirasi Tumbuhan


MODUL
FISIOMOGI TUMBUHAN

RESPIRASI TUMBUHAN

Glikolisis
Sitoplasma
Mitokondria

Organel respirasi Dekarboksilasi


oksidasi
Respirasi aerob

Tipe respirasi Siklus kerps


Respirasi

Respirasi anaerob
Traanspor elektron

Faktor internal
Fermentasi

Faktor

Faktor eksternal

Modul Respirasi Tumbuhan


MODUL
FISIOMOGI TUMBUHAN

A. PENGERTIAN RESPIRASI
Reaksi kimia respirasi secara ringkas disajikan sebagai berikut:

Respirasi merupakan suatu proses penguraian bahan makanan guna


menghasilkan energy. Respirasi terjadi pada semua makhluk hidup, baik tumbuhan,
manusia maupun hewan. Respirasi merupakan proses pelepasan energi yang
tersimpan dan sumber energi melalui proses kimia menggunakan oksigen. Proses
respirasi mengeluarkan energi kimia ATP sebagai penggerak respirasi. Respirasi
melibatkan beberapa substrat.
Substrat respirasi antara lain :
 Karbohidrat
 Macam gula : glukosa, fruktosa, dan sukrosa
 Pati
 Lipid
 Asam organik
 Protein (pada spesies tertentu)

Bagian bagian tumbuhan yang paling aktif melakukan respirasi yaitu :


 Kuncup bunga
 Tunas
 Biji yang mulai tumbuh atau muncul akar
 Ujung batang
 Ujung akar

Energi kimia yang dihasilkan dari proses respirasi adalah energi kimia dalam
bentuk ATP atau senyawa berenergi tinggi lainnya (NADH dan FADH). Energi
tersebut akan digunakan untuk aktivitas sel dan kehidupan tumbuhan seperti sintesis
(anabolisme), gerak, pertumbuhan, perkembangan. Selain itu, Respirasi juga
menghasilkan karbondioksida yang berperan pada keseimbangan karbon di alam.
Organel sel yang berperan dalam respirasi adalah mitokondria.

(a) Struktur Sel Tumbuhan; dan (b) Organel Mitokondria

Modul Respirasi Tumbuhan


MODUL
FISIOMOGI TUMBUHAN

B. TIPE RESPIRASI
Respirasi merupakan proses pelepasan energi yang tersimpan dan sumber energi
melalui proses kimia menggunakan oksigen. Berdasarkan kebutuhannya terhadap
oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
o Respirasi Aerob, yaitu respirasi yang memerlukan oksigen, penguraiannya
lengkap sampai menghasilkan energi, karbondioksida, dan uap air.
o Respirasi Anaerob, yaitu respirasi yang tidak memerlukan oksigen tetapi
penguraian bahan organiknya tidak lengkap. Respirasi ini jarang terjadi, hanya
dalam keadaan khusus.
Perbedaan antara respirasi aerob dan respirasi anaerob dapat dijabarkan sebagai
berikut:
o Respirasi Aerob: Umum terjadi pada semua makhluk hidup termasuk tumbuhan,
berlangsung seumur hidup, energi yang dihasilkan besar, tidak merugikan
tumbuhan, memerlukan oksigen, hasil akhir berupa karbondioksida dan uap air.
o Respirasi Anaerob: Hanya terjadi dalam keadaan khusus, bersifat sementara
(hanya pada fase tertentu saja), energi yang dihasilkan kecil, jika terjadi terus
menerus akan menghasilkan senyawa yang bersifat racun bagi tumbuhan, tidak
memerlukan oksigen, hasil akhirnya berupa alkohol atau asam laktat dan
karbondioksida.
C. PROSES RESPIRASI
Respirasi Aerob
Reaksi respirasi (disebut juga oksidasi biologis) suatu monosakarida misalnya
glukosa, berlangsung dalam empat tahapan, yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif,
siklus krebs, dan transpor elektron.

