Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan, yang telah memberikan berkah dan karunianya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini berisi mengenai PD
dan PD Eksak.
Akhirnya kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami mohon perkenan para pembaca dan rekan
guru untuk memberikan saran atau kritik membangun demi perbaikan makalah ini. Untuk itu
kami mengucapkan terimakasih.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PEMBAHASAN
A. Persamaan diferensial
Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat turunan satu atau beberapa fungsi yang
tidak diketahui. Jika fungsi yang tidak diketahui mengandung satu variabel bebas maka turunan fungsi itu
dinamakan turunan biasa dan persamaan diferensialnya disebut persamaan diferensial biasa. Jika fungsi
yang tak diketahui mengandung dua atau lebih variabel bebas maka turunannya akan berupa turunan
parsial dan persamaan diferensialnya dinamakan persamaan persamaan diferensial parsial.
Orde atatu tingkat dari suatu persamaan diferensial adalah turunan yang tertinggi dalam
persamaan diferensial itu . derajat atau pangkat dari suatu persamaan diferensial adalah derajat tertinggi
dari turunan yang tertinggi dalam persamaan diferensial tersebut.
Dari beberapa tipe persamaan diferensial orde satu yang mudah di selesaikan ada dua yang perlu
mendapat perhatian : persamaan diferensial peubah terpisah yaitu persamaan yang dapat ditulis dalam
bentuk
π(π₯)
yβ = π(π¦) ππ‘ππ’ p(x) dx = Q(y) dy
Dan persamaan diferensial linier, adalah persamaan yang dapat di tulis dalam bentuk
: yβ + a(x)y = b(x)
Keduanya sering muncul dalam penerapan, dan banyak tipe persamaan diferensial yang lain
yang dapat direduksi menjadi salah satu dari kedua tipe itu. Dengan menggunakan pemetaan
yang sederhana. Jika ruas kanan pada persamaan diferensial linier di atas sama dengan nol
(b(x)=0), maka disebut persamaan diferensial homogen, dan jika tidak maka disebut persamaan
diferensial tak homogen.
Contoh :
1. yβ + xy = 3 adalah persamaan diferensial biasa orde 1, linier, tak homoge.
2. yββ + 5yβ+6y = 0 adalah persamaan diferensial biasa ordo 2, linier, homogen.
ππ’ ππ’
3. ππ
+ ππ‘
= 2, adala persamaan diferensial parsial orde 1, linier, tak homogen.
Proses pembentukan persamaan diferensial
Persamaan diferensial (PD) dalam prakteknya dapat dibentuk dari suatu pertimbangan
masalah fisis. Secara matematis, persaman-persamaan diferensial dapat muncul melalui langka-
langkah berikut :
1. Tentukan banyaknya konstanta sembarang
2. Turunkan persamaan sebanyak konstanta sembarang
3. Apabila konstanta sembarangnya sudah lenyap maka, itu pesamaan diferensialnya.
Dari contoh di atas dapat pula diketahui bahwa suatu persamaan dengan dua konstanta
sembarang akan membentuk persamaan diferensial orde dua.
Contoh 2 :
π΄
Bentuklah sebuah persamaan diferensial dari fungsi y = x + , diketahui bahwa ada satu
π₯
konstanta sembarang, karena turunan dari persamaan tersebut tidak identik dengan persamaan
awalnya, maka langkah selanjutnya adalah mencari berapa nilai A.
π΄
Daripersamaan awal : y = x + kita dapatkan :
π₯
π΄
= y β x β A = x(y β x)
π₯
Contoh 1 :
Buktikan bahwa y = ex adalah solusi dari persamaan differensial yβ β y = 0.
Bukti :
y = ex, turunan pertama yaitu yβ = ex
turunan keduanya yaitu yβ = ex
jika disubstitusikan kepersamaan differensial akan menghasilkan :
yβ β y = ex - ex = 0.
Sehingga terbukti bahwa y = ex adalah solusi dari yβ β y = 0.
Contoh 2 :
Buktikan y = sin2x adalah solusi dari persamaan differensial yβ + 4y = 0.
Bukti :
y = sin2x, turunan pertamanya diperoleh yβ = 2 cos2x,
turunan keduanya yaitu yβ = -4 sin2x = -4y,
sehingga didapat kesamaan yaitu yβ + 4y = 0
jadi, terbukti bahwa y = sin2x adalah solusi dari yβ + 4y = 0.
Terdapat beberapa metode yang bias digunakan untuk mencari solusi persamaan
differensial. Pada dasarnya, untuk memperoleh solusi dari suatu persamaan differensial
digunakan tekhnik pengintegralkan secara langsung dan mungkin pula terlebih dahulu melalui
metode pemisahan baru kemudian diintegralkan.
Mencari solusi dari Persamaan Diferensial Eksak dapat melalui persamaan (3) atau persamaan
(4)
ππΉ
= π(π₯, π¦) βΉ πΉ(π₯, π¦) = β« π(π₯, π¦)ππ₯ = π΄(π₯, π¦) + π(π¦)
ππ₯
Untuk mencari π(π¦) sebagai berikut :
ππΉ ππ΄
= + π β² (π¦) = π(π₯, π¦)
ππ¦ ππ¦
ππ΄ ππ΄
π β² (π¦) = π(π₯, π¦) β ππ¦ βΉ π(π¦) = β« (π(π₯, π¦) β ππ¦ ) ππ¦ + π
Contoh 2 :
(4π₯ + 2π¦) + (2π₯ β 2π¦) = 0
Penyelesaian :
π(π₯, π¦) = (4π₯ + 2π¦)
ππ¦ = 2
π(π₯, π¦) = (2π₯ β 2π¦)
ππ₯ = 2
Jadi ππ¦ = ππ₯ dapat dikatakan Persamaan Diferensial tersebut Eksak.
Selanjutnya integralkan persamaan pertama terhadap variabel π₯ dan akan diperoleh :
ππ¦ = π
ππ
2π₯ + ππ¦ = 2π₯ β 2π¦
ππ
= β2π¦
ππ¦
Edward, C.H. & penney, David E,; 1993; Elementary differensial Equations with Boundary
Value Problems; 3rd sedition; prentice-hall international.
Finizio, Ladas, Widiarti Santoso; 1998 ; Persamaan differensial Biasa dengan Penerapan
Modern ; Jakarta : Erlangga
Herdiana, Heris, Sukasno dan Kusman Engkus,; 2002; Persamaan Differensial; Bamdung:
Pustaka Setia.