Saat ini kita sedang mengalami krisis iklim. Video talkshow Ted Talks tahun 2016 berjudul Al
Gore The Case For Optimism on Climate Change yang berdurasi 25 menit 21 detik ini membahas
mengenai krisis iklim. Ted mengajukan tiga buah pertanyaan beserta jawabannya. Pertanyaan pertama
yaitu “Haruskah kita berubah?”. Sebelum menjawabnay, Ted menjelaskan bahwa misi Apollo yaitu
merubah gerakan lingkungan dengan meluncurkan gerakan lingkungan modern. Para ilmuwan
menyatakan bahwa fakta yang paling penting tentang krisis iklim berkaitan dengan langit. Langit disini
makasudnya lapisan atmosfer yang mengelilingi bumi. Dimana lapisan atmosfer semakin lama
semakin menipis. Lapisan ozon yang merupakan bagian dari lapisan atmosfer semakin berlubang
akibat adanya krisis iklim dan dampak dari global warming. Dalam video tersebut juga djelaskan
bahwa setiap harinya terdapat “muntahan” 110 juta ton polusi pemanasan global yang panas di dalam
bumi.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan permasalah ini, seperti pengelolaan hutan,
transportasi, lautan, pencairan es, dan masih banyak lagi yang menyebabakan efek gas rumah kaca.
Pada video tersebut dijelaskan bahwa hal yang menjadi fokus utama dalam permasalahan ini adalah
kita masih banyak menggunakan bahan bakar berbasis karbon yang kotor untuk 85 persen dari seluruh
energi yang dibakar dunia kita setiap tahun. Hal ini menyebabkan polusi pemanasan global buatan
manusia yang ada di atmosfer sekarang memerangkap energi panas ekstra sebanyak yang akan
dilepaskan oleh 400.000 bom atom kelas Hiroshima yang meledak setiap harinya. Perubahan suhu
dibumi semakin panas setiap harinya. Suhu terpanas terjadi pada yahun 2015 yang berdampak pada
Energi panas ekstra di bumi 93 persen terperangkap di lautan. Hal ini menyebabkan adanya dua
konsekuensi. Yang pertama yaitu badai berbasis samudera semakin kuat contohnya yaitu Topan Super
Haiyan pergi ke daerah Pasifik lima setengah derajat Fahrenheit lebih hangat daripada normal sebelum
menabrak Tacloban, sebagai badai paling merusak yang pernah dibuat pendaratan, konsekuensi yang
kedua yaitu lautan yang lebih hangat menguap lebih banyak uap air ke langit dan memicu hujan deras.
Contohnya yaitu di Houston, Texas, hujan turun selama dua hari, 162 miliar galon. Itu mewakili lebih
dari dua hari aliran penuh Air Terjun Niagara di tengah kota, yang, tentu saja, lumpuh. Rekor hujan
deras ini menciptakan banjir bersejarah dan tanah longsor. 29 Desember 2015, badai yang sama yang
menyebabkan banjir bersejarah di Midwest Amerika, menaikkan suhu di Kutub Utara 50 derajat
Fahrenheit lebih hangat dari biasanya, menyebabkan pencairan Kutub Utara di tengah-tengah yang
panjang, gelap, musim dingin, malam kutub. Dan ketika es di daratan Kutub Utara mencair, es itu
Jadi jawaban untuk pertanyaan pertama “Haruskah kita berubah?” adalah iya kita harus berubah.
Dalam video tersebut sudah dijelaskan dengan lengkap dan mudah untuk kita pahami seperti yang
sudah dipaparkan diatas. Menurut pendapat saya, perubahan itu memang harus dilakukan.
Pertanyaan kedua dari video tersebut yaitu “Bisakah kita berubah?”. Jawabannya dalah iya kita
bisa berubah. Hal ini dapat dilihat bahwa adanya penurunan tajam dan eksponensial yang
berkelanjutan dalam biaya energi terbarukan, efisiensi energi, baterai dan penyimpanan - dan
penyebaran pertanian dan kehutanan berkelanjutan - memberi negara-negara di seluruh dunia peluang
bersejarah untuk merangkul masa depan yang berkelanjutan, berdasarkan pada rendah karbon,
ekonomi sangat efisien. Memang, di banyak bagian dunia, energi terbarukan sudah lebih murah
daripada energi bahan bakar fosil - dan di banyak negara berkembang di dunia, energi terbarukan sama
sekali melompati bahan bakar fosil - sama halnya dengan ponsel yang melompati telepon rumah. Dan
Pada pernyataan kedua ini menguatkan argument dari pernyataan pertama. Dimana kita harus
berubah dan kita bisa berubah. Menggunakan energi yang terbarukan, misalnya memanfaatkan sinar
matahari untuk menghasilkan listrik. Contohnya seperti Muhammad Yunus membiayai panel surya di
Bangladesh dengan kredit mikro. Bangladesh sekarang adalah negara dengan penyebaran tercepat di
dunia: rata-rata dua sistem per menit, siang dan malam. Dan kita memiliki semua yang kita butuhkan:
cukup energi dari Matahari datang ke bumi setiap jam untuk memasok kebutuhan energi dunia penuh
selama satu tahun penuh. Ini sebenarnya sedikit kurang dari satu jam. Di Indonesia sendiri juga mulai
menggunakan energi angin. Dimana pemerintah Indonesia mendirikan kincir angina di Sulawesi
Selatan. Hal ini menurut saya merupakan langkah awal bagi Indonesia untuk mulai menggunakan
energi terbarukan.
Pertanyaan ketiga yaitu “Apakah kita akan berubah?”.jawabnnya adalah iya jika kita ingin
berubah maka kita akan berubah. ada bulan Desember, 195 negara mencapai kesepakatan bersejarah
di Paris, yang melampaui batas tertinggi dari kisaran harapan. Dan Kesepakatan Paris hanyalah contoh
terbaru dari kesediaan kita untuk bertindak. Tentu saja diperlukan lebih banyak perubahan, tetapi salah
satu ketentuan yang mengikat dari Perjanjian Paris membutuhkan tinjauan transparan lima tahun dari
rencana aksi yang diajukan oleh setiap negara, dan yang pertama akan dimulai dalam waktu kurang
dari dua tahun, jadi sekarang adalah saatnya membangun momentum untuk tindakan yang dibutuhkan.
Krisis iklim baik secara sengaja maupun tidak sengaja berasal dari perbuatan kita yang akhirnya
juga berdampak pada kita sendiri. Contohnya yaitu adanya kebakaran hutan di Kota Palembang di
musim kemarau ini menyebkan kabut asap yang tebal dan tidak sehat. Kesimpulan saya dari
keseluruhan video ini adalah kita itu harus berubah, kita bisa berubah dan kita akan berubah. Perubahan
berasal dari diri kita sendiri, dimulai dari yang kecil. Dimulai dari perubahan kecil dan terus dilakukan
sehingga menjadi perubahan yang besar. Perubahan yang dilakukan dengan tetap memperhatikan bumi
agar subu dan cuaca di bumi kembali normal dan krisis iklim tidak terjadi lagi.