Proses pertumbuhan tidak dapat dilepaskan dari makhluk hidup terutama
tanaman karena merupakan ciri yang membedakan antara organisme hidup dan tak hidup. Proses pertumbuhan pada tanaman ditandai dengan terjadinya perkecambahan pada biji yang dapat dilihat dengan munculya bakal akar atau radikal dari dalam biji. Proses perkecambahan pada tanaman dibedakan menjadi dua yaitu epigeal dan hipogeal. Perkecambahan epigeal ditandai dengan munculnya hipokotil yang tumbuh memanjang sehingga plumula dan kotiledon terangkat ke atas (permukaan tanah). Sedangkan pada perkecambahan hipogeal ditandai dengan epikotil tumbuh memanjang kemudian plumula tumbuh ke permukaan tanah menembus kulit biji. Tanaman jagung (Zea mays ssp. mays) termasuk dalam tipe perkecambahan hipogeal karena yang memanjang adalah bagian epigeal. Tahap pertumbuhan selanjutnya adalah pertumbuhan primer yang merupakan pola pertumbuhan yang bergantung pada letak meristem. Menurut Campbell ( 2000 : 305) pertumbuhan primer akan mendorong akar menembus tanah, ujung akar ditutupi oleh tudung akar, yang secara fisik melindungi meristem yang rapuh pada saat akar memanjang menembus tanah yang abrasif. Tudung akar juga mensekresikan lendir polisakarida yang melumasi tanah disekitar ujung akar yang sedang tumbuh. Pertumbuhan panjang akar terkonsentrasi didekat ujung akar, dimana terletak tiga zona sel dengan tahapan pertumbuhan primer yang berurutan. Dari ujung akar kearah atas, terdapat zona pembelahan sel, pemanjangan sel, dan zona pematangan. Daerah-daerah ini melebur bersama, tanpa perbatasan yang jelas. Sedangkan tahap akhirnya adalah pertumbuhan sekunder terjadi karena adanya aktivitas penebalan secara progresif pada akar dan tunas yang terbentuk sebelumnya oleh pertumbuhan primer. Pertumbuhan sekunder adalah produk dari meristem lateral. Pertumbuhan ini akan menyebabkan membesarnya ukuran dan diameter tumbuhan. Pertumbuhan dapat diukur sebagai pertambahan panjang, lebar atau luas, tetapi dapat pula diukur berdasarkan pertambahan volume, masa atau berat (segar atau kering) (Campbell, dkk 2003: 304-308). Proses pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Lingkungan merupakan faktor eksternal yang sangat mengganggu pertumbuhan tanaman apabila kondisi lingkungan tidak sesuai dengan sifat tumbuh tanaman. Kondisi lingkungan ini meliputi intensitas sinar matahari, temperatur, dan tekanan udara serta adanya mikroorganisme yang mengganggu tanaman (Huang dkk, 2010). Pada percobaan kali ini penulis mencoba membandingkan biji jagung yang ditanam pada media gelas plastik yang tidak ditutup dan yang ditutup dengan menggunakan kertas karbon, hasilnya yang tidak ditutup dengan kertas karbon ditemukan kutu dan hanya satu biji yang tumbuh sedangkan yang ditanam dengan ditutupi kertas karbon tumbuh lebih cepat tetapi biji berjamur. Jazilatul Maghfiroh / Pengaruh Intensitas Cahaya B – 56 Menurut Adisarwanto (1999) perlakuan dengan menumbuhkan tanaman jagung (Zea mays ssp. mays) dengan intensitas cahaya yang berbeda akan mempengaruhi sifat morfologi tanaman. Morfologi tanaman jagung (Zea mays ssp. mays) yang ditumbuhkan di tempat gelap adalah batang tidak kokoh,daun berwarna kuning dan akar menjalar ke berbagai arah tetapi berukuran kecil, karena garis tengah batang lebih kecil sehingga tanaman menjadi mudah rebah. Menurut Silvikutur (2007:25)cahaya berpengaruh terhadap arah pertumbuhan akar dan perluasan atau tidak bergulungnya daun. Daun berusaha mendapatkan lebih banyak cahaya untuk proses potosintesis . Cahaya akan menghambat pertumbuhan batang sehingga pada bagian batang yang tidak terkena cahaya menjadi lebih panjang. Cahaya juga mempengaruhi pertumbuhan xilem sehingga mempengaruhi perkembangan batang. Selain berpengaruh terhadap proses fotosintesis, cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap organ dan keseluruhan tumbuhan. Keadaan gelap berpengaruhterhadap bentuk luar tumbuhan dan laju perpanjangannya. Tumbuhan yang diletakkan ditempat gelap akan tumbuh lebih cepat daripada yang diletakkan di tempat yang terkena cahaya. Tumbuhan yang diletakkan ditempat gelap akan tumbuh lebih cepat daripada yang diletakkan di tempat yang terkena cahaya. Akan tetapi tumbuhan menjadi pucat dan daun kuning karena kekurangan klorofil, kurus, akar menjalar kesegala arah namun berukuran kecil. Tumbuhan seperti itu disebut mengalami etiolasi. Dalam keadaan tidak ada cahaya, auksin merangsang pemanjangan sel sel sehingga tumbuh lebih panjang. Sebaliknya dalam keadaan terdapat cahaya auksin mengalami kerusakan sehingga pertumbuhan tumbuhan terhambat. Cahaya menyebabkan auksin rusak terdispersi ke sisi gelap. Laju tumbuh memanjang tumbuhan dengan segeraa berkurang sehingga batang lebih pendek, namun tumbuhan lebih kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau. Selain berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, cahaya dibutuhkandalam proses fotosintesis. Tumbuhan yang tidak terkena cahaya tidak dapat membentuk klorofil sehingga daun menjadi pucat. Akan tetapi, jika intensitas cahaya terlalu tinggi,klorofil akan rusak (Silvikutur ,2007:25). Seperti yang kita dapati pada tabel diatas pertumbuhan biji jagung ditempat terang dari lima biji hanya terdapat satu biji yang tumbuh yaitu biji nomor tiga, sedangkan bji lainnya berhenti bertumbuh setelah hanya tumbuh tunas dengan panjang 0,3 cm, pada hari ke tiga didapati rata-rata pertumbuhan 0.2 cm, pada hari keempat didapati rata-rata pertumbuhan 0.78 cm, pada hari ke 5 didapati rata-rata pertumbuhan 1,52 cm, pada hari ke 6 didapati rata-rata petumbuhan 2,12 cm, dan pada hari ke tujuh didapati rata-rata pertumbuhan 3,22 cm, sedangkan pada hari pertamadan kedua tidak didapati pertumbuhan pada jagung yang ditanam pada tempat terang. Sedangkan pertumbuhan biji jagung ditempat gelap dari ima biji yang ditanam semuanya mengalami pertumbuhan, pada hari kedua terdapat empat biji yang tumbuh yaitu biji I,II,III,V dengan rata-rata pertumbuhan 0.6 cm, pada hari ketiga semua biji mengalami pertumbuhan denga rata-rata pertumbuhan 3 cm, pada hari ke 4 rata-rata pertumbuhan 7,64 cm, pada hari ke 5 rata-rata pertumbuhan menunjukkan angka yang pesat yaitu 13,28 cm, pada hari ke 6 rata-rata pertumbuhan naik menjadi 15,4 cm, dan pada hari ke tujuh menjadi 18,5 cm, Sedangkan pada hari pertama belum terdapat biji yang tumbuh.
C. KESIMPULAN
Pertumbuhan pada tanaman merupakan proses kenaika massa dan voume
yang bersifat irreversibel (tidak dapat kembali ke asal) seperti bertambahnya tinggi, panjang dan lebar pada bagian-bagian tumbuhan. Pada tanaman jagung (zea mays ssp. mays) mengalami tiga tahap pertumbuhan yaitu perkecambahan, pertumbuhan primer, dan pertumbuhan sekunder. Dalam proses pertumbuhan cahaya merpakan faktor paling penting. Tanaman jagung (zea mays ssp. mays) yang ditanamkan pada media gelas plastik dengan ditutupi dengan kertas karbon atau pada tempat gelap tumbuh lebih cepat dan lebih panjang, tetapi memiliki batang yang lemas, daun yang menguning, akar panjang menjalar tetapi berukuran kecil, dan biji ditumbuhi jamur karena media yang lebih lembab. Sedangan tanaman jagung (zea mays ssp. mays) yang ditanamkan pada media gelas plastik dengan tidak ditutup atau tempat terang, hanya satu biji jagung yang tumbuh setelah awalnya terdapat empat biji jagung yang bertunas namun berheni bertumbuh, namun batang kuat, tumbuh tegak, daun lebar dan berwarna hijau, hanya terdapat sedikit akar namun berukuran hampir sebesar batangnya, namun pada media ditemukan kutu yang mungkin menghambat bertumbuhnya ke empat biji jagung lainnya, dan juga tidak ditemukan biji yang berjamur karena media lebih kering.