Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH:
Gol/Angkatan : II / XL
No. Presensi : 26
i
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
Coach, Mentor,
Mengesahkan,
Coach, Mentor,
Narasumber,
iii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat sehat dan
rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas rancangan aktualisasi nilai-
nilai dasar PNS dengan judul “Optimalisasi Pelayanan Rawat Inap UPTD Puskesmas
Ngawen”.
Penulisan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini disusun sebagai salah
satu persyaratan kelulusan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II
Angkatan XL Tahun 2019 yang diselenggarakan di Hotel Mustika PKPRI Blora sebagai
bentuk pemahaman konseptual dan internalisasi nilai-nilai dasar PNS yang diterapkan
di UPTD Puskesmas Ngawen.
Dalam menyelesaian rancangan aktualisasi nilai-nilai PNS ini, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. H. Djoko Nugroho, selaku Bupati Blora.
2. Drs. Mohamad Arief Irwanto, M.Si., selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa Tengah.
3. Anang Sri Danaryanto, S.Sos., M.Ma., selaku Kepala Badan Kepegawaian Daerah
(BKD) Blora.
4. Drs. Sujarwo, M.Pd selaku narasumber/ penguji yang memberikan saran, masukan
perbaikan untuk penyempurnaan rancangan aktualisasi ini sehingga dapat
diterapkan dengan lebih baik.
5. dr. Nur Istifah selaku mentor selaku Kepala UPTD Puskesmas Ngawen yang telah
memberikan masukan, inspirasi dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini
dapat diselesaikan dengan baik.
6. Supriyono, S.KM., M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dan arahan kepada penulis sehingga rancangan aktualisasi ini dapat selesai dengan
baik.
7. Keluarga yang telah mendukung, mendoakan serta memberi bantuan sehingga
semua kegiatan Pelatihan Dasar CPNS dapat terselesaikan dengan baik.
8. Seluruh Widyaiswara, dan Panitia yang telah memberikan ilmu, bimbingannya,
dukungan dan fasilitas selama kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II
Angkatan XL.
9. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan XL atas inspirasi,
kekompakan, bantuan, dan dukungannya.
Penulis berharap semoga rancangan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak dan dapat memberikan contoh tentang implementasi nilai-nilai
“ANEKA” dengan prinsip Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN), Pelayanan Publik
dan Whole of Government dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kerja dan
masyarakat.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
rancangan ini, oleh karena itu penulis berharap kepada semua pihak untuk memberikan
saran dan masukan serta kritik yang membangun untuk penyempurnaan rancangan
aktualisasi ini.
PRAKATA …………………………………………………………………….. iv
BAB I PENDAHULUAN
vi
BAB III RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah
profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.Setiap
pegawai ASN memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.Sebagai bagian dari ASN, Pegawai Negeri Sipil yang
selanjutnya disingkat PNS juga memiliki peran penting dalam
mencapai tujuan NKRI. Untuk memainkan peran tersebut, maka
diperlukan adanya manajemen ASN dalam bentuk penglolaan ASN
untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan
pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran
sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa sesuai dengan
peran dan fungsi PNS yang tercantum dalam UU No. 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara.
Untuk menciptakan pemerintahan yang baik, maka dibutuhkan
PNS yang professional, yaitu PNS yang mampu memenuhi standar
kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas
jabatannya secara efektif dan efisien. Untuk dapat membentuk sosok
PNS yang profesional maka perlu dilaksanakan pembinaan melalui
jalur pelatihan.
Dalam pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, PNS wajib menjalani masa
percobaan yang dilaksanakan melalui proses diklat terintegrasi untuk
membangun moral, kejujuran, semangat nasionalisme dan
1
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung
jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
hidup.Diperlukan sebuah penyelenggaraan pelatihan inovatif dan
terintegrasi, yaitu penyelenggaraan pelatihan yang memadukan
pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat pelatihan dan di
tempat kerja sehingga memungkinkan peserta mampu
menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta
membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan
manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS
yang profesional.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dilakukan ide kreatif
dalam penyelenggaraan Diklat Prajabatan yang memungkinkan
peserta untuk menerapkan nilai-nilai dasar PNS di tempat kerja,
sehingan peserta dapat menjadi agen perubahan budaya kerja yang
lebih baik lagi serta memperbaiki budaya PNS yang dianggap kurang
baik di lingkungan masyarakat. Dalam Peraturan Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018
tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil dijelaskan bahwa
Masa Prajabatan adalah masa percobaan selama satu tahun yang
wajib dijalani oleh CPNS melalui proses pendidikan dan pelatihan.
Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa
Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung
jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Peserta Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2019 di Lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Blora ditugaskan untuk merancang
aktualisasi nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi atau yang biasa disingkat ANEKA,
yang akan dilaksanakan di tempat kerja sebagai bentuk penerapan
2
ilmu yang sudah didapatkan selama mengikuti Diklat Prajabatan
dalam kurun waktu 18 hari belajar/in class.
Bentuk penerapan aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA adalah
untuk mengatasi berbagai macam isu atau permasalahan yang terjadi
di tempat kerja. Permasalahan yang sedang terjadi di UPTD
PUSKESMAS NGAWEN yaitu kurang optimalnya pelayanan rawat
inap dikarenakan kurangnya kerjasama, solidaritas dan komitmen
antar personaldikarenakan belum dilaksanakannya kegiatan penilaian
dokumen rekam medis inaktif di Instalasi Rekam Medis RSUD
Cilacap. Sistem retensi rekam medis adalah sistem mengenai
penyimpanan rekam medis, dimana dalam hal ini lebih spesifik kepada
rekam medis inaktif. Rekam medis dikatakan sudah inaktif apabila
sudah tidak digunakan lagi selama 5 tahun, terhitung dari tahun
terakhir kunjungan paien.Sistem retensi rekam medis inaktif yang
dilakukan di RSUD Cilacap baru dilakukan sampai pada tahap
penyusutan atau memindahkan rekam medis yang sudah tidak aktif ke
ruang penyimpanan inaktif dan belum sampai pada tahap
penilaian.Maksud dari penilaian rekam medis inaktif adalah kegiatan
penilaian terhadap formulir-formulir rekam medis inaktif yang masih
perlu diabadikan atau sudah boleh dimusnahkan.Permasalahan ini
timbul salah satunya karena kurangnya Sumber Daya Manusia di
Instalasi Rekam Medis.Idealnya, setelah dua tahun rekam medis
inaktif disimpan, maka diperlukan kegiatan penilaian rekam medis
inaktif agar sistem retensi bisa terus berjalan.Berdasarkan hal
tersebut, isu terkait kurang optimalnya sistem retensi rekam medis
terkait belum terlaksananya penilaian rekam medis inaktif akan
dipecahkanmelalui kegiatan di tempat kerja, dalam hal ini yaitu
Instalasi Rekam Medis RSUD Cilacap. Oleh karena itu, rancangan
aktualisasi ini dibuat untuk mengoptimalisasikan sistem retensi
melaluikegiatan penilaian rekam medis inaktif di Instalasi Rekam
Medis RSUD Cilacap.
3
B. Identifikasi Isu dan Rumusan
Masalah 1. Identifikasi Isu
Dalam proses meningkatkan Mutu Pelayanan UPTD Puskesmas Ngawen
ditemukan beberapa isu yang berkaitan dengan nilai-nilai Pelayanan Publik,
Manajemen ASN dan Whole of Government. Sebagai pelayan publik isu-isu
tersebut sangat mempengaruhi sehingga menjadi perlu untuk dianalisis
penyebabnya dan ditemukan solusi untuk menanganinya. Berdasarkan prinsip-
prinsip kedudukan dan Peran Pegawai Negri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
1. Penetapan Isu
a) Penetapan Kualitas Isu Menggunakan Metode APKL
Rancangan aktualisasi yang akan dilaksanaan menggunakan pendekatan
Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak) digunakan untuk
menentukan kelayakan suatu isu sebagai berikut.
Tabel 1.2 Tabel parameter APKL
No Indikator Keterangan
1 2 3
1 Aktual (A) Isu yang sedang terjadi atau dalam proses kejadian,
sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat,
atau isu yang diperkirakan bakal terjadi dalam waktu
dekat. jadi bukan isu yang sudah lepas dari perhatian
masyarakat atau isu yang sudah basi.
2 Problematik (P) Isu yang menyimpang dari harapan standar,
ketentutan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu
segera dicari penyebab dan pemecahannya.
3 Kekhalayakan (K) Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup
orang banyak, masyarakat pelanggan pada umumnya,
dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau
sekelompok kecil orang tertentu saja.
4 Layak (L) Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan
dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang,
dan tanggung jawab.
Berikut beberapa isu yang ada pada UPTD Puskesmas Ngawen yang
ditetapkan menggunakan pendekatan APKL:
Tabel 1.3 Tabel penetapan isu dengan APKL
No Identifikasi Isu Indikator Keterangan
A P K L
1 Belum maksimalnya pelayanan + + + + Memenuhi (M)
rawat inap
2 + + - + Tidak Memenuhi
Kurangnya penerapan nilai- Syarat (TMS)
nilai perilaku ASN di pelayanan
3 Kurangnya Kesadaran petugas + + + + Memenuhi (M)
pentingnya 5S
4 + - - + Tidak Memenuhi
Ketidaklengkapan pengkajian Syarat (TMS)
awal klinis pada BP umum
5 Belum tersedianya ruangan + + + + Memenuhi (M)
khusus TB DOTS
No Komponen Keterangan
1 2 3
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas dikaitkan demgan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut
untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu
2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang ditimbulkan masalah-
masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan (bisa
mengakibatkan masalah lain)
3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin
memburuk jika dibiarkan.
Parameter yang digunakan untuk menentukan prioritas yaitu menggunakan
skala likert pada tabel berikut :
Tabel 1.5 Tabel parameter USG
Nilai Urgency / Seriousness / Growth /
Mendesak Kegawatan Pertumbuhan
1. Isu tidak mendesak Isu tidak begitu serius Isu lamban
untuk segera untuk di bahas karena tidak berkembang
diselesaikan berdampak ke hal yang lain
b) Rumusan Masalah
Berdasarkan isu yang telah dianalisa, maka rumusan masalah kegiatan
aktualisasi adalah bagaimana upaya optimalisasi pelayanan rawat inap di UPTD
Puskesmas Ngawen
A. Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah ditemukan,
tujuan yang akan dicapai ini adalah menemukan upaya bagaimana upaya
optimalisasi pelayanan rawat inap di UPTD Puskesmas Ngawen
B. Manfaat
Manfaat aktualisasi nilai-nilai dasar PNS antara lain :
1. Bagi Penulis
a. Penulis lebih bisa menjalankan dan mengimplementasikan perannya dalam lingkup
kegiatan sehari-hari menggunakan nilai-nilai dasar ASN yang telah didapatkan selama
mengkuti inclass Diklat Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
b. Penulis dapat mengaktualisaikan nilai-nilai dasar PNS dalam tugas dan fungsi
jabatannya di UPTD. Puskesmas Ngawen
2. Bagi Organisasi
Dapat memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat UPTD Puskesmas Ngawen
dari aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk mendukung Visi dan Misi UPTD
Puskesmas Ngawen.
3. Bagi Stakeholder
Tercapainya Blora sehat secara optimal dan meningkatkan Pelayanan kesehatan
secara umum dan khususnya meningkatkan Pelayanan Profesional di UPTD Puskesmas
Ngawen
11
BAB II
DESKRIPSI UNIT ORGANISASI
A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas yaitu Paradigma Sehat; Pertanggungjawaban
Wilayah; Kemandirian masyarakat; Pemerataan; Teknologi tepat guna; dan Keterpaduan
dan kesinambungan
Dasar Hukum Pusat Kesehatan Masyarakat, yaitu:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun 2008 tentang
Rekam Medis
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Keselamatan
Pasien
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang
pedoman Manajemen Puskesmas.
g. Visi Misi Program Kerja Kabupaten Blora 2016-2021
Puskesmas Ngawen sebagai Upaya Pelaksana Teknis Daerah didasari atas Keputusan Bupati
Nomor 440 /373/ Tahun 2019 tentang Pemberian Izin Operasional Tetap Kepada Unit
Pelaksana Teknis UPTD Puskesmas Ngawen, dan Rekomendasi dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Blora Nomor 19/OPSPUSK/XII/2013 tanggal 2 Desember 2013 tentang
pemberian Izin Operasional Tetap Kepada Unit Pelaksana teknis Puskesmas Ngawen
Kabupaten Blora.
2. Visi, Misi, Motto, Tujuan, Komitmen Bersama, Budaya Perilaku, Budaya Malu dan
Tata Nilai,
a. Visi
Menjadi Puskesmas pilihan dalam mewujudkan masyarakat sehat di wilayah
Puskesmas Ngawen
b. Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan bermutu
2. Meningkatkan sumber daya manusia melalui pengembangan fungsional Puskesmas
3. Memberdayakan masyarakat dan keluarga dalam memberikan pelayanan kesehatan
4. Membangun sistem informasi yang terpadu sesuai dengan teknologi
c. Motto
‘’Kepuasan Anda adalah Kebahagiaan Kami’’.
d. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan gambaran tentang visi, misi, tupoksi, motto dan tata nilai UPTD serta kinerja di
Puskesmas Ngawen
2. Tujuan Khusus
Seluruh karyawan memahami visi, misi, tupoksi, motto dan tata nilai UPTD Puskesmas
Ngawen
Memberi gambaran tentang fungsi Puskesmas
Memberikan gambaran tentang jenis layanan yang ada di UPTD Puskesmas Ngawen
Memberikan gambaran tentang proses penyusunan RUK dan RPK
Memberikan gambaran tentang kinerja pada UPTD Puskesmas Ngawen
Memberikan gambaran tentang upaya peningkatan mutu di UPTD Puskesmas
Ngawen.
e. Komitmen Bersama
Dalam menjalankan tugas kedinasan Karyawan karyawati UPTD Puskesmas
Ngawen berkomitmen bersama yaitu:
1) Datang dan pulang sesuai jam kerja.
2) Ikhlas dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas
3) Bersikap ramah dan santun dalam memberikan pelayanan kesehatan.
4) Memberikan pelayanan dengan sepenuh hati.
f. Budaya Perilaku
Budaya perilaku di UPTD. Puskemas Ngawen adalah 5 S yaitu:
a) Senyum
Adalah gerak tawa ekspresif yang tidak bersuara untuk menunjukkan rasa senang,
gembira, suka dengan cara mengembangkan bibir (KBBI, 2002)
b) Salam
Adalah pernyataan hormat, mengucapkan salam, ucapan assalamualaikum
warohmatullohi wabarokatuh (KBBI, 2002)
c) Sapa
Adalah pernyataan menegur, dan mengajak bercakap-cakap (KBBI, 2002)
d) Sopan
Adalah hormat dan takzim, tertib menurut adat yang baik, mempersilahkan duduk,
berkata yang baik (KBBI, 2002)
e) Santun
Adalah tingkah laku yang halus dan baik, sabar, tenang, suka menolong, penuh rasa
belas kasihan
g. Budaya Malu
Karyawan – karyawati UPTD Puskesmas Ngawen mempunyai budaya malu Yaitu
Saya Malu bila
a) Datang terlambat
b) Pulang lebih awal
c) Sering minta izin
d) Tidak melaksanakan tugas dengan baik
e) Sering meninggalkan pekerjaan tanpa izin
f) Tidak bersikap ramah
g) Berseragam tanpa atribut
Budaya 5 R
Di UPTD Puskesmas Ngawen 5R merupakan budaya tentang bagaimana karyawan
- karyawati memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Mengupayakan tempat
kerja dengan 5 R yaitu:
a) Ringkas
Prinsip Ringkas adalah memisahkan segala sesuatu yang di perlukan dan
menyingkirkan yang tidak diperlukan dari tempat kerja. Mengetahui benda mana
yang tidak digunakan, mana yang akan disimpan, serta bagaimana cara menyimpan
supaya dapat mudah diakses
b) RAPI
Prinsip RAPI adalah menyimpan barang sesuai dengan tempatnya.Kerapian adalah
hal mengenai sebagaimana cepat kita meletakkan barang dan mendapatkannya
kembali pada saat diperlukan dengan mudah.Puskesmas tidak boleh asal-asalan
dalam memutuskan dimana benda-benda harus diletakkan untuk mempercepat
waktu untuk memperoleh barang tersebut.
c) RESIK
Prinsip RESIK adalah membersihkan tempat/lingkungan kerja, mesin/peralatan dan
barang-barang agar tidak terdapat debu dan kotoran.Kebersihan harus dilaksanakan
dan dibiasakan oleh setiap orang dari Kepala UPTD Puskesmas Ngawen hingga
pada tingkat Petugas Kebersihan.
d) RAWAT
Prinsip RAWAT adalah mempertahankan hasil yang telah dicapai pada 3R
sebelumnya dengan membakukannya.
e) RAJIN
Prinsip RAJIN adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan
meningkatkan apa yang sudah dicapai. RAJIN di tempat kerja berarti
pengembangan kebiasaan positif di tempat kerja.Apa yang sudah baik harus selalu
dalam keadaan prima setiap saat. Prinsip RAJIN di tempat kerja adalah “LAKUKAN
APA YANG HARUS DILAKUKAN DAN JANGAN MELAKUKAN APA YANG TIDAK
BOLEH DILAKUKAN”
h. Tata Nilai
Tata nilai adalah bagaimana kita mengatur dan mengendalikan tingkah laku dalam melayani
masyarakat untuk menghindari hal-hal negatif atau hal-hal yang dapat merusak nilai-nilai itu
sendir Penerapan aturan tata nilai budaya yang di anut dalam pelaksanaan program di
Puskesmas Ngawen yakni :
Kerja Keras
Kerja Cerdas
Integritas
Kerja Solidaritas
Kerja Tuntas
Tabel 3.1 Jumlah Tenaga Kesehatan UPTD Puskesmas Ngawen Tahun 2019
Jumlah
No Jabatan
2
1 Dokter
0
2 Dokter Gigi
18
3 Perawat
2
4 Perawat Gigi
23
4 Bidan
1
5 Apoteker
1
6 Asisten Apoteker
1
7 Sanitasi
2
8 Gizi
2
9 Analis Laboratorium
2
10 Rekam Medik
19
11 Lain-lain
Sedangkan jumlah tenaga Puskesmas sesuai dengan status kepegawaian sesuai table dibawah ini :
Tabel 3.2 Jumlah Tenaga Puskesmas Ngawen Berdasarkan Status Kepegawaian Tahun 2018
2 Tenaga Kontrak 32
Total 73
KEPEGAWAIAN
RAMADHAN YOGA
KASUBAG TATA USAHA
SUTRISNO ASET
EKO SUGIYONO
TIM MUTU AI KP PPI
SRI HARYANTI ARI M ERTRIYONO RETNO SH RUMAH TANGGA
BAMBANG P
KEUANGAN
RETNO SH
PENDAFTARAN ESENSIAL
MENIK FITRIANINGRUM PROMKES
PELAYANAN PEMERIKSAAN UMUM SITI NURUL HIDAYAH
ERTRIYONO KESLING
PELAYANAN KIA,KB,IMUNISASI AGUS SUYOKO
KURNIA WITA N KIA,KB,IMUNISASI
PELAYANAN GIGI DAN MULUT NURUL FAIDAH
ARI MARTATI GIZI
PELAYANAN LANSIA FROULIN NIKMAH K
PUJI ASTUTI P3M
PELAYANAN GAWAT DARURAT RENA K U
dr.ANTIKA PREMI P3TMKJ
PELAYANAN PONED SRI HARTATI
RETNO SH SURVEILAN
PELAYANAN FARMASI TETY SUSIANDARI
SEPTIA IKA R PERKESMAS
PELAYANAN LABORATORIUM TOMY SUBARI
DYAH AYU P PENGEMBANGAN
KONSELING REMAJA UKS
SRI HARTATI PUJI ASTUTI
KONSELING GIZI LANSIA
EVY MEGA P SITI ASIYAH
PKPR
SRI HARTATI
16
C. ROLE MODEL
Role model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sama artinya
dengan teladan yaitu suatu yang patut ditiru atau baik untuk di contoh seperti teladan,
kelakuan, perbuatan, sifat dan sebagainya.
Dalam hal ini role model bagi penulis adalah Kepala UPTD Puskesmas Ngawen dr. Nur
Istifah. Pendidikan terakhir Pendidikan Profesi Kedokteran UNS. Beliau lahir di Blora, 12
Februari 1966. Riwayat jabatan 2002-2004 SETJEN DEPKES RI DPK pada DINKES Provinsi
Jawa Tengah di tempatkan pada Kabupaten Blora.2004-2009 Kepala UPTD Puskesmas
Japah. 2009-sekarang Kepala Puskesmas Ngawen. Beliau adalah pimpinan di kantor yang
dapat menjadi panutan, inspirasi, contoh, dan teladan bagi penulis.
17
BAB III
18
1. Isu Terpilih
Terpilih
Isu yang diangkat : Kurang optimalnya sistem retensi rekam medis inaktif di Instalasi Rekam Medis RSUD Cilacap
Gagasan yang Otimalisasi sistem retensi melalui penilaian rekam medis inaktif di Instalasi Rekam Medis RSUD
:
diangkat Cilacap
1. Inventarisasi rekam medis inaktif yang sudah layak untuk dilakukan penilaian
2. Menyusun SPO Penilaian Rekam Medis Inaktif
3. Melakukan sosialisasi SPO Penilaian Rekam Medis Inaktif kepada petugas filing
Kegiatan : 4. Membuat daftar penilaian rekam medis inaktif
5. Melakukan pembekalan kepada salah satu petugas filing terkait pelaksanaan penilaian
rekam medis inaktif
6. Melakukan kegiatan penilaian rekam medis inaktif
19
2. Pemecahan isu :
Tabel 3.2 Pemecahan Isu
EtikaPublik
Penulis melakukan
bimbingan kepada mentor,
konsultasi kepada kepala
instalasi dan koordinasi
dengan petugas terkait
dengan sikap hormat,
ramah, sopan dan
santun. Selain itu penulis
juga melakukan pendataan
sesuai dengan perintah
atasan dan tidak
bertentangan dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Penulis juga tetap
menjaga rahasia medis
pasiendalam melakukan
pendataan. Hal ini sesuai
dengan kode etik ASN.
Komitmen Mutu
Penulis melakukan
pendataan dengan
21
Output / Kontribusi Penguatan
Tahapan Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Hasil terhadap Visi Nilai
Kegiatan Mata Pelatihan
Kegiatan Misi Organisasi Organisasi
mengedepankan
kemudahan agar bisa
terlaksana yang
merupakan salah satu dari
nilai dasar orientasi
mutu. Hal tersebut
dilaksanakan untuk
mencapai target secara
efektif dan efisien.
Anti Korupsi
Penulis jujur dalam
melakukan inventarisasi
data rekam medis inaktif,
tidak memanipulasi data.
Etika Publik
Penulis melakukan
penyusunan daftar formulir
secara teliti dan cermat
Komitmen Mutu
Penulis memastikan daftar
formulir yang diabadikan
sesuai dengan referensi
atau standar yang tepat,
hal ini bertujuan untuk
meningkatkan mutu
23
Output / Kontribusi Penguatan
Tahapan Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Hasil terhadap Visi Nilai
Kegiatan Mata Pelatihan
Kegiatan Misi Organisasi Organisasi
Anti Korupsi
Dengan dibuatnya
daftarsebagai pedoman
yang sebelumnya belum
pernah ada, artinya penulis
peduli untuk mengawali
kegiatan tersebut
3 Menyusun 1. Mengajukan SPO Akuntabilitas Kegiatan Kegiatan
SPO permohonan Penilaian Penyusunan SPO menyusun SPO menyusun
Penilaian kepada kepala Rekam Medis dilakukan dengan penuh Penilaian Rekam SPO
Rekam Medis instalasi rekam Inaktif tanggung jawab dengan Medis Inaktif Penilaian
Inaktif medis melibatkan petugas terkait berkontribusi Rekam Medis
2. Membuat dan hal ini bertujuan untuk terhadap visi Inaktif dapat
undangan rapat menciptakan kejelasan organisasi yaitu meningkatkan
penyusunan prosedur yang akan “Rumah Sakit nilai
SPO dilaksanakan terkait Pilihan organisasi :
3. Membuat kegiatan penilaian rekam Masyarakat” dan Profesional
daftar hadir rapat medis inaktif misi organisasi Kerjasama
4. Pelaksanaan yang pertama Visioner
rapat Nasionalisme yaitu
penyusunan Penulis melakukan “Menyelenggara
SPO musyawarah untuk kan pelayanan
24
Output / Kontribusi Penguatan
Tahapan Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Hasil terhadap Visi Nilai
Kegiatan Mata Pelatihan
Kegiatan Misi Organisasi Organisasi
Komitmen Mutu
Penyusunan SPO ini
merupakan bentuk inovasi
dari penulis karena
sebelumnya belum pernah
ada SPO tersebut.
25
Output / Kontribusi Penguatan
Tahapan Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Hasil terhadap Visi Nilai
Kegiatan Mata Pelatihan
Kegiatan Misi Organisasi Organisasi
Anti Korupsi
Dengan adanya ide penulis
untuk menyusun prosedur
penilaian maka penulis
artinya peduli terhadap
keadaan sekitar khususnya
terkait rekam medis inaktif
4 Melakukan 1. Melakukan Meningkatnya Akuntabilitas Kegiatan Kegiatan
sosialisasi konsultasi pemahaman Penulis melaksanakan sosialisasi draf sosialisasi
draf SPO kepada Kepala petugas filing sosialisasi dengan penuh SPO Penilaian draf SPO
Penilaian Instalasi Rekam terkait tanggung jawab dan tidak Rekam Medis Penilaian
Rekam Medis Medis prosedur membeda-bedakan Inaktif ini Rekam Medis
Inaktif 2. Membuat surat penilaian peserta sosialisasi berkontribusi Inaktif ini
kepada undangan rekam medis walaupun dengan latar terhadap visi dapat
petugas filing sosialisasi inaktif pendidikan yang berbeda organisasi yaitu menguatkan
3. Menyiapkan beda. Selain itu, sosialisasi “Rumah sakit nilai
draf SPO ini juga bertujuan untuk pilihan organisasi:
Penilaian transparansi informasi masyarakat” dan Profesional
Rekam Medis baru dimana dalam hal ini misi organisasi Kerjasama
Inaktif yaitu adanya SPO baru yang ke-4 yaitu Visioner
4. Membuat mengenai Penilaian Rekam “Meningkatkan
daftar hadir Medis Inaktif sumber daya
sosialisasi manusia
5. Pelaksanaan profesional serta
26
Output / Kontribusi Penguatan
Tahapan Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Hasil terhadap Visi Nilai
Kegiatan Mata Pelatihan
Kegiatan Misi Organisasi Organisasi
sosialisasi berorientasi
6. Membuat Nasionalisme pada kepuasan
notulen pelanggan dan
sosialisasi Penulis bersosialisasi mengutamakan
dengan tetap menjunjung keselamatan
tinggi rasa hormat pasien”
mengingat peserta terdiri
dari berbagai kalangan
usia, bahkan beberapa
memang sudah cukup
senior. Hal ini sesuai
dengan nilai yang
terkandung dalam sila ke-2
Pancasila yaitu
mengembangkan sikap
hormat menghormati
antar sesama manusia
Etika Publik
Komitmen Mutu
Dalam proses sosialisasi
penulis tetap berusaha
mengedepankan
pemahaman pelanggan
dimana dalam hal ini adalah
peserta sosialisasi.
Anti Korupsi
Penulis dalam melakukan
sosialisasi berlaku adil
kepada setiap peserta,
mengingat peserta berasal
dari tingkat pendidikan yang
berbeda-beda.
5 Implementasi 1. Menyiapkan Formulir yang Akuntabilitas Kegiatan Kegiatan
kegiatan dokumen diabadikan Penulis melakukan Implementasi Implementasi
penilaian rekam medis dan formulir kegiatan penilaian dengan kegiatan penilaian kegiatan
rekam medis inaktif yang yang siap konsisten pada formulir rekam medis penilaian
28
Output / Kontribusi Penguatan
Tahapan Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Hasil terhadap Visi Nilai
Kegiatan Mata Pelatihan
Kegiatan Misi Organisasi Organisasi
inaktif sudah didata untuk yang dipilah pada setiap inaktif ini rekam medis
dimusnahka
2. Melakukan n kasusnya berkontribusi inaktif ini
pemilahan terhadap visi dapat
formulir Etika Publik organisasi yaitu meningkatkan
3. Entry catatan Penulis melaksanakan “Rumah Sakit nilai
ke dalam memilah formulir yang Pilihan organisasi :
excel perlu diabadikan dengan Masyarakat” dan Profesional
4. Menyimpan cermat sesuai dengan misi organisasi Kerjasama
formulir daftar yang sudah dibuat yang pertama Visioner
yaitu
Komitmen Mutu “Menyelenggara
Tetap tersimpannya kan pelayanan
formulir yang harus yang prima dan
diabadikan merupakan professional”
salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu
pelayanan rekam medis,
diantaranya ketika suata
saat pasien datang kembali
maka rekam medis pasien
tetap tersedia dan dokter
tetap bisa melihat riwayat
penyakit pasien.
29
Output / Kontribusi Penguatan
Tahapan Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Hasil terhadap Visi Nilai
Kegiatan Mata Pelatihan
Kegiatan Misi Organisasi Organisasi
Anti Korupsi
HASIL AKTUALISASI
A. Capaian Aktualisasi
Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil dari aktualisasi ,
berupa kegiatan-kegiatan pemecahan isu yang dilaksanakan saat off
campus pada tanggal 2 April – 30 April 2019. Selama rentang waktu
tersebut, penulis melaksanakan kegiatan-kegiatan pemecahan isu yang
sudah disusun pada rancangan aktualisasi. Pada rancangan aktualisasi,
penulis menyusun 5 kegiatan dalam pemecahan isu diantaranya:
1. Inventarisasi rekam medis inaktif yang akan dilakukan penilaian
2. Membuat daftar formulir rekam medis yang har us diabadikan
3. Menyusun SPO Penilaian Rekam Medis Inaktif
4. Melakukan sosialisasi draf SPO Penilaian Rekam Medis Inaktif kepada
petugas filing
5. Implementasi kegiatan penilaian rekam medis inaktif
Penulis sudah melaksanakan kegiatan sesuai dengan rancangan
yang telah dibuat dan mengembangkan satu kegiatan di luar rancangan
kegiatan yaitu berupa edukasi kepada petugas analisis, sehingga total
keegiatan yang dilakasanakan penulis yaitu ada 6 kegiatan. Hal ini
dilakukan sebagai salah satu upaya tindak lanjut terhadap kendala saat
implementasi proses penilaian rekam medis inaktif yang dilakukan
penulis.
Dalam melaksanakan kegiatan pemecahan isu, penulis menerapkan
Mutu dan Anti Korupsi). Penulis berpegang teguh pada nilai-nilai tersebut
dalam menyelesaikan kegiatan selama aktualisasi. Keenam kegiatan
34
B. Pembahasan Kegiatan Aktualisasi
Pada capaian aktualisasi di atas, telah disebutkan kegiatan yang
sudah dilaksanakan penulis dalam memecahkan isu yang dipilih dengan
mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN. Berikut deskripsi dari masing-
masing kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar ASN dalam
memecahkan isu di Instalasi Rekam Medis RSUD Cilacap.
Tabel 4.1 Kegiatan 1
Kegiatan 1
36
pelayanan yang prima dan profesional”
Penguatan Nilai Organisasi Inventarisasi data rekam medis inaktif ini dapat
menguatkan nilai organisasi :
Profesional
Kerjasama
Visioner
Deskripsi dan Dokumentasi Tahapan Kegiatan
1. Bimbingan Mentor
Penulis mendapat bimbingan dan pengarahan untuk pelaksanaan
kegiatan selama aktualisasi. Berikut dokumentasinya :
37
diharapkan bisa mempersiapkan pedoman dalam pelaksanaan penilaian
karena selama ini belum pernah dilakukan kegiatan tersebut. Berikut
dokumentasi konsultasi yang dilakukan penulis :
38
arahan dari petugas filing maka penulis diberi kemudahan untuk mengambil
dokumen rekam medis secara acak di ruang penyimpanan inaktif dengan
mengecek tahun kunjungan terakhirnya. Dalam hal ini, penulis diharapkan
bisa mempersiapkan pedoman dalam kegatan penilaian rekam medis inaktif
mengingat butuh banyak formulir yang harus dinilai. Berikut dokumentasi
dalam tahapan kegiatan ini:
39
sebelumnya, maka penulis mengambil dua bendel dokumen rekam medis
inaktif dengan kunjungan terakhir tahun 2011 untuk dilakukan entry data ke
dalam excel sebagai acuan penulis dalam melakukan penilaian. Data ini
juga sebagai acuan ketika akan dilakukan pemusnahan dokumen rekam
medis. Data yang diinputkan yaitu nomor rekam medis, nama, tanggal
keluar, kasus, diagnosis terakhir, dan catatan. Kolom catatan ini nantinya
akan digunakan untuk mencatat ketika ditemukan masalah pada dokumen
yang sedang dinilai. Sebagai bukti kegiatan aktualisasi, penulis akan
mencantumkan daftar rekam medis yang akan dinilai (terlampir) tanpa
nama pasien. Hal ini dikarenakan penulis harus tetap menjaga rahasia
medis pasien. Penulis berhasil mencatat 117 dokumen rekam medis inaktif
untuk dilakukan penilaian. Berikut dokumentasi pada tahapan kegiatan ini :
40
Gambar 4.1.8 Hasil Entry Data
Kegiatan 2
43
Gambar 4.2.1 Referensi Formulir
44
Gambar 4.2.2 Hasil Pemetaan Kasus Penyakit
45
4. Membuat daftar formulir yang harus diabadikan
Penulis membuat daftar formulir yang harus diabadikan, disesuaikan
dengan referensi dan kasus penyakit. Formulir yang diabadikan di semua
kasus penyakit sama, hanya saja ada beberapa kasus yang perlu
tambahan formulir yang diabadikan disesuaikan dengan kebutuhan. Daftar
formulir terlampir.
Kegiatan 3
Kendala -
47
Deskripsi dan Dokumentasi Tahapan kegiatan
1. Mengajukan permohonan kepada kepala instalasi rekam medis
Penulis melakukan permohonan secara langsung kepada Kepala
Instalasi Rekam Medis dan melalui surat permohonan yang dibuat oleh
penulis (terlampir). Berikut dokumentasi pada tahapan kegiatan ini :
48
Gambar 4.3.2 Rapat Penyusunan SPO
49
Gambar 4.3.3 Pengajuan Telaahan Staf dan Draf SPO Penilaian Rekam
Medis
Kendala -
Hasil Meningkatnya pemahaman petugas
filing terkait prosedur penilaian rekam
medis inaktif
52
Deskripsi dan Dokumentasi Tahapan kegiatan
1. Melakukan konsultasi kepada Kepala Instalasi Rekam Medis
53
Tabel 4.5 Kegiatan 5
Kegiatan 5
Nama Kegiatan Implementasi kegiatan penilaian
rekam medis inaktif
55
sudah dientry ke dalam excel pada tahap awal kegiatan
56
tahap awal. Hasil entry catatan terlampir. Berikut dokumentasinya :
4. Menyimpan Formulir
Penulis selanjutnya menyimpan formulir di ruang penyimpanan inaktif
kembali dengan tempat yang berbeda. Formulir yang siap dimusnahkan
diletakkan di dalam kardus dan formulir yang akan diabadikan beserta map
rekam medisnya diikat menjadi bendelan seperti semula.
57
Gambar 4.5.5 Proses Penyimpanan Di Ruang Inaktif
Kegiatan 6
Nama Kegiatan Edukasi kepada Petugas Analisis
Kendala -
59
Deskripsi dan Dokumentasi Tahapan kegiatan
1. Membuat Materi Edukasi (Terlampir)
2. Pelaksanaan Edukasi
Peran petugas analisis di sini sangat penting kaitannya dengan
kelengkapan pengisian dokumen rekam medis. Penyampaian
permasalahan mengenai banyaknya kekosongan formulir ke petugas
analisis menjadi salah satu upaya agar ke depannya penilaian bisa lebih
efektif lagi.
60
Tabel 4.7 Matriks Rekapitulasi Aktualisasi dan Habituasi ANEKA
4. Map melakukan
sosialisasi draf SPO Tanggung jawab Ramah
Sikap menghormati
Penilaian Rekam Tidak diskriminasi Sopan Orientasi mutu Adil 5
Medis Inaktif kepada Transparansi sila ke-2 Menghargai pendapat
petugas
filing
Implementa
5. si
kegiatan penilaian Konsisten - cermat Orientasi mutu Kerja keras 4
rekam medis inaktif
6. Edukasi kepada
Transparansi - Sopan santun Orientasi mutu - 3
petugas analisis
Jumlah 6 4 6 6 6
Prosentas 5/30*100%=6.7
e 6/30*100%= 20 % 4/30*100%= 13.3 % 6/30*100%=20 6/30*100%=20 90%
%
61
62
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dimulai dari
internalisasi tentang nilai-nilai dasar ASN. Dalam implementasi aktualisasi
dapat disimpulkan bahwa :
1. Isu aktual yang ditemukan di Instalasi Rekam Medis RSUD Cilacap
yaitu belum optimalnya sistem retensi yang sudah berjalan.
2. Gagasan pemecahan isu tersebut adalah sebagai berikut :
b. Inventarisasi rekam medis inaktif yang akan dilakukan penilaian
c. Membuat daftar formulir rekam medis yang har us diabadikan
d. Menyusun SPO Penilaian Rekam Medis Inaktif
e. Melakukan sosialisasi draf SPO Penilaian Rekam Medis Inaktif
kepada petugas filing
f. Implementasi kegiatan penilaian rekam medis inaktif
3. Terdapat pengembangan kegiatan di luar rancangan kegiatan berupa
edukasi kepada petugas analisis
4. Seluruh kegiatan aktualisasi sesuai analisis isu di Instalasi Rekam
Medis RSUD Cilacap telah diimplementasikan dengan melakukan
internalisasi terhadap nilai-nilai ASN
B. Rekomendasi
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan habituasi yang dilandasi
semangat melaksanakan seluruh nilai-nilai dasar ANEKA terbukti
memberikan dampak positif, baik untuk pribadi maupun organisasi.
Berikut rekomendasi agar implementasi nilai-nilai ANEKA dapat dilakukan
secara berkelanjutan :
63
1. Untuk Peserta Latsar
Mengaktualisasi dan menghabituasi seluruh nilai-nilai dasar
ANEKA pada setiap aktifitas kerja sebagai upaya mewujudkan pribadi
PNS yang professional.
2. Untuk Instansi
Hendaknya nilai dasar ANEKA diterapkan tidak hanya oleh seluruh
PNS yang ada di unit kerja, tetapi juga sebagai landasan berorganisasi
dan tata kelola unit kerja, agar visi, misi dan tujuan Instansi dapat
tercapai dengan lebih baik
C. Rencana Aksi
Rencana aksi kegiatan dan aktualisasi habituasi nilai-nilai dasar ASN
merupakan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan sebagai bentuk
komitmen penulis dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN untuk
menjalankan fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik
dan perekat serta pemersatu bangsa diharapkan dapat terinternalisasi
pada ASN. Uraian rencana aksi secara rinci tercantum dalam tabel 4.8
berikut ini :
64
Tabel 4.8 Rencana Aksi Kegiatan dan Aktualisasi Habituasi Nilai-Nilai Dasar ASN
6 Edukasi kepada Evaluasi hasil kelengkapan pengisian dokumen rekam Satu kali setiap bulan
petugas analisis medis
66
DAFTAR PUSTAKA
LAN RI. 2015. Etika publik: Modul pendidikan dan pelatihan prajabatan
golongan III. Jakarta: LAN RI.
LAN RI. 2015. Komitmen mutu: Modu lpendidikan dan pelatihan prajabatan
golongan III. Jakarta: LAN RI.
LAN RI. 2015. Anti korupsi: Modul pendidikan dan pelatihan prajabatan
golongan III. Jakarta: LAN RI.
LAN RI. 2016. Pembentukan Sikap Perilaku dan Disiplin PNS: Modul
Pelatihan Dasar Kader PNS. Jakarta: LAN RI
LAN RI. 2016. Manajemen ASN: Modul Pelatihan Dasar Kader PNS. Jakarta:
LAN RI
LAN RI. 2016. Pelayanan Publik: Modul Pelatihan Dasar Kader PNS. Jakarta:
LAN RI
LAN RI. 2016. Whole of Government: Modul Pelatihan Dasar Kader PNS.
Jakarta: LAN RI
LAN RI. 2016. Aktualisasi Pelatihan Dasar Kader PNS: Modul Pelatihan
Dasar Kader PNS. Jakarta: LAN RI
67
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang
Kearsipan
68
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Imandini Anggimelya Putri, A.Md.
1 NamaLengkap L / P
Formasi
2 Perekam Medis Terampil
Jabatan
4 NIP 19970607 201902 2 002
Tempat dan
6 Cilacap, 7 Juni 1997
TanggalLahir
7 Alamat Rumah JL. Pisang RT 005 RW 004 Adipala,
Cilacap
b. Riwayat Pendidikan
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
8. KASUS MATA (KHUSUS UNTUK OPERASI 9. LEMBAR VISUM
KATARAK) LAPORAN OPERASI KATARAK
10. PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK ANESTESI 11. LAPORAN ANESTESI
HASIL PEMETAAN KASUS PENYAKIT