Faktor Risiko
Genetik, faktor kelelahan, stres emosional , infeksi, defisiensi imun,
jenis kelamin pria lebih sering daripada wanita, usia bayi bulan 1 dan
usia 18-40 tahun, kurang tidur
Pemeriksaan Fisik
Tanda patognomonis
1. Papul sampai plak eritema
2. Skuama berminyak agak kekuningan
3. Berbatas tidak tegas
1
Lokasi predileksi
Kulit kepala, glabela, belakang telinga, belakang leher, alis mata,
kelopak mata, liang telinga luar, lipat naso labial, sternal, areola
mammae, lipatan bawah mammae pada wanita, interskapular,
umbilikus, lipat paha, daerah angogenital
Pemeriksaan Penunjang
Pada umumnya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang.
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Diagnosis Banding
Psoriasis (skuamanya berlapis-lapis, tanda Auspitz, skuama tebal seperti
mika), Kandidosis (pada lipat paha dan perineal, eritema bewarna merah
cerah berbatas tegas dengan lesi satelit disekitarnya), Otomikosis, Otitis
eksterna.
Komplikasi
Pada anak, lesi bisa meluas menjadi penyakit Leiner atau eritroderma.
Penatalaksanaan
1. Pasien diminta untuk memperhatikan faktor predisposisi terjadinya
keluhan, misalnya stres emosional dan kurang tidur. Diet juga
disarankan untuk mengkonsumsi makanan rendah lemak.
2. Farmakoterapi dilakukan dengan:
a. Topikal
Bayi:
• Pada lesi di kulit kepala bayi diberikan asam salisilat 3%
2
dalam minyak kelapa atau vehikulum yang larut air atau kompres
minyak kelapa hangat 1 kali sehari selama beberapa hari.
• Dilanjutkan dengan krim hidrokortison 1% atau lotion selama
beberapa hari.
• Selama pengobatan, rambut tetap dicuci.
Dewasa:
• Pada lesi di kulit kepala, diberikan shampo selenium sulfida 1,8
atau shampo ketokonazol 2%, zink pirition (shampo anti ketombe), atau
pemakaian preparat ter (liquor carbonis detergent) 2-5 % dalam bentuk
salep dengan frekuensi 2-3 kali seminggu selama 5-15 menit per hari.
• Pada lesi di badan diberikan kortikosteroid topikal: Desonid krim
0,05% (catatan: bila tidak tersedia dapat digunakan fluosinolon asetonid
krim 0,025%) selama maksimal 2 minggu.
• Pada kasus dengan manifestasi dengan inflamasi yang lebih berat
diberikan kortikosteroid kuat misalnya betametason valerat krim 0,1%.
• Pada kasus dengan infeksi jamur, perlu dipertimbangkan pemberian
ketokonazol krim 2%.
b. Oral sistemik
• Antihistamin sedatif yaitu: klorfeniramin maleat 3 x 4 mg per hari
selama 2 minggu, setirizin 1 x 10 mg per hari selama 2 minggu.
• Antihistamin non sedatif yaitu: loratadin 1x10 mgselama maksimal 2
minggu.
Kriteria Rujukan
Pasien dirujuk apabila tidak ada perbaikan dengan pengobatan
standar.
3
Peralatan: -
Prognosis
Prognosis pada umumnya bonam, sembuh tanpa komplikasi.
6. Bagan Alir melakukan vital sign Memberikan tata laksana
Melakukan dan pemeriksaan fisik pada pasien sesuai hasil
anamnesis pada pemeriksaan
pasien
perubahan diberlakukan