PEMBAHASAN
A. CAIRAN SEROSA
Membran serosa terdiri dari sel-sel gepeng yang mengeluarkan sejumlah kecil cairan berair
yang disebut cairan serosa.Cairan serosa sama dengan cairan yang keluar dari bekuan darah.
Serosa adalah cairan yang berisi terutama air dan beberapa protein seperti enzim amilase. Hal
ini dihasilkan oleh sel-sel serosa, yang disusun sebagai kelompok yang disebut ‘asinus dalam
kelenjar serosa. Kelenjar serosa sebagian besar ditemukan pada kelenjar parotis dan kelenjar
lakrimal. Serosa dapat juga diproduksi oleh kelenjar campuran seperti kelenjar submaksilaris.
Kelenjar Campuran menghasilkan baik lendir dan serosa. Selain itu, serosa dapat ditemukan
di ruang antara paru-paru dan kantung pleura sebagai ‘cairan pleural’, di ruang antara jantung
dan kantong perikardial sebagai ‘cairan perikardial’, dan di antara usus dan kantung
peritoneal sebagai ‘cairan peritoneum ‘. Fungsi utama serosa adalah untuk membantu
pencernaan pati, memungkinkan organ untuk bergerak bebas, dan mencegah gesekan.
a. Cairan Peritoneum.
Dalam rongga peritoneum berisi + 100 ml cairan peritoneum yang berfungsi untuk
lubrikasi/pelicin dari membran peritoneum.Pada orang dewasa normal, rongga peritoneum
dapat mentoleransi cairan > 2 liter tanpa menimbulkan gangguan.
b. Cairan Pleura.
Cairan pleura terletak di antara pleura viseral dan pleura parietal dan berfungsi
meminimalkan gesekan antara kedua membran tersebut. Pada keadaan normal, volume cairan
pleura sekitar 0,3 ml/kgBB atau kurang dari 30 mL, dengan kadar protein yang rendah,
sekitar 1 g/dL.
Cairan pleura normal tampak seperti air jernih dan tidak berbau. Cairan normal ini
mengandung sekitar 1000 sel per mililiter, sebagian besar sel mesotelial kemudian sel-sel
lainnya adalah monosit dan limfosit. Komposisi normal cairan pleura bisa dilihat di sini.
Abnormalitas cairan pleura, dengan dukungan pemeriksaan lain, biasanya berhasil untuk
menentukan atau konfirmasi penyebab efusi pleura.
c. Cairan Perikardium.
Diantara lapisan perikardium parietal dan lapisan perikardium visceral terdapat ruang atau
space yang berisi pelumas atau cairan serosan (cairan perikardium).Cairan perikardium
berfungsi untuk melindungi dari gesekkan-gesekkan yang berlebihan saat jantung berdenyut
atau berkontraksi.Banyaknya cairan perikardium antara 15-50 ml, dan tidak boleh kurang
atau lebih karena akan mempengaruhi fungsi kerja jantung.
B. ASITES
Ascites adalah akumulasi dari cairan (biasanya cairan serosa yang merupakan cairan kuning
pucat dan bening) yang terletak dalam rongga perut (peritoneal). Rongga perut terletak
dibawah rongga dada dimana mereka berdua dipisahkan oleh diafragma. Cairan ini berasal
dari hasil dari beberapa penyakit lain seperti penyakit hati, kanker, gagal ginjal, atau gagal
jantung kongestif.
a) Penyebab
Penyebab yang paling umum untuk penyebab ascites berasal dari penyakit sirosis hati, dan ini
diketahui penyebab utama dari sekitar 80% kasus. Walaupun kita telah mengetahui definisi
asites, namun sebenarnya tidak ada mekanisme pasti yang dapat menjelaskan bagaimana
asites ini terjadi. Tapi terdapat teori yang paling mungkin menyebabkan hal tersebut yaitu
adanya hipertensi portal yang artinya terjadinya peningkatan tekanan dalam aliran dara yang
berada di hati. Jadi, prinsip dasarnya mirip dengan proses terbentuknya edema pada bagian
lain di tubuh akibat dari tekanan yang tidak seimbang.
Faktor penyebab lainnya yang dapat di perhitungkan adalah retensi garam dan air. Volume
sirkulasi darah dapat dianggap rendah oleh ginjal yang bertanggung jawab pada proses
pembentukan asites. Ini akan membuat ginjal menyerap kembali lebih banyak garam dan air
sebagai ganti hilangnya volume.
Beberapa penyebab lain dari asites berhubungan dengan gradien tekanan yang meningkat,
gagal jantung kongestif dan gagal ginjal lanjut akibat dari adanya retensi umum cairan dalam
tubuh.
asites pankreas dapat dilihat pada orang dengan gangguan pankreatitis kronis yang di
sebabkan lama berdiri atau peradangan pada pankreas. Penyebab paling umum dari
pankreatitis kronis adalah penyalahgunaan alkohol yang terjadi secara berkepanjangan.
asites akibat dari kanker disebut asites ganas. Jenis asites ini biasanya manifestasi kanker dari
organ-organ dalam rongga perut, seperti, kanker usus besar, kanker pankreas, kanker perut,
kanker payudara, limfoma, kanker paru-paru, atau kanker ovarium.
b) Jenis-Jenis Asites
Jenis asites secara tradisional asites dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu transudative dan
eksudatif. Sebuah sistem yang lebih berguna telah dikembangkan untuk mengklasifikasikan
berdasarkan jumlah albumin dalam cairan asites dibandingkan dengan albumin serum
(albumin diukur dalam darah). Ini disebut Serum Albumin Ascites Gradient atau Saag.
c) Diagnosis Asites
Salah satu diagnosis penyakit ini adalah analisa cairan asites.Tes ini dilakukan dengan
mengambil sampel cairan asites dari dinding perut dengan menggunakan jarum. Tindakan ini
disebut dengan parasentesis atau punksi asites. Setelah sampel cairan diambil, dilanjutkan
dengan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui jumlah sel darah, kadar albumin, enzim
amilase, protein, dan glukosa. Analisa cairan tersebut adalah untuk mengetahui karakteristik
cairan dan menentukan serum-ascites albumin gradient (SAAG), guna mengetahui
kemungkinan penyebab asites. Sampel cairan asites juga dapat diperiksa untuk mengetahui
ada tidaknya sel kanker (sitologi) atau pertumbuhan bakteri tertentu (kultur).
C. EFUSI PLEURA
Efusi pleura adalah kelainan berupa akumulasi cairan di rongga pleura. Kelainan ini
disebabkan oleh berbagai penyakit, seperti infeksi paru, gagal jantung, dan keganasan. Untuk
mengetahui penyakit yang menyebabkan efusi pleura dilakukan pemeriksaan analisis cairan
pleura untuk melihat karakteristik cairan pleura, yang meliputi gambaran makroskopik,
mikroskopik, dan komponen kimia dalam cairan. Hasil pemeriksaan akan mempertajam
diagnosis atau mengarahkan pemeriksaan lanjutan untuk penegakan diagnosis.
Menurut data di Amerika, penyebab tersering efusi pleura adalah gagal jantung kongestif
diikuti pneumonia bakterial, dengan rincian sebagai berikut:
Di Indonesia penyebab efusi pleura berbeda dengan di Amerika. Sebagai contoh, laporan
Khairani, Syahruddin, dan Partakusuma di RS Persahabatan, didapatkan keganasan (42,8%)
dan infeksi tuberkulosis (42%) sebagai penyebab tersering, diikuti gagal jantung (7%), sirosis
hepatis (3,4%), infeksi bakteri nonTB (2,5%), dan gagal ginjal (2,5%).
Untuk mencari penyebab efusi pleura, pertama cairan ditentukan termasuk transudat atau
eksudat. Bila cairan adalah transudat, tidak disarankan pemeriksaan lanjutan. Bila cairan
adalah eksudat, disarankan pemeriksaan lanjutan
D. EFUSI PERIKARDIAL
DAFTAR PUSTAKA :
Bie One.2009.PERITONEAL
DIALYSA.https://b11nk.wordpress.com/2009/04/21/hemodialisa-3/amp/.Diakses pada tanggal
28 September 2018.
https://fajarini.wordpress.com/2010/10/12/anatomi-dan-fisiologi-jantung/amp/
https://www.klikparu.com/2013/07/analisis-cairan-pleura.html
https://www.sridianti.com/perbedaan-antara-serosa-dan-mukus.html
http://srilestari.mahasiswa.unimus.ac.id/pendidikan/pemeriksaan-serosa/