Anda di halaman 1dari 48

BUKU PANDUAN KULIAH

ANALISA STRUKTUR 3

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG

1
ANALISA STRUKTUR 3

Adalah Ilmu yang merupakan bagian daripada Ilmu MEKANIKA REKAYASA /


MEKANIKA TEKNIK KONSTRUKSI STATIS TAK TENTU
Yang dinamakan Konstruksi Statis Tak Tentu adalah suatu Konstruksi yang dalam
penyelesaiannya tidak dapat dihitung atau diselesaikan dengan menggunakan
rumus STATIKA :
∑V=0
∑H=0
∑M=0
Akan tetapi memerlukan Rumus – rumus / Persamaan – persamaan tambahan.
Dengan demikian Suatu konstruksi yang bisa dilaksanakan dengan Rumus
Statika tersebut diatas dinamakan Konstruksi Statis Tertentu.
CONTOH Konstruksi Statis Tertentu :

P
RAH
A B

RAV RBV

Pada konstruksi seperti tsb diatas terdapat 3 ( tiga ) buah reaksi yang harus
dicari yaitu : RAV, RAH dan RBV
Maka dengan Rumus Statika sebanyak 3 ( tiga ) buah seperti tersebut diatas
akan dapat dicari / dihitung penyelesaiannya yaitu :
∑ M ( Momen ) = 0 RAV dapat dihitung
∑ H ( Gaya horizontal ) = 0 RAH dapat dihitung dan
∑ V ( Gaya vertical ) = 0 RBV dapat dihitung

2
Pada suatu Konstruksi statis Tak Tentu penyeleseaiannya memerlukan
persamaan tambahan diantaranya adalah :

 PERSAMAAN PERUBAHAN BENTUK ( PERSAMAAN SUDUT


BELAHAN )

Persamaan tersebut adalah Dalil 3 ( tiga ) MOMEN CLAPEYRON.

A. METHODE CLAPEYRON
A.1. BATANG DATAR
P

 

Jika suatu batang datar dengan perletakan SENDI – ROL diberikan muatan
diatasnya, maka akibat beban tersebut batang akan melengkung kebawah
sehingga pada sendi A akan membuat sudut sebesar αA sedangkan pada

rol B akan membentuk sudut sebesar αB terhadap garis horizontal.

 dan  disebut SUDUT BELAHAN

JIKA PADA SUATU KONSTRUKSI STATIS TERTENTU DIBERI


MUATAN DIATASNYA, MAKA PADA DUKUNGAN - DUKUNGAN
NYA AKAN TIMBUL SUDUT BELAHAN.

3
a. MUATAN TITIK
P

 

a b

½ P.b.L

1/3 L
P.a.b/L P.b

½ P.b.b

1/3 b

Suatu batang datar mempunyai kekakuan EI


E = Modulus Elastisitas
I = Momen Inersia
Besarnya sudut belahan :
SB
 = ------------------
EIL

SB = Statis Momen bidang M terhadap dukungan B


= ½ P.b.L.1/3 L - ½ P.b.b. 1/3 b
= 1/6 P.b ( L2 – b2 )

4
SB P.b ( L2 – b2 )
 = ---------------- = -----------------------
EIL 6EIL

SA P.a ( L2 – a2 )
 = ---------------- = -----------------------
EIL 6EIL

Muatan beberapa titik :

∑ P.b ( L2 – b2 )
 = ----------------------------
6EIL

∑ P.a ( L2 – a2 )
 = -----------------------------
6EIL

b. MUATAN TERBAGI RATA

 
EI

a2 b1

a1 b2

b2
q
 = ½ L2. x2 – ¼ x4
6 L
b1
a2
q
 = ½ L2. x2 – ¼ x4
6 L
a1

5
Apabila suatu batang SENDI – ROL dengan kekakuan ( EI ) dimuati beban
Terbagi Rata ( q ) penuh maka :

qL
 =  =
24 EI

Jika suatu konstruksi Statis Tak Tentu yang mempunyai banyak dukungan
diberikan Muatan diatasnya maka sudut belahan yang terjadi karena
adanya muatan tersebut akan ditiadakan oleh Momen – momen yang
timbul pada dukungan yang bersangkutan sehingga batang – batang
akan kembali ke kedudukan semula ( menjadi datar kembali ). Letak
putaran momen – momen yang timbul akan membelakangi dukungan
yang bersangkutan dan arahnya adalah sedemikian rupa sehingga sudut
belahan yang terjadi karena muatan dapat ditiadakan, dengan kata lain
Putaran momen mempunyai tugas mengembalikan keadaan batang
yang telah melengkung menjadi kepada keadaan sebelum dimuati (
MENJADI DATAR KEMBALI )

c. KONSTRUKSI DENGAN BANYAK DUKUNGAN

q
P1 P2

1 2 3

  C D

a1 a2 b1 b2 b3 c1 c2

L1 L2 L3

= Keadaan batang datar setelah


melengkung karena mendapat
muatan

6
1 ,  2 dan 3 bertugas mengembalikan kedudukan batang yang
telah melengkung menjadi keadaan seperti semula ( datar kembali )

P1 q P2

1 2 3

  C D

a1 a2 b1 b2 b3 c1 c2

L1 L2 L3

  1  2  C1  C2 D

  1  2  C1  C2 D

- - -
+ + +

Jika  ,  1,  2,  C1 dan  C2 adalah sudut belahan yang terjadi


karena adanya muatan, sedangkan  ,  1,  2,  C1 dan  C2
adalah sudut belahan yang terjadi karena Momen yang bersangkutan (
Momen Primer dan Momen Induksi ) sebagai reaksi dari sudut belahan
karena muatan, maka harus dipenuhi oleh persamaan :

7
AKSI = REAKSI
  

 1 +  2 =  1 +  2

C 1 + C 2 = C 1 + C 2
Sudut belahan karena Momen :
 = Sudut belahan di titik A akibat :
- Momen Primer ( Momen batang AB )
- Momen Induksi ( Momen limpahan dari M2 )

1.L1  2.L1
 = +
31 61
 1.L1  2.L 2   1.L1 3.L 2 
1  2   +  + + 
 31 3 2   61 6 2 

 3.L2 3.L3   2.L 2


 C1 + C 2   + +
 3 2 3 3  6 2

Dengan ketiga persamaan diatas dapat dicari 1 ,  2 dan 3 karena


dari 3 persamaan akan dapat dihitung 3 bilangan yang tidak diketahui.
Penjelasan :
 Dalam konstruksi Statis tak Tentu setiap setiap dukungan ( ROL )
yang terletak dibagian dalam dari 2 ( dua ) dukungan yang terluar
berfungsi sebagai Jepitan.
 Rol B dan C diatas berfungsi sebagai Jepitan oleh karenanya di titik
b dan C terjadi Momen – momen, sedangkan 2 ( dua ) dukungan
yang terletak paling luar dari konstruksi Statis Tak Tentu fungsinya
tetap yaitu titik A tetap berfungsi sebagai JEPITAN dan titik D tetap
berfungsi sebagai ROL
 Sudut belahan di B yang terjadi karena adanya muatan akan
dikembalikan / ditahan oleh Momen – momen 1 ,  2 dan 3
yang timbul karena kekuatan batang itu.

8
 Jika pada suatu Konstruksi Statis Tak Tentu yang mempunyai
banyak dukungan maka sudut belahan yang terjadi pada
hitungan ke n yang terjadi karena adanya muatan akan
dikembalikan / ditahan oleh 3 ( tiga ) buah momen yang masing –
masing bekerja pada dukungan ke ( n-1 ), dukungan ke n itu
sendiri dan pada dukungan ke ( n+1 )
 Karena menyebutkan setiap sudut belahan yang terjadsi akan
ditahan / dikembalikan oleh 3 ( tiga ) buah Momen maka dalil ini
dinamai :

9
DALIL 3 ( TIGA ) MOMEN CLAPEYRON

Urutan Penyelesaian Soal Clapeyron :


1. Tentukan arah putaran momen pada dukungan / jepit yang ada
dimana dianggap letak putaran momen itu harus membelakangi
dukungan / jepitnya, sedang arahnya harus sedemikian sehingga
dapat meniadakan sudut belahan / melengkungnya batang karena
adanya muatan
2. Dari arah putaran momen harus dipenuhi hokum statika ∑  = 0
pada setiap titik buhul
3. Dibuat persamaan belahan, dimana sudut belahan yang disebabkan
adanya muatan harus ditiadakan oleh sudut belahan karena momen
( Momen primer dan Momen Induksi )
4. Digambar bidang  yang merupakan Superposisi dari :
a. Bidang  jika muatan yang ada dianggap terletak diatas
batang Sendi – Rol biasa ( Statis Tertentu )
b. Bidang  dimana besarnya pada tiap titik buhul didapat dari
persamaan sudut belahan yang telah dihitung, sedang
tandanya berlawanan dengan tanda hasil perhitungan Cara
Clapeyron
Penggambaran bidang Momennya
Merupakan superposisi dari :
1. Bidang Momen (  ) jika muatan yang ada dianggap terletak diatas
batang datar dengan perletakan Sendi – Rol biasa
2. Bidang Momen (  )dimana 1 ,  2 dan 3 didapatkan dari
persamaan dengan 3 ( tiga ) bilangan yang tidak diketahui
sedangkan penggambarannya mempunyai tanda yang berlawanan
dengan tanda 1 ,  2 dan 3 dari hasil persamaan tersebut

10
A.2. PEMAKAIAN DALIL 3 ( TIGA ) MOMEN CLAPEYRON
a. Pada Konstruksi batang datar ( 3 perletakan )
Prinsip : Sudut belahan yang terjadi karena adanya muatan = sudut
belahan yang terjadi karena Momen Reaksi

q1 = 2 t/m
q 2 = 1 t/m

    C

L1 = 6 m ½ L2 ½ L2
L1 L2 = 5 m

Hitung dan lukis bidang  dan D dengan cara Clapeyron


Jawab :
 Sudut belahan karena muatan :
q1 7 q2 20,28
 1 +  2 = L1 3 + L2 3 =
24 EI 384 EI 
 Sudut belahan karena Momen :

  3,67
1  2  L1 + L2 =
3 3 
Sudut belahan karena Muatan = Sudut belahan karena Momen
20,28 3,67
=   + 5,52 tm
 
( dalam gambar - )

11
q1 = 2 t/m
q 2 = 1 t/m

    C



RA
RB2
RC
RB1

PEMBUATAN GAMBAR BIDANG D :


Besarnya Reaksi suatu dukungan = besarnya reaksi jika muatannya
dianggap terletak diatas batang Sendi – rol biasa ( Statis tertentu )
ditambah besarnya reaksi karena pengaruh momen ( =  /L )
Jika momen  pada dukungan itu sendiri maka pengaruh momen  /L
bertanda positip ( + ) sedangkan jika momen  pada dukungan
didepannya maka  /L bertanda negatip ( - )

RA = ½ q1 L1 – MB/L1 = 6 – 5,52/6 = 5,08 ton ( batang AB )


RB1 = ½ q1 L1 + MB/L1 = 6 + 5,52/6 = 6,92 ton ( batang BA )
RB2 = q2 ½ L2 . ¼ L2/L2 + MB/L2 = 3,125 + 5,52/6 = 1,545 ton ( batang BC )
RC = q2 ½ L2. ¾ L2/L2 – MB/L2 = 0,955 ton ( batang CB )

12
b. Pada Konstruksi batang datar ( 4 perletakan )

1 t/m 1 t/m 3T 3T

  C D
4m 4m 10 m 2m 3m 2m

L1 = 8 m L2 = 10 m L3 = 7 m

MC

MA MB

RA RB2 RC2

RB1 RC1 RD

Diketahui : Konstruksi seperti tergambar


Hitung dan lukis bidang M dan D dengan cara Clapeyron
Jawab :
- Sudut belahan karena muatan :
Titik A :
9 1.8.8.8 12
  =
384  
Titik B :
7 1.8.8.8 1.10.10.10 51
1  2  + =
384  24 

13
Titik C :
1.10.10.10 3.5(7.7  5.5) 3.2(7.7  2.2) 49,2
C1  C 2  + + =
24 6(2 EI )7 6(2 EI )7 

- Sudut belahan karena Momen


Titik A :
 L1  L1 2,7 1,33
  + = 
3 6  
Titik B :
 .L1  .L1  .L 2 C.L 2 1,3 4,3 0,58C
1  2  + + + = + +
6 3 3(2 ) 6(2 )   
Titik C :
 L2 CL 2 CL3 0,83 2,8C
C1  C 2  + + = +
6(2 ) 3(2 ) 3(3 )  
Persamaan sudut belahan :
12 2,7 1,33
   ---------------------- = 
  
  0,49  4,44  0 ------------------(1)

51 1,3 4,3 0,58C


1  2  1  2 -------- = + +
   
  3,3  0,45C  39,2  0 --------- (2)
49,2 0,83 2,8C
C1  C 2  C1  C 2 ------- = +
  
  3,4C  59,3  0 -------------------(3)
Dari ke 3 ( tiga ) persamaan diatas diperoleh :
  1,8ton ,   5,4ton , C  19,04ton

- Perhitungan bidang D

RA = 4.1.3/4 + MA/L1 – MB/L1 = 2,55 ton


RB1 = 4.1.1/4 + MB/L1 – MA/L1 = 1,45 ton
RB2 = ½.1.10 + MB/L2 – MC/L2 = 3,64 ton

14
RC1 = ½.1.10 + MC/L2 – MB/L2 = 6,36 ton
RC2 = 3 + MC/L3 = 5,72 ton
RD = 3 – MC/L3 = 0,28 ton
- Penggambaran dan Perhitungan Momen maksimum :
 Pada tempat dimana D = 0
Digambar dulu dimana letak D = 0, kemudian dihitung pula
besarnya Momen pada tempat D = 0 tersebut
 Dengan cara menghitung dMx/dx = 0
Dicari Mx pada jarak sejauh x dari perletakan, pada dMx/dx = 0
dapat dihitung Momen ditempat tersebut adalah Momen
maksimum

15
c. Pada Konstruksi Portal tidak bergoyang

  C D

 F G
L1 L2 L3

Adalah suatu Portal yang titik-titik buhul pada batang datarnya TETAP (
tidak bergerak ). Pada Konstruksi ini titik buhul pada batang datarnya
missal titik D merupakan suatu jepitan yang dapat berputar tetapi dalam
keadaan tetap karena tidak ada pergoyangan. Perputaran titik buhul
sedemikian rupa hingga sudut antara tiang dan batang datar tetap 90 °.
Oleh karenanya jika batang datarnya melengkung maka tiangnya ikut
melengkung.
Karena adanya muatan dari atas ataupun penurunan ( zetting ) dsb.
pada suatu portal maka pada titik-titik buhul batang datar akan timbul
sudut belahan. Dengan terjadinya sudut belahan diartikan bahwa
batang-batang datar diputar pada titik buhulnya.

16
Contoh :

A 1 q = 1t/m  2 B 3 4 TON 5 C

D
6,4
4,1 4,82 4,1

2,05

3,52
2,3

1,48 1,7

1,035

17
0,17

Diketahui : Konstruksi seperti tergambar


Hitung dan lukis bidang M dan D dengan cara Clapeyron
Jawab :
 Perhitungan bidang Momen :

 
q
1/ 2L12x2 – ¼ x4  94 = 1
( ½.92.92 – ¼.94 ) –
6 L1 6 L1
19,5
( ½.92.42 – ¼ .44 ) =

1.L1 1.L 2
  +
3 6
   ( batang AB )

19,5 31 1,52


= + ………… 31 +1,5 2  19,5 ……………………. ( 1 )
  

B1 
q
1/ 2L12x2 – ¼ x4  50 = 1
( ½.92.52 – ¼.54 ) –
6 L1 6 L1
15,8
( ½.92.02 – ¼ .04 ) =

 2.L1 1.L1  4.h1
1  + -
3 6 3
1  1 ( batang BA )
15,8  2.L1 1.L1  4.h1
= + - ……1,5 1  32  34  15,8 ………( 2 )
 3 6 3

2  L2 2
16
3.L2 5.L 2  4.h1
 2  + +
3(2 ) 6(2 ) 3
2  2 ( batang BC )
 3.L 2 5.L 2  4.h1
L2 2 = + + .. 1,333  34  0,675  16 …( 3 )
16 3(2 ) 6(2 ) 3

18

C  L2 2
16
5.L 2 3.L 2 5.h2  6.h2
C  + + - …… 2,835  0,673  16 …( 4 )
3(2 ) 6(2 ) 3 6

   0 …………… 2  3  4  0 …………………………………( 5 )
Dari ke 5 ( lima ) persamaan akan dapat dicari 5 bh bilangan yang
tidak diketahui, sehingga didapat hasil sebagai berikut :
1  4,1 tm ; 2  4,82 tm ; 3  6,4 tm
4  1,58 tm ; 5  4,14 tm ; 6  1/ 25  2,05 tm
 Penggambaran bidang D :
1  2
R  R1  
L1 L1
4,1 4,82
= 3,6    3,52 tm
9 9
 2 1
Rki  R1  
L1 L1
4,82 4,1
= 1,4    1,48 ton
9 9
3 5
Rka  R2  
L2 L2
6,4 4,1
= 2   2,3 ton
8 8
5 3
RC  RC1  
L2 L2
4,1 6,4
= 2   1,7 ton
8 8
4
DH   0,17 ton ( )
h1
5   6
H   1,035 ton ( )
h2

19
d. Pada Konstruksi Portal Bergoyang
Prinsip : Dianggap bahwa Portal bergoyang sebesar  , maka dengan
persamaan sudut belahan biasa akan dapat mencari besarnya
Momen dan 
A. PORTAL TIDAK BERTINGKAT
Arah goyangan dapat dimisalkan sembarang ( kekiri atau kekanan ).
Misalkan kekiri dan didapatkan hasil  adalah positip ( + ) maka arah
goyangan adalah betul, tetapi bila didapatkan hasil  adalah
negatip ( - ) maka arah goyangan adalah kekanan.

 P = 2 ton 1 ton/m

D C
1 2

h2 = 4 m

h1 = 6 m
3
B

A
1,5 m 1,5 m 3,0 m

L = 6,0 m

Diketahui : Konstruksi seperti tergambar


Hitung dan lukis bidang M dan D dengan cara Clapeyron
Jawab :

20
1 2

Bidang M

Mmaks

3

RB

RC Bidang D

Dh

h

21
 Perhitungan bidang Momen
P.4,5 2 7q 3 43,3
  ( L – 4,52 ) + L =
6 L 384 
M 1.L M 2.L 1.h1 
    
3 6 3(2 ) h1
   ( batang BC )
3 1  2  0,17  7,88 …………………………………………….( 1 )

P.1,5 2 9q 3 12,9
  ( L – 1,52 ) + L =
6 L 384 
M 2.L M 1.L  2.h1 3.h2 
C     
3 6 3 6 h2
C  C ( batang CB )
1  3,332  0,673  0,25  7,86 ……………….……………..( 2 )
D  0 ( batang DC, titik D adalah jepit )
M 3.h2 M 2.h2 
D    
3 6 h2
D  D
323  162  6  0 ………… …………………….…………….. ( 3 )
1  2 3
 H  0 …… h1  
h2 h2
0

21  32  33  0 …………………………………………………. ( 4 )


Dengan 4 ( empat ) buah persamaan dengan 4 bilangan yang
tidak diketahui maka besarnya dapat dihitung.
1  2,32 tm ; 2  1,44 tm ; 3  0,11 tm
 Perhitungan bidang D
1  2
R  R1    2,397 ton
L L
 2 1
RC  RC    2,600 ton
L L
1
h   0,387 ton ( )
h1

22
 2  3
Dh   0,387 ton ( )
h2
B. PORTAL BERTINGKAT

1 t/m

D 2
C 2
5 6

h1 = 5 m

4 3 8 7
B 1 E
2 1
9

h2 = 5 m

1
A F

L=6m

CARA PENYELESAIAN :
Dari gambar diatas terdapat 11 ( sebelas ) bilangan anu yang harus
dicari yaitu :
Momen-momen sebanyak 9 bh ( 1 s/d 9 )
Goyangan sebanyak 2 bh (  1 dan  2 )
Sehingga diperlukan 11 ( sebelas ) persamaan.

PRINSIP :
Sudut belahan karena Muatan = Sudut belahan karena Momen dan
Goyangan
 Batang AB : ( Sudut belahan A )

23
  0
1.h2  2.h2  2
   
3 6 h2
  
1.h2  2.h2  2
   0 ………………...............................................( 1 )
3 6 h2
 Batang BA dan BE : ( Sudut belahan ABE )
  0
 2.h2 1.h2 3.L 8.L  2
      
3 6 3 6 h2
  
 2.h2 1.h2 3.L 8.L  2
      0 ……...............................( 2 )
3 6 3 6 h2
 Batang BC dan BE : ( Sudut belahan EBC )
C  0
 4.h1 5.h1 3.L 8.L  2   1
C     
3 6 3 6 h1
C  C
 4.h1 5.h1 3.L 8.L  2   1
     0 ……..............................( 3
3 6 3 6 h1
)
 Batang CB dan CD : ( Sudut belahgan BCD )
9q 3
CD  L
384
5.h1  4.h1 5.L 6.L  2   1
CD     
3 6 3 6 h1
CD  CD
5.h1  4.h1 5.L 6.L  2   1 9q
     L3………………( 4 )
3 6 3 6 h1 384

 Batang DC dan DE : ( Sudut belahan CDE )


7q 3
CD  L
384

24
6.L 5.L 6.h1 7.h1  2   1
CD     
3 6 3 6 h1
CD  CD
6.L 5.L 6.h1 7.h1  2   1 7q 3
     L ………………( 5 )
3 6 3 6 h1 384
 Batang ED dan EB : ( Sudut belahan DEB )
D  0
7.h1 6.h1 8.L 3.L  2   1
D      
3 6 3 6 h1
D  D
7.h1 6.h1 8.L 3.L  2   1
      0 ….............................( 6 )
3 6 3 6 h1
 Batang EB dan EF : ( Sudut belahan BEF )
F  0
9.h2 8.L 3.L
F   
3 3 6
F  F
9.h2 8.L 3.L
   0 …………................................……………( 7 )
3 3 6
    0 ............. 2  4  3  0 ..............................................( 8 )
    0 .............. 8  7  9  0 .............................................( 9 )
 2  1 9
    0 ................ h2

h2
 0 ...........................................( 10 )

  4  5  6   7
  0 ............................. ( 11 )
h1 h1
Dari 11 ( sebelas ) persamaan akan dapat dicari nilai 1 s/d 9 ,  1
dan  2

25
B. METHODE SLOPE DEFLECTION
( Cara Defleksi Kemiringan )
Cara ini dapat digunakan untuk menganalisa semua jenis Balok atau kerangka
kaku Statis Tak Tentu. Anggapan yang ada disini adalah semua sambungan
dianggap kaku yaitu Sudut disambungan pada titik buhul tidak berubah
harganya ketika beban diberikan. Sambungan kakunya dianggap hanya
berputar secara keseluruhan atau dengan kata lain sudut antara garis singgung
ke berbagai cabang Kurva elastic yang bertemu di sebuah sambungan tetap
sama seperti sudut di struktur yang belum terdeformasi.
Untuk memenuhi keseimbangan jumlah dari momen ujung yang timbul pada
setiap sambungan pada ujung pertemuan batang-batangnya harus sama
dengan 0 ( nol )

A  B

P1 P2  

A B C b) Free Body Diagram

batang

  C C
B C

 C
D
B C
 D C
E  C

a) Rangka / Portal kaku


D
D
 C
E
c) Free body diagram Titik buhul

  C C

26
B C

C
 D

Syarat sambungan di B :    0
   C   D  0

Syarat sambungan di C :  C  0
C  C  0

 P1 P2 

=
A  (EI) B
L

A P1 P2 
+
 B

A  1  1 B
 +

A B 
 2  2

PENURUNAN PERSAMAAN SLOPE DEFLECTION :

27
Dalam persamaan Slope Deflection Momen Akhir dinyatakan dalam suku-suku

rotasi ujung (  dan  ) dan pembebanan yang ada ( P1 dan P2 ). Dengan

adanya pembebanan yang ada diperlukan Momen-momen ujung terjepit (

Momen primer =  dan  ) yang keduanya berlawanan arah jarum

jam. Momen-momen ujung terjepit tambahan  dan  sedemikian

besarnya sehingga menyebabkan adanya Rotasi  dan  . 

menyebabkan rotasi  1 dan  1 dan  menyebabkan rotasi  2 dan  2

Syarat :

 = -  1 +  2
 =  1 -  2
Superposisi :

 =  + 

 =  + 

Rumus rotasi :

.L .L
 1 = ,  1 =
3 6
.L B.L
 2 = ,  2 =
6 3

.L .L 2.L .L


 = - + ................. ( x2 ) >>>>> 2  = - +
3 6 3 3
.L B.L .L B.L
 = - ..............................>>>>>  = +
6 3 6 3
+
3.L
2  +  = -
6

28
2
Jadi ....................................................  = ( 2  -  )
L
2
Dengan jalan yang sama ................. B = ( 2  -  )
L

 =  + 


2
=  + ( - 2  -  )
L

 =  + 


2
=  + ( - 2  -  )
L
2
Jika dianggap  K maka persamaan menjadi :
L

PERSAMAAN SLOPE DEFLECTION :

 =  + K ( - 2  -  )

 =  + K ( - 2  -  )

Persamaan SLOPE DEFLECTION untuk batang yang salah satu tumpuannya

turun :

A B

  

 

Akibat turunnya titik B sebesar  , ada tambahan Momen Primer sebesar :

6 
  = =  
L2

Persamaan menjadi :
6 
 =  + K ( - 2  -  ) +
L2

29
Maka :
3
 =  + K ( - 2  -  + )
L
3
 =  + K ( - 2  -  + )
L

CONTOH :

1. BALOK MENERUS :
2 t/m 4t 4t 6t

A (2EI) B (EI) C (EI) D


8m 1m 2m 1m 4m 4m

L1 = 8 M L2 = 4 M L3 = 8 M

13,05 5,91 4,18 6,89

8,89
4,30 2,67

D
7,11 3,70 3,30

Diketahui : Konstruksi seperti tergambar

Hitung dan lukis bidang M dan D dengan cara Slope Deflection

Jawab :

30
 MOMEN PRIMER

 = + 1/12. 2. 82 = + 10,67 tm ;  = - 10,67 tm


4.1.3  2 4.3.1  2
 C = +  = + 3,00 tm ; C = - 3,00 tm
42 42

CD = + 1/8 . 6. 8 = + 6,00 tm ;  C = - 6,00 tm

 ANGKA KEKAKUAN RELATIF


2  
K  : K C : K CD = : : =  2:2:1
8 4 8

Karena A dan D adalah jepit maka :

A  0
D  0
 PERSAMAAN SLOPE DEFLECTION

 =  + K  ( - 2  -  ) = + 10,67 – 2 

 =  + K  ( - 2  -  ) = - 10,67 - 4 

 C =  C + K C ( - 2  - C ) = + 3,00 - 4  - 2 C

C = C + K C ( - 2 C -  ) = - 3,00 - 4 C - 2 

CD = CD + K CD ( - 2 C - D ) = + 6,00 - 2 C

DC = DC + K DC ( - 2 D - C ) = - 6,00 - C

 PERSYARATAN KESEIMBANGAN

  0 >>>>>>>    C  0

- 10,67 - 4  + 3,00 - 4  - 2 C = 0

-7,67 - 8  - 2 C = 0 ..................................................(1)

C  0 >>>>>>> C  CD  0

- 3,00 - 4 C - 2  + 6,00 - 2 C = 0

3,00 - 2  - 6 C = 0 ...................................................(2)

Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh :

31
C = + 0,89 ;  = - 1,19
 = + 10,67 – 2  = + 13,05 tm

 = - 10,67 - 4  = - 5,91 tm

 C = + 3,00 - 4  - 2 C = + 5,98 tm

C = - 3,00 - 4 C - 2  = - 4,18 tm

CD = + 6,00 - 2 C = + 4,22 tm

DC = - 6,00 - C = - 6,89 tm

 PERHITUNGAN BIDANG D
  13,05 5,91
R  R +   ½ . 2. 8 +   8,89 ton
L1 L1 8 8
  5,91 13,05
Rki  R 1 +   ½ . 2. 8 +   7,11 ton
L1 L1 8 8
 C C 5,98 4,18
Rka  R 2 +   4+   4,30 ton
L2 L2 6 6
C  C 4,18 5,98
RCki  RC 1 +   4+   3,70 ton
L2 L2 6 6
CD DC 4,22 6,89
RCka  RC 2 +   ½.6+   2,67 ton
L3 L3 8 8
DC CD 6,89 4,22
RD  RD +   ½.6+   3,33 ton
L3 L3 8 8

2. PORTAL TIDAK BERGOYANG


Diketahui : Konstruksi seperti tergambar

Hitung dan lukis bidang M dan D dengan cara SLOPE DEFLECTION

Jawab :

 MOMEN PRIMER :

 = -  = 1/12 . 2,4 . 82 = +12,8 tm

 C = - C = 1/8 . 6 . 8 = 6,0 tm

32
2,4 t/m 6 ton

A ( 2 ) B ( 2 ) C

(  ) (  ) 8m

8m 8m
D E

13,8914
12,2665

4,0837

1,6332
M maks

8,374
4,533

1,467

D
10,826

0,51 0,204

33
 ANGKA KEKAKUAN RELATIF :

K D : K  : K  : K C = 1/8 : 2/8 : 1/8 : 2/8 = 1 : 2 : 1 : 2

 PERSAMAAN SLOPE DEFLECTION :

D = D + K D ( - 2 D -  ) = - 2 D - 

 D =  D + K D ( - 2  - D ) = - 2  - D

 =  + K  ( - 2  -  ) = - 4  – 2  + 12,8

 =  + K  ( - 2  -  ) = - 2  - 4  - 12,8

 =  + K  (- 2  -  ) = - 2  - 

 C =  C + K C ( - 2  - C ) = - 4  - 2 C + 6

C = C + K C ( - 2 C -  ) = - 4 C - 2  - 6

 =  + K  ( - 2  -  ) = -  - 2 

 SYARAT KESEIMBANGAN :

   0 >>>> D    0

- 6  - 2  - D + 12,8 = 0 ...............................(1)

 D  0 >>>>>> D  0

- 2 D -  = 0 .......................................................(2)

   0 >>>>>>>    C    0

- 2  - 10  - 2 C -  - 6,8 = 0 ...................(3)

   0 >>>>>>>   0

-  -  = 0 ..........................................................(4)

 C  0 >>>>>>> C  0

- 2  - 4 C - 6 = 0 ..............................................(5)

Dari ke 5 ( lima ) persamaan didapat :

 = 2,722,  = - 1,088, C = - 0,956, D = - 1,361,  = 0,544

34
Sehingga hasil Momen akhir adalah :

D  4,0837; D    C  0;   13,8914 tm

  4,0869;  C  12,2665;   1,63324 tm

 PERHITUNGAN BIDANG D
 
R  R +   8,374 ton
L1 L1
 
Rki  R1 +   10,826 ton
L1 L1
 C
Rka  R2 +  4,533 ton
L2
 C
RC  RC -  1,467 ton
L2
 D
D   0,51 ton


   0,204 ton

35
3. PORTAL TIDAK BERTINGKAT BERGOYANG

Diketahui : Portal seperti tergambar

Hitung dan lukis bidang M dan D dengan cara SLOPE DEFLECTION

Jawab :

Portal mengalami pergoyangan horizontal sebesar 



RDC  
DC

R  


Dengan catatan putaran sudut searah jarum jam

36
4 ton
C  B 

(2EI)

(EI) 3m

6m (EI) R

RDC A

D
2m 2m

5,5804

0,3502

6,4743

37
0,515

1,863

D
3,485

1,860

4,137
 MOMEN PRIMER

DC  CD  1/ 12.1.6 2 = 3 tm

C   C  1/ 8.4.4 = 2 tm

 ANGKA KEKAKUAN RELATIF

K CD : K C : K  = 1/6 : 2/4 : 1/3 = 2 : 6 : 4


 
R DC = >>>>>>>>>>>>>>>> 3R DC = 3. = ½  misal R
6 6
 
R  = >>>>>>>>>>>>>>>> 3R  = 3. =  missal 2R
3 3
 PERSAMAAN SLOPE DEFLECTION

 =  + K  ( - 2  -  + 2R ) = - 8  – 4  + 8R

 =  + K  ( - 2  -  + 2R ) = - 4  - 8  + 8R

 C =  C + K C ( - 2  - C ) = - 12  - 6 C - 2

C = C + K C ( - 2 C -  ) = - 6 C - 12  + 2

CD = CD + K CD ( - 2 C - D ) = - 4 C - 12R - 3

DC = DC + K DC ( - 2 D - C ) = - 2 C + 2R + 3

38
D = jepit maka D = 0

 SYARAT KESEIMBANGAN

 C  0 >>>>>>>>>> C  CD  0

- 6  - 16 C + 2R = 1 .................................(1)

   0 >>>>>>>>>>>>>>>> C    0

- 4  - 20  - 6 C + 8R = 2 .................(2)

   0 >>>>>>>>>>>>>>>>   0

- 8  - 4  + 8R = 0 ..................................(3)

  0 >>>>>>>>>>>>>>>> D  D  1.6

1.6 CD  DC   


D   ; D 
2 6 3

CD  DC  2  2  0 >>>>>>>>

- 24  - 24  - 6 C + 36R = 18 ............(4)

Dari ke 4 ( empat ) persamaan diperoleh :

  0 C  5,588 tm CD  0,3491 tm

  5,5804 tm C  0,3502 tm DC  6,4743 tm

 PERHITUNGAN BIDANG D

D  4,137 ton C  1,863 ton

 C   C 
RC  RC -    0,515 ton
 4 

  C  C 
R  R +    3,485 ton
 4 

   1,86 ton
3

39
4. PORTAL BERTINGKAT BERGOYANG ( TERSUSUN )
1 t/m

A B B’

1 (5EI) 1

(2EI) (2EI)

R C 1 t/m

C D R D
2 (5EI) 2

(2EI)
(4EI)

F R F

R C
E

 ANGKA KEKAKUAN

K  : K C : K C : K DF : K D =
5 2 4 2 2 5
: : : : :  25 : 14 : 20 : 14 : 14 : 25
7 5 7 5 5 7

 MOMEN PRIMER

 = -  = 1/12. 1. 72 = 4,08 tm ; CD = - DC = 4,08 tm

 HARGA – HARGA R RELATIF


3( 1   2) 3( 1   2)
3 R C   R1 ; 3 R D   R1
5 5
3. 2 3. 2
3 R C   5 R2 ; 3 R DF   7 R2
7 5

40
 PERSAMAAN SLOPE DEFLECTION

 =  + K  ( - 2  -  ) = 4,08 - 50  – 25 

 =  + K  ( - 2  -  ) = - 4,08 - 25  - 50 

CD = CD + K CD ( - 2 C - D ) = 4,08 - 50 C - 25 D

DC = DC + K DC ( - 2 D - C ) = - 4,08 – 50 D - 25 C

 C = 0 + K C ( - 2  - C ) = - 28  - 14 C + 14R1

C = 0 + K C ( - 2 C -  ) = - 28 C - 14  + 14R1

C = 0 + K C ( - 2 C -  ) = - 40 C - 20  + 100R2

 C = 0 + K C ( - 2  - C ) = - 40  - 20 C + 100R2

 D = 0 + K D ( - 2  - D ) = - 28  - 14 D + 14R1

D = 0 + K D ( - 2 D -  ) = - 28 D - 14  + 14R1

DF = 0 + K DF ( - 2 D - F ) = - 28 D - 14 F + 98R2

FD = 0 + K FD ( - 2 F - D ) = - 28 F - 14 D + 98R1

 SYARAT KESEIMBANGAN

   0 >>> C    0

4,08 - 78  - 25  - 14 C + 14 R1 = 0 ........................(1)

   0 >>>> D    0

- 4,08 - 25  - 78  - 14 D + 14 R1 = 0 .....................(2)

 C  0 >>> C  C  CD  0

4,08 - 14  - 118 C - 25 D + 14R1 + 100R2 = 0 .........(3)

 D  0 >>>> D  DC  DF  0

- 4,08 - 14  - 25 C - 106 D + 14R1 + 98R2 = 0 ......(4)

 K  0 >>>>> C  D  0 ( lantai atas )

 C  C  D  D
 0
5 5

41
C  C   D  D  0

- 42  - 42  - 42 C - 42 D + 56R1 = 0 ................(5)

 K  0 >>>>>   F  0 ( lantai bawah )

C   C DF  FD


 0
7 7

5C  5 C  7DF  7FD  0

- 1,02 C - D - 1,02  - F + 6,37R2 = 0

- 1,02 C - D + 6,37R2 = 0 ...........................................(6)

Dari keenam persamaan diatas didapat :

 ,  , C , D , R1 , R2
Sehingga dari keenam persamaan (1) s/d (6) didapat

 ,  , CD , DC ,  C , C , C ,  C ,

 D , D , DF , FD .

Dengan demikian maka dapat dilukis bidang M dan dapat dihitung dan

dilukis bidang D

5. PORTAL MIRING

4t 5 t

3t

C D

1 t/m (EI)

(EI) (EI) 8m

A B
6m 2m 2m

42
C  D 
D’
C’
¾

5/4 

A B

Diketahui : Konstruksi seperti tergambar

Hitung dan lukis bidang M dan D dengan cara Slope Deflection

Jawab :

 Momen Primer

 C = - C = 1/12 . 1. 82 = 5,333 tm

CD = - DC = 1/8 . 4. 4 = 2 tm

 Angka kekakuan

K C : K CD : K D = 1/10 : ¼ : 1/8 = 4 : 10 : 5

>>>>>     0 ( jepit )
5 / 4.
R C   0,125
10
3 / 4.
R CD   0,1875
4

R D 
8
 Persamaan Slope Deflection

 C =  C + K C ( - 2  - C + 3RAC )

= 5,333 + 4 ( - 2  - C + 3. 0,125  )

= 5,333 - 8  - 4 C + 1,5 

43
C = C + K C ( - 2 C -  + 3. 0,125  )

= - 5,333 - 8 C - 4  + 1,5 

= - 5,333 - 8 C + 1,5 

CD = CD + K CD ( - 2 C - D + 3RCD )

= 2 - 20 C - 10 D + 5,625 

DC = DC + K DC ( - 2 D - C + 3RCD )

= - 2 - 20 D - 10 C + 5,625 

D = D + K D ( - 2 D + 3RDB )

= - 10 D + 1,875 

 D =  D + K D ( - 2  + 3RDB )

= - 5 D + 1,875 

 SYARAT KESEIMBANGAN

 C  0 >>>> C  CD  0

- 5,333 - 8 C + 1,5  + 2 - 20 C - 10 D + 5,625  = 0

- 28 C - 10 D + 7,125  = 3,333 ............................ (1)

 D  0 >>>> DC  D  0

- 2 - 20 D - 10 C + 5,625  - 10 D + 1,875  = 0

- 10 C - 30 D + 7,5  = 2 ...................................... (2)

 K  0 >>>>>     1.8  3  0

    5  0

 FREE BODY DIAGRAM BATANG - BATANG

44
4 ton

AV DC

C 3 ton D

C CD
AV D

 C  D
A B
AH BH

Freebody C – D :
CD  DC 8  CD  DC
AV = 1/ 2.4  
4 4

Freebody A – C :

 C  0 >>> AV . 6 + AH . 8 - C  C  1.8.4  0

 C  C  32  A .6
AH =
8
= 0,125 C  0,125C  2,5  0,75CD  0,75DC

Freebody D – B :
D   D
BH =  0,125D  0,125 D
8

A H + BH – 5 = 0

0,125 C  0,125C  2,5  0,75DC  0,125D  0,125 D  5  0

172 C + 165 D + 6,75  - 87,5 =0 .................................................... (3)

Dari ke 3 ( tiga ) persamaan tersebut maka dapat dihitung C = +

2,1928, D = +1,2265 dan  = 11,393

45
Sehingga dapat dihitung pula :

 C = - 8,566 tm, C = + 1,003 tm, CD = - 1, 003 tm, DC = +

4,203 tm, D = - 4,203 tm dan  D = - 3,436 tm

 PERHITUNGAN BIDANG D
CD CDC
RCV = 2 +   1,2 ton
4 4
DC CD
RDV = 2 +   2,8 ton
4 4
 D  D
RBH =  0,9549 ton
8

RCH = ( RBH + 3 ) = 3,9549 ton

DC = RCH . 0,80 – RCV . 0,6 = 2,4439 ton

DA = ( 1 x 8 . 0,80 – DC ) = 3,9561 ton

1,003 4,203

C D

8,566
A B
3,436

46
1,2
C D

2,4439
2,8
D

3,9549

B
A 0,9549

6. KERANGKA GABLE ( RANGKA PAYON )

Cara menghitung sama dengan yang lalu, tetapi permasalahan yang ada

sama seperti Portal miring yaitu sudut antara batang – batang yang

terdeformasi / bergesernya titik bukan sudut siku – siku sehingga

memerlukan perhatian khusus

2 t/m

(2I) (2I) 3m
B D

(I) (I) 6m

A E
12 m

47
48

Anda mungkin juga menyukai