Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata ajar Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif I

Dosen: Aat

Tugas Kelompok

Disusun oleh:

Kelompok 6

Alif Alin

Deris

Jihan Fitrina

M. Wahyudi

Nanda

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB

MAJALENGKA
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan
makalah ini. dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas makalah tentang Keperawatan
Menjelang Ajal dan Paliatif.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah memberikan
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
teman-teman.

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Perencanaan Asuhan Keperawatan Pada Kasus HIV/AIDS

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam indinesia dan banyak negara
di seluruh dunia.UNAIDS Badan WHO yang mengurus masalah AIDS, memperkirakan jumlah
di seluruh dunia pada bulan desember 2004 adalah 35,9-44,3 tuta orang. Saat ini tidak ada negara
yang terbebas dari HIV/AIDS menyebabkan berbagai krisis secara bersamaan, menyebabkan
krisis kesehatan, krisis pembangunan negara, krisis ekonomi, pendidikan dan juga krisis
kemanusiaan. Dengan kata lain HIV/AIDS menyebabkan krisis multidimensi. Sebagai krisis
kesehatan, AIDS memerlukan respon dari masyarakat dan memerlukan layanan pengobatan dan
perawatan untuk inndividu yang terinveksi HIV. (Setiati, 2014, hal. 887)

Hasil-hasil penelitian dalam bidang inveksi HIV memberi harapan dalam bidang
pencegahan dan terapi. Berbagai upaya pencegahan yang sudah di kenal seperti perilaku sehat,
penggunaan kondom, serta pencegahan pemakaian jarum suntik bersama tetap merupakan upaya
yang penting, namun pemberian obat anti retrovira (ARV), ternyata mampu menurunkan
penurunanya secara nyata. Berdasarkan hasil-hasil penilitian ini WHO menetapkan pencapaian
pada tahun 2015 yaitu menurunkan infeksi baru pada laki-laki dan perempuan muda sebesar 50
%menurunkan inveksi baru pada bayi dan anak sebesar 90% dan menurunkan angka kematian
terkait HIV sebesar 50%. Bahkan para pakar bada bidang penyakit ini optimis dalam waktu yang
tidak tertentu lama, infeksi HIV yang semula amat menakutkan akan dapat di kendalikan. Sudah
tentu optimisme ini di harapkan juga akan mewarnai upaya penanganan HIV di
indonesia.(Setiati, 2014, p. 887)

B. Rumusan Masalah
Bagaimana perencanaan asuhan keperawatan pada kasus HIV/AIDS

C. Tujuan
Mahasiswa mampu memahami bagaimana perenacanaan asuhan keperawatan pada kasus
HIV/AIDS
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perencanaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien HIV/AIDS

NO Diagnosa Tujuan dan criteria hasil Intervensi

keperawatan

1 Ketidakefektifan NOC : NIC :

termoregulasi b.d 1. Hidration Temperature regulation

penurunan 2. Adherence (pengaturansuhu)

imunitas tubuh Behavior 1.1 Monitor suhu

3. Immune status tubuh minimal tiap

4. Risk control 2 jam

5. Risk detection 1.2 Rencanakan

monitor suhu

KriteriaHasil : secara continue

- Keseimbanganantarapr 1.3 Monitor TD, nadi,

oduksipanas, panas RR

yang diterima, dan 1.4 Monitor warna dan

kehilangan panas. suhu kulit

- Seimbang antara 1.5 Monitor tanda-

produksi panas, panas tanda hipotermi

yang diterima, dan dan hipertermi

kehilangan panas 1.6 Tingkatkan intake

selama 28 hari cairan dan nutrisi

pertama kehidupan. 1.7 Selimuti pasien

- Keseimbangan asam untuk mencegah

basa bayi baru lahir hilangnya

- Temperature stabil : kehangatan tubuh

36,5-37 C 1.8 Ajarkan pada

- Tidak ada kejang pasien cara

- Tidak ada perubahan mencegah


warna kulit keletihan akibat

- Glukosa darah stabil panas

- Pengendalian risiko : 1.9 Diskusikan tentang

hipertermia pentingnya

- Pengendalian risiko: pengaturan suhu

hyporthermia dan kemungkinan

- Pengendalian risiko: efek negative dan

Proses menular kedinginan

- Pengendian risiko: 1.10 Beritahu tentang

paparan sinar matahari indikasi terjadinya

keletihan dan

penanganan

emergency yang

diperlukan

1.11 Ajarkan indikasi

dari hipotermi dan

penanganan yang

diperlukan

1.12 Berikan anti

piretik jika perlu

2 Ketidakseimban Setelah dilakukan 2.1 Kaji adanya alergi

gan nutrisi tindakan keperawatan makanan

kurang dari selama 3x24 jam 2.2 Monitor adanya

kebutuhan b.d diharapkan nutrisi kurang penurunan berat badan

penurunan teratasi dengan kriteria 2.3 Yakinkan diet yang

asupan oral hasil: dimakan mengandung

- -Adanya peningkatan tinggi serat untuk

berat badan sesuai mencegah konstipasi

dengan tujuan 2.4 Berikan informasi

- -Berat badan ideal tentang kebutuhan


sesuai dengan tinggi informasi

badan 2.5 Kolaborasi dengan

- Tidak ada tanda-tanda ahli gizi untuk

malnutrisi menentukan jumlah

- menunjukkan kalori dan nutrisi yang

penigkatan fungsi dibutuhkan pasien

pengecapan dan

menelan

- Tidak terjadi

penurunan berat badan

yang berarti

3 Intoleransi Setelah dilakukan 3.1 Bantu klien untuk

aktivitas b.d tindakan keperawatan mengidentifikasi

keadaan mudah selama 3x24 jam aktivitas yang mampu

letih, kelemahan, diharapkan Pasien dilakukan

malnutrisi bertoleransi terhadap 3.2 Bantu klien untuk

dangan aktivtas dengan kriteria membuat jadwal

gangguan hasil: latihan diwaktu luang.

keseimbangan - Berpartisipasi dalam 3.3 Sediakan penguatan

cairan dan aktivitas fisik tanpa yang positif bagi yang

elektroit disertai peningkatan aktif beraktivitas

tekanan darah, nadi 3.4 Monitor responfisik,

dan RR emosional, social dan

- -Mampu melakukan spiritual.

aktivtas sehari-hari 3.5 Kolaborasi dengan

(ADLs) secara Tenaga Rehabilitasi

mandiri Medik dalam

- Keseimbangan merencanakan

aktivitas dan istirahat program terapi yang

tepat.
4 Ansietas b.d Setelah dilakukan Anxiety Reduction (

ancaman nyata tindakan keperawatan 3 x peneurunan kecemasan)

terhadap 24 jam diharapkan 4.1 Gunakan pendekatan

kesejahteraan diri ansietas dapat teratasi yang menyenagkan

dengan Kriteria Hasil: 4.2 Nyatakan dengan jelas

- Klien mampu harapan terhadap

mengidentifikasi dan pelaku pasien

mengungkapkan ejala 4.3 Jelaskan semua

cemas prosedur dan apa yang

- Mengidentifikasi, dirasakan

mengungkapkan, dan 4.4 Pahami prespektif

menunjukkan teknik pasien terhadap situasi

mengontrol cemas stress

- Vital sign dalam batas 4.5 Temani pasien untuk

normal mengurangi takut

- Postur tubuh, ekspresi 4.6 Dengarkan dengan

wajah, bahasa tubuh penuh perhatian

dan tingkat aktivitas 4.7 Instruksikan pasien

menunjukkan menggunakan teknik

kurangnya kecemasan relaksasi

4.8 Berikan obat untuk

mengurangi

kecemasan

5 harga diri rendah Setelah dilakukan Self extem enhancement

b.d penyakit tindakan keperawatan 3 x 5.1 Tunjukkan rasa

kronis, krisis 24 jam diharapakan percaya diri terhadap

stuasional masalah ahrga diri rendah kemampuan pasien

teratasi dengan Kriteria untuk mengatasi

Hasil : situasi
- Adaptasi terhadap 5.2 Dorong pasien

ketidakdayaan fisik : mengidentifikasikan

respon adaptif klien kekuatan dirinya

terhadap tantangan 5.3 Ajarkan keterampilan

fungsional penting perilaku yang positif

- Menunjukkan melalui

penilaian pribadi 5.4 Buat steatment positif

tentang harga diri terhadap pasien

- Mengungkapkan 5.5 Dukung pasien untuk

penerimaan diri menerima

- Komunikasi terbuka 5.6 Kaji alasan-alasan

- Menggunakan strategi untuk mengkritik atau

koping efektif menyalahkan diri

sendiri

5.7 Kolaborasi dengan

sumber-sumber lain (

petugas dinas sosial,

perawat specialis

klinis, dan layanan

keagamaan )

Body image enhancement

counseling

5.8 Mengguakan proses

pertolongan interaktif

yang berfokus pada

kebutuhan, masalah

atau perasaan pasien

dan orang terdekat

untuk meningkatkan

atau mendukung

koping pemecahan
masalah

6 IsolasiSosial NOC : Socialization enhacement

Definisi : kesepian 6. Social interactive 6.1 Fasilitasi dukungan

yang dialami skills. kepada pasien oleh

individu dan 7. Stress level. keluarga, teman

dirasakan saat 8. Social support. dankomunitas.

didorong oleh 9. Post-trauma 6.2 Dukung hubungan

keberadaan orang syndrome. dengan orang lain

lain dan sebagai KriteriaHasil : yang mempunyai

pernyataan - Iklm social keluarga minat dan tujuan yang

negative atau :lingkungan yang sama.

mencengkam. mendukung yang 6.3 Dorong pasien

bercirikan hubungan melakukan kegiatan

Batasan dan tujuan anggota social dan komunitas.

karakteristik : keluarga. 6.4 Berikan uji

Objektif : - Partisipasi waktu pembatasan

1. Tidak ada luang: menggunakan interpersonal.

dukungan aktivitas yang 6.5 Berikan umpan balik

orang yang menarik, tentang peningkatan

dianggap menyenangkan, dan dalam perawatan dan

penting menenangkan untuk penampilan diri atau

2. Perilaku meningkatkan aktivitas lain.

yang tidak kesejahteraan. 6.6 Hadapkan pasien pada

sesuai - Keseimbangan pada hambatan penilaian,

dengan perasaan: mampu jika memungkinkan.

perkemban menyesuaikan emosi 6.7 Dukung pasien untuk

gan sebagai respon mengubah lingkungan

3. Afek terhadap keadaan seperti jalan-jalan

tumpul tertentu. 6.8 Fasilitasi pasien yang

4. Bukti - Keparahan kesepian: mempunyai penurunan

kecacatan mengendalikan sensory seperti


(mis:fisik, keparahan penggunaan kaca mata

mental) responemosi, social dan alat pendengaran.

5. Ada atau eksistensi 6.9 Fasilitasi pasi enpasien

didalam terhadap isolasi. untuk berpartisipasi

subcultural - Penyesuaian yang dalam diskusi dengan

6. Sakit, tepat terhadap tekanan group kecil.

tindakan emosi sebagai respon 6.10 Membantu pasien

tidak terhadap keadaan mengembangkan atau

berarti tertentu. meningkatkan

7. Tidak ada - Tingkat persepsi keterampilan social

kontak positif tentang status interpersonal.

mata kesehatandan status 6.11 Kurangi stigma

8. Dipenuhi hidup individu. isolasi dengan

dengan - Partisipasi dalam menghormati martabat

pikiran bermain, penggunaan pasien.

sendiri aktivitas oleh anak 6.12 Gali kekuatan dan

9. Menunjukk usia 1-11 tahun untuk kelamahan pasien

an meningkatkan dalam berinteraksi

permusuha kesenangan, hiburan, social.

n dan perkembangan.

10. Tindakan - Meningkatkan

berulang hubungan yang efektif

11. Afek sedih, dalam perilaku

ingin pribadi, interaksi

sendirian social dengan orang,

12. Menunjuka kelompok atau

n perilaku organisasi.

yang tidak - Ketersediaan dan

dapat peningkatan

diterima pemberian actual

oleh bantuan yang andal


kelompok dari orang lain.

kultural - Menungkapkan

yang penurunan perasaan

dominan atau pengalaman

13. Tidak diasingkan.

komunkati,

menarik

diri

Subjektif :

1. Minat yang

tidak sesuai

dengan

perkemban

gan

2. Mengalami

perasaan

berbeda

dari orang

lain

3. Tidak

percaya

diri saat

berhadapan

dengan

public

4. Mengungk

apkan

perasaan

kesendirian

yang

didorong
oleh orang

lain.

5. Mengungk

apkan

perasaan

penolakan.

6. Mengungk

apkan nilai

yang tidak

dapat

diterima

kelompok

cultural

dominan.

Factor yang

berhubungan :

1. Perubahan

status

mental

2. Gangguan

penampilan

fisik

7 Tidak efektifnya Setelah dilakukan Coping Enhancement

ekanisme koping tindakan keperawatan 1 x 7.1 Kaji koping keluarga

keluarga b.d 24 jam diharapakan terhadap sakit pasein

kemampuan Keluarga dapat dan perawatanny

dalam mempertahankan suport 7.2 Biarkan keluarga

mengaktualisasi sistem dan adaptasi mengung -kapkan

diri terhadap perubahan akan perasaan secara verbal

kebutuhannya dengan 7.3 Ajarkan kepada


criteria hasil : keluaraga tentang

- pasien dan keluarga penyakit dan

berinteraksi dengan transmisinya.

cara yang konstruktif

- - keluarga bisa

menerima keadaan

klien

8 distress spiritual Setelah dilakukan 1.1 bina hubungan saling

b.d penyakit tindakan keperawatan 3 x percaya dengan

infeksi kronis 24 jam diharapkan masalh pasien

distress spiritual dengan 1.2 kaji factor penyebab

criteria hasil : gangguan spiritual

- -mampu membina pada pasien

hubungan saling 1.3 bantu pasien

percaya dengan mengung -kapkan

perawat perasaan terhadap

- -mampu spiritual yang di

mengungkapkan yakini

penyebab gangguan 1.4 bantu klien mengem -

spiritual bangkan skill untuk

- -mengungkapkan mengatasi perubahan

perasaan dan pikiran spiritual dalam

tentang spiritual yang kehidupan

diyakininya 1.5 fasilitasi pasien

- aktif melakukan dengan alat-alat

kegiatan spiritual atau ibadah sesuai

keagamaan keyakinan atau

- - ikut serta dalam agama yang di anut

keadaan keagamaan oleh pasien

1.6 bantu pasien untuk

ikut serta dalam


kegiatan keagamaan

1.7 bantu pasien

mengevaluasi

perasaan setelah

melakukan kegiatan

ibadah atau kegiatan

spiritual lainnya.

Anda mungkin juga menyukai