Pendahuluan
Secara umum tumbuhan akan memberikan respon terhadap serangan
patogen dan respon tersebut akan bertanggung jawab terhadap resistensi tanaman
terhadap patogen. Akibar adanya serangan patogen akan memberikan reaksi
pertahanan untuk melindunginya.
Tanaman akan mempertahankan diri dengan dua cara, yaitu (i) adanya sifat-
sifat struktural pada tanaman yang berfungsi sebagai penghalang fisik dan akan
menghambat patogen untuk masuk dan menyebar di dalam tanaman, dan (ii) respon
biokimia yang berupa reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam sel dan jaringan
tanaman sehingga patogen dapat mati atau terhambat pertumbuhannya.
Tanaman akan memberikan respon terhadap patogen dengan cara-cara yang
berbeda. Respon tersebut ada yang berinteraksi dan ada yang tidak berinteraksi.
Pada kasus tertentu terjadi hubungan yang inkompatibel antara tanaman dan
patogen (tanaman adalah resisten) atau hubungan yang kompafibel (tanaman
adalah rentan). Namun interaksi yang terjadi antara tanaman dan patogen yang
menyerangnya sangatlah kompleks dan banyak melibatkan reaksi-reaksi biokimia.
Pada Gambar 1 ditunjukkan kompleksitas interaksi sel tanaman terhadap patogen
yang menyerangnya.
Pada kondisi yang normal tanaman adalah resisten terhadap kebanyakan
mikroorganisme patogen. Hanya relatif sedikit terdapat kombinasi hubungan
patogen-inang yang terjadi. Kejadian biokimia yang terdapat pada interaksi tanaman
inang dan bukan inang dengan suatu patogen adalah sama, tetapi intensitasnya dan
bentuk penampilannya tergantung pada kondisi lingkungan dan fisiologinya.
Kombinasi antara sifat struktural dan reaksi biokimia yang digunakan untuk
pertahanan bagi tanaman berbeda antara setiap sistim kombinasi inang-patogen.
Dapat terjadi pada hubungan inang-patogen yang sama, kornbinasi tersebut dapat
berbeda tergantung pada umur tumbuhan, jenis organ, jaringan tumbuhan yang
diserang, keadaan hara tumbuhan, dan kondisi cuaca.
1.2 Kutin
Unsur penyusun utama kutin adalah asam fatty C16 dan C18 hidrolisasi. Asam
1O,16-dihidroxypalmitic dan isomernya adalah komponen utama pada grup C16.
Produk yang berasal dari senyawa ini melalui oksidasi dan reduksi merupakan
komponen yang minor dan jarang dijumpai. Secara struktur kutin merupakan suatu
polimer dari asam hidroksifatty.
Beberapa cendawan patogen tanaman mengeluarkan kutinase yang
merupakan suatu enzim yang mengkatalisasi degradasi kutin. Sintesis enzim ini
terinduksi oleh adanya kutin pada tanaman. Terjadinya penghambatan yang spesifik
oleh enzim ini dapat melindungi tanaman dari infeksi cendawan.
Virulensi strain Fusarium solani f,sp. pisi yang berbeda pada tanaman pea
berkorelasi dengan tingkat kutinase yang dihasilkan pada saat perkecambahan
spora. Pada konteksi ini kutin merupakan penghalang utama pada tanaman terhadap
serangan mikroorganisme fitopatogenik.
Sebaliknya dan telah diketahui bahwa untuk patosistim pada kultivar resisten,
penetrasi dari kutikel terjadi secara bebas dengan mengabaikan virulensi cendawan
dan tingkat kerentanan tanaman. Pada sistim ini kutikel tidak memainkan peran
utama dalam perlindungan tanaman terhadap serangan patogen.
1.4 Lignin
Selama proses penebalan dinding sel yang kedua, dinding sel tanaman dan
ruang interseluler diisi dengan polimer fenolik lignin. Lignifikasi terjadi secara
enzimatik melalui dehidrogenasi dan selanjutnya diikuti kondensasi radikal coumaryl,
coniferyl, dan sinapil alkohol. Pada spesies tanaman yang berbeda, proporsi relatif
susunannya juga berbeda. Lignin secara kovalen terikat kepada hemiselulosa dan
selulosa melalui ikatan ester dan eter, dan terhadap protein dinding sel seperti
dengan glikoprotein yang kaya hidrksoprolin.
Pada gambar 3 terlihat bahwa prekursor berasal jalur umum
phenylpropanoid. Banyak enzim yang terlibat dalam sintesisnya dan regulasinya
telah dipelajari sehingga akan diketahui partisipasinya dalam reaksi pertahanan
tanaman terhadap serangan patogen.
Seperti diilustrasikan pad a gambar 3 determinasi ini akan sangat sulit karena
produk dari jalur phenylpropanoid adalah prekusor dari banyak poduk sekunder
tanaman, termasuk diantaranya coumaryl, flavanoid, lignin, suberin dan feolik
lainnya yang juga mungkin terlibat dalam resistensi penyakit.
Bentuk awal lignin memainkan peranan dalam penghambatan pertumbuhan
cendawan dalam jaringan tertentu, sebagai contoh dalam gandum dan buncis.
Penempatan lignin secara lokal, kadang-kadang sampai protoplasma sering kali
dapat diamati sebagai suatu reaksi awal setelah serangan cendawan. Analisis kimia
mengindikasikan perbedaan komposisi dari material yang terinduksii dibandingkan
dengan lignin pada jaringan sehat. Akumulasi yang cepat dari prekusor lignin dan
peningkatan dalam aktifitas lokal pheniylalanine ammonia-lyase (PAL) dan
peroksidase menunjukkan peningkatan sintesis yang berhubungan dengan
penempatan lignin. Perlakuan jaringan tanaman dengan inhibitor PAL, yaitu α-
aminooxyaacetic acid (AOA) sebelum inokulasi mempengaruhi penempatan polimer
fenolik dan mendukung serangan cendawanpads gandum dan kentang. Pada
potongan umbi kentang esterifikasi dinding sel dengan p-coumaric dan asam ferulic
menyebabkan modifikasi struktur dan kimia sel.
Kesimpulan
Adanya sifat-sifat struktural pada tanaman yang berfungsi sebagai
penghalang fisik dapat menghambat patogen untuk masuk dan menyebar di dalam
tanaman.
Struktur penghalang yang terdapat di dalam tanaman antara lain adalah
lapisan lilin, kutin, suberin, lignin, polisakarida dinding sel, dan glikoprotein dinding
sel.
Bahan Referensi
Agrios, G.N. 1988. Plant Pathology 3nd Edit. Academic Press. New York. 803p.
Bell, A.A. 1988. Biochemical mechanisms of diseases resistance. Annu. Rev. Plant
Physiol. 32:21-8.1
Hahlbrock, K. And D.Scheel. 1987. Biochemical Responses of Plants To Pathogen. In
Chet, I. (edit.). Innovative P,pproaches Plant Diseases Control. John Wiley
and Sons New York. 372p.
Ouchi, S. 1983. Induction of resistance of suceptibility. Annu.Rev. Phytopathol. 21 :
189-315.
Paxton, J.and J.Groth. 1994. Constrain on pathogen attacking Plant. Critical Rev.in
PlantSciences.13(1): 77-95.
Sequiera, L. 1985. 1983. Machanism of induced resistance in Plant. Annu.Rev.
Microbiol. 37 : 51-79.
Vance, C.P .Kirk, T .K, and Sherwodd, R. T. 1980. Lignification as mechanism of
diseaes resistance. Annu. Rev.Phytopathol. 18: 259 -288.