Mekanisme Respirasi Seluler

Modul Respirasi Tumbuhan


MODUL
FISIOMOGI TUMBUHAN

a. Glikolisis
Glikolisis adalah serangkaian reaksi kimia yang mengubah gula heksosamenjadi asam
piruvat. Reaksi glikolisis berlangsung di dalam sitoplasma sel dan tidak memerlukan
adanya oksigen. Glikolisis dapat dibagi dalam dua fase utama, yaitu:
o Fase Persiapan
Fase persiapan adalah pengubahan Glukosa (6 Karbon) menjadi dua senyawa
Phosfogliseraldehid (PGAL) yang mengandung 3 senyawa karbon. Pada fase ini
tidak dihasilkan energi tetapi membutuhkan energi sebesar 2 ATP.
o Fase Oksidatif
Pengubahan PGAL menjadi asam piruvat. Pada fase ini dihasilkan dua molekul
asam piruvat. Pada fase ini juga dihasilkan energi sebesar 2 NADH dan 4 ATP.
Berdasarkan proses diatas, hasil akhir glikolisis untuk satu molekul glukosa
(monosakarida) adalah 2 molekul asam piruvat (3 atom karbon), 2 NADH
(Nicotinamide Adenine Dinucleotide H) dan 2 ATP.

Tahapan dalam Glikolisis

Dari gambar di atas dapat di jelaskan bahwa proses glikolisis terdiri dari beberapa
tahai yaitu:
1. Penggunaan ATP menjadi glukosa berikatan dengan fosfat anorganik menjadi
glukosa-6-fosfat
2. Glukosa-6-fosfat mengalami perubahan struktur menjadi fruktosa-6-fosfat
3. Penggunaan ATP kembali menambah fosfat anorganik menjadi fruktosa-1,6-
difosfat
4. Fruktosa-1,6-difosfat dipecah menjadi 2 molekul fosfogliseraldehid (PGAL)
5. Setiap PGAL memberi 2 elektron dan 1 atom hidrogen kepada NAD+ untuk
membentuk NADH

Modul Respirasi Tumbuhan


MODUL
FISIOMOGI TUMBUHAN

6. Masing-masing PGAL kembali berikatan dengan fosfat anorganik membentuk


1,3-difosfogliserat
7. Fosfat anorganik dari 1,3-difosfogliserat ditransfer ke ADP untuk menbentuk
ATP dan 1,3-difosfogliserat menjadi 3-fosfogliserat
8. Selanjutnya, 3-fosfogliserat memindahkan gugus fosfat ke karbon kedua
membentuk 2-fosfogliserat, lalu diikuti pelepasan H2O menyebabkan 2-
fosfogliserat berubah menjadi 3-fosfoenol piruvat (PEP)
9. Setiap PEP mentransfer fosfat anorganiknya kepada ADP untuk menghasilkan
ATP, sehingga PEP berubah menjadi asam piruvat.

b. Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi oksidatif piruvat adalah reaksi antara yang menghasilkan asetil-
CoA. Dekarboksilasi oksidatif piruvat adalah proses pengubahan asam piruvat yang
dihasilkan pada tahap akhir glikolisis menjadi senyawa asetil-CoA, yang jika
direaksikan dengan asam oksaloasetat akan masuk ke dalam siklus krebs. Reaksi
berlangsung pada membran luar mitokondria. Reaksi ini sangat kompleks dan
memerlukan beberapa kofaktor dan suatu kompleks enzim. Berikut merupakan skema
proses dekarboksilasi oksidatif:

Langkah pertama adalah pembentukan suatu kompleks antara ATP dan piruvat diikuti
dengan dekarboksilasi asam piruvat. Pada langkah kedua, unit asetaldehida yang
tertinggal setelah dekarboksilasi, bereaksi dengan asam lipoat membentuk kompleks
asetil-asam lipoat. Asam lipoat tereduksi dan aldehida dioksidasi menjadi asam yamg
membentuk suatu tioster dengan asam lipoat. Pada langkah ketiga, terjadi pelepasan
gugus asetil dari asam lipoat ke CoASH, hasil reaksinya adalah asetil-ScoA dan asam
lipoat tereduksi. Langkah terakhir, adalah regenerasi asam lipoat dengan
memindahkan elektron dari asam lipoat tereduksi ke NAD. Reaksi terakhir ini penting
agar suplai asam lipoat teroksidasi secara berkesinambungan selalu tersedia untuk
pembentukan asetil-SCoA dari asam piruvat. Pada reaksi ini dihasilkan dua molekul
asetil-CoA, energi sebanyak 2 NADH2, dan 2 CO2.

Modul Respirasi Tumbuhan


MODUL
FISIOMOGI TUMBUHAN

c. Siklus Kreb
Siklus krebs (daur asam sitrat atau daur trikarboksilat) merupakan pembongkaran
asam piruvat secara aerob menjadi karbondioksida dan air serta sejumlah energi
kimia. Asetil-CoA merupakan mata rantai penghubung antara glikolisis dan siklus
krebs. Reaksi ini berlangsung di dalam matriks mitokondria. Siklus krebs terjadi
dalam 2 fase utama yaitu pembentukan asam sitrat dan regenerasi asam oksaloasetat.
Perhatikan gambar berikut ini.

1. Fase Pembentukan Asam Sitrat


Reaksi pertama siklus krebs adalah kondensasi asetil-CoA dengan asam
oksaloasetat (asam dikarboksilat berkarbon empat) membentuk asam sitrat (asam
dikarboksilat berkarbon enam) dan membebaskan koenzim A (CoSH) dengan
bantuan enzim kondensasi sitrat.
2. Fase Regenerasi Asam Oksaloasetat
Hidrasi asam sirat oleh enzim akonitase membentuk asam sis-akonitat. Dengan
reaksi yang sama, asam sis-akonitat diubah menjadi asam isositrat. Reaksi
berikutnya adalah asam isositrat diubah menjadi asam oksalosuksinat dengan
bantuan enzim isositrat dehidrogenase dan NAD atau NADP yang pada akhirnya
membentuk NADH2 atau NADPH2. Reaksi siklus krebs berikutnya adalah
dekarboksilasi asam oksalosuksinat membentuk asam α-ketoglutarat, dikatalis
enzim karboksilase sehingga menghasilkan CO2. Selanjutnya, asam α-
ketoglutarat diubah menjadi asam suksinil-SCoA dengan bantuan enzim α-
ketoglutarat dehisrogenase dan NAD serta CoASH. Pada reaksi ini dibentuk
NADH2 dan CO2. Suksinil-SCoA diubah oleh suksinat tiokinase menjadi asam
suksinat dan CoASH. Pada reaksi tiokinase energi yang tersimpan dalam tioester
dari suksinil-SCoA digunakan untuk mengubah ADP+iP menjadi ATP. Oksidasi
asam suksinat membentuk asam fumarat dengan bantuan suksinat dehidrogenase

Modul Respirasi Tumbuhan


MODUL
FISIOMOGI TUMBUHAN

dan FAD. Pada reaksi ini FAD diubah menjadi FADH2. Asam fumarat mengalami
hidrasi menjadi asam malat oleh enzim fumarase. Asam malat diubah menjadi
asam oksaloasetat oleh malat dehidrogenase. Dalam proses ini NAD direduksi
menjadi NADH2. Jadi regenerasi asam oksaloasetat melengkapi siklus krebs.

Pada reaksi siklus krebs (dua asetil-CoA) dihasilkan energi sebanyak 6 NADH2, 2
FADH2, 2 ATP dan 4 CO2.

d. Transpor Elektron dan Fosforilasi Oksidatif


Tahap terakhir dari respirasi seluler aerob adalah sistem transpor elektron.
Tahap ini terjadi pada ruang intermembran dari mitokondria. Pada tahap inilah ATP
paling banyak dihasilkan. Proses glikolisis dan siklus krebs menghasilkan energi yang
tersimpan dalam bentuk NADH dan FADH. Untuk menghasilkan ATP diperlukan
sistem transpor elektron. Walaupun dalam reaksi ini akan diserap O2 dan dihasilkan
H2O, namun NADH dan FADH tidak dapat bereksi langsung dengan oksigen dan
molekul air tersebut. Elektron yang terlibat ditransfer melalui beberapa senyawa
perantara sebelum H2O dibentuk. Senyawa-senyawa ini membentuk sistem
pengangkutan elektron pada mitokondria. Pengangkutan elektron berlangsung mulai
dari senyawa perantara yang secara termodifikasi sulit direduksi (senyawa dengan
potensial reduksi negatif) menuju senyawa yang mempunyai kecenderungan yang
lebih besar untuk menerima elektron (senyawa dengan potensial reduksi yang lebih
tinggi atau bahkan positif). Oksigen mempunyai kecenderungan tertinggi untuk
menerima elektron. Setiap senyawa pembawa elektron dalam sistem ini hanya
menerima elektron dari senyawa pembawa lainnya yang letaknya berdekatan
dengannya. Senyawa-senyawa pembawa elektron ini tersusun secara terbaris pada
bagian dalam membran mitokondria. Pada setiap mitokondria terdapat ribuan sistem
pengangkutan elektron.
Lintasan utama transpor elektron dimulai dengan dua elektron dan dua ion H+
dipindahkan ke NAD, sehingga direduksi menjadi NADH2. NADH2memindahkan dua
elektron dan dua ion H+ ke suatu enzim flavin, flavin mononukleotida (FMN) atau
flavin adenin dinukleotida (FAD), sehingga mereduksi senyawa tersebut. Energi yang
diperlukan untuk mereduksi FAD kurang dari yang dilepaska oleh oksidasi NADH2
dan energi sisanya digunakan untuk sintesis satu molekul ATP dari ADP dan iP.
Selanjutnya FADH2 mereduksi suati enzim besi yang terkait dengan gugus SH.
Senyawa ini mereduksi dua molekul enzim porfirin-besi pemindah elektron yaitu
sitokrom b. Sitokrom b mereduksi senyawa fenolik menjadi kinon dan ubiquinon;
pada titik ini perlu ditambahkan ion H+ dan eklektron. Elektron dari ubiquinon
kemudian mereduksi sitokrom c, dua ion H+ meninggalkan sistem angkutan. Pada titik
ini, dibebaskan energi yang cukup untuk sintesis molekul aTP kedua untuk setiap dua
elektron yang dipindahkan. Sitokrom c mereduksi sitokrom a yang selanjutnya
mereduksi sitokrom a3 dan pada titik ini dibentuk ATP ketiga untuk setiap dua
elektron yang dipindahkan.
Sitokrom a3 merupakan anggota sistem transpor elektron yang dapat bereaksi dengan
molekul oksigen. Sitokrom a dan a3 membentuk suatu asosiasi molekuler yang disebut

Modul Respirasi Tumbuhan


MODUL
FISIOMOGI TUMBUHAN

sitokrom oksidase yang secara kimia belum dapat dipisahkan. Dua elektron
dipindahkan ke satu atom oksigen ( O2). Ini menyempurnakan pemindahan dua
elektron dari tingkat energi tinggi yang dimiliki substrat (AH2) ke tingkat energi
rendah yang terdapat dalam air. Energi yang dilepaskan oleh oksidasi substrat
disimpan dalam tiga molekul ATP yang disintesis di sepanjang proses angkutan
elektron. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar berikut.

Transpor Elektron

Pembentukan ATP dalam sistem transpor elektron (rantai respiratoris) dikenal juga
sebagai fosforilasi oksidatif biologis. Proses keseluruhan oksidasi biologis
mempunyai dua fungsi yaitu menghasilkan energi dan menyediakan senyawa antara
untuk sintesis. Jika dihitung jumlah ATP yang dihasilkan dalam oksidasi biologis,
dengan bahan awal adalah satu molekul glukosa, maka akan diperoleh 38 molekul
ATP.

RESPIRASI ANAEROB
Pada kebanyakan tumbuhan dan hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi
aerob, namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat pada suatu hal,
maka hewan dan tumbuhan tersebut akan melangsungsungkan respirasi anaerob untuk
dapat bertahan hidup. Pada umumnya respirasi anaerob pada makhluk hidup hanya

Modul Respirasi Tumbuhan


MODUL
FISIOMOGI TUMBUHAN

terjadi jika persediaan oksigen bebas ada di bawah batas minimum. Respirasi anaerob
lazim disebut sebagai fermentasi.
Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel tanpa membutuhkan
oksigen. Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil
fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen
lainnya dapat juga dihasilkan dari proses fermentasi ini seperti asam butirat dan
aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk
menghasilkan etanol dalam bir, anggur, dan minuman beralkohol lainnya.
Pada banyak tumbuhan yang biasa tumbuh di darat, penggenangan dalam air
dalam waktu yang lama merupakan ancaman bagi kehidupannya. Hal ini dikarenakan
respirasi aerob akan terhenti sama sekali, sehingga terjadilah respirasi anaerob yang
terkadang tidak mencukupi energi yang dibutuhkannya, dan akumulasi zat beracun
akibat respirasi anaerob dalam waktu yang lama akan mengakibatkan kematian bagi
tumbuhan tersebut.
Fermentasi yang umum terjadi pada tumbuhan adalah fermentasi alkohol atau
fermentasi etanol. Pada proses fermentasi, satu molekul glukosa diubah menjadi dua
molekul etanol dan dua molekul karbondioksida. Seperti pada glikolisis, glukosa
diubah menjadi asam piruvat selama proses fermentasi. Kemudian asam piruvat
diubah menjadi etanol dan karbondioksida dengan bantuan enzim karboksilase dan
alkohol dehidrogenase. Berikut ini adalah gambar proses fermentasi etanol.

Proses Fermentasi Etanol

Respirasi IntraMolekuler
Respirasi antar atau intramolekul terjadi sama seperti pada proses fermentasi.
Respirasi anaerob pada tumbuhan disebut juga respirasi intramolekul, mengingat,
bahwa respirasi ini hanya terjadi di dalam molekul saja.dalam respirasi anaerob,
oksigen tidak diperlukan; juga di dalam proses ini hanya ada pengubahan zat organik
yang satu menjadi zat organik yang lain. Contohnya perubahan gula menjadi alkohol,
di mana pada hakikatnya hanya ada pergeseran tempat-tempat antara molekul glukosa
dan molekul alkohol.

Modul Respirasi Tumbuhan


MODUL
FISIOMOGI TUMBUHAN

Beberapa spesies bakteri dan mikroorganisme dapat melakukan respirasi


intramolekuler. Oksigen yang diperlukan tidak diperoleh dari udara bebas, melainkan
dari suatu persenyawaan. Contoh :
CH3CHOH.COOH + HNO3 → CH3.CO.COOH + HNO2 + H2O + Energi
(asam susu) (asam piruvat)
Respirasi anaerob dapat berlangsung pada biji-bijian seperti jagung, kacang, padi, biji
bunga matahari dan lain sebagainya yang tampak kering. Akan tetapi pada buah-
buhan yang basah mendaging pun terdapat respirasi anaerob. Hasil dari respirasi
anaerob di dalam jaringan-jaringan tumbuhan tinggi tersebut kebanyakan bukanlah
alkohol, melainkan bermacam-macam asam organik seperti asam sitrat, asam malat,
asam oksalat, asam tartarat dan asam susu.

ENERGI HASIL RESPIRASI


Proses respirasi aerob pada akhirnya akan menghasilkan H2O, CO2 dan Energi. Hasil
respirasi aerob pada satu senyawa glukosa (monosakarida) akan menghasilkan 6
molekul H2O, 6 Molekul CO2 dan 36 ATP (Tabel 1).

Tabel 1. Hasil Respirasi Aerob dari satu senyawa glukosa


Hasil Respirasi
No Tahap Respirasi Aerob
H2 O CO2 Energi (ATP)
1 Glikolisis 2 2
2 Dekarboksilasi 2
Oksidatif
3 Siklus Kreb 2 4 2
4 Transpor Elektron 2 32
Jumlah 6 H2 O 6 CO2 36 ATP

Respirasi anaerob dari hasil fermentasi hanya akan menghasilkan total energi sebesar
2 ATP. Hasil fermentasi juga akan menghasilkan karbon yang masih reduktif, seperti
asam laktat dan etanol. Etanol ataupun asam laktat tersebut pada dasarnya masih
menyisakan energi terikat didalamnya, yang sesungguhnya masih dapat dibakar untuk
menghasilkan energi lanjutan.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI LAJU RESPIRASI


Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi dapat dibedakan menjadi dua faktor,
yaitu: faktor internal dan eksternal.

Faktor internal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan itu
sendiri, yaitu:
o Jumlah plasma dalam sel
Jaringan-jaringan meristematis muda memiliki sel-sel yang masih penuh

Modul Respirasi Tumbuhan


MODUL
FISIOMOGI TUMBUHAN

dengan plasma dengan viabilitas tinggi biasanya mempunyai kecepatan


respirasi yang lebih besar daripada jaringan-jaringan yang lebih tua di mana
jumlah plasmanya sudah lebih sedikit.
o Jumlah substrat respirasi dalam sel
Tersedianya substrat respirasi pada tumbuhan merupakan hal yang penting
dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang
sedikit akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Sebaliknya,
tumbuhan dengan kandungan substrat yang banyak akan melakukan respirasi
dengan laju yang tinggi. Substrat utama respirasi adalah karbohidrat.
o Umur dan tipe tumbuhan
Respirasi pada tumbuhan muda lebih tinggi dari tumbuhan yang sudah dewasa
atau lebih tua. Hal ini dikarenakan pada tumbuhan muda jaringannya juga
masih muda dan sedang berkembang dengan baik. Umur tumbuhan juga akan
memepengaruhi laju respirasi. Laju respirasi tinggi pada saat perkecambahan
dan tetap tinggi pada fase pertumbuhan vegetatif awal (di mana laju
pertumbuhan juga tinggi) dan kemudian akan menurun dengan bertambahnya
umur tumbuhan.

Faktor Eksternal
Faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar sel atau lingkungan, terdiri atas:
o Suhu
Pada umumnya dalam batas-batas tertentu kenaikan suhu menyebabkan pula
kenaikan laju respirasi. Kecepatan reaksi respirasi akan meningkat untuk
setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-
masing spesies tumbuhan. Perlu diingat, kenaikan suhu yang melebihi batas
minimum kerja wnzim, akan menurunkan laju respirasi karena enzim respirasi
tidak dapat bekerja dengan baik pada suhu tertalu tinggi.
o Kadar O2 udara
Pengaruh kadar oksigen dalam atmosfer terhadap kecepatan respirasi akan
berbeda-beda tergantung pada jaringan dan jenis tumbuhan, tetapi meskipun
demikian makin tinggi kadar oksigen di atmosfer maka makin tinggi kecepatan
respirasi tumbuhan.
o Kadar CO2 udara
Semakin tinggi konsentrasi karbondioksida diperkirakan dapat menghambat
proses respirasi. Konsentrasi karbondioksida yang tinggi menyebabkan
stomata menutup sehingga tidak terjadi pertukaran gas atau oksigen tidak
dapat diserap oleh tumbuhan. Pengaruh hambatan yang telah diamati pada
respirasi daun mungkin disebabkan oleh hal ini.
o Kadar air dalam jaringan
Pada umumnya dengan naiknya kadar air dalam jaringan kecepatan respirasi
juga akan meningkat. Ini nampak jelas pada biji yang sedang berkecambah.
o Cahaya
Cahaya dapat meningkatkan laju respirasi pada jaringan tumbuhan yang
berklorofil karena cahaya berpengaruh pada tersedianya substrat respirasi yang
dihasilkan dari proses fotosintesis.
o Luka dan stimulus mekanik
Luka atau kerusakan jaringan (stimulus mekanik) pada jaringan daun

