Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Alat
1. Tabung reaksi
2. Thermometer
3. Timba
B. Bahan
1. Es
2. Garam Dapur
3. Air
4. Larutan NaCl 0,2 M
5. Larutan NaCl 0,1 M
6. Larutan MgCl2 0,2 M
7. Larutan MgCl2 0,1 M
8. Larutan Urea 0,2 M
9. Larutan Urea 0,1 M
C. Langkah Kerja
1. Masukkan potongan- potongan es batu ke dalam timba hingga mencapai ½ tinggi
timba.
2. Tambahkan 1 wadah garam dapur ke dalam es batu tersebut, kemudian aduk hingga
merata.
1
3. Isi tabung reaksi dengan air hingga 2 tinggi tabung.
4. Aduk air di dalam tabung reaksi dengan gerakan memutar hingga seluruh bagian air
membeku. Lalu ukur suhunya dengan thermometer.
5. Ulangi langkah ke 1 sampai 4 dengan mengganti air dengan menggunakan larutan
NaCl, MgCl2 , dan Urea.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Tabel hasil pengamatan

Larutan Titik Beku Larutan Titik Beku Air Selisih Titik Beku
Larutan NaCl 0,2 M -7,5 0 7,5°C
Larutan NaCl 0,1 M -7 0 7°C
Larutan MgCl2 0,2 M -9 0 6°C
Larutan MgCl2 0,1 M -6 0 9°C
Larutan Urea 0,2 M -6 0 6°C
Larutan Urea 0,1 M -5 0 5°C

Berdasarkan hasil data praktikum kenaikan titik didih dari tiga zat terlarut NaCl, MgCl2
dan urea dengan menggunakan zat pelarut sama yaitu air. Dapat kita analisis bahwa pada
zat pelarut murni yaitu air memiliki titik beku sebesar 0°C.
Selanjutnya pada larutan NaCl 0,2M untuk membeku da lam suatu es dibutuhkan waktu
sebesar 13 menit dengan titik beku sebesar -7,5°C. Pada larutan NaCl 0,1 M untuk
membeku da lam suatu es dibutuhkan waktu sebesar 7 menit dengan titik beku sebesar
-7°C. Kemudian pada larutan urea 0,1M untuk membeku da lam suatu es dibutuhkan
waktu sebesar 3 menit dengan titik beku sebesar -5°C. Pada larutan urea 0,2 M untuk
membeku da lam suatu es dibutuhkan waktu sebesar 6 menit dengan titik beku sebesar
-6°C. Pada larutan MgCl2 0,2 M untuk membeku da lam suatu es dibutuhkan waktu
sebesar 18 menit dengan titik beku sebesar -9°C. Pada larutan MgCl2 0,1 M untuk
membeku da lam suatu es dibutuhkan waktu sebesar 10 menit dengan titik beku sebesar
-6°C.
B. Pembahasan

Dari data di atas dapat diketahui bahwa air memiliki titik beku terbesar dari semua
larutan. Ini diakibatkan karena sebagian partikel air dan sebagian partikel- partikel
terlarut membentuk ikatan baru. Sehingga ketika membeku yang memiliki titik beku
paling tinggi yaitu air akan membeku terlebih dahulu kemudian diikuti oleh molekul
larutan. Penambahan zat terlarut dalam pelarut akan mengakibatkan peningkatan
konsentrasi yang mengakibatkan semakin rendah titik bekunya.
Berdasarkan data yang kami peroleh pada saat melakukan percobaan terdapat perbedaan
titik beku antara larutan Urea 0,1 M (-5°C), dan lauran larutan NaCl 0,1 M (-7°C), kedua
larutan tersebut memiliki molalitas yang sama tetapi memiliki titik beku yang berbeda,
titik beku larutan elektrolit dan non elektrolit berbeda karena zat elektrolit sebagian atau
seluruhnya terurai menjadi ion. Larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif lebih besar
daripada sifat koligatif non elektrolit. NaCl merupakan larutan elektrolit, sedangkan Urea
merupakan larutan nonelektrolit. Molalitas kedua larutan sama, yakni 0,1 M tetapi ΔTf
NaCl = 2x ΔTf Urea hal ini disebabkan karena NaCl terurai menjadi 2 ion (2 partikel).
Sehingga percobaan kami ini sesuai dengan teori.
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, karena larutan
elektron itu terurai jadi partikel- partikel yang berupa ion. Larutan non elektrolit adalah
larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena larutan non elektron itu tidak
terurai jadi partikel- partikel yang berupa ion. NaCl termasuk elektrolit, sementara Urea
non elektrolit, jadi urea tidak terionisasi sehingga tetap sebagai molekul itulah sebabnya
NaCl lebih besar dari ΔTf urea pada konsentrasi yang sama.

Harga(i) dari elektron tipe ion selalu lebih kecil daripada harga teoritis. Hal itu
disebabkan oleh tarikan listrik antarion yang berbeda muatan sehingga ion-ion tidak
100% bebas. Semakin kecil konsentrasi larutan, jarak antarion semakin besar dan ion –
ion semakin bebas. Larutan elektrolit (NaCl) mempunyai i=2 sehingga ΔTf = Kf.m.i
sedangkan larutan non elektrolit (Urea) tidak memiliki i sehingga ΔTf = Kf.m . Jadi
penurunan titik beku NaCl lebih besar daripada urea.
Larutan NaCl 0,2 M memiliki titik beku yang lebih besar dibandingkan dengan larutan
NaCl 0,1 M, hal ini terjadi karena penurunan titik beku larutan berbanding lurus dengan
jumlah partikel zat dalam larutan. Makin besar jumlah partikel zat, makin besar
penurunan titik beku larutan. Larutan NaCl yang memiliki harga konsentrasi 0,2 M akan
memiliki jumlah partikel yang lebih besar dibanding dengan larutan NaCl 0,1 M.
Penurunan titik beku ini sebanding dengan konsentrasi zat terlarut. Bila konsentrasi zat
terlarut semakin besar, maka penurunan titik beku semakin besar, dan sebaliknya. Hal ini
disebabkan karena adanya partikel – partikel zat terlarut di antara molekul – molekul
pelarut mengurangi kemampuan molekul – molekul pelarut berubah dari fase cair ke fase
padat
Sedangkan pada larutan MgCl2 0,1 M dan urea 0,1 M kedua larutan tersebut memiliki
molalitas yang sama tetapi memiliki titik beku yang berbeda, titik beku larutan elektrolit
dan non elektrolit berbeda karena zat elektrolit sebagian atau seluruhnya terurai menjadi
ion. Larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif lebih besar daripada sifat koligatif non
elektrolit. MgCl2 merupakan larutan elektrolit, sedangkan Urea merupakan larutan
nonelektrolit. Molalitas kedua larutan sama, yakni 0,1 M tetapi ΔTf MgCl2 = 3x ΔTf
Urea hal ini disebabkan karena MgCl2 terurai menjadi 3 ion (3 partikel). Sehingga
percobaan kami ini sesuai dengan teori.
Harga(i) dari elektron tipe ion selalu lebih kecil daripada harga teoritis. Hal itu
disebabkan oleh tarikan listrik antarion yang berbeda muatan sehingga ion-ion tidak
100% bebas. Semakin kecil konsentrasi larutan, jarak antarion semakin besar dan ion –
ion semakin bebas. Larutan elektrolit (MgCl2) mempunyai i=3 sehingga ΔTf = Kf.m.i
sedangkan larutan non elektrolit (Urea) tidak memiliki i sehingga ΔTf = Kf.m . Jadi
penurunan titik beku MgCl2 lebih besar daripada urea.
Larutan MgCl2 0,2 M memiliki titik beku yang lebih besar dibandingkan dengan larutan
MgCl2 0,1 M, hal ini terjadi karena penurunan titik beku larutan berbanding lurus dengan
jumlah partikel zat dalam larutan. Makin besar jumlah partikel zat, makin besar
penurunan titik beku larutan. Larutan MgCl2 yang memiliki harga konsentrasi 0,2 M akan
memiliki jumlah partikel yang lebih besar dibanding dengan larutan MgCl2 0,1 M.
Penurunan titik beku ini sebanding dengan konsentrasi zat terlarut. Bila konsentrasi zat
terlarut semakin besar, maka penurunan titik beku semakin besar, dan sebaliknya. Hal ini
disebabkan karena adanya partikel – partikel zat terlarut di antara molekul – molekul
pelarut mengurangi kemampuan molekul – molekul pelarut berubah dari fase cair ke fase
padat
Pengaruh es batu dicampur garam pada percobaan ini adalah untuk mempercepat proses
pembekuan karena temperature normal es 0°C menjadi lebih dingin. Ketika es dicampur
dengan garam, sebagian membentuk air garam dan es secara spontan terlarut dalam air
garam, akibatnya air garam semakin banyak. Di dalam segumpal es, air terstruktur
membentuk tatanan geometrik yang tertentu dan kaku. Tatanan yang kaku ini rusak
ketika diserang oleh garam, maka molekul-molekul air selanjutnya bebas bergerak ke
mana-mana dalam wujud cair.
Tetapi merusak struktur padat molekul-molekul es memerlukan energi. Untuk sebongkah
es yang hanya kontak dengan garam dan air, energi itu hanya dapat diperoleh dari
kandungan panas dalam air garam. Maka ketika es mencair dan terlarut, proses ini
meminjam panas dari air dan menurunkan temperaturnya. Setelah temperatur dingin ini
tercapai, dalam pemanfaatannya campuran itu mendapatkan panas pengganti dari tabung
reaksi yang berisi larutan,yang mengakibatkan larutan menjadi dingin dan beku.
C. Pertanyaan
1. Bagaimana perbedaan titik beku masing-masing larutan terhadap titik beku pelarut
murni
2. Pada konsentrasi yang sama, bagaimana penurunan titik beku tiap-tiap larutan
3. Bagaimana pengaruh jenis larutan (NaCl,MgCl2, dan urea) terhadap penurunan titik
beku larutan

D. Jawaban
1. Titik beku pada pelarut murni lebih tinggi daripada titik beku larutan. Karena apabi la
jumlah zat terlarut banyak maka titik beku akan semakin turun.
2. Pada larutan non elektrolit dan elektrolit yang sama molarnya titik beku larutan non
elektrolit lebih tinggi daripada larutan elektrolit.
3. Apabila M.i besar maka titik beku akan rendah. Larutan elektrolit memiliki
penurunan titik didih yang lebih besar dibanding larutan non elektrolit.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang kami lakukan dapat kami simpulkan bahwa:

1. Semakin besar konsentrasi zat terlarut maka akan mengakibatkan semakin besar titik
bekunya. Hal ini disebabkan karena adanya partikel – partikel zat terlarut di antara
molekul – molekul pelarut mengurangi kemampuan molekul – molekul pelarut berubah
dari fase cair ke fase padat Dalam percobaan kami kali ini sesuai dengan teori dimana
NaCl yang konsentrasinya 1 M titik bekunya lebih rendah dibandingkan dengan NaCl
dengan konsentrasi 2 M. MgCl2 yang konsentrasinya 1 M titik bekunya lebih rendah
dibandingkan dengan MgCl2 dengan konsentrasi 2 M
2. .Jenis zat terlarut mempengaruhi kenaikan titik beku suatu larutan dimana larutan
elektrolit memiliki penurunan titik beku lebih tinggi daripada larutan non elektrolit.
Dalam hal ini larutan NaCl dan MgCl2 sebagai larutan elektrolit dan larutan urea sebagai
larutan nonelektrolit.
3. Es yang dicampur dengan garam dapat menurunkan titik beku sehingga mempercepat
sebuah larutan untuk membeku.

Anda mungkin juga menyukai