Anda di halaman 1dari 69

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL

UPAYA MENINGKATKAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM


MELAKUKAN LIMA MOMEN CUCI TANGAN DI INSTALASI GAWAT
DARURAT DAN RAWAT INAP
DI UPTD PUSKESMAS DONOROJO KABUPATEN JEPARA

Disusun Oleh:

Nama Peserta : Munawaroh,A.Md.Kep.


NIP : 19920826 201902 2 005
Angkatan : CCXLI
No. Absen : 39
Jabatan : Perawat Terampil
Golongan : II/C
Unit Kerja : UPTD PUSKESMAS DONOROJO
Coach : Muchamad Rizal,ST,M.Sc,M.Eng
Mentor : dr. Al Manaf

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN CCXLI


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI JAWA TENGAH
BEKERJASAMA DENGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA

2019

ii
HALAMAN PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

Judul : UPAYA MENINGKATKAN KEPATUHAN PERAWAT


DALAM MELAKUKAN LIMA MOMEN CUCI TANGAN DI
INSTALASI GAWAT DARURAT DAN RAWAT INAP
UPTD PUSKESMAS DONOROJO
Nama : Munawaroh,A.Md.Kep.
NIP : 19920826 201902 2 00
Angkatan : CCXLI
No. Absen : 39

Disetujui untuk diseminarkan pada:


Hari : Jumat
Tanggal : 4 Oktober 2019
Tempat : Islamic Centre Semarang

Semarang, 4 Oktober 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Munawaroh, A.Md.Kep.
NIP. 199208262019022005

Menyetujui,

Coach Mentor

Muchamad Rizal,ST,M.Sc,M.Eng dr. Al Manaf


Widyaiswara Ahli Muda Kepala Puskesmas Donorojo
NIP. 198008272005011010 NIP. 197404212006041008

ii
HALAMAN PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

Judul : UPAYA MENINGKATKAN KEPATUHAN PERAWAT


DALAM MELAKUKAN LIMA MOMEN CUCI TANGAN DI
INSTALASI GAWAT DARURAT DAN RAWAT INAP
UPTD PUSKESMAS DONOROJO
Hari : Jumat
Tanggal : 4 Oktober 2019
Tempat : Islamic Centre Semarang

2019
Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Munawaroh, A.Md.Kep.

NIP. 199208262019022005

Mengesahkan,

Coach, Mentor,

Muchamad Rizal,ST,M.Sc,M.Eng dr. Al Manaf


Widyaiswara Ahli Muda Kepala Puskesmas Donorojo
NIP. 198008272005011010 NIP. 19740421200604

Narasumber,

NIP

iii
PRAKATA

Penulis memenjatkan segala puja dan puji syukur kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas Rancangan Aktualisasi nilai-nilai dasar
PNS dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN KEPATUHAN PERAWAT
DALAM MELAKUKAN LIMA MOMEN CUCI TANGAN DIPELAYANAN IGD
DAN RAWAT INAP DI UPTD PUSKESMAS DONOROJO KABUPATEN
JEPARA”.
Penulisan Rancangan Aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini disusun
sebagai salah satu persyaratan kelulusan Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan II Angkatan CCXLI Tahun 2019 yang
diselenggarakan di Semarang sebagai bentuk pemahaman konseptual
dan internalisasi nilai-nilai dasar PNS yang diterapkan di UPTD
Puskesmas Donorojo.

Dalam menyelesaian Rancangan Aktualisasi nilai-nilai PNS ini, penulis


menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dian Kristiandi selaku Plt.Bupati Jepara yang senantiasa


memberi dukungan terhadap Pelaksanaan Pelatihan Dasar ini.

2. Kepala BPSDMD Provinsi Jawa Tengah beserta jajarannya yang telah


menyelenggarakan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II.

3. Kepala BKD Jepara yang telah menyelenggarakan pelatihan dasar


CPNS Golongan II.

4. selaku narasumber penguji yang memberikan saran, masukan


perbaikan untuk penyempurnaan rancangan Aktualisasi ini sehingga
dapat diterapkan dengan lebih baik.

5. Bapak Muchamad Rizal,ST,M.Sc,M.Eng selaku coach yang telah


memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga
Rancangan Aktualisasi ini dapat selesai dengan baik.

iv
6. dr. Al Manaf selaku mentor yang telah memberikan masukan, inspirasi
dan arahan sehingga Rancangan Aktualisasi ini dapat diselesaikan
dengan baik.

7. Keluarga yang telah mendukung, mendoakan serta memberi bantuan


sehingga semua kegiatan Pelatihan Dasar CPNS dapat terselesaikan
dengan baik.

8. Seluruh Widyaiswara, dan Panitia yang telah memberikan ilmu,


bimbingannya, dukungan dan fasilitas selama kegiatan Pelatihan
Dasar CPNS Golongan II Angkatan CCXLI

9. Keluarga besar UPTD Puskesmas Donorojo atas dukungan dan


kerjasamanya.

10. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan menfasilitasi
kegiatan latsar.

11. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan CCXLI


atas inspirasi, kekompakan, bantuan, dan dukungannya.

Penulis berharap semoga Rancangan Aktualisasi ini dapat


memberikan manfaat bagi semua pihak dan dapat memberikan contoh
tentang implementasi nilai-nilai “ANEKA” dengan prinsip Manajemen
Aparatur Sipil Negara (ASN), Pelayanan Publik dan Whole of Government
dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kerja dan masyarakat.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada


rancangan ini, oleh karena itu penulis berharap kepada semua pihak
untuk memberikan saran dan masukan serta kritik yang membangun
untuk penyempurnaan rancangan Aktualisasi ini.

Semarang , 4 Oktober 2019

DAFTAR ISI

v
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................ii
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI...............................................ii
PRAKATA.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
BAB I....................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang1
B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah 3
1. Identifikasi Isu
3
2. Penetapan Isu
5
a. Penetapan Isu Menggunakan Metode APKL
5
b. Penetapan Kualitas Isu Menggunakan Analisis USG
6
C. Rumusan Masalah
7
D. Tujuan 8
E. Manfaat 8
BAB II...................................................................................................................9
LANDASAN TEORI..............................................................................................9
A. Sikap dan Perilaku Bela Negara 9
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara
9
2. Analisis Isu Kontemporer
12
B. Kesiapsiagaan Bela Negara 13
C. Nilai-nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil 15
1. Akuntabilitas
15

vi
2. Nasionalisme
156
3. Etika Publik
19
4. Komitmen Mutu
21
5. Anti Korupsi
22
D. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI25
1. Manajemen ASN
26
2. Pelayanan Publik
27
3. Whole of Government
28
E. Tinjauan Umum tentang Cuci Tangan
28
1. Pengertian Cuci Tangan
528
2. Faktor Risiko
29
3. Komplikasi
29
BAB III................................................................................................................31
DESKRIPSI ORGANISASI.................................................................................31
A. Profil Organisasi 31
1. Visi Dan Misi Puskesmas Donorojo
32
2. Tata Nilai Puskesmas Donorojo
32
3. Struktur orgasnisasi
33
B. Keadaan Geografi 34
1. Lokasi Puskesmas
34

vii
2. Luas Wilayah
35
3. Batas Wilayah
35
C. Demografi 36
D. Keadaan Sosial Ekonomi Dan Budaya 37
E. Sarana Pelayanan Kesehatan 38
a. Fasilitas Kesehatan
38
b. Sumber Daya Manusia
38
F. Tugas Pokok Peserta Pelatihan Dasar
44
1. Tugas Pokok Aparatur Sipil Negara
44
2. Sasaran Kerja Pegawai
44
G. Role Model 46
BAB IV................................................................................................................48
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI.......................................................48
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan
dengan Substansi Mata Pelatihan. 48
1. Isu Terpilih
49
2. Pemecahan Isu
50
3. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
58
BAB V.................................................................................................................59
PENUTUP...........................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................60
Lampiran Biodata................................................................................................62

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.2 Identifikasi Isu........................................................................................


10
Tabel 1.3 Tabel parameter APKL...........................................................................
12
Tabel 1.4 Tabel penetapan isu dengan APKL.......................................................
12

ix
Tabel 1.5 Tabel penjelasan USG...........................................................................
13
Tabel 1.6 Tabel parameter USG............................................................................
13
Tabel 1.7 Tabel Penetapan Isu USG.....................................................................
14
Tabel 3.1 Distribusi penduduk menurut jenis kelamin di wilayah UPTD
Puskesmas Donorojo 2018
.......................................................................................................
37
Tabel 3.2 Distribusi pelayanan kesehatan yang ada diwilayah UPTD
Puskesmas Donorojo
.......................................................................................................
38
Tabel 3.3 Distribusi tenaga kesehatan berdasarkan tingkat pendidikan di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Donorojo tahun 2018
.......................................................................................................
39
Tabel 4.1 Tabel Isu Terpilih....................................................................................
49
Tabel 4.2 Tabel Pemecahan Isu............................................................................
50
Tabel 4.3 Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi.............................
58

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Donorojo...............................


33
Gambar 3.2 Peta Wilayah Kecamatan Donorojo....................................................
36
Gambar 3.3 Role Model..........................................................................................
12

xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang ASN no.5 tahun 2014, Aparatur
Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah. ASN memiliki tiga peran utama, yaitu: sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan
pemersatu bangsa. Dalam hal ini, dapat dikatakan ASN berperan
penting dalam menentukan keberhasilan pemerintahan. Untuk itu,
setiap ASN dituntut harus memiliki integritas yang tinggi, bertindak
sesuai dengan nilai dasar dan kode etik ASN.
Diklat prajabatan pola baru sekarang ini telah memadukan
antara tahap internalisasi dan aktualisasi. Tahap internalisasi
merupakan tahap penanaman nilai-nilai dasar akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, serta anti korupsi
(ANEKA). Sedangkan, tahap aktualisasi merupakan tahap perwujudan
dari nilai-nilai dasar tersebut di tempat tugas/ tempat magang.
(Pemerintah Indonesia, 2014)
Untuk mencapai Visi dan Misi pembangunan kesehatan
Kabupaten Jepara serta Visi dan Misi UPT Puskesmas Donorojo
maka perlu disusun sebuah dokumen perencanaan yang
komprehensif. Perencanaan kegiatan dilakukan dari organisasi paling
bawah atau disebut Bottom Up Planning. Puskesmas sebagai ujung
tombak institusi pelayanan kesehatan di lapangan dituntut untuk dapat
menyusun perencanaan dengan baik berdasarkan prioritas masalah
dengan berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimiliki.
Selama penulis bertugas di Puskesmas Donorojo hal dasar
yang masih belum terlaksana dengan baik adalah belum optimalnya
kepatuhan perawat dalam melakukan cuci tangan 5 momen di IGD
dan Rawat Inap, kurangnya kepatuhan petugas dalam penggunaan

1
Alat Pelindung Diri dalam melaksanakan tindakan medis dengan
prinsip steril, lamanya transfer pasien dari ruangan IGD ke ruang
rawat inap, Pelaksanaan triage yang belum efektif di ruang IGD dan
belum optimalnya penerapan 5S (Salam, Senyum, Sapa, Sopan dan
Santun) pada petugas.
Banyak petugas yang lupa untuk mencuci tangan sebelum
kontak dengan pasien, sebelum tindakan aseptik, setelah terkena
cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, setelah
menyentuh lingkungan sekitar pasien.
Salah satu upaya pencegahan penularan infeksi dan mereduksi
angka HAIs (Healtcare-Associated Infections) yang dilakukan oleh
WHO adalah memberikan pedoman kebersihan tangan bagi tenaga
kesehatan. Praktik kebersihan tangan yang baik dapat mengurangi
penyebaran infeksi yang berpotensi mengancam nyawa pasien di
fasilitas pelayanan kesehatan, penelitian WHO menentukan bahwa
cuci tangan yang dilakukan dengan aturannya dapat mengurangi
infeksi nosokomial hingga 40%. Angka rata-rata kepatuhan tenaga
kesehatandi Indonesia dalam melaksanakan cuci tangan adalah
sebesar 20-40%. (Galih Pradipta, 2007)
Berkaitan dengan pembentukan PNS yang profesional, penulis
sebagai perawat di pelayanan IGD dan Rawat Inap UPTD Puskesmas
Donorojo mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang perlu
mendapat perhatian serius guna mencapai tujuan untuk membentuk
PNS yang profesional dan dalam rangka mewujudkan visi dan misi
organisasi. Melalui kegiatan aktualisasi yang menerapkan konsep nilai
dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan
anti korupsi (ANEKA) maka penulis berharap dapat memberikan
kontribusi melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat solutif dan inovatif
sehingga nantinya bisa menjadi ASN yang profesional sebagai
perawat di pelayanan IGD dan Rawat Inap UPTD Puskesmas
Donorojo.

2
B. Identifikasi Isu dan Penetapan Isu
1. Identifikasi Isu

Dalam proses meningkatkan Mutu Pelayanan UPTD


Puskesmas Donorojo ditemukan beberapa isu yang berkaitan dengan
nilai-nilai Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan Whole of
Government. Sebagai pelayan publik isu-isu tersebut sangat
mempengaruhi sehingga menjadi perlu untuk dianalisis penyebabnya
dan ditemukan solusi untuk menanganinya. Berdasarkan prinsip-
prinsip kedudukan dan Peran Pegawai Negri Sipil dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Berikut adalah beberapa isu yang terjadi di IGD dan Rawat Inap
UPTD Puskesmas Donorojo yang perlu dilakukan analisis penyebab
isu dan mencari jalan keluar atau solusi dari isu yang ada.

Tabel 1.1: Identifikasi Isu


Sumber Keadaan Saat Kondisi Yang
No Identifikasi Isu
Isu Ini Diharapkan

1 2 3 4 5

1. Masih
terdapat
perawat yang
tidak cuci
tangan sesuai Perawat patuh
5 moment (6 cuci tangan
Belum optimalnya
langkah cuci dalam 5
kepatuhan perawat
tangan) moment
dalam melakukan
Manajemen 2. Belum sehingga dapat
cuci tangan 5 mengurangi
ASN, WoG, memadahinya
1 momen di sarana infeksi
Pelayanan
pelayanan IGD dan prasarana nosokomial
Publik
Rawat Inap UPTD (handwash, (INOS) dan
Puskesmas handrubb, sarana prasana
Donorojo washlap/ tisu) untuk cuci
3. Belum ada tangan
kerjasama tersedia.
antar perawat
dalam patuh
mencuci
tangan
2 Kurangnya Manajemen Masih kurangnya Meningkatnya
kepatuhan petugas kepatuhan petugas kepatuhan

3
dalam penggunaan
Alat Pelindung Diri dalam petugas dalam
dalam menggunakan Alat menggunakan
melaksanakan Pelindung Diri Alat Pelindung
tindakan medis yang sesuai saat Diri saat
ASN
dengan prinsip steril melakukan melakukan
di IGD dan Rawat tindakan medis tindakan medis
Inap UPTD dengan prinsip dengan prinsip
Puskesmas steril. steril
Donorojo

Beberapa kejadian
Efisiensi waktu
Lamanya transfer pasien tanpa
agar pasien
pasien dari ruangan Manajemen indikasi untuk
tanpa indikasi
IGD ke ruang rawat ASN, observasi
3 observasi dapat
inap di UPTD Pelayanan menunggu terlalu
segera pindah
Puskesmas publik lama untuk pindah
ke ruang rawat
Donorojo dari ruang IGD ke
inap
ruang rawat inap

Pelaksanaan triage Pada beberapa Tenaga medis


yang belum efektif di kejadian pasien dapat
Manajemen
4 ruang IGD asal ditempatkan menempatkan
ASN
Puskesmas di tempat tidur pasien sesuai
Donorojo yang tersedia kriterianya

Petugas
kesehatan
Belum optimalnya Pelayan Dibeberapa sektor harus
penerapan 5S Publik instalasi terutama menerapkan 5S
(Salam, Senyum, IGD dan Rawat agar si pasien
Sapa, Sopan dan Inap masih bisa merasa
Santun) pada ditemukan petugas nyaman dan
5 petugas kesehatan Rumah Sakit yang bisa cepat
di IGD dan Rawat belum sembuh
Inap UPTD menerapkan 5S sehingga
Puskesmas (Salam, Senyum, tercipta
Donorojo Sapa, Sopan & kepuasan
Santun) secara pelayanan
optimal pasien

2. Penetapan Isu
a. Penetapan Isu Menggunakan Metode APKL
Rancangan Aktualisasi yang akan dilaksanaan menggunakan
pendekatan Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan

4
Layak) digunakan untuk menentukan kelayakan suatu isu sebagai
berikut.

Tabel 1.2 Tabel parameter APKL


No Indikator Keterangan
1 2 3
1 Aktual (A) Isu yang sedang terjadi atau dalam proses
kejadian, sedang hangat dibicarakan di
kalangan masyarakat, atau isu yang
diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat.
jadi bukan isu yang sudah lepas dari
perhatian masyarakat atau isu yang sudah
basi.
2 Problematik (P) Isu yang menyimpang dari harapan standar,
ketentutan yang menimbulkan kegelisahan
yang perlu segera dicari penyebab dan
pemecahannya.
3 Kekhalayakan (K) Isu yang secara langsung menyangkut hajat
hidup orang banyak, masyarakat pelanggan
pada umumnya, dan bukan hanya untuk
kepentingan seseorang atau sekelompok
kecil orang tertentu saja.
4 Layak (L) Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis,
dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak,
wewenang, dan tanggung jawab.

Berikut beberapa isu yang ada pada UPTD Puskesmas Donorojo


yang ditetapkan menggunakan pendekatan APKL:

Tabel 1.3 Tabel penetapan isu dengan APKL

5
No Indikator Keterangan
Identifikasi Isu
A P K L
1 Belum optimalnya kepatuhan + + + + Memenuhi Syarat
perawat dalam melakukan cuci (MS)
tangan 5 momen di IGD dan
Rawat Inap UPTD Puskesmas
Donorojo

2 Kurangnya kepatuhan petugas + + + + Memenuhi Syarat


dalam penggunaan Alat Pelindung (MS)
Diri dalam melaksanakan tindakan
medis dengan prinsip steril di IGD
dan Rawat Inap UPTD
Puskesmas Donorojo

3 Lamanya transfer pasien dari + + - + Tidak Memenuhi


ruangan IGD ke ruang rawat inap Syarat (TMS)

4 Pelaksanaan triage yang belum + + + + Memenuhi Syarat


efektif di ruang IGD Puskesmas (MS)
Donorojo

5 Belum optimalnya penerapan 5S + + - + Tidak Memenuhi


(Salam, Senyum, Sapa, Sopan Syarat (TMS)
dan Santun) pada petugas
kesehatan di IGD dan Rawat Inap
UPTD Puskesmas Donorojo

Keterangan : (+) : memenuhi syarat (-) : tidak memenuhi syarat

A : Aktual K : Kekhalayakan

P : Problematik L : Layak

Berdasarkan tabulasi APKL seperti tercantum pada tabel di atas,


ditemukan tiga isu yang memenuhi syarat, yaitu sebagai berikut :
1. Belum optimalnya kepatuhan perawat dalam melakukan cuci
tangan 5 momen di IGD dan Rawat Inap di UPTD Puskesmas
Donorojo.
2. Kurangnya kepatuhan petugas dalam penggunaan Alat Pelindung
Diri dalam melaksanakan tindakan medis dengan prinsip steril di
IGD dan Rawat Inap di UPTD Puskesmas Donorojo.
3. Pelaksanaan triage yang belum efektif di IGD Puskesmas
Donorojo.

6
b. Penetapan Kualitas Isu Menggunakan Analisis USG

Analisis yang digunakan untuk memprioritaskan isu yang akan


ditindak lanjuti menggunakan Analisis USG (Urgency, Seriousness,
Growth) adalah Adapun indikator analisis USG adalah sebagai berikut:

Tabel 1.4 Tabel penjelasan USG


No Komponen Keterangan
1 2 3
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas
dikaitkan demgan waktu yang tersedia serta
seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu
2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas
dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
ditimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah
penyebab isu tidak dipecahkan (bisa
mengakibatkan masalah lain)
3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah
penyebab isu akan semakin memburuk jika
dibiarkan.

Parameter yang digunakan untuk menentukan prioritas yaitu


menggunakan skala likert pada tabel berikut:

Tabel 1.5 Tabel parameter USG


Urgency / Seriousness / Growth /
Nilai
Mendesak Kegawatan Pertumbuhan

1 2 3 4
Isu tidak Isu tidak begitu serius
mendesak untuk di bahas karena Isu lamban
1. untuk segera tidak berdampak ke berkembang
diselesaikan hal yang lain
Isu kurang Isu kurang serius Isu kurang cepat
mendesak untuk segera dibahas berkembang
2.
untuk segera karena tidak kurang

7
berdampak ke hal
diselesaiakn
yang lain
Isu cukup Isu cukup serius untuk
Isu cukup cepat
mendesak segera dibahas karena
3. berkembang,
untuk segera akan berdampak ke
segera dicegah
diselesaikan hal yang lain
Isu serius untuk Isu cepat
Isu mendesak
segera dibahas karena berkembang
4. untuk segera
akan berdampak ke untuk segera
diselesaikan
hal yang lain dicegah
Isu sangat Isu sangat serius untuk Isu sangat cepat
mendesak segera dibahas karena berkembang
5. untuk segera akan berdampak ke untuk segera
diselesaikan hal yang lain dicegah

Analisis penetapan USG yang dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 1.6Tabel Penetapan Isu USG


Indikator
Pering
No Isu U S G Jumlah
kat
(1-5) (1-5) (1-5)
1 2 3 4 5 6 7
Belum optimalnya
kepatuhan perawat
dalam melakukan cuci
1 tangan 5 momen di 4 5 5 14 1
pelayanan IGD dan
Rawat Inap UPTD
Puskesmas Donorojo
Kurangnya kepatuhan
petugas dalam
penggunaan Alat
Pelindung Diri dalam
2 melaksanakan tindakan 3 3 4 10 3
medis dengan prinsip
steril di IGD dan Rawat
Inap UPTD Puskesmas
Donorojo
3 Pelaksanaan triage yang 4 3 5 12 2
belum efektif di ruang
IGD Puskesmas

8
Indikator
Pering
No Isu U S G Jumlah
kat
(1-5) (1-5) (1-5)
1 2 3 4 5 6 7
Donorojo

Keterangan:
U : Urgency/ mendesak
S : Seriousness/kegawatan
G : Growth/pertumbuhan

C. Rumusan Masalah

Bagaimana cara mengoptimalkan kepatuhan Perawat dalam


melakukan 5 momen cuci tangan di Instalasi Gawat Darurat dan
Rawat Inap Puskesmas Donorojo dengan menerapkan nilai-nilai dasar
PNS.

D. Tujuan

Tujuan dari kegiatan dalam rancangan aktualisasi ini adalah untuk


mengoptimalkan kepatuhan perawat dalam melakukan 5 momen cuci
tangan di pelayanan IGD dan Rawat Inap UPT Puskesmas Donorojo
melalui penerapan nilai-nilai dasar PNS. sehingga mampu
melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional, Akuntabel,
Sinergis, Transparan dan inovasi sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa.

E. Manfaat

Manfaat aktualisasi nilai-nilai dasar PNS antara lain :


1. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
a. Penulis lebih bisa menjalankan dan mengimplementasikan
perannya dalam lingkup kegiatan sehari-hari menggunakan
nilai-nilai dasar ASN yang telah didapakan selama mengkuti
inclass Diklat Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
b. Memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasi
keterkaitan prinsip Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan
whole of Government.

9
2. Bagi Satuan Kerja
Dapat memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat UPT
Puskesmas donorojo dari aspek promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative untuk mendukung Visi dan Misi UPT Puskesmas
Donorojo.

3. Bagi Stakeholder
Masyarakat sangat terpuaskan oleh pelayanan yang diberikan.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sikap dan Perilaku Bela Negara


Sikap perilaku dan kedisiplinan yang harus dilimiliki oleh PNS
untuk menunjang fungsinya adalah nilai-nilai sikap perilaku, kesehatan

10
jasmani dan kesehatan mental, kesamaptaan jasmani dan
kesamaptaan mental, dan tata upacara sipil dan keprotokolan.

1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara


Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur,
pada hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran
berbangsa dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku
PNS harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu
mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa
Indonesia (sesuai amanah yang ada dalam Pembukaan UUD
1945) melalui:
1. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan
negara Indonesia yang terdiri dari beberapa suku bangsa
yang mendiami banyak pulau yang membentang dari
Sabang sampai Merauke, dengan beragam bahasa dan
adat istiadat kebudayaan yang berbeda-beda.
2. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme
untuk menjaga kelangsungan hidup bangsa dan
negaraMemiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai
warga negara Indonesia yang menghormati lambang-
lambang negara dan mentaati peraturan perundang-
undangan..
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk
mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat
mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga
dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam
diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban
dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab
dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan

11
bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk
cinta terhadap tanah air kita.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami
penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara antara lain:
a. Cinta Tanah Air.
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara..
c. Pancasila.
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.

2. Analisis Isu Kontemporer


Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C.,
2017) ada empat level lingkungan strategis yang dapat
mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya
sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga
(family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/
Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global).
PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal
juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan
berbangsa dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan
bernegara. Fenomena-fenomena tersebut menjadikan pentingnya
setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan
isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi,
isu-isu tersebut diantaranya; bahaya paham radikalisme/
terorisme, bahaya narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi,
proxy war. Isu-isu di atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu
strategis kontemporer.

3. Kesiapsiagaan Bela Negara

12
Untuk melatihan kesiapasiagaan bela negara bagi CPNS ada
beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap
dan mau tahu terkait dengan kejadian-kejadian permasalahan yang
dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi,
tidak mudah percaya dengan barita gossip yang belum jelas asal
usulnya, tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obat-obatan
terlarang dan permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih
penting lagi ada mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut
bela negara..
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti
pada negara dan kesediaan berkorban membela negara.
Cakupan bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus,
hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga
negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh
bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang
terbaik bagi bangsa dan negara.
Setidaknya unsur Bela Negara antara lain :
a. Cinta Tanah Air.
b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara.
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara.
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara.
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang tentu
kegiatan bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib militer
atau kegiatan semacam militerisasi, namun lebih bagaimana
menanamkan jiwa kedisiplinan, mencintai tanah air (dengan menjaga
kelestarian hayati), menjaga aset bangsa, menggunakan produksi
dalam negeri, dan tentu ada beberapa kegiatan yang bersifat fisik
dalam rangka menunjang kesiapsiagaan dan meningkatkan
kebugaran fisik saja.
Oleh sebab itu maka dalam pelaksanaan latihan dasar bagi
CPNS akan dibekali dengan latihan-latihan seperti :

13
a. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik;
b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental;
c. Kegiatan Baris-berbaris, Apel, dan Tata Upacara;
d. Keprotokolan;
e. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
f. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan.

B. Nilai-nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil


1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan masyarakat
(public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat karena
aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi, mencegah
korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta meningkatkan efisiensi
dan efektivitas.
Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Kepemimpinan
b. Transparansi
c. Integritas
d. Tanggungjawab
e. Keadilan
f. Kepercayaan
g. keseimbangan
h. Kejelasan
i. Konsistensi
1) Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:

14
a. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada
otoritas yang lebih tinggi.
b. Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
2) Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
a. Akuntabilitas Personal
b. Akuntabilitas Individu
c. Akuntabilitas Kelompok
d. Akuntabilitas Organisasi
e. Akuntabilitas Stakeholder (Bevaola Kusumasari, Septiana
Dwiputrianti, Enda Layuk Allo, 2015)

2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap
bangsa dan negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara. Nasionalisme merupakan pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila
agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan
wawasan kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang
harus diperhatikan, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

15
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia (Yudi
Latief, Adi Suryanto, Abdul Aziz Muslim, 2015)

3. EtikaPublik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-
hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
b. Dimensi Modalitas
c. Dimensi Tindakan Integritas Publik (Wahyudi Kumoro tomo,
Nana Rukmana, Amir Imbaruddin, 2015)

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran
baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
a. Efektivitas.
b. Efisiensi.
c. Inovasi.

16
d. Orientasi mutu

Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam


mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung)
b. Reliability (kehandalan)
c. Responsiveness (daya tangkap)
d. Assurance (jaminan)
e. Empathy (Tjutju Yuniarsih dan Muhammad Taufiq, 2015)

5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema
Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960).
Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption” berasal dari kata
“corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin
tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt” (Inggris),
“corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie” (Belanda). Korupsi
secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian.
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan
yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan
sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya
diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. menurut UU No.
31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana
korupsi yang terdiri dari:
a. Kerugian keuangan negara,
b. Suap-menyuap,

17
c. Pemerasan,
d. Perbuatan curang,
e. Penggelapan dalam jabatan,
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. Gratifikasi

Nilai-Nilai Anti Korupsi


Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
a. Kejujuran
b. Kepedulian .
c. Kemandirian
d. Kedisiplinan
e. Tanggung Jawab
f. Kerja Keras
g. Sederhana
h. Keberanian
i. Keadilan (Tim Penulis KPK, 2015)

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Kedudukan ASN dalam NKRI yaitu
1. Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara.
2. Pegawai ASN melaksanakan Kebijakan yang ditetapkan oleh
Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
Intervensi semua Golongan serta Parpol.
3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik.
4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri, namun
demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.

1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan
pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional.
Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian

18
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun
dan jaminan hari tua; dan perlindungan. (Elly Fatimah dan Erna
Irawati, 2017)

2. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem,
non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya
dapat dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma
pelayanan: Old Public Administration (OPA), New Public
Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service
(NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,

19
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.
Fundamen Pelayanan Publik:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai
amanat konstitusi
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga
negara
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk
mencapai hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa
yang akan datang
d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi. (Erwan
Agus Purwanto DKK, 2017)

3. Whole of Government
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno &
Sejati, 2016).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan
publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu. (Yogi Suwarno dan Tria Atmojo Sejati, 2017)

D. Tinjauan Umum Tentang Cuci Tangan


Hand Hygiene (kebersihan tangan) merupakan teknik dasar
yang paling penting dalam pencegahan dan pengendalian infeksi.
Hand hygiene merupakan membersihkan tangan dengan sabun dan

20
air atau handrub berbasis alkohol yang bertujuan mengurangi atau
mencegah berkembangnya microorganism di tangan. (World Health
Organization, 2009) Hand hygiene merupakan cara yang paling efektif
untuk mencegah HAIs. (Shimokura G, DKK, 2006)

Tujuan hand hygiene adalah untuk membuang kotoran dan


organisme yang menempel ditanagan dan untuk mengurangi jumlah
mikroba total pada saat itu. WHO menyatakan bahwa hand hygiene
yang efektif melibatkan kesadaran kesehatan pekerja, indikasi, dan
kapan waktu melakukan hand hygiene. Aksi hand hygiene dapat
dilakukan dengan handrubbing dengan produk berbasis alkohol atau
dengan mencuci tangan dengan sabun dan air. Terdapat “5 momen”
dimana petugas kesehatan harus melakukan hand hygiene yaitu:
1) sebelum menyentuh pasien,
2) sebelum melakukan prosedur aseptik,
3) setelah terpapar denagn cairan tubuh pasien,
4) setelah bersentuhan dengan pasien,
5) setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien.
Menurut WHO langkah-langkah hand hygiene adalah sebagai
berikut:
1. Teknik hand hygiene dengan mencuci tangan
a) Basahkan tangan dengan air
b) Berikan sabun secukupnya, dan ratakan ke seluruh
permukaan tangan
c) Gosok telapak tangan kiri dengan telapak tangan kanan
d) Telapak tangan kanan digosokkan kepunggung tangan kiri
beserta ruas-ruas jari, begitu juga sebaliknya
e) Gosok telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri
dengan jari-jari saling terkait
f) Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari
saling mengunci
g) Jempol kanan digosok memutar oleh telapak tangan kiri,
begitu sebaliknya

21
h) Jari kiri menguncup, gosok memutar ke kanan dan ke kiri
begitu juga sebaliknya
i) Bilas dan Keringkan tangan.
j) Mencuci tangan memerlukan waktu sekitar 40-60 detik,
sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan langkah
e sampai h sekitar 15-30 detik.

2. Teknik hand hygiene dengan handrubbing menggunakan bahan


berbasis alkohol:
a) Berikan alkohol secukupnya pada tangan
b) Ratakan alkohol keseluruh permukaan tangan
c) Gosok telapak tangan kiri dengan telapak tangan kanan
d) Telapak tangan kanan digosokkan ke punggung tangan kiri
dengan jari-jari saling terkait
e) Gosok telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri
dengan jri-jari saling terkait
f) Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari
saling mengunci
g) Jempol kanan digosok memutar oleh telapak tangan kiri
begitu pula sebaliknya
h) Jari tangan menguncup, gosok memutar ke kanan dan ke kiri
pada telapak kanan dan sebaliknya
i) Keringkan tangan

Kepatuhan didefinisikan sebagai kesetiaan, ketaan atau


loyalitas. Kepatuhan dalam lingkup pelaksanaan hand hygiene
dengan indikasi dan tata cara yang benar. Kepatuhan adalah tingkat
seseorang melaksanakan suatu cara atau berperilaku sesuai dengan
apa yng disarankan atau dibebankan kepadanya. Perilaku adalah
suatu kegiatan atau aktuvitas yang dapat diamati langsung dan tidak
langsung. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan
untuk menimbulkan reaksi, yakni disebut rangsangan. Berarti

22
rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi tertentu. (Dirjen Bina
Upaya Kesahatan, 2012)
Kepatuhan hand hygiene merupak ketaatan dalam
melaksanakan kebersihan tangan baik dengan mencuci tangan
dengan air ataupun dengan handrubb berbasis alkohol. Banyak faktor
yang berkontribusi terhadap rendahnya kepatuhan hand hygiene
diantara petugas kesehatan, termasuk kurangnya pengetahuan
tentang pentingnya hand hygiene dalam mengurangi penyebaran
infeksi, kurangnya pemahaman tentang teknik hand hygiene yang
benar, kurangnya fasilitas cuci tangan, serta ketakutan petugas akan
terjadinya iritasi pada tangan jika terkena sabun. (World Health
Organization, 2009)

BAB III

PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkatpertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas yaitu Paradigma
Sehat; Pertanggungjawaban Wilayah; Kemandirian masyarakat;
Pemerataan; Teknologi tepat guna; dan Keterpaduan dan
kesinambungan
Dasar Hukum Pusat Kesehatan Masyarakat, yaitu:

23
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
c. Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan;
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269
Tahun 2008 tentang Rekam Medis
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Kinik Pratama
Tempat Praktek Mandiri Dokter dan Tempat Praktek mandiri
Dokter Gigi;
g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2016 tentang pedoman Manajemen Puskesmas.

2. Wilayah Kerja dan Demografi


Puskesmas Donorojo terletak didesa Clering kecamatan
Donorojo merupakan Puskesmas Rawat Inap & Puskesmas Layak
Persalinan. Letak geografis Puskesmas Donorojo berbatasan dengan:
Sebelah Barat : Wilayah Puskesmas Keling II
Sebelah Timur : Kabupaten Pati
Sebelah Selatan : Wilayah Puskesmas Keling I
Sebelah Utara : Laut Jawa
Meliputi tanah kering, tanah persawahan, tanah basah, tanah
perkebunan, bukit, pegunungan dan tanah keperluan fasilitas umum.
Dengan ketinggian< 500 meter diatas permukaan laut. Dengan suhu
udara antara 28 – 32 C.

Tabel 3.1 Geografis/Topografis desa/Kelurahan

Kode Topografi Desa


wilaya Desa Pesisir/te Lembah/daera Lereng/punggun
Dataran
h pi laut h aliran sungai g bukit
001 Sumberrejo - - √ -

24
002 Clering √ - - -
003 Ujungwatu √ - - -
004 Banyumanis √ - - -
005 Tulakan - - - √
006 Bandungharjo √ - - -
007 Blingoh - - - √
008 Jugo - - √ -
Jumlah 4 2 2
Sumber : Kecamatan Donorojo Dalam Angka Tahun 2018

Tabel 3.1 diatas menunjukkan wilayah kerja Puskesmas


Donorojo bervariasi dalam hal topografinya, mulai dari pesisir sampai
pada pegunungan, hal ini merupakan tantangan bagi Puskesmas
untuk bisa memberikan pelayanan yang bervariasi pula menyesuaikan
dengan keadan sosial masyarakat.
Wilayah kerja yang menjadi tanggung jawabnya memiliki Luas
108,64 Km², meliputi : 8 desa dengan 262 RT, 56 RW dan 18.543
Rumah Tangga yang terinci pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk per Km²


Kode Luas Wilayah Kepadatan
Desa Jumlah Penduduk
wilayah per Km² Penduduk per Km²
001 Sumberrejo 6.53 3.034 465
002 Clering 23.67 5.725 242
002 Ujungwatu 11.67 5.523 473
004 Banyumanis 22.34 8.646 387
005 Tulakan 15.33 14.715 960
006 Bandungharjo 10.50 7.691 732
007 Blingoh 14.40 10.044 698
008 Jugo 4.20 1.636 390
Jumlah 108.64 57.014 525
Sumber : Kecamatan Donorojo Dalam Angka Tahun 2018

3. Visi, Misi, Motto, Tata Nilai


a. Visi Puskesmas Donorojo adalah Menjadi Puskesmas yang
memberikan pelayanan paripurna dalam mewujudkan Donorojo
sehat

25
- Donorojo Sehat adalah masyarakat di wilayah kerja UPT
Puskesmas Donorojo yang memiliki kondisi sehat baik
secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
- Paripurna adalah pelayanan yang sesuai dengan prosedur
dengan tenaga kesehatan yang profesional dibidangnya
sehingga terjamin pelayanan yang prima.
a. Misi Puskesmas Donorojo
- Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku
hidup bersih dan sehat.
- Menggerakkan kemitraan dan peran serta masyarakat
dalam pembangunan dibidang kesehatan.
- Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata
dan terjangkau.
- Meningkatkan mutu sumber daya kesehatan melalui
pengembangan profesionalisme.
- Mengembangkan sistem informasi kesehatan terpadu
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi

b. Motto Puskesmas Donorojo


Melayani dengan Ramah, Tanggap, Cepat dan Berkualitas

c. Tata Nilai Puskesmas Donorojo


S = Santun (dalam tutur kata dan perilaku)
E = Empati (melayani dengan sepenuh hati)
H = Handal (memberikan pelayanan oleh tenaga profesional)
A = Adil (pelayanan yang merata dan tidak membeda-bedakan)
T = Teladan (menjadi panutan masyarakat dalam berperilaku
sehat)
I = Inovatif (selau berinovasi untuk peningkatan mutu
pelayanan)

d. Komitmen
Seluruh staf UPT Puskesmas Donorojo berkomitmen :

26
“Kami karyawan / karyawati puskesmas donorojo berkomitmen
untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang paripurna melalui
Re-Akreditasi Nasional Tahun 2020”

e. Kebijakan Mutu Puskesmas Donorojo


“Seluruh Karyawan Puskesmas Donorojo berkewajiban untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif kepada
masyarakat dan berperan aktif untuk meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatamn pasien guna tercapainya visi dan
misi Puskesmas Donorojo”.

f. Strategi
Pendekatan kepada para Stake holder pembangunan agar
dalam melaksanakan pembangunan selalu mempertimbangkan
dampak kesehatan yang dapat timbul (Pembangunan yang
berwawasan kesehatan).
Meningkatkan Kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektor
yang terkait.Menyelenggarakan program upaya peningkatan
kesehatan masyarakat melalui kegiatan pembinaan dan
pemeliharan kesehatan masyarakat meliputi promosi kesehatan,
pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,
peningkatan kesehatan keluarga termasuk KB dan pengobatan
dasar serta upaya kesehatan masyarakat lainnya sesuai
kebutuhan.
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
petugadalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu
kepada masyarakat.
Berupaya melengkapi dan meningkatkan sarana prasarana
pelayanan melalui perencanaan yang mantap dan mengusulkannya
kekabupaten
.Berupaya menyelenggarakan pelayanan rawat jalan dan rawat
inap yang bermutu, merata dan terjangkau melalui pelayanan rawat

27
jalan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu,Puskesmas Keliling
dan Pos Kesehatan Desa serta Rawat Inap

28
4. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi
a. Struktur Organisasi

Gambar 3.1 Bagan organisasi Puskesmas Donorojo, 2014


29
b. Job Deskripsi
Tabel 3.3 Tugas Pokok dan Fungsi dalam struktur organisasi
UPTD Puskesmas Donorojo Kabupaten Jepara

No Jabatan Tugas Pokok dan Fungsi


1. KEPALA PUSKESMAS Bertugas sebagai manager Puskesmas,
Pelaksana Medis Tekhnis, dan
Konsultan Medis.
2. KEPALA SUB BAGIAN Bertugas membawahi dan
TATA USAHA mengkoordinasi kegiatan: SP2TP,
Bendahara, Administrasi dan Pelaporan
loket, Kepegawaian, pengelolaan
barang dan Inventaris kantor.
3. PENANGGUNG JAWAB Bertugas membawahi dan
UKM ESSENSIAL mengkoordinasi kegiatan: PROMKES,
KESLING, dan P2P
4. PENANGGUNG JAWAB Bertugas membawahi dan
UKM PENGEMBANGAN mengkoordinasi kegiatan : Pelayanan
kesehatan Jiwa,pelayanan NAPZA dan
Rokok, Pelayanan kesehatan
Tradisional komplementer, UKS,
Kesehatan Lansia
5. PENANGGUNG JAWAB Bertugas membawahi dan
UKP KEFARMASIAN DAN mengkoordinasi kegiatan BP Umum, BP
LABORATORIUM Gigi dan Mulut, Pelayanan KIA-KB,
Pelayanan Kefarmasian, Pelayanan
Gizi, Pelayanan Persalinan,
Laboratorium dan Imuninasi.
6. PENANGGUNG JAWAB Bertugas membawahi dan
JARINGAN PELAYANAN mengkoordinasi kegiatan: PUSTU,
PUSKESMAS DAN Puskesmas Keliling, Bidan Desa,
JEJARING FASILITAS Jejaring Fasilitas pelayanan kesehatan
PELAYANAN (JFPK)

5. Deskripsi SDM, Sarana prasarana dan Sumber daya yang lain


a. Deskripsi SDM
Puskesmas Donorojo merupakan Puskesmas Rawat
Jalan dan Rawat Inap. Untuk menjalankan fungsi dan
tugasnya, UPT Puskesmas Donorojo Kabupaten Jepara
didukung oleh ketenagaan sebagai berikut:

30
Tabel 3.4
Data Kepegawaian UPT Puskesmas Donorojo Kabupaten Jepara

PTT /
NO PROFESI PNS JUMLAH
KONTRAK
1. Dokter umum 3 orang - 3 orang
2. Dokter Gigi - 1 orang -
3. Perawat ( S1 ) 1 orang - 1 orang
4. Perawat ( D3 ) 10 orang 4 orang 14 orang
5. Perawat ( SPK ) - -
6. Bidan D4 (Pusk ) - -
Bidan Pusk
7. 1 orang - 1 orang
(Akbid)
8. Rekam Medik 1 orang - 1 orang
9. Bidan Desa (D4) 2 orang - 2 orang
10. Bidan Desa (D3) 6 orang 1 orang 7 orang
11. Radiologi - - -
12. Sanitarian ( S1 ) - 1 orang 1 orang
13. Ahli Gizi 1 orang - 1 orang
14. Asisten Apoteker 1 orang - 1 orang
Analis
15. 1 orang - 1 orang
Kesehatan
16. Fisioterapi - - -
Administrasi
17. 1 orang 2 orang 3 orang
Umum
18. Perawat Gigi 1 orang - 1 orang
Administrasi Tata
19 1 orang 1 orang
Usaha (S1)
Penyuluh Kes.
20 - 1 orang 1 orang
Mas
21 Sopir - 1 orang 1 orang
22 Penjaga malam - 1 orang 1 orang

31
23 Kebersihan - 2 orang 2 orang
30
Jumlah 14 orang 43 Orang
orang

Data di atas menunjukkan jumlah ketersediaan tenaga


baik medis (dokter) dan para medis sangat mencukupi untuk
mendukung upaya peningkatan pelayanan yang menjangkau
masyarakat karena Puskesmas Donorojo Kabupaten Jepara
bisa lebih mengoptimalkan jaringannya yaitu melalui
Puskesmas Pembantu dan Poliklinik Kesehatan Desa (PKD).
Dengan adanya pelayanan medis yang tersebar di jaringan
Puskesmas Donorojo Kabupaten Jepara diharapkan
masyarakat tidak lagi mengalami kesulitan dalam mengakses
pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas yang selama ini
menjadi kendala, mengingat lokasi puskesmas induk yang
jauh dari pusat populasi masyarakat.
Namun demikian masih terdapat kendala dalam hal
pelayanan PONED, hal ini disebabkan hanya tersedia 2 orang
bidan Puskesmas, hal ini jauh dari kata cukup untuk
membentuk sebuah tim PONED.

b. Sarana Prasarana
Sarana gedung yang dimiliki oleh UPT Puskesmas
Donorojo Kabupaten Jepara adalah :
1 Puskesmas Induk
a) Ruang Pendaftaran dan Kasir (Loket)
b) Ruang Kepala Puskesmas
c) Ruang Bagian Tata Usaha dan Program
d) Ruang BP
e) Ruang MTBS
f) Ruang Pelayanan Ibu dan KB
g) Ruang Gigi
h) Ruang PONED
i) Ruang Nifas
j) Ruang Farmasi
k) Ruang Laboratorium
l) Ruang Konsultasi gizi, Sanitasi dan Promkes
m) Ruang Program

32
n) Ruang Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
o) Musholla
p) Ruang Aula
q) Garasi Ambulans
r) Ruang Unit Gawat Darurat
s) Bangsal Rawat Inap
t) Ruang Jaga Dokter dan Perawat
u) Ruang Dapur
v) Ruang linen
w) Kamar Mandi dan Toilet.

2 Puskesmas Pembantu terdiri dari dua unit yaitu :


a) Puskesmas pembantu Tulakan
b) Puskesmas pembantu Bandungharjo

33
Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) terdiri dari 8 unit yang tersebar di
seluruh desa binaan diantaranya :
a) PKD Tulakan I
b) PKD Tulakan II
c) PKD Bandungharjo
d) PKD Blingoh
e) PKD Banyumanis
f) PKD Ujungwatu
g) PKD Clering
h) PKD Sumberrejo
i) PKD Jugo

B. Tugas Pokok Peserta Pelatihan Dasar


1. Tugas Pokok Aparatur Sipil Negara
Undang Undang Aparatur Sipil Negara No. 5 tahun 2014 Pasal
11 menjelaskan bahwa tugas ASN adalah :
a. Melaksanakan Kebijakan Publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan
b. Memberikan Pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia

2. Sasaran Kerja Pegawai

Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Perawat Terampil :


1) Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu,
2) Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada individu
dalam rangka melakukan upaya promotif,
3) Membuat media untuk peningkatan perilaku hidup bersih
dan sehat pada individu dalam rangka melakukan upaya
promotif,
4) Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan atau
pelindung fisik pada pasien untuk mencegah resiko cidera
pada individu dalam rangka upaya preventif,
5) Memantau perkembangan pasien sesuai dengan kondisinya
(melakukan pemeriksaan fisik, mengamati keadaan pasien)
pada invidu dalam rangka upaya preventif,

34
6) Memfasilitasi penggunaan pelindung diri pada kelompok
dalam rangka melakukan upaya preventif,
7) Memberikan oksigenasi sederhana,
8) Memberikan bantuan hidup dasar,
9) Melakukan pengukuran antropometri,
10) Melakukan fasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan
eliminasi,
11) Memantau kesiembangan cairan dan elektrolit pasien,
12) Melakukan mobilisasi posisi pasien,
13) Mempertahankan posisi anatomis pasien,
14) Melakukan fiksasi fisik,
15) Memfasilitasi lingkungan yang mendukung istirahat,
16) Memfasilitasi kebiasaan tidur pasien,
17)Memfasilitasi penggunaan pakaian yang mendukung
kenyamanan pada pasien,
18) Melakukan pemeliharaan diri pasien,
19) Memandikan pasien,
20) Membersihkan mulut pasien,
21) Melakukan kegiatan kompres hangat/dingin,
22) Mempertahankan suhu tubuh saat tindakan (memasang
warming blanket),
23) Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan,
24) Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal
(dying care),
25) Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai
meninggal,
26) Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka,
dan kematian.
27) Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman,
28) Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan
keperawatan,
29) Menyusun rencana kegiatan individu perawat,
30) Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan,
31) Melakukan tugas lapangan di bidang kesehatan,
32) Melakukan penanggulangan penyakit/wabah tertentu, dan
33) Melakukan supervisi lapangan

C. Role Model

35
Gambar 3.2 dr. Al Manaf (Kepala Puskesmas)

Dalam hal ini role model bagi penulis adalah Kepala UPT
Puskesmas Donorojo Kabupaten Jepara, dr. Al Manaf. Beliau adalah
panutan, inspirasi, contoh, dan teladan bagi penulis. Beliau bisa
menempatkan diri pada situasi yang ada, bisa tetap berwibawa tanpa
membuat batas antara pimpinan dan yang dipimpin. Beliau selalu
memberikan solusi yang terbaik dan objektif terhadap masalah untuk
kepentingan puskesmas atau masyarakat bukan siapa yang
menyampaikan melainkan melihat apa yang disampaikan saat
menerima masukan.
Dalam implementasi ANEKA, dapat dijelaskan bahwa beliau
memiliki sifat – sifat sesuai dengan nilai – nilai dasar ASN, yaitu :
1. Akuntabilitas
Beliau memiliki jiwa kepemimpinan yang mumpuni, tanggung jawab
terhadap pekerjaan, selalu berusaha menjadi pemimpin yang
merangkul staf dan partner kerjanya.
2. Nasionalisme
Bapak dr. Al Manaf adalah pribadi yang memiliki jiwa nasionalis
didasari dari sifat dan sikap yang selalu menjunjung tinggi nilai – nilai
yang terkandung di dalam Pancasila.
3. Etika publik
Diwujudkan dalam sikap Beliau yang penuh sopan santun
berwibawa tanpa merendahkan orang lain.
4. Komitmen mutu
Beliau selalu berkomitmen untuk menjaga kualitas dirinya sehingga
tidak merugikan orang lain dalam hal apapun.
5. Anti korupsi
Menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap lini kehidupan dalam hal
pribadi maupun pekerjaan.

36
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan


nilai ANEKA

Identifikasi Isu :

1. Belum optimalnya kepatuhan perawat dalam melakukan cuci


tangan 5 momen di pelayanan IGD dan Rawat Inap UPTD
Puskesmas Donorojo (Manajemen ASN, WoG, Pelayanan Publik)

2. Kurangnya kepatuhan petugas dalam penggunaan Alat Pelindung


Diri dalam melaksanakan tindakan medis dengan prinsip steril di
IGD dan Rawat Inap di UPTD Puskesmas Donorojo (Manajemen
ASN)
3. Pelaksanaan triage yang belum efektif di ruang IGD Puskesmas
Donorojo (Manajemen ASN, Pelayanan Publik)
4. Lamanya transfer pasien dari ruangan IGD ke ruang rawat inap
(Manajemen ASN)
5. Belum optimalnya penerapan 5S (Salam, Senyum, Sapa, Sopan
dan Santun) pada petugas kesehatan di IGD dan Rawat Inap UPTD
Puskesmas Donorojo (Pelayanan Publik)

Isu yang diangkat :


Belum optimalnya kepatuhan perawat dalam melakukan cuci tangan 5
momen di pelayanan IGD dan Rawat Inap UPTD Puskesmas

37
Donorojo

Gagasan yang diangkat :


Upaya meningkatkan perawat dalam melakukan lima momen cuci
tangan di IGD dan Rawat Inap UPTD Puskesmas Donorojo

Kegiatan :
1. Melakukan sosialisasi tentang 5 momen cuci tangan ke perawat
IGD dan rawat inap (sumber SKP)
2. Mendemonstrasikan tentang metode 6 langkah cuci tangan tangan
setiap meting morning (sumber SKP)
3. Membuat komitmen perawat dalam melakukan 5 momen cuci
tangan (sumber inovasi)
4. Membuat poster slogan 5 momen cuci tangan (sumber inovasi)
5. Evaluasi kepatuhan perawat dalam melakukan 5 momen cuci
tangan (sumber inovasi)
6. Menginventarisir dan melengkapi sarana dan prasarana (sumber
inovasi)

38
Tabel 4.1 daftar rancangan aktualisasi

Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan Tersosialisanya Sosialisasi tentang 5 sosialisasi tentang 5
sosialisasi perawat momen cuci tangan momen cuci tangan
tentang 5 mengenai 5 ke petugas IGD dan ke petugas IGD dan
momen cuci momen cuci rawat inap rawat inap
tangan ke tangan berkontribusi terhadap menguatkan tata
petugas IGD visi UPT Puskesmas nilai UPT
dan rawat inap Donorojo yaitu: Puskesmas
1. Melakukan 1. Adanya arahan Dalam melakukan Menjadi Puskesmas Donorojo yaitu
(sumber SKP) konsultasi dari Kepala konsultasi, saya yang memberikan Teladan (menjadi
dengan Kepala Puskesmas bermusyawarah dengan pelayanan paripurna panutan masyarakat
Puskesmas pimpinan (Nasionalisme) dalam mewujudkan dalam berperilaku
dengan sopan santun Donorojo sehat. Serta sehat)
(Etika Publik) misi ke 5
2. Melakukan 2.Persediaan saya bermusyawarah Mengembangkan
kerjasama pemegang dengan pemegang program sistem informasi
dengan program PPI PPI (Nasionalisme : sila terpadu sesuai
pemegang untuk menjadi ke 4) denagn
program PPI narasumber perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi

39
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Menemui 3.Mendapat Dalam meminta izin, saya
Koordinator IGD Persetujuan melakukan dengan sopan
dan Rawat Inap untuk santun (Etika Publik),
untuk meminta melakukan menghargai pendapat
izin melakukan kegiatan pimpinan (Nasionalisme
kegiatan sosialisasi sila ke 4)
sosialisasi tentang 5
tentang 5 moment cuci
moment cuci tangan kepada
tangan kepada perawat
perawat
4.Melakukan 4. Terlaksananya Saya melaksanakan
sosialisasi kegiatan sosialisasi kegiatan sosialisasi
menganai 5 menganai 5 menggunakan bahasa
momen cuci momen cuci Indonesia dengan baik dan
tangan dengan tangan dengan benar (Nasionalisme sila
Perawat IGD dan Perawat IGD dan 3), dengan tujaun untuk
Rawat Inap Rawat Inap meningkatkan pelayanan
(Pelayanan Publik)

40
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Mendemonstra Tersedianya Kegiatan demonstrasi Kegiatan
sikan tentang jadwal tentang metode 6 demonstrasi tentang
metode 6 demonstrasi 6 langkah cuci tangan metode 6 langkah
langkah cuci langkah cuci berkontribusi terhadap cuci tangan sesuai
tangan setiap tangan visi UPT puskesmas dengan tata nilai
meting donorojo yaitu: UPT Puskesmas
morning Menjadi Puskesmas Donorojo yaitu
1. Melakukan 1.Mendapat Dalam melakukan yang memberikan Handal
(sumber SKP) konsultasi masukan dan konsultasi, saya berdiskusi pelayanan paripurna (memberikan
dengan Mentor arahan dari dengan Mentor untuk dalam mewujudkan pelayanan oleh
tentang metode Mentor mendapatkan arahan Donorojo sehat. Serta tenaga professional)
6 langkah cuci (Nasionalisme sila 4) misi ke 4
tangan setiap meningkatkan mutu
meting morning sumber daya
2. Meminta izin 2.Mendapat izin Saat meminta izin, Saya kesehatan melalui
kepada dari Koordinator melakukan dengan sopan pengembangan
Koordinator IGD IGD dan Rawat santun (Etika Publik) sumber daya
dan Rawat Inap Inap dan jadwal menggunakan bahasa profesionalisme.
dalam sift Parawat Indonesia dengan baik dan
pelakasanaan IGD dan Rawat benar, (Nasionalisme sila
kegiatan Inap 3)
mendemonstras
ikan metode 6
langkah cuci
tangan

41
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Membuat jadwal 3.Adanya jadwal Saya membuat jawal
demonstrasi 6 demonstrasi 6 demonstrasi 6 langkah cuci
langkah cuci langkah cuci tangan berorientasi pada
tangan kepada tangan mutu (Komitmen Mutu)
Perawat IGD dan berintgritas
dan Rawat Inap (Akuntabilitas)
4.Melakukan 4. Tanda tangan Saya mengajak Parawat
kegiatan 6 Perawat dan untuk melakukan kegiatan
langkah cuci Koordinator IGD 6 langkah cuci tangan yang
tangan yang dan Rawat Inap benar harus konsistensi
benar sesuai (Akuntabilitas) dan
jadwal yang telah kedisiplinan (Anti Korupsi)
dibuat sesuai jadwal yang telah
dibuat

Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
3. Membuat Tersedianya Komitmen perawat komitmen perawat
komitmen banner komitmen dalam melakukan 5 dalam melakukan 5
perawat dalam perawat momen cuci tangan momen cuci tangan
melakukan 5 berkontribusi terhadap sesuai dengan tata
momen cuci visi UPT puskesmas nilai UPT
tangan donorojo yaitu: Puskesmas

42
(sumber 1.Mendiskusikan 1.Terbentuknya Saya mendiskusikan Menjadi Puskesmas Donorojo yaitu
inovasi) untuk membuat komitmen komitmen dengan sopan yang memberikan Handal
komitmen dalam besama dalam santun (Etika Publik), pelayanan paripurna (memberikan
melakukan 5 bentuk figura kosnsistensi dalam mewujudkan pelayanan oleh
moment cuci yang (Akuntabilitas), peduli Donorojo sehat. Serta tenaga professional)
tangan ditandatangani sesama (Etika publik) misi ke 4
oleh parawat meningkatkan mutu
dan sumber daya
Koordinator kesehatan melalui
IGD dan Rawat pengembangan
Inap sumber daya
2. Membuat banner 2. Adanya banner Saya berkoordinasi dalam profesionalisme.
komitmen komitmen pembuatan banner dengan
perawat perawat pihak ke tiga
(Nasionalisme sila 4)
supaya lebih efektif
(Komitmen Mutu)
3. Meminta izin 3.Mendapat izin Dalam meminta izin, saya
kepada dari Koordinator melakukan dengan sopan
Koordinator IGD IGD santun (Etika Publik),
untuk berani (Anti korupsi),
menempel menghargai pendapat
komitmen pimpinan (Nasionalisme
perawat dalam sila 4)
melakukan 5
momen cuci
tangan di IGD
4. Memasang 3.Terpasangnya Saya memasang banner
banner banner komitmen komitmen secara
komitmen Perawat dalam transparan (Akuntabilitas)
perawat dalam melakukan 5 dan efisien (Komitmen
melakukan 5 momen cuci mutu)
momen cuci tangan
tangan di IGD

43
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
4. Membuat Tersedianya Pembuatan poster Pembuatan poster
poster slogan poster slogan 5 slogan 5 momen cuci slogan 5 momen
5 momen cuci momen cuci tangan berontribusi cuci tangan sesuai
tangan tangan kegiatan ini adalah dengan tata nilai
(sumber sebagi perwujudan UPT Puskesmas
inovasi) visi UPT puskesmas Donorojo yaitu
donorojo yaitu: Inovatif (selalu
1. Membuat konsep 1.Tersedianya Saya membuat draf konsep Menjadi Puskesmas berinovatif dalam
rancangan draf konsep rancangan design poster yang memberikan meningkatkan mutu
design poster 5 rancangan slogan secara inovatif pelayanan paripurna pelayanan)
momen cuci design poster (Komitmen Mutu) dengan dalam mewujudkan
tangan slogan baik dan rinci Donorojo sehat. Serta
(Akuntabilitas : misi ke 5
tanggungjawab) Mengembangkan
2. Melakukan 2.Adanya Dalam melakukan sistem informasi
Konsultasi persetujuan dari konsultasi, saya terpadu sesuai
dengan kepala Kepala bermusyawarah dengan denagn
puskesmas Puskesmas pimpinan (Nasionalisme) perkembangan ilmu
dengan sopan santun pengetahuan dan
(Etika Publik) teknologi
3. Mencetak 3.Tersedianya Saya mencetakan poster
poster slogan 5 poster slogan 5 slogan kepada pihak ketiga
momen cuci momen cuci supaya lebih efektif dan
tangan tangan efisien (Komitmen Mutu)

44
4. Menempel 4.Penempelan Saya menempelkan poster
stiker slogan 5 stiker slogan 5 secara mandiri (Anti
momen cuci momen cuci korupsi)
tangan di tangan di bagian
bagian wastafel wastafel IGD
IGD

Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
5. Menginventari Tersedianya Kegiatan Kegiatan
sir dan sarana dan Menginventarisir dan Menginventarisir dan
melengkapi prasarana melengkapi sarana melengkapi sarana
sarana dan (handwash, dan prasarana untuk prasarana untuk cuci
prasarana handrubb dan cuci tangan tangan sesuai
untuk cuci waslap/tissue) berkontribusi terhadap dengan tata nilai
tangan visi UPT puskesmas UPT Puskesmas
1. Membuat draf 1.Tersedianya Saya membuat draf ceklist donorojo yaitu: Donorojo yaitu
(sumber ceklist bahan draf ceklist dengan cara inovatif Menjadi Puskesmas Inovatif (selalu
inovasi) cuci tangan bahan cuci (Komitmen Mutu) yang memberikan berinovatif dalam
tangan pelayanan paripurna meningkatkan mutu
dalam mewujudkan pelayanan)
Donorojo sehat. Serta

45
2. mengkoordinasi 2.Terkoordinasinya saya melakukan koordinasi misi ke 3
cleaning cleaning service (Nasionalisme sila 4) memberikan
service untuk untuk mengganti dengan sopan santun pelayanan kesehatan
mengganti setiap bahan (Etika Publik) yang bermutu
setiap bahan cuci tangan yang
cuci tangan sudah habis atau
yang sudah kotor
habis atau kotor
3. Melakukan 3.Tersedianya Saya melakukan evaluasi
evaluasi bahan cuci berorientasi pada mutu dan
terhadap tangan untuk perbaikan
cleaning berkelanjutan (Komitmen
service Mutu)

Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
6. Melakukan Terlaksanakannya Evaluasi kepatuhan Evaluasi kepatuhan
evaluasi kepatuhan perawat dalam perawat dalam
kepatuhan Perawat dalam 5 melakukan 5 momen melakukan 5 momen
perawat dalam momen cuci cuci tangan cuci tangan
melakukan 5 tangan berkontribusi terhadap sesuai dengan tata
visi UPT puskesmas nilai UPT

46
momen cuci 1. Menemui Kepala 1. Adanya arahan Dalam melakukan donorojo yaitu: Puskesmas
tangan Puskesmas dari Kepala konsultasi, saya Menjadi Puskesmas Donorojo yaitu
untuk konsultasi Puskesmas bermusyawarah dengan yang memberikan teladan (menjadi
(sumber tentang kegiatan pimpinan (Nasionalisme) pelayanan paripurna panutan masyarakat
inovasi) evaluasi dengan sopan santun dalam mewujudkan dalam berperilaku
kepatuhan (Etika Publik) Donorojo sehat. Serta sehat)
perawat dalam misi meningkatkan
melakukan 5 mutu sumber daya
momen cuci kesehatan melalui
tangan pengembangan
2. Konsultasi 2.Mendapat Dalam melakukan sumber daya
kepada masukan dan konsultasi, saya profesionalisme
pemegang arahan dari bermusyawarah dengan
program PPI Pemegang pemegang program PPI
tentang evaluasi program PPI, (Nasionalisme) dengan
kepatuhan Mendapat SOP sopan santun (Etika
perawat dalam cuci tangan , Publik)
melakukan 5 Mendapat cara
moment cuci evaluasi tingkat
tangan di IGD kepatuhan
dan Rawat Inap perawat dalam
melakukan 5
momen cuci
tangan
3. Meminta 3.Mendapat Dalam meminta persetujuan
persetujuan persetujuan dari kepada Koordinator IGD
kepada Koordinator IGD dan Rawat Inap saya
Koordinator IGD dan Rawat Inap lakukan secara transparan
dan Rawat Inap untuk evaluasi dan bertanggungjawab
untuk evaluasi kepatuhan (Akuntabilitas, Anti
kepatuhan perawat dalam Korupsi)
perawat dalam melakukan 5
melakukan 5 momen cuci
momen cuci tangan
tangan

47
4.Melakukan 4.Mendapatkan Saya melakukan evaluasi
evaluasi hasil evaluasi dengan jujur dan adil (Anti
kepatuhan perawat IGD dan Korupsi)
perawat dalam Rawat Inap
melakukan 5 berupa nilai
momen cuci kepatuhan
tangan di IGD melakukan 5
dan Rawat Inap Momen cuci
tangan

B. Jawal Rancangan Aktualisasi (30 hari)


Tabel 4.2 Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

48
No Masa Habituasi
Portofolio/
Kegiatan Oktober - November bukti
1 kegiatan
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
1 Sosialisasi tentang 5 Foto/video
momen cuci tangan ke
perawat IGD dan rawat
inap
2 Mendemonstrasikan Foto/video
tentang metode 6
langkah cuci tangan
tangan setiap meting
morning
3 Foto/video,
Membuat komitmen banner
perawat dalam komitmen
MINGGU

MINGGU
MINGGU

MINGGU
melakukan 5 momen cuci tangan
cuci tangan Perawat
IGD dan
Rawat Inap
4 Foto/video,
poster
Membuat poster slogan
slogan 5
5 momen cuci tangan
momen cuci
tangan
5 Foto/video,
Menginventarisir dan hasil
melengkapi sarana dan laporan
prasarana untuk cuci ceklist
tangan bahan cuci
tangan
6 Evaluasi kepatuhan Foto/video,
perawat dalam daftar hadir
melakukan 5 momen

49
No Masa Habituasi
Portofolio/
Kegiatan Oktober - November bukti
1 kegiatan
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0

cuci tangan

Keterangan:
Pelaksanaan kegiatan Libur

50
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Tabel 4.3. Antisipasi dan strategi menghadapi kendala
Kendala yang mungkin Antisipasi dan Strategi
No. Kegiatan
terjadi Menghadapi Kendala
Sosialisasi Jika atasan seperti Kepala
tentang 5 momen Puskesmas dan bagian Membuat kontrak waktu
cuci tangan ke bidang pencegah dengan Kepala Puskesmas
1
peawat IGD dan pengendali infeksi tidak dan Pemegang program
rawat inap ada atau tidak bisa ditemui PPI

Mendemonstrasik
Tidak harus dilakukan pada
an tentang Banyaknya kegiatan di
waktu meeting morning
metode 6 langkah ruangan sehingga tidak
2 namun bisa dilakukan pada
cuci tangan memungkinkan dilakukan
waktu operan jaga siang
tangan setiap pada meeting morning
atau malam
meting morning
Membuat Mengkonfirmasi ulang
komitmen kepada pihak pembuat
Pemesanan banner yang
perawat dalam banner dalam kesanggupan
3. tidak sesuai dengan waktu
melakukan 5 pembuatan dan jika tidak
permintaan
momen cuci bisa pesan kepada pihak
tangan pembuat banner lainnya
Mengkonfirmasi ulang
kepada pihak pembuat
Membuat poster Pemesanan banner yang
stiker dalam kesanggupan
4. slogan 5 momen tidak sesuai dengan waktu
pembuatan dan jika tidak
cuci tangan permintaan
bisa pesan kepada pihak
pembuat stiker lainnya
Evaluasi
kepatuhan Menjelaskan kegiatan
perawat dalam Perawat kurang berkenan evaluasi yang kita lakukan
5.
melakukan 5 di evaluasi dan mohon izin terlebih
momen cuci dahulu kepada perawat
tangan
Menginventarisir
dan melengkapi Dimungkinkan Perawat
Saling mengingatkan antar
6. sarana dan tidak melakukan ceklist
Prawat
prasarana untuk bahan cuci tangan
cuci tangan

51
BAB V

PENUTUP

Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi isu yang


telah dirumuskan melaui analisa APKL dan analisa USG. Identifikasi
isu yang ada dapat berasal dari individu, unit kerja maupun dari
organisasi, dari sana beberapa isu telah dapat diidentifikasi. Dari
beberapa isu tersebut kemudian dilakukan identifikasi dengan metode
USG. Isu yang diangkat yaitu Upaya peningkatan kepatuhan
perawat dalam melakukan 5 momen cuci tangan di pelayanan
IGD dan Rawat Inap UPTD Puskesmas Donorojo.
Dari isu tersebut muncul gagasan pemecahan isu yang
tertuang dalam 5 kegiatan, sebagai berikut:
1. Sosialisasi tentang 5 momen cuci tangan ke peawat IGD dan rawat
inap
2. Mendemonstrasikan tentang metode 6 langkah cuci tangan
3. Membuat komitmen perawat dalam melakukan 5 momen cuci
tangan
4. Membuat poster slogan 5 momen cuci tangan
5. Evaluasi kepatuhan perawat dalam melakukan 5 momen cuci
tangan
6. Menginventarisir dan melengkapi sarana dan prasarana untuk cuci
tangan
Selanjutnya aktualisasi nilai-nilai ANEKA, Manajemen ASN,
Whole of Goverment, dan Pelayanan Publik akan diaktualisasikan di
unit kerja masing-masing.
Pentingnya Rancangan Aktualisasi dibuat karena menjadi
pedoman dan panduan untuk menyelesaikan isu melalui gagasan
pemecahan isu yang tertuang dalam kegiatan yang dirancang.
Dengan adanya pembuatan Rancangan Aktualisasi, diharapkan
pelaksanaan kegiatan aktualisasi dapat menghasilkan output yang
sesuai dengan perencanaan. Selain itu dengan membuat Rancangan
Aktualisasi, penulis juga dapat lebih memahami nilai-nilai dasar
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu

52
dan Anti Korupsi) yang dapat diimplementasikan dalam berbagai
kegiatan selama melaksanakan aktualisasi maupun dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya. Penulis juga lebih paham
mengenai sikap dan perilaku yang dapat memberikan kontribusi
terhadap visi dan misi organisasi serta menguatkan nilai organisasi.
Apabila Rancangan Aktualisasi tidak dibuat maka dapat
mengakibatkan dampak sebagai akibat dari kebiasaan Perawat yang
tidak patuh cuci tangan 5 momen adalah meningkatnya penyebaran
HAIs (Healtcare-Associated infection) yang bepotensi semakin
lamanya pasien untuk sembuh. Selain itu pemahaman mengenai
nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) pun menjadi kurang karena tidak
ada pedoman dan panduan dalam mengimplementasikan nilai-nilai
tersebut. Dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini saya meminta
dukungan,saran dan masukan dari pihak manapun agar kegiatan
yang akan saya laksanakan dapat berjalan lancar.

53
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, Elly, dan Erna Irawati. 2016. Manajemen ASN. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

Galih pradipta. 2017. “Cuci Tangan Kunci Cegah Infeksi Nosokomial”.


Media Indonesia.

Kusumasari, Bevaola, Septiana Dwiputrianti, dan Enda Laluk Allo. 2015.


Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.

Latief, Yudi, Adi Suryanto, dan Abdul Aziz Muslim. 2015. Nasionalisme.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Pemerintah Indonesia. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang


Aparatur Sipil Negara. Jakarta : Sekertariat Negara.

Pemerintah Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : Sekertariat Negara.

Pemerintah Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009


tentang Pelayanan Publik. Jakarta : Sekertariat Negara.

Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014


tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta : Sekertariat Negara.

Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014


tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta : Sekertariat Negara.

54
Perron, N. C. (2017). Bronfenbrenner’s Ecological Systems Theory.
College Student Development: Applying Theory to Practice on the
Diverse Campus, 197.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas DONOROJO 2019

Suwarno, Yogi, dan Tri Atmojo Sejati. 2016. Whole of Gorvernment.


Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. 2015. Anti Korupsi. Jakarta:


Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Yuniarsih, Tjutju, dan Muhammad Taufik. 2015. Komitmen Mutu. Jakarta:


Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

55
Lampian Biodata
a. Identitas Diri

1 NamaLengkap Munawaroh,A.Md.Kep.

2 Jenis Kelamin Perempuan

Formasi
3 Perawat Terampil
Jabatan
4 NIP 19920826 201902 2 005
Tempat dan
5 Jepara, 26 Agustus 1992
TanggalLahir

Desa Banyumanis RT. 2 RW. 1


6 Alamat Rumah
Kec. Donorojo Jepara

7 Nomor Hp 089608419896

Jalan Benteng Portugis KM 7


8 Alamat Kantor
Donorojo

NomorTelepon
9 (0291) 591427
/Fax
10 Alamat e-mail Munagavin26@gmail.com

56
b. Riwayat Pendidikan

Nama Sekolah Tahun Lulus Jurusan


MI MIFTAHUL FALAH
2004 -
BANYUMANIS

MTS ASSYAFIIYAH 2007 -

MAN 2 JEPARA 2010 IPA

D III KEPERAWATAN
AKPER KRIDA HUSADA KUDUS 2013

57

Anda mungkin juga menyukai