Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Jurnal Metris 18 (2017) 95–104

Metris journal homepage: http://ojs.atmajaya.ac.id/index.php/metris


ISSN: 1411 - 3287

Analisis dan Rekayasa Proses Produksi untuk Mengendalikan


Environmental Impact Menggunakan Metode LCA
Moch. Esa Adin Bagaswara*, Yuswono Hadi
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Ma Chung, Jl. Villa Puncak Tidar N-01, Malang 65651, INDONESIA
Telp. (0341) 550171; Fax. (0341) 550175

Article Info Abstract


Article history: MAY'S BAKERY is a SME engaged in the field of food. Small business scale
makes this SME having less attention to the potential of environmental impact,
Received especially that can be caused in the production process. The purpose of this
3 July 2017 research is to assess and control the environmental impact of bread production
Accepted
process, so that the researcher can design the proposal of alternative production
1 November 2017 process to choose the which one is the better process. This assessment and control
is done by using the Life Cycle Assessment (LCA) method. Assessment using
LCA is done with the help if SimaPro software. Based on the analysis results, it
Keywords:
Production process is known that the environmental impact value caused by the production process
Environmental Impact currently applied by SME is 3.3824536 Pt and the environmental impact value
Life Cycle Assessment caused by the alternative production process scenario that can be applied at SME
(LCA) is 3.74539 Pt. So based on the environmental standpoint and LCA, the production
Analytic Network Process process that currently applied at SME is better than the alternative production
(ANP) process scenario.

Salah satu yang dapat menghasilkan


1. PENDAHULUAN environmental impact adalah pada proses produksi.
Environmental product merupakan produk Proses produksi pasti akan membutuhkan energi
yang sehat, hijau dan baik bagi manusia, hewan dan dan sumber daya. Menurut IPCC dalam United
lingkungan, sehingga meninggalkan environmental Nations Environment Programme (2010), bahwa
impact sekecil mungkin di bumi (All Things sektor terbesar dalam kontribusi emisi secara
Healing, 2011). Hal tersebut juga berlaku bagi berurutan adalah suplai energi 26%, industri 19%,
badan usaha yang memproduksi barang berupa kehutanan 17%, agrikultur 14%, transportasi 13%,
makanan. Bahan yang digunakan, kemasan produk tempat tinggal dan bangunan komersial 8% dan
dan proses produksi harus environmental friendly limbah dan limbah air 3%. Zat emisi, seperti karbon
agar dapat mengeluarkan hasil akhir berupa dioksida, telah meningkat konsentrasinya di
environmental product. Industri, terutama bidang atmosfer sebesar 30% sejak zaman pra-industri dan
makanan, mulai memproduksi environmental terjadi climate change secara global yang dapat
product. Pada industri makanan ini terdapat badan menyebabkan kematian pada temperatur yang tinggi
usaha yang ada berupa perusahaan besar, pabrik hingga terjadinya perubahan pola penyebaran
atau usaha mikro kecil menengah (UMKM). Usaha penyakit menular (WHO, 2008).
yang tidak terlalu besar membuat UMKM dalam UMKM MAY’S BAKERY merupakan
bidang makanan kurang memperhatikan UMKM yang bergerak di bidang industri makanan,
environmental impact yang ditimbulkan, baik dari khususnya produksi makanan berupa roti dan kue.
proses produksi, packaging dan lain-lain. UMKM Pemenuhan permintaan produk setiap harinya
sendiri kurang menyikapi serius hal-hal yang membuat proses produksi kurang memperhatikan
berhubungan dengan melindungi lingkungan. Jadi, dampak terhadap lingkungan. Apabila proses
kurang pemahaman UMKM tentang pengendalian produksi di UMKM MAY’S BAKERY tidak
environmental impact membuat isu-isu tentang diawasi dengan baik, maka dapat menghasilkan
kerusakan lingkungan dapat menjadi permasalahan environmental impact dalam jumlah yang sangat
yang cukup besar. besar. Hasil environmental impact ini dapat
menimbulkan kerugian terhadap kesehatan
*Corresponding author. Moch. Esa Adin Bagaswara
manusia, kelersatarian alam dan berkurangnya
Email address: esaadin@gmail.com sumber daya alam. Pada kasus UMKM bakery ini,
96
4 Bagaswara, M.E.A., Hadi, S./ Jurnal Metris 18 (2017) 95-104

proses produksi dilakukan setiap hari secara berkala Pada tahap goal and scope terdapat beberapa
sehingga environmental impact yang dihasilkan elemen penting, yaitu goal, product system,
akan muncul setiap harinya. system boundaries, functional unit dan
reference flow. Terdapat hal-hal yang harus
Perlu dilakukan analisis environmental impact
dijelaskan dan tidak boleh mengandung
pada proses produksi ini dengan menggunakan
keambiguan, yaitu apa tujuan dari penelitian,
metode life cycle assessment (LCA) untuk
alasan melaksanakan penelitian menggunakan
mengetahui dan dapat mengendalikan
LCA, untuk siapapenelitian LCA ini akan
environmental impact. LCA sendiri merupakan tool
dilakukan dan apakah hasil akan dipublikasikan
yang digunakan untuk melakukan pengendalian
ke publik (ISO 14044, 2006). Pada system
akan environmental impact. Setelah melakukan
boundaries akan ditentukan modul spesifik
LCA, dilakukan pemilihan skenario alternatif untuk
mana yang dimasukkan dan dikeluarkan ketika
dilakukan perbandingan.
permodelan sistem. Terdapat empat opsi dalam
Berdasarkan masalah di atas, maka menentukan system boundaries, yaitu cradle to
penggunaan dari LCA akan sesuai apabila grave, cradle to gate, gate to grave dan gate to
diterapkan dalam mengendalikan environmental gate. Functional unit (FU) performa yang
impact pada UMKM. Selain itu berdasarkan dari diukur berdasarkan product system akan
UU RI Nomor 20 Tahun 2008 dijelaskan, bahwa digunakan sebagai reference unit. Pengukuran
UMKM didasarkan pada asas berkelanjutan dan ini menguantifikasi fungsi dari sebuah sistem
memiliki wawasan lingkungan. Hasil LCA yang dalam service yang ditawarkan. FU sama untuk
didapatkan bisa menjadi acuan untuk UMKM dalam semua skenario, dengan inventory flows dan
melakukan proses produksi yang menghasilkan impacts untuk skenario dihitung per FU.
environmental product ke depannya. 2. Life Cycle Inventory
Langkah kedua adalah melakukan analisis
2. LANDASAN TEORI terhadap inventory dari input/output yang
2.1 Environmental Impact berhubungan dengan sistem yang sedang
diteliti. Jadi, life cycle inventory merupakan
Environmental impact adalah perubahan apa deskripsi kuantitatif dari flows material, energi
pun yang terjadi pada lingkungan, baik merugikan dan polutan dalam system boundaries. Berikut
atau menguntungkan, seluruhnya atau sebagian merupakan langkah-langkah dalam melakukan
disebabkan oleh aspek lingkungan (ISO 14001, inventory analysis:
2004). Aspek lingkungan di sini dapat berupa a. Mulai dengan reference flows (sesuatu
aktivitas, produk atau jasa yang berhubungan yang benar-benar dibeli) sesuai dengan
langsung dengan lingkungan. Environmental FU.
impact inilah yang diteliti dan dievaluasi dalam life
b. Pada setiap unit proses, temukan input
cycle assessment, terutama pada tahap life cycle
(quantified intermediary flows) dan emisi
impact assessment. Jadi memahami dan
(elementary flows).
mengevaluasi envirnmental impact yang potensial
untuk product system pada seluruh life cycle sebuah
c. Membuat data dalam bentuk flowchart
atau tabel.
produk. Terdapat beberapa kategori environmental
impact berdasarkan metode Eco-Indicator 99, d. Menghitung emisi untuk setiap unit
yaitucarcinogens, respiratory organics, proses dengan mengalikan jumlah dari
rerspiratory inorganics, climate change, setiap unit proses per FU dengan faktor
radioation, ozone layer, ecotoxicity, emisi/ekstraksi.
acidification/eutrophication, land use, minerals dan e. Menghitung total agregat emisi/ekstraksi.
fossile fuels. 3. Life Cycle Impact Assessment
Langkah selanjutnya yang ketiga adalah
2.2 Life Cycle Assessment (LCA) melakukan penilaian impact yang dihasilkan
LCA mempelajari environmental aspects dan dari inventory yang digunakan dalam sistem
potential environmental impacts terhadap life cycle yang sedang diteliti. Berikut merupakan
sebuah produk, mulai dari penggunaan raw material langkah-langkah dalam melakukan impact
dan sumber daya selama prosesproduksi, asssessment:
penggunaan, end-of-life treatment, recycling dan 1. Klasifikasi
disposal(ISO 14040, 2006). Terdapat beberapa Pada langkah ini, harus menentukan
tahapan dalam melakukan LCA, yaitu menentukan terlebih dahulu midpoint impact
goal and scope, life cycle inventory, life cycle categories untuk tipe masalah
impact assessment dan interpretation. Berikut lingkungan yang diidentifikasi. Emisi
merupakan penjelasan untuk setiap tahapan dari kemudian diklasifikasi ke dalam
LCA: midpoint categories yang relevan
1. Goal and Scope dengan efek mereka.
Bagaswara, M.E.A., Hadi, S./ Jurnal Metris 18 (2017) 95-104 975

2. Midpoint characterization 2.3 SimaPro


Inventory flows, emisi atau ekstraksi
SimaPro adalah alat/software profesional yang
dikalikan dengan faktor-faktor ini dan
diperlukan untuk mengumpulkan, menganalisis dan
kemudian dijumlah dengan setiap
memonitor data performa sustainability pada
midpoint category untuk menghasilkan
produk dan jasa sebuah perusahaan (PRe, 2015).
midpoint score.
SimaPro membantu secara efektif dalam
𝑚𝑖𝑑𝑝𝑜𝑖𝑛𝑡 𝑚𝑖𝑑𝑝𝑜𝑖𝑛𝑡 menerapkan keahlian LCA, membantu pengambilan
𝑆𝑚 = ∑𝑖 (𝐶𝐹𝑚 ,𝑖 𝑢𝑖 ) (1)
keputusan yang kuat, mengubah life-cycle sebuah
produk menjadi lebih baik dan meningkatkan
3. Damage characterization
dampak positif pada perusahaan.
Midpoint impact score dari sebuah
kategori dikalikan dengan midpoint-to- 2.4 Analytic Network Process (ANP)
damage characterization factor
Analytic network process (ANP) adalah
(MDF),yangmengestimasi damage pada
metode yang digunakan untuk menangani
area of protection d per unit dari
interkoneksi (ketergantungan dan feedback) antar
midpoint reference substance kategori
kriteria sebuah struktur yang kompleks dalam
m.
pengambilan keputusan. Banyak masalah
𝑑𝑎𝑚𝑎𝑔𝑒 𝑚𝑖𝑑𝑝𝑜𝑖𝑛𝑡 pengambilan keputusan yang tidak dapat disusun
𝑆𝑑 = ∑𝑚 𝑀𝐷𝐹𝑑 ,𝑚 × 𝑆𝑚 (2) secara hierarki karena melibatkan interaksi dan
ketergantungan elemen dengan tingkat tinggi pada
Selain tiga tahap di atas terdapat tahap elemen-tingkat yang lebih rendah (Saaty dan
opsional yang dapat dilakukan setelah Vargas, 2013). Berikut merupakan langkah dalm
damage characterization, yaitu tahap pembuatan ANP (Effendi, 2016):
normalization, grouping dan weighting.
1. Normalization 1. Mendefinisikan masalah dan konstruksi
Langkah normalisasi ini model.
mengungkapkan impact per FU relatif Masalah didefinisikan dan distrukturkan ke
terhadap total impact dalam kategori dalam komponen-komponen penting.
tertentu untuk lebih memahami Alternatif dan kriteria yang dianggap relevan
besarnya kerusakan. distrukturkan. Elemen tersebut ditentukan
hubungannya.
𝑑𝑎𝑚𝑎𝑔𝑒
𝑆𝑑 2. Membentuk matriks perbandingan
𝑑𝑎𝑚𝑎𝑔𝑒
𝑆𝑑−𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑧𝑒𝑑 = (3) berpasangan.
𝑁𝑑
Pada ANP diasumsikan pengambilan
2. Grouping keputusan harus membuat perbandingan
Grouping adalah proses kualitatif atau kepentingan antara dua pasangan atribut,
semi kuantitatif yang membantu dari tingkat kepentingan yang paling tinggi
memprioritaskan hasil dengan ke kepentingan yang lebih rendah.
mengurutkan dan bisa diselesaikan Perbandingan antara dua pasangan ini
dalam beberapa cara. Prosedur kedua ini disesuaikan dengan hubungan dari antar
berdasarkan pada pilihan yang atribut tersebut.
mencerminkan kepentingan yang 3. Melakukan perhitungan rasio konsistensi.
diberikan oleh masyarakat atau Rasio konsistensi (CR) memberikan suatu
pengguna untuk kategori tertentu. penilaian numerik mengenai bagaimana
konsistensi suatu evaluasi. Hal ini
3. Weighting
disebabkan dalam penilaian proses terdapat
Users menginginkan single score untuk
kemungkinan masalah pada kelengkapan
setiap skenario, daripada multiple score
atau konsistensi dari perbandingan
untuk setiap skenario, setiap midpoint
berpasangan.
atau damage category. 𝜆 −𝑛
𝐶𝐼 = 𝑚𝑎𝑥 (5)
𝑛−1
𝑑𝑎𝑚𝑎𝑔𝑒
𝑆𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑒𝑑 = ∑𝑑 𝑤𝑑 × 𝑆𝑑 (4) Rasio konsistensi diperoleh dengan
melakukan perbandingan indeks konsistensi
4. Interpretation dengan satu nilai yang sesuai dari bilangan
Tujuan dari interpretasi ini adalah untuk indeks konsistensi acak (RI).
𝐶𝐼
mengidentifikasi tahap life cycle yang pada 𝐶𝑅 = (6)
𝑅𝐼
keadaan tertentu dapat mengurangi Apabila nilai CR kurang dari 0,1 maka hasil
environmental impact pada sistem atau perhitungan dapat diterima. Namun ketika
produk dan menganalisis hal tidak pasti yang CR tidak kurang dari 0,1 maka masalah perlu
terlibat. ditemukan dan dilakukan penilaian ulang.
98
6 Bagaswara, M.E.A., Hadi, S./ Jurnal Metris 18 (2017) 95-104

4. Membuat supermatrix. sama seperti yang dijelaskan sebelumya, yaitu goal


ANP menggunakan supermatrix untuk and scope, life cycle inventory (LCI), life cycle
memberikan resolusi pengaruh impact assessment (LCIA) dan interpretation.
ketergantungan antara kelompok dari
3.4 Penyusunan dan Pemilihan Skenario
hierarki jaringan keputusan. Supermatrix ini
Alternatif
terdiri dari beberapa sub matriks yang
disusun dari set hubungan antara elemen Pada tahap ini dilakukan penyusunan skenario
yang diturunkan dar perbandingan proses produksi alternatif berdasarkan dari hasil
berpasangan dengan kriteria kontrol tertentu LCA. Penyusunan skenario tersebut dilakukan
dan disusun secara vertikal-horizontal sesuai dengan cara melakukan brainstorming dengan
dengan komponen dalam supermatrix. pemilik dari pihak UMKM berdasarkan hasil dari
SimaPro. Apabila telah didapatkan skenario proses
2.5 Super Decisions
produksi alternatifnya, maka selanjutnya dapat
SuperDecisions adalah satu-satunya software membuat struktur analytic network process (ANP).
edukasi gratis yang mengimplementasikan metode ANP ini digunakan untuk membantu menentukan
ANP dan dikembangkan oleh tim yang menciptakan alternatif yang akan dipilih sebagai perbandingan.
metode tersebut, Thomas Saaty (Creative Decisions
3.5 Penilaian Skenario Proses Produksi
Foundation, 2005). SuperDecisionsdigunakan
Alternatif
untuk mengambil keputusan dengan ketergantungan
dan feedback. Software ini menyediakan tools untuk Pada proses produksi saat ini di UMKM
membuat dan mengelola model ANP, memasukkan dilakukan perhitungan dan penilaian terhadap
penilaian, mendapatkan hasil dan melakukan environmental impact yang dihasilkan. Penilaian ini
analisis sensitivitas pada hasil. dilakukan dengan menggunakan metode life cycle
assessment (LCA). Penilaian LCA ini dilakukan
3. METODOLOGI PENELITIAN sesuai dengan langkah yang sebelumnya telah
3.1 Identifikasi Masalah dijelaskan. LCA kedua ini dilakukan untuk menilai
skenario proses produksi alternatif yang telah
Melakukan pengamatan awal dan mencari ditentukan. LCA ini dilakukan dengan tetap
tahu apa masalah yang terjadi di UMKM. UMKM mengacu pada goal and scope yang sama di awal.
MAY’S BAKERY merupakan UMKM yang Hal ini agar tujuan dari LCA kedua sama dengan
bergerak pada bidang makanan, terutama roti dan LCA awal yang telah dilakukan sebelumnya.
kue. Proses produksi setiap harinya dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan dari pelanggan UMKM. 3.6 Analisis dan Hasil
Salah satu masalah yang terdapat di UMKM Penjelasan analisis dan rekomendasi skenario
MAY’S BAKERY ini adalah proses produksi yang ini akan dijelaskan sedetail dan semudah mungkin
belum memperhatikan environmental impact yang agar pemilik dari UMKM dapat memahami dan
dihasilkan, sehingga berpotensi untuk merusak mengendalikan environmental impact. Hasil LCA
lingkungan. Selain itu identifikasi juga dilakukan proses produksi lama akan dibandingkan dengan
untuk menghasilkan environmental product yang hasil LCA skenario alternatif yang telah dirancang
bisa menjadi nilai tambah bagi UMKM. dan akan dilakukan analisis.
3.2 Pengumpulan Data
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengumpulan data yang dilakukan hanya
4.1 Proses Produksi Roti
berasal dari data primer. Data primer dikumpulkan
dengan cara observasi, wawancara, brainstorming Berdasarkan dari wawancara dengan pihak
dan implementasi. Pengumpulan data ini dilakukan UMKM, terdapat life cycle dari produksi roti di
untuk mengetahui sistem, penggunaan material dan UMKM ini. Proses produksi merupakan inti
energi dari proses produksi roti di UMKM MAY’S kehidupan dari UMKM MAY’S BAKERY. Berikut
BAKERY. Jadi, perlu melakukan identifikasi pada merupakan penjelasan mengenai setiap tahapan
seluruh komponen UMKM. Selain itu pengumpulan proses produksi roti di UMKM:
data ini dapat menyimpulkan life cycle dari proses 1. Preparation
produksi di UMKM MAY’S BAKERY. 2. Mixing
3. Primary fermentation
3.3 Penilaian Skenario Proses Produksi Saat
4. Pre-shape
Ini
5. Bench rest
Pada proses produksi saat ini di UMKM 6. Final shape
dilakukan perhitungan dan penilaian terhadap 7. Final fermentation
environmental impact yang dihasilkan. Penilaian ini 8. Baking
dilakukan dengan menggunakan metode life cycle 9. Cooling
assessment (LCA). Tahap-tahap yang dilakukan 10. Packaging
Bagaswara, M.E.A., Hadi, S./ Jurnal Metris 18 (2017) 95-104 997

4.2 Life Cycle Assessment Awal impact categoryecotoxicity, acidification


/eutrophication dan land use. Kemudian yang
Life cycle assessment (LCA) yang pertama terakhir pada damage category resources
akan dilakukan terhadap skenario proses produksi tedapat impact category minerals dan fossil
yang pada saat ini diterapkan di UMKM. Penilaian fuels.
menggunakan metode LCA ini akan dilakukan
dengan bantuan software SimaPro.
Preparation Packaging
4.2.1 Goal and Scope
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai
dan mengendalikan environmental impact dari
proses produksi roti UMKM MAY’S BAKERY, Mixing Process Cooling
sehingga dapat merancang usulan proses produksi
alternatif untuk memilih proses produksi mana yang
terbaik. System boundaries pada penelitian ini Primary
adalah gate to gate, yaitupenelitian hanya akan Baking
Fermentation
difokuskan pada penilaian dan rekayasa pada proses
produksi roti.
Final Fermentation
Pada Gambar 1 terdapat tahapan proses Pre-Shape
(Proofing)
produksi yang dibagi dua, yaitu memiliki
background berwarna biru dan putih. Proses
produksi berwarna biru merupakan proses produksi Bench Final
yang masuk dalam system boundaries yang akan Rest Shaping
diteliti, sedangkan untuk warna putih tidak akan
dimasukkan ke dalam system boundaries. Gambar 1.
Functional unit yang digunakan pada penelitian ini System boundaries proses produksi
adalah bahan baku tepung terigu sebanyak 5 Kg.
Bahan bau ini dapat menghasilkan roti kurang lebih Tabel 1.
sebanyak 200 buah dengan berat setiap buahnya Life cycle inventory pada proses produksi
sebesar 50 gr. Reference flow yang termasuk dalam
penelitian ini adalah penggunaan listrik dan LPG. Proses Nama Functional Unit Satuan
4.2.2 Life Cycle Inventory Tepung 5 Kg

Berdasarkan system boundaries yang telah Gula 1 Kg


ditentukan, Terdapat tiga tahapan proses produksi Ragi 75 gr
yang akan diteliti menggunakan LCA, yaitu mixing Garam 75 gr
process, final fermentation/proofing dan baking.
Mixing Mentega 500 gr
Pada Tabel 1 dapat dilihat hasil perhitungan life
cycle inventory pada proses produksi. Air 1,5 Kg
Susu 200 gr
4.2.3 Life Cycle Impact Assessment
Telur 120 gr
Pada tahap ini, penilaian dilakukan terhadap
impact yang disebabkan dari masing-masing proses Listrik 1,1 Kwh
produksi yang telah ditentukan pada life cycle Proofing Listrik 1,25 Kwh
inventory. Penilaian dalam life cycle impact Listrik 1,872 Kwh
assessment ini menggunakan metode Eco-Indicator Baking
LPG 1,285 Kg
99.
1. Characterization
Pada tahap ini akan dilakukan karakterisasi nilai- Pada Tabel 2 terdapat beberapa satuan seperti,
nilai dari life cycle inventory sebelumnya ke DALY, PDF*m2yr dan MJ surplus. Disability
dalam beberapa environmental damage category Adjusted Life Years (DALY) merupakan satuan
yang ada pada metode Eco-Indicator 99. Nilai untuk damage category human health yang
impact category yang ada dikelompokkan ke memiliki arti jumlah tahun untuk kehidupan yang
dalam tiga damage category. Pada damage hilang/kehidupan yang cacat. Sedangkan
category human health terdapat beberapa impact Potentially Disappear Fraction (PDF*m2yr)
category, yaitu carcinogens, respiratory merupakan satuan untuk damage category
organics, respiratory inorganics, climate ecosystem quality yang memiliki arti hilangnya
change radiation dan ozone layer. Lalu pada spesies (hewan/tumbuhan) pada area per meter
damage category ecosystem quality terdapat
100
8 Bagaswara, M.E.A., Hadi, S./ Jurnal Metris 18 (2017) 95-104

persegi dalam satu tahun. MJ surplus ini merupakan depan.Pada Gambar 2 terdapat grafik untuk lebih
satuan untuk damage category resources yang memudahkan dalam membaca dan memahami nilai
memiliki arti surplus energi yang dibutuhkan untuk pada Tabel 2.
ekstraksi mineral dan bahan bakar fosil di masa

Tabel 2.
Nilai characterization damage categorypada setiap tahap proses produksi

Damage category Unit Mixing Proofing Baking


Human Health DALY 2,44E-05 4,34E-05 4,72E-05
Ecosystem Quality PDF*m2yr 12,078129 12,145859 12,220368
Resources MJ surplus 4,6714982 5,7401065 10,962615

Tabel 3.
Nilai perhitungan normalization pada setiap tahap proses produksi
Damage category Unit Mixing Proofing Baking
Human Health 0,002756584 0,004913883 0,005339956
Ecosystem Quality 0,002111257 0,002123096 0,00213612
Resources 0,000835264 0,001026331 0,001960116

100
95
90
85
80
75
70
65
60
55
%

50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Human Health Ecosystem Quality Resources

Mixing Proofing Baking

Method: Eco-indicator 99 (E) V2.10 / Europe EI 99 E/E / Damage assessment


Comparing 10 kg 'Mixing', 10 kg 'Proofing' and 10 kg 'Baking';
Gambar 2.
Grafik damage category pada setiap tahap proses produksi

2. Normalization penilaian normalization didapatkan nilai dengan


Pada penilaian normalization ini, nilai impact satuan person equivalent (PE), seperti yang
dari proses produksi akan dinormalisasikan. Hal ditunjukkan dalam Tabel 3. Berikut merupakan
ini dilakukan dengan menyamakan berbagai contoh perhitungan menggunakan Rumus 3:
macam satuan pada masing-masing impact 𝑑𝑎𝑚𝑎𝑔𝑒
category menjadi satu satuan yang sama. 𝑑𝑎𝑚𝑎𝑔𝑒 𝑆𝑑
𝑆𝑑−𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑧𝑒𝑑 =
Sehingga nilai impact dari masing-masing 𝑁𝑑
impact category dapat dianggap sebanding. Hal 𝑑𝑎𝑚𝑎𝑔𝑒 2,44 × 10−5
ini dilakukan dengan cara mengalikan nilai pada 𝑆𝑑−𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑧𝑒𝑑 =
8,83 × 10−3
tahap characterization dengan nilai normalisasi 𝑑𝑎𝑚𝑎𝑔𝑒
𝑆𝑑−𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑧𝑒𝑑 = 0,00275658
dari metode Eco-Indicator 99. Hasil akhir dari
Bagaswara, M.E.A., Hadi, S./ Jurnal Metris 18 (2017) 95-104 101
9

3. Weighting/single score ecotoxicity,acidification/eutrophication dan land


Pada penilaian weighting ini, nilai impact yang use. Hal ini berarti pada area per meter persegi
telah didapatkan dari proses normalization akan dalam satu tahun dapat terjadi kepunahan terhadap
dikalikan dengan faktor bobot yang 12,078129spesies hewan atau tumbuhan. Kemudian
mengekspresikan kepentingan relatif untuk yang terakhir kontribusi terhadap damage category
masing-masing damage category. Faktor bobot resources berasal dari minerals dan fossil fuels. Hal
pada metode Eco-Indicator 99 sebesar 40% ini berarti sebanyak 4,6714982 MJ Surplus adalah
untuk human health, 40% untuk ecosystem kelebihan energi yang digunakan pada saat ini yang
quality dan 20% untuk resources. Hasil seharusnya dapat digunakan untuk kepentingan di
perhitungan yang didapatkan berupa satuan PT masa depan.
(point). Hasil weighting/single score terdapat
pada Tabel 4. Gambar 3 merupakan nilai single 4.3 Pemilihan Skenario Alternatif
score untuk masing-masing proses. Berikut Menggunakan ANP
merupakan contoh perhitungan menggunakan Berdasarkan dari hasil SimaPro yang telah
Rumus 4: dilakukan terhadap proses produksi yang saat ini
𝑑𝑎𝑚𝑎𝑔𝑒
𝑆𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑒𝑑 = 𝑤𝑑 × 𝑆𝑑 digunakan oleh UMKM MAY’S BAKERY,
𝑆𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑒𝑑 = 400 × 0,002756584 dilakukan brainstorming dengan pihak UMKM
𝑆𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑒𝑑 = 1,102634 𝑃𝑡 dalam menyusun skenario alternatif. Hasil dari
brainstorming ini adalah mendapatkan tiga skenario
4.2.4 Interpretation alternatif yang dapat dinilai. Skenario alternatif
Pada tahap LCIAdapat dilihat bahwa nilai akhir proses produksi 1 adalah mengganti penggunaan
terbagi menjadi tiga damage category, yaitu human LPG dalam proses baking dengan menggunakan
health, ecosystem quality dan resources. Hal ini biogas. Skenario alternatif proses produksi 2 adalah
berarti apabila kehidupan seseorang yang proses final fermentation /proofing yang dilakukan
seharusnya bisa mencapai usia hingga 70 tahun tanpa menggunakan bantuan mesin proofer.
harus rela berkurang usianya sebanyak 2,44 x 10- Skenario alternatif proses produksi 3 adalah
5
tahun atau harus rela mengalami cacat dalam sisa mengganti oven gas pada proses baking dengan
2,44 x 10-5tahun dalam hidupnya. Lalu kontribusi rotary oven.
terhadap ecosystem quality berasal dari

Tabel 4.
Nilai perhitungan weighting pada setiap proses produksi

Damage category Unit Mixing Proofing Baking


Total Pt 2,114189 3,020058 3,3824536
Human Health Pt 1,102634 1,965553 2,1359824
Ecosystem Quality Pt 0,844503 0,849238 0,85444814
Resources Pt 0,167053 0,205266 0,39202313

3,4

3,2

2,8

2,6

2,4

2,2

1,8
Pt

1,6

1,4

1,2

0,8

0,6

0,4

0,2

0
Mixing Proofing Baking

Human Health Ecosystem Quality Resources

Method: Eco-indicator 99 (E) V2.10 / Europe EI 99 E/A / Single score


Gambar 3.
Comparing 10 kg 'Mixing', 10 kg 'Proofing' and 10 kg 'Baking';

Grafik single score pada setiap proses produksi


102
10 Bagaswara, M.E.A., Hadi, S./ Jurnal Metris 18 (2017) 95-104

4,219159−4
𝐶𝐼 =
4.3.1 Pembuatan struktur Analytic Network 4−1
𝐶𝐼 = 0,073053
Process
Selanjutnya dilakukan perhitungan CR, sebagai
Pada pembuatan struktur ANP dibutuhkan berikut:
𝐶𝐼
tujuan, alternatif, kriteria dan sub kriteria. Apabila 𝐶𝑅 =
𝑅𝐼
alternatif telah ditentukan, Selanjutnya adalah 0,073053
𝐶𝑅 =
menentukan kriteria dan sub kriteria. Pada bagian 0,89

kriteria dibagi menjadi dua, yaitu benefits dan costs. 𝐶𝑅 = 0,082082


Pada kriteria benefits terdapat beberapa sub kriteria, Berdasarkan contoh perhitungan di atas,
yaitu kemudahan operasi, keandalan sumber daya didapatkan nilai CR memiliki nilai kurang dari 10%
manusia (SDM), kualitas akhir produk dan (0,1). Jadi nilai tersebut dianggap konsisten dan
keandalan teknologi. Sedangkan pada kriteria costs tidak perlu melakukan penilaian ulang. Kemudian
terdapat biaya raw material, biaya maintenance, membuat super matriks yang terdiri dari unweighted
biaya SDM dan investasi peralatan. Struktur supermatrix, weighted supermatix dan limit
network dirancang seperti pada Gambar 4. Network supermatrix. Setelah semua super matriks telah
ini dibuat berdasarkan alternatif, kriteria dan sub selesai dibuat maka dapat ditentukan prioritas yang
kriteria yang telah ditentukan. terbaik dalam pemilihan skenario alternatif. Pada
skenario alternatif telah didapatkan prioritas secara
Memilih skenario proses produksi overall, seperti pada Tabel 5, dengan menyesuaikan
alternatif dalam mengendalikan dengan bobot dari kriteria dan sub kriteria yang
environmental impact
telah ditentukan. Maka skenario alternatif yang
terpilih adalah skenario substitusi oven gas dengan
oven rotary dengan persentase sebesar 56,0109%.

Kualitas Biaya Raw Tabel 5.


Kemudahan Material
Operasi
Akhir
Produk Investasi Hasil overall priorities untuk skenario alternatif
Keandalan Peralatan
Teknologi Priorities Priorities
Biaya
Maintenance
Biaya SDM Alternatives Normalized By From
Keandalan Cluster Limiting
SDM
Proses Fermentasi
0,174668 0,069508
Tanpa Mesin Proofer
Substitusi LPG
0,265223 0,105544
Subtitusi LPG dengan dengan Biogas
Biogas
Substitusi Oven Gas
0,560109 0,222892
dengan Oven Rotary
Proses Fermentasi
Tanpa Mesin Proofer

4.4 Life Cycle Assessment Skenario Alternatif


Subtitusi Oven Gas
dengan Oven Rotary Life cycle assessment (LCA) yang kedua akan
dilakukan terhadap skenario proses produksi
Gambar 4. alternatif yang telah didapatkan melalui ANP pada
Struktur network pada sub kriteria dan alternatif tahap sebelumnya. Skenario alternatif yang
didapatkan adalah substitusi oven gas dengan oven
4.3.2 Pengolahan Data Analytic Network rotary pada proses baking.
Process
4.4.1 Goal and Scope Skenario Alternatif
Setelah struktur dari ANP telah dibuat, maka
selanjutnya adalah membuat kuesioner untuk Pada tahap goalandscope skenario alternatif
memberikan nilai kepentingan perbandingan ini, tujuan, systemboundaries, functionalunit dan
berpasangan sesuai dengan hubungan network yang referenceflow tetap sama dengan yang telah
dibuat. Nilai perbandingan yang didapatkan dari ditentukan pada lifecycleassessment proses
hasil kuesioner dimasukkan ke dalam software produksi awal.
SuperDecisions. Nilai perbandingan tersebut akan 4.4.2 Life Cycle Inventory Skenario Alternatif
digunakan sebagai bobot dalam menentukan
skenario alternatif dan akan diubah ke dalam bentuk Pada tahap ini, inventory proses mixing dan
matriks. Nilai dari perbandingan berpasangan proofing pada life cycle assessment proses produksi
tersebut akan dihitung terlebih dahulu nilai awal tetap sama. Namun pada proses baking
konsistensinya (CR) menggunakan Rumus 5 dan 6. terdapat perbedaan pada penggunaan listrik dan
𝜆𝑚𝑎𝑥 −𝑛
𝐶𝐼 =
𝑛−1
Bagaswara, M.E.A., Hadi, S./ Jurnal Metris 18 (2017) 95-104 11
103

LPG. Pada tabel 7 dapat dilihat input dan output ditentukan energi atau material apa yang
yang ada pada proses baking skenario alternatif. berkontribusi terhadap peningkatan nilai
environmental impact.
4.4.3 Life Cycle Impact Assessment Skenario
Alternatif Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat nilai
kontribusi environmental impact dari masing-
Pada tahap ini, penilaian dilakukan terhadap
masing energi dan material.Penggunaan LPG
impact yang disebabkan dari proses baking saja. Hal
mengalami penurunan environmental impact
ini karena pada skenario alternatif hanya terdapat
sebesar 0,04992 Pt, namun pada penggunaan listrik
perbedaan di proses baking. Penilaian life cycle
terjadi peningkatan nilai envrionmental impact
impact assessment pada proses baking ini tetap
sebesar 0,407858 Pt. Peningkatan nilai impact pada
menggunakan metode Eco-Indicator 99 dan tahap
penggunaan listrik ini disebabkan dari penggunaan
yang sama, yaitu characterization, normalization
listrik pada skenario alternatif yang lebih besar
dan weighting/single score. Nilai LCIA ini akan
daripada skenario awal, yaitu, 0,1872 Kwh
dibandingkan pada sub bab analisis.
dibandingkan dengan 0,75 Kwh. Penurunan nilai
4.5 Analisis impact pada penggunaan LPG ini terjadi karena
penggunaan LPG pada skenario awal sebesar 1,285
Skenario awal dengan skenario alternatif
Kg dan pada skenario alternatif menurun menjadi
hanya memiliki perbedaan pada tahap proses
sebesar 1,029 Kg.
baking. Oleh karena itu perbandingan hanya akan
difokuskan pada perbandingan tahap proses Sehingga dapat dikatakan bahwa penurunan
produksi baking. Pada skenario awal dilakukan nilai impact yang terjadi pada penggunaan LPG
proses produksi dengan menggunakan oven gas. tidak sebanding dengan besarnya peningkatan nilai
Lalu pada skenario alternatif, penggunaan dari oven impact pada penggunaan listrik.Maka berdasarkan
gas digantikan dengan penggunaan oven rotary. dari sudut pandang lingkungan dan life cycle
Pada Tabel 7 terdapat perbandingan nilai weighting assessment, didapatkan bahwa skenario proses
antara baking skenario awal dengan baking skenario produksi awal masih lebih baik dibandingkan
alternatif. Namun pada tahap ini tidak dapat dengan skenario proses produksi alternatif.

Tabel 6:
Perbandingan weighting/single score pada kedua skenario

Damage category Unit Baking (Skenario Awal) Baking (Skenario Alternatif)


Total Pt 3,3824536 3,74539
Human Health Pt 2,1359824 2,516341
Ecosystem Quality Pt 0,85444814 0,855689
Resources Pt 0,39202313 0,37336

Tabel 7:
Perbandingan nilai kontribusi impact material dan energi pada kedua skenario

No Process Unit Skenario Awal Skenario Alternatif


Total of all processes Pt 8,5167006 8,879637
1 Electricity, high voltage {ID} Pt 4,3388948 4,746753
2 Bread wheat, from farm Pt 2,5810674 2,581067
3 Grass, at dairy farm Pt 0,397145 0,397145
4 Sugar beet, from farm Pt 0,37059619 0,370596
5 Liquefied petroleum gas Pt 0,22673277 0,181811

impact pada skenario proses produksi saat ini dan


5. KESIMPULAN membandingkan penilaian tersebut dengan
Penelitian yang dilakukan adalah analisis dan skenario proses produksi alternatif untuk
rekayasa proses produksi untuk mengendalikan mengetahui proses produksi mana yang memiliki
environmental impact menggunakan metode life environmental impact paling rendah. Pada akhirnya
cycle assessment (LCA) pada proses produksi environmental impact yang dihasilkan dari proses
UMKM MAY’S BAKERY. Penelitian ini produksi awal adalah sebesar 2,114189 Pt (mixing),
melakukan penilaian terhadap environmental 3,020058 Pt (proofing) dan 3,382453 Pt (baking).
104
12 Bagaswara, M.E.A., Hadi, S./ Jurnal Metris 18 (2017) 95-104

Nilai tersebut masing-masing memiliki kontribusi 7. DAFTAR PUSTAKA


terhadap human health, ecosystem quality dan
resources. Berikut merupakan sumber referensi yang
digunakan dalam penyusunan jurnal:
Selanjutnya adalah menyusun skenario
alternatif yang nantinya akan dibandingkan dengan 1. All Things Healing. (2011). Introduction
skenario proses produksi awal. Penyusunan Eco Products & Services. (online)
skenario alternatif ini dilakukan dengan http://www.allthingshealing.com/eco-
menggunakan metode analytic network process products-definition.php#. (Diakses: 13
(ANP). Prioritas yang dihasilkan dari pembuatan November 2016)
ANP adalah proses fermentasi tanpa mesin proofer 2. Creative Decisions Foundation. (2005).
(17,4668%), substitusi LPG dengan biogas .About Super Decisions. (online)
(26,5223%) dan substitusi oven gas dengan oven http://www.superdecisions.com/about/
rotary (56,0109%). (Diakses: 19 Maret 2017)
3. Effendi, A. (2016) Implementasi Life Cycle
Lalu skenario alternatif yang telah didapat Assessment (LCA) dan Pendekatan
dari pembuatan ANP dinilai dengan menggunakan Analytical Network Process (ANP) untuk
LCA lagi dengan tahap yang sama. Perbedaan nilai Manajemen Linkungan Pada PT. Charoen
LCA hanya terdapat pada proses baking sehingga Pokphand. Tugas Akhir. Intitut Teknologi
perbandingan hanya akan dilakukan pada proses Sepuluh November Surabaya.
baking. Perbedaan nilai LCA hanya terdapat pada 4. ISO 14001. (2004) Environmental
proses baking sehingga perbandingan hanya akan Management System – Requirements with
dilakukan pada proses baking. Perbandingan Guidance For Use. Geneva: ISO
dilakukan dan nilai dari skenario alternatif
5. ISO 14040. (2006) Environmental
didapatkan lebih tinggi pada damage category
Management – Life Cycle Assessment –
human health dan ecosystem quality. Nilai baking
Principles and Framework. Geneva: ISO
pada skenario awal sebesar 3,3824536 Pt dan pada
skenario akhir sebesar 3,74539 Pt. Sehingga dapat 6. ISO 14044. (2006) Environmental
dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai Management – Life Cycle Assessment –
environmental impact pada skenario alternatif dan Requirements and Guidelines. Geneva: ISO
skenario awal yang ada sekarang masih memiliki 7. PRe. (2015). SimaPro LCA Software.
environemntal impact yang lebih baik dibanding (online). https://simapro.com/about/
skenario alternatif. (Diakses: 25 Januari 2017)
8. Saaty, T. L. & Vargas, L. G., (2013)
Berdasarkan dari penelitian yang telah Decision Making with the Analytic Network
dilakukan ini, dapat diberikan beberapa saran untuk Process, Economic, Political, Social and
penelitian ini dan penelitian selanjutnya. Saran Technological Applications with Benefits,
yang dapat diberikan adalah skenario proses Opportunities, Costs and Risks. 2nd edn.
produksi saat ini merupakan skenario yang terbaik New York: Springer US.
untuk sementara sehingga layak untuk digunakan. 9. United Nations Environment Programme.
6. PENELITIAN LEBIH LANJUT (2010). Assessing the Environmental
Impacts of Consumption and Production:
Berikut merupakan hal-hal yang dapat Priority Products and Materials. Nairobi:
dipertimbangkan dalam melakukan penelitian lebih UNEP.
lanjut: 10. WHO. (2008). 10 Facts on Climate Change
1. Penyusunan skenario alternatif lebih banyak and Health. (online):
dan variatif namun tetap harus sesuai dengan http://www.who.int/features/factfiles/climat
kebutuhan dan kesanggupan pihak UMKM. e_change/facts/en/ (Diakses: 18 April
2. Penelitian LCA menggunakan software 2017).
SimaPro yang lebih baru agar database yang
tersedia lebih lengkap.
3. Penelitian dilakukan dengan menambahkan
metode life cycle costing (LCC) dan eco-
costing untuk lebih mengetahui impact
terhadap keuangan.

Anda mungkin juga menyukai