Modul Respirasi Tumbuhan


MODUL
FISIOMOGI TUMBUHAN

menyebabkan laju respirasi naik untuk sementara waktu, biasanya beberapa


menit hingga satu jam. Luka memicu respirasi tinggi karena tiga hal, yaitu: (1)
oksidasi senyawa fenol terjadi dengan cepat karena pemisahan antara substrat
dan oksidasenya dirusak; (2) proses glikolisis yang normal dan katabolisme
oksidatif meningkat karena hancurnya sel atau sel-sel sehingga menambah
mudahnya substrat dicapai enzim respirasi; (3) akibat luka biasanya sel-sel
tertentu kembali ke keadaan meristematis diikuti pembentukan kalus dan
penyembuhan atau perbaikan luka.
o Garam-garam mineral
Jika akar menyerap garam-garam mineral dari dalam tanah, laju respirasi
meningkat. Hal ini dikaitkan dengan energi yang diperlukan pada saat
garam/ion diserap dan diangkut. Keperluan energi itu dipenuhi dengan
menaikkan laju respirasi. Fenomena ini dikenal dengan respirasi garam.

E. RANGKUMAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan pada bab II adalah
sebagai berikut:
1. Respirasi adalah reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi.
Energi ini digunakan untuk aktivitas sel dan kehidupan tumbuhan seperti sintesis
(anabolisme), gerak, pertumbuhan, perkembangan. Energi kimia yang dihasilkan
dari proses respirasi adealah energi kimia dalam bentuk ATP atu senyawa
berenergi tinggi lainnya (NADH dan FADH). Proses respirasi selalu berlangsung
sepanjang waktu selama tumbuhan hidup.
2. Berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen, respirasi pada tumbuhan dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
o Respirasi Aerob : Umum terjadi pada semua makhluk hidup termasuk
tumbuhan, berlangsung seumur hidup, energi yang dihasilkan besar, tidak
merugikan tumbuhan, memerlukan oksigen, hasil akhir berupa karbondioksida
dan uap air.
o Respirasi Anaerob : Hanya terjadi dalam keadaan khusus, bersifat sementara
(hanya pada fase tertentu saja), energi yang dihasilkan kecil, jika terjadi terus
menerus akan menghasilkan senyawa yang bersifat racun bagi tumbuhan, tidak
memerlukan oksigen, hasil akhirnya berupa alkohol atau asam laktat dan
karbondioksida.
3. Mekanisme respirasi aerob meliputi proses glikolisis, dekarboksilasi oksidatif
piruvat, siklus krebs, sistem transpor elektron dan fosforilasi oksidatif, serta jalur
pentosa fosfat.
4. Mekanisme respirasi anaerob meliputi proses fermentasi dan respirasi
intramolekul.
5. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi respirasi terdiri dari:
o Faktor internal : Jumlah plasma dalam sel, jumlah substrat respirasi dalam sel,
umur dan tipe tumbuhan.
o Faktor eksternal : Suhu, kadar oksigen dan karbondioksida di atmosfer, kadar
air dalam jaringan, cahaya, luka dan stimulus mekanik, serta pengangkutan
garam-garam mineral dari dalam tanah.

Modul Respirasi Tumbuhan

Anda mungkin juga menyukai