Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

BAHASA
INDONESIA
Modul 1
Kaidah Bahasa Indonesia

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Teknik Sipil Bahasa indonesia U001700008 Mahmud Suhermanto, M.Pd

Abstract Kompetensi

Di dalam modul ini akan Setelah mempelajari materi


dibahas tentang kaidah- pada bab ini, diharapkan
kaidah dalam Bahasa
Indonesia. Kaidah ini mahasiswa dapat
sebagai standar bahwa memahami kaidah-kaidah
bahasa Indonesia tersebut dalam bahasa Indonesia.
benar secara keilmuan.

2015 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Nama Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
Pembahasan
BAB I

KAIDAH BAHASA INDONESIA

1.1 Standar Kompetensi :


Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan kaidah
Bahasa Indonesia yang baik dan benar dan menulis dengan ejaan yang disempurnakan.

1.2 Kompetensi Dasar :


(1) Mahasiswa mampu memahami kaidah bahasa Indonesia yang baik.
(2) Mahasiswa mampu memahami kaidah bahasa Indonesia yang benar.

1.3 Indikator :
(1) Mampu menjelaskan kaidah bahasa Indonesia yang baik
(2) Mampu menjelaskan kaidah bahasa Indonesia yang benar.

1.4 Pengantar
Bangsa Indonesia beruntung memiliki bahasa Indonesia yang berkududukan sebagai bahasa

nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nasional, Sedangkan sebagai bahasa negara, bahasa

Indonesia digunakan sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa administrasi negara, bahasa

pengantar di lembaga pendidikan dan sebagai alat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan,

teknologi dan budaya. Keberhasilan bangsa Indonesia menjadikan bahasa Indonesia menjadikan

bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara tak terlepas dari perjuangan pemuda

generasi tahun 20-an melalui ikrar Sumpah Pemuda.

Ikrar Sumpah Pemuda merupakan peristiwa yang melibatkan kepentingan kehidupan

nasional dan generasi muda. Sumpah Pemuda juga menyatakan kebulatan tekad sosial, budaya

dan politik yamg menjiwai perjuangan generasi Indonesia pada masa sekarang. Karena itu,

Sumpah Pemuda merupakan tonggak sejarah yang amat penting, baik pada masa itu dan lebih-

2015 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Nama Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
lebih bagi pertumbuhan bangsa Indonesia di masa sekarang dan mendatang. Sumpah Pemuda

merupakan jaringan pernyataan kebulatan tekad yang dijalin oleh tiga unsur yang berkaitan erat

dan memiliki hubungan timbal balik. Tiga unsur tersebut adalah bertanah air satu tanah air

Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia dan menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia.

Amran Halim berpendapat bahwa penghayatan dan penerapan isi dan semangat ketiga unsur

itulah yang dimaksud dengan pembinaan bahasa Indonesia.1 Dengan kata lain, pembinaan bahasa

Indonesia adalah proses sosial budaya dan kebahasaan yang bertujuan menempatkan bahasa

Indonesia pada kedudukannya yang terhormat dalam kemasyarakatan bangsa Indonesia.

Masalah pembinaan bahasa Indonesia adalah masalah yang menyangkut pemeliharaan bahasa

Indonesia. Sedangkan salah satu wujud pembinaan bahasa Indonesia adalah terselenggaranya

pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar oleh masyarakat Indonesia. Dengan demikian,

masalah pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah masalah nasional Indonesia.

Peranan bahasa yang utama ialah sebagai penyampaian maksud dan pengungkapan perasaan

seseorang kepada oang lain. Ditinjau dari sudut ini, maka dapat dikatakan bahwa benarlah sudah

bahasa seseorang bila dia sudah mampu mengemban amanat tersebut.2 Namun mengingat bahwa

situasi kebahasaan itu bermacam-macam, maka tidak selamanya bahasa yang benar itu baik, atau

sebaliknya bahasa yang baik itu benar.

Berpegang dalam batasan tadi, maka ada dua syarat utama yang harus dipenuhi oleh setiap

pemakai bahasa Indonesia agar bahasa yang dipakainya itu baik dan benar. Kedua syarat yang

dimaksud yaitu :

Pertama, meahami baik situasi kebahasaan yang dihadapinya, dan

Kedua, memahami benar kaidah bahasa Indonesia.

1
http;// /kaidah bahasa/Kaidah Dasar Bahasa Indonesia – wendisaja, diakses tanggal 24 Feb 2018
2
http://kaidahbahasa/KAIDAH-DASAR-BAHASA-INDONESIA://, diakses tanggal 24 Feb 2018

2015 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Nama Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
1.5 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

1.5.1 Bahasa Indonesia yang Baik

Ada dua hal yang harus dijelaskan secara terpisah, yakni bahasa Indonesia yang baik dan

bahasa Indonesia yang benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang sesuai

dengan situasi dan kondisi pembicara.3 Dalam setiap komunikasi bahasa selalu melibatkan dua

buah pihak yang lazim disebut komunikator dan komunikan. Situasi dan kondisi pembicaraan

antara komunikator dan komunikan inilah yang menyebabkan apakah bahasa yang digunakan baik

atau tidak baik. Ada berbagai varian situasi yang menuntut norma kebahasaan yang berbeda. Ada

situasi yang sedang duka cita, situasi darurat, situasi khusuk, situasi santai, situasi kekeluargaan

yang akrab dan situasi lainnya. Hampir semua situasi menuntut penggunaan bahasa yang sesuai

dengan konteks sosialnya, Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa cocok dengan situasi

pemakaiannya. Ada dua situasi pemakaian bahasa, yaitu situasi resmi dan tidak resmi. Situasi

resmi adalah situasi kebahasaan yang berkaitan dengan masalah kedinasan, keilmuan, berbicara di

depan umum dan berbicara dengan orang dihormati misalnya mengajar, surat-menyurat, membuat

laporan, karya ilmiah, berbicara dengan atasan dan guru. Pada situasi seperti ini selain sebagai alat

komunikasi, bahasa juga sebagai alat untuk menyampaikan gagasan atau informasi. Karena itu,

perlu menggunakan bahasa baku. Sedangkan situasi tidak resmi adalah pemakaian bahasa dalam

pergaulan sehari-hari dengan masalah pokok keseharian. Obrolan di warung, tawar-menawar di

pasar adalah contoh situasi kebahasaan tidak resmi. Pada situasi seperti ini, bahasa hanyalah

merupakan alat komunikasi. Asal lawan bicara memahami maksud pembicaraan memadailah

bahasa tersebut. Penyimpangan kaidah bukanlah hal yang tercela benar, asal pelanggaran tidak

mengubah makna dari bahasa Indonesia. Bahkan penyisipan bahasa asing atau daerah bukanlah

suatu hal yang tidak mustahil.

1.5.2 Bahasa Indonesia yang Benar

Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang penggunaannya selalu menaati

kaidah bahasa Indonesia (baku). Ciri kebahasaan ragam baku antara lain kebakuan ejaan,

3
Sri Satata dkk, Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta : Mitra Wacana Media,
2012. Hal 37.

2015 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Nama Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
peristilahan, kosakata, tata bahasa dan lafal. Ragam baku bahasa Indonesia ialah bahasa Indonesia

yang tata cara dan tertib penulisannya mengikuti ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan

serta tertib dalam pembentukan istilahnya yang berpedoman kepada pedoman umum

pembentukan istilah bahasa Indonesia. Bahasa baku harus menggunakan kata-kata baku seperti

bagaimana, mengapa, memberi bukannya gimana, kenapa, kasih dan sebagainya. Selain itu,

bahasa baku harus taat asas pada kaidah ketatabahasaan yaitu konsisten menggunakan hukum

diterangkan menerangkan pada pembentukan kata serta menggunakan subjek predikat dalam

pembentukan kalimat. Pada bahasa lisan, ragam baku bahasa Indonesia adalah ragam bahasa yang

relatif bebas dari atau sesedikit mungkin diwarnai oleh lafal bahasa daerah atau dialek setempat.

Hal yang sama diungkapakan Sri Satata dkk bahwa Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa

Indonesia yang sesuai dengan kaidah-kaidah ketatabahasaan yang berlaku. 4 Lima kaidah

ketatabahasaan :

1) Morfologi : tata bentuk

2) Fonologi : tata bunyi

3) Sintaksis ; tata kalimat

4) Semantik : tata makna

5) EYD : tata tulis

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah penggunaan bahasa Indonesia

yang sesuai situasinya dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Sesuai dengan asumsi ini, ada

dua syarat utama yang harus dipenuhi pemakai bahasa Indonesia agar pemakaian bahasa

Indonesia-nya baik dan benar. Syarat tersebut adalah memahami secara baik kaidah bahasa

Indonesia dan memahami benar situasi kebahasaan yang dihadapi. Seseorang yang menggunakan

bahasa baku dalam situasi resmi dan menggunakan ragam tidak baku dalam situasi tidak resmi

adalah orang yang mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar karena sesuai

dengan fungsi dan situasinya. Agar bisa memakai bahasa Indonesia secara baik dan benar, maka

perlu adanya sikap positif para pemakai bahasa Indonesia. Menurut Garvin dan Mathiot, sikap ini

4
Ibid., hal 38

2015 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Nama Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
setidaknya mengandung tiga ciri pokok yaitu kesetiaan bahasa, kebanggaan bahasa dan kesadaran

akan adanya norma bahasa.

 Kesetiaan adalah sikap yang mendorong masyarakat untuk mempertahankan

kemandirian bahasanya.

 Kebanggaan bahasa adalah sikap yang mendorong orang atau sekelompok menjadikan

bahasanya sebagai identitas pribadi atau kelompoknya sekaligus membedakan dengan

yang lain.

 Sedangkan kesadaran adanya norma adalah sikap yang mendorong penggunaan bahasa

secara cermat, korek, santun dan layak. Kesadaran demikian merupakan faktor yang

menentukan dalam perilaku tutur. Sikap tidak ada gairah untuk mempertahankan

kemandirian bahasanya, mengalihkan kebanggaan kepada bahasa lain yang bukan

miliknya dan sikap tidak memelihara cermat bahasa dan santun bahasanya harus

dicegah karena akan merugikan pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia.

Karena itu, sebagai wujud penghargaan dan perhormatan terhadap pahlawan bangsa

yang telah mencetuskan ikrar Sumpah Pemuda, marilah kita tumbuh kembangkan sikap

positif terhadap bahasa Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik

dan benar.

1.6 Ejaan

Pada tahun 1901 berdasarkan rancangan Ch A. van Ophyusen dengan bantuan Engku Nawawi

dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim, menetapkan aturan ejaan bahasa Melayu dengan huruf

Latin. Berbagai Kongres diadakan untuk melakukan penyempurnaan, seperti Kongres Bahasa

Indonesia pertama di Solo pada tahun 1938 yang menyarankan agar ejaan Indonesia lebih banyak

diinternasionalkan. 5 Usaha pembakuan bahasa Indonesia tersebut ternyata belum menunjukkan

hasil yang sempurna. Dalam pemakaian bahasa Indonesia, masih sering ditemukan kata-kata yang

5
Pengembangan Bahasa Indonesia, PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG
DISEMPURNAKAN (Jakarta; Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional ;2000)hal.5

2015 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Nama Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
dieja atau diucapkan dengan tidak tepat. Umumnya kesalahan itu berpangkal pada kesalahan ejaan

sehingga terjadi kesalahan pada pengucapan pula. Selain itu, pembacaan kata-kata yang sudah

betul ejaannya terkadang masih dibaca dengan lafal yang salah. Padahal dalam situasi resmi

seharusnya kesalahan seperti itu tidak terjadi.

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya salah eja atau salah ucap yaitu karena

pengaruh bahasa daerah. Seperti kata-kata nomor dan besok yang biasanya dieja atau diucapkan

nomer dan besuk oleh masyarakat yang bahsa pertamanya (mother tongue) bahsa Jawa. Kadang

pada ejaan sudah benar tetapi dalam pengucapannya masih salah, misalnya kata-kata fakultas dan

jalan yang oleh orang Bugis-Makassar diucapkan pakultas dan jalang. Faktor lain yang

menyebabkan kesalahan pengucapan yaitu adanya bunyi yang berbeda tetapi dalam ejaan tidak

dibedakan. Seperti kata ‘peka’ yang dilafalkan dengan ‘pepet’, padahal seharunya dilafalkan

seperti kata ‘teras’ (serambi). Kesalahan ucapan juga sering kali disebabkan penggunaan ejaan

bahasa daerah Jawa seperti huruf a yang harus dibaca seperti o dalam bahasa Indonesia. Misalnya,

nama ‘Poerwadarminta’ yang seharusnya dibaca Purwodarminta. Salah eja juga terjadi pada

penulisan kata-kata yang berasal dari bahasa asing seperti sistim, kongkrit, dan kwitansi, yang

ejaan sebenarnya ialah sistem, konkret, dan kuitansi.

Selain itu dalam penulisan ilmiah selain harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar, juga harus dapat menggunakan bahasa tersebut sebagai sarana komunikasi ilmu.

Penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar dalam tulis-menulis, harus pula ditunjang

oleh penerapan peraturan ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia, yaitu Ejaan Yang

Disempurnakan. Agar gagasan atau pesan yang terdapat pada karya tulis kita mudah dipahami

oleh pembaca.

1.7 Kaidah Bahasa Indonesia Baik dan Benar

Sebelum sampai pada pembahasan Bahasa Indonesia yang benar dan baik, terlebih dahulu

kita perlu tahu bagaimana standar resmi pembakuan Bahasa Indonesia. Jika bahasa sudah

memiliki baku atau standar yang sudah disepakati dan diresmikan oleh negara atau pemerintah,

2015 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Nama Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
barulah dapat dibedakan antara pemakaian bahasa yang benar dan tidak. Seperti yang ditulis di

buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku itulah yang

merupakan bahasa yang benar atau betul. Bahasa sebagai salah satu sarana komunikasi antar

sesama manusia tentunya bertujuan agar dapat dimengerti oleh manusia lainnya. Meskipun

berbicara dalam satu bahasa yang sama, dalam hal ini Bahasa Indonesia, namun ragam bahasa

yang dipakai tidaklah sama. Masing-masing kelompok menggunakan ragam yang berbeda. Orang

yang mahir menggunakan bahasanya sehingga maksud hatinya mencapai sasarannya, apa pun

jenisnya itu, dianggap berbahasa dengan efektif. Pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi

menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa itulah yang disebut bahasa yang baik atau

tepat. Bahasa yang harus mengenai sasarannya tidak selalu perlu bergam baku (Tata Bahasa Baku

Bahasa Indonesia. Sehingga jika kita berbahasa benar belum tentu baik untuk mencapai

sasarannya, begitu juga sebaliknya, jika kita berbahasa baik belum tentu harus benar, kata benar

dalam hal ini mengacu kepada bahasa baku.

Contohnya ;

Jika kita melarang seorang anak kecil naik ke atas meja,

Hayo adek, nggak boleh naik meja, nanti jatuh!”

Akan terdengar lucu jika kita menggunakan bahasa baku,

“Adik tidak boleh naik ke atas meja, karena nanti engkau bisa jatuh!”

Untuk itu ada baiknya kita tetap harus selalu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar,

yang berarti “pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang di samping itu

mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebaliknya

mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran”

2015 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Nama Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
1.8 Kesimpulan

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah penggunaan bahasa Indonesia yang

sesuai situasinya dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Berdasarkan asumsi ini, ada dua

syarat utama yang harus dipenuhi pemakai bahasa Indonesia agar pemakaian bahasa Indonesia-

nya baik dan benar. Syarat tersebut adalah memahami secara baik kaidah bahasa Indonesia dan

memahami benar situasi kebahasaan yang dihadapi. Seseorang yang menggunakan bahasa baku

dalam situasi resmi dan menggunakan ragam tidak baku dalam situasi tidak resmi adalah orang

yang mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar karena sesuai dengan fungsi

dan situasinya. Agar bisa memakai bahasa Indonesia secara baik dan benar, maka perlu adanya

sikap positif para pemakai bahasa Indonesia.

Daftar Pustaka

Firdaus, Winci. 2013. Bahasa Indonesia. Banda Aceh: CV. P&G Kilat Jaya

Pamungkas. 1972. PEDOMAN UMUM EJAAN YANG DISEMPURNAKAN ~EYD~, Surabaya: Giri

Surya

Satata, Sri dkk. 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kpribadian. Jakarta : Mitra

Wacana Media

Sumber dari internet:


Kaidah-bahasa-indonesia.blogspot.com/
http://ekowidianto.blogspot.com/2010/12/kaidah-bahasa-indonesia-jati-diri.html
http://juwie.wordpress.com/2009/03/24/kaidah-dan-penerapan-ejaan-bahasa-indonesia-
yang-disempurnakan-eyd/

2015 Nama Mata Kuliah Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Nama Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai