PENDAHULUAN
terhadap segala bentuk trauma. Lapisan kulit secara besar terdiri dari epidermis,
dermis, dan subkutis, serta memiliki ukuran sekitar 15% dari berat tubuh manusia.
Kulit merupakan jalinan jaringan tidak berujung pembuluh darah, saraf, dan
penyakit yang paling sering dijumpai pada negara beriklim tropis, termasuk
Indonesia. Data dari profil kesehatan Indonesia tahun 2016 menunjukkan bahwa
penyakit kulit dan jaringan subkutan menjadi peringkat ketiga dari 10 penyakit
terbanyak pasien rawat jalan di rumah sakit seluruh Indonesia berdasarkan jumlah
yang hidup seperti pada permukaan kulit dan membran mukosa. Antiseptik dapat
dibuat menggunakan bahan kimia maupun bahan alami yang berasal dari
tumbuhan.4
alami yaitu lidah buaya ( Aloe vera L. ). Lidah buaya mengandung beberapa zat-
zat aktif antara lain saponin, flavonoid, tanin dan polifenol. Saponin dapat
merusak asam (DNA dan RNA) pada bakteri yang terkandung di lidah buaya.
terhadap infeksi luka karena didalamnya terdapat daya antiseptik dan obat luka
negatif.8
buaya pada konsentrasi yang berbeda (25%, 30% dan 35%) mampu menghambat
1,36mm, 1,6 mm, dan 0,94 mm. Namun pada konsentrasi 0% menunjukkan tidak
adanya penghambatan pada pertumbuhan bakteri, hal ini disebabkan gel atau
lendir dan kandungan anti bakteri pada ekstrak daun lidah buaya dapat
aureus, dan kadar hambat minimal ekstrak Aloe vera adalah pada konsentrasi
25%. 10
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu diteliti “Apakah ekstrak lidah buaya
konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% yang paling efektif terhadap
2. Untuk mengetahui pada konsentrasi berapa ekstrak lidah buaya (Aloe vera
aureus.