Anda di halaman 1dari 48

“STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN KEPUTUSAN KEUANGAN

TERHADAP KEMAKMURAN PEMEGANG SAHAM


PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI
TAHUN 2017-2018”

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk


memperoleh gelar Sarjana Manajemen
Program Studi Manajemen

NOVITA WULANSARI
NIM. 216122458

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
WIDYA GAMA LUMAJANG
2019

Tugas Metode Penelitian | 1


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Didalam dunia modern saat ini, seorang manajer perusahaan dituntut


untuk dapat memainkan peranan yang penting dalam kegiatan operasi,
pemasaran, dan pembentukan strategi perusahaan secara keseluruhan.
Karena manajer perusahaan adalah kunci kesuksesan suatu perusahaan.
Perusahaan sebagai entitas ekonomi lazimnya memiliki tujuan jangka
pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek perusahaan bertujuan
memperoleh laba secara maksimal dengan menggunakan sumber daya yang
ada, sementara dalam jangka panjang tujuan utama perusahaan adalah
memaksimalkan nilai perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah
meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran para
pemegang saham. Bagi perusahaan yang sudah go public memaksimalkan
nilai pasar perusahaan sama dengan memaksimalkan harga pasar saham
(Sudana, 2011:7). Semakin Tinggi harga saham menandakan semakin tinggi
kekayaan pemilik. Nilai perusahaan yang maksimal dapat memberikan
kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham
meningkat, sehingga investor akan memilih berinvestasi pada perusahaan
dengan nilai perusahaan yang maksimal. Nilai pemegang saham akan
meningkat apabila nilai perusahaan meningkat, yang ditandai dengan tingkat
pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham.
Nilai perusahaan adalah nilai yang mencerminkan berapa harga yang
bersedia dibayar oleh investor untuk suatu perusahaan. Harga saham yang
tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Kurang cermatnya perusahaan
dalam mengaplikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan
menyebabkan beberapa perusahaan sering kali gagal dalam meningkatkan
nilai perusahaan. Hal tersebut membuat kinerja perusahaan dipandang buruk
oleh investor.
Struktur kepemilikan menjelaskan komitmen dari pemiliknya untuk
menyelamatkan perusahaan. Menurut Wahyudi & Pawesti (2006) Struktur
kepemilikan oleh beberapa peneliti dipercaya mampu mempengaruhi
jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh dalam mencapai
tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Hal ini
disebabkan oleh karena adanya kontrol yang mereka miliki. Semakin
bertambahnya saham yang dimiliki manajer melalui kepemilikan manajerial
akan memotivasi kinerja manajemen karena mereka merasa memiliki andil
dalam perusahaan baik itu dalam pengambilan keputusan dan
bertanggungjawab terhadap keputusan yang diambil karena ikut sebagai
pemegang saham perusahaan sehingga kinerja manajemen semakin baik dan
berpengaruh pada peningkatan nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial
(insider ownership) diukur sesuai proporsi kepemilikan saham yang dimiliki
oleh manajerial (Iturriaga, et al. 2001).
Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam

Tugas Metode Penelitian | 2


kegiatan perusahaan dan mempunyai pengaruh cukup besar terhadap nilai
perusahaan (Adler, 2004 dalam Purnamasari, 2009). Dalam fungsi keuangan
inilah maksimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai. Dalam rangka mencapai
tujuan tersebut, banyak shareholder yang menyerahkan pengelolaan
perusahaan kepada para profesional yang bertanggung jawab mengelola
perusahaan, yang disebut manajer. Manajer memegang peranan penting
dalam memaksimalkan nilai sebuah perusahaan. Manajer perusahaan
dihadapkan pada keputusan keuangan yang meliputi keputusan investasi
(investment decision), keputusan pendanaan (investment decision), dan
keputusan yang menyangkut pembagian laba dalam bentuk dividen (Van
Horne, 2001). Ketiga keputusan tersebut saling berkaitan dan setiap
keputusan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan yang
lainnya serta kombinasi yang optