PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Oleh :
Rizki Jayanto 18086476
a. Pengertian Intelegensi
Konsep Intelegensi menimbulkan kontroversi dan debat panas, sering kali sebagai reaksi
terhadap gagasan bahwa setiap orang punya kapasitas mental umum yang dapat diukur dan
dikuantifikasikan dalam angka.
1) Inteligensi adalah suatu istilah yang popular. Hampir semua orang sudah mengenal istilah
tersebut, bahkan mengemukakannya.
2) Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah,
berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
3) Beberapa pakar menyebutkan bahwa intelegensi sebagai keahlian untuk memecahkan
masalah.
4) Intelegensi merupakan potensi bawaan yang sering dikaitkan dengan berhasil tidaknya anak
belajar disekolah. Dengan kata lain, intelegensi dianggap sebagai faktor yang menentukan
berhasil atau tidaknya anak disekolah.
5) Kecerdasan (Inteligensi) secara umum dipahami pada dua tingkat yakni: kecerdasan sebagai
suatu kemampuan untuk memahami informasi yang membentuk pengetahuan dan kesadaran.
Sternberg dalam Santrock mengatakan bahwa secara umum intelegensi dibedakan menjadi 3
diantaranya:
a. Inteligensi Analitis
b. Inteligensi Kreatif
c. Inteligensi Praktis
2. Klasifiksi IQ
Intelligence Quotient (IQ) adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan (Bunda
Lucy, 2010:51). Semakin tinggi hasil tes yang didapat oleh seseorang maka semakin tinggi pula
taraf kecerdasan intelektual yang dimilikinya.
Intelligence Quotient atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan istilah dari
pengelompokan kecerdasan manusia yang pertama kali diperkenalkan oleh Alferd Binet, ahli
psikologi dari Perancis pada awal abad ke-20. Kemudian Lewis Ternman dari Universitas Stanford
berusaha membakukan test IQ yang dikembangkan oleh Binet dengan mengembangkan norma
populasi, sehingga selanjutnya test IQ tersebut dikenal sebagai test Stanford-Binet. Pada masanya
kecerdasan intelektual (IQ) merupakan kecerdasan tunggal dari setiap individu yang pada dasarnya
hanya berkaitan dengan aspek kognitif dari setiap masing-masing individu tersebut. Tes Stanford-
Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.
Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk watak bangsa serta
mengembangkan potensi siswa. Kehadiran guru tidak tergantikan oleh unsur yang lain, lebih-lebih
dalam masyarakat kita yang multikultural dan multidimensional, dimana peranan teknologi untuk
menggantikan tugas-tugas guru sangat minim.Guru memiliki perana yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan pendidikan. Guru yang profesional diharapkan menghasilkan lulusan
yang berkualitas. Profesionalisme guru sebagai ujung tombak di dalam implementasi kurikulum
di kelas yang perlu mendapat perhatian(Depdiknas,2005). Dalam proses belajar mengajar, guru
mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk
mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab uuntuk melihat segala sesuatu yang terjadi
dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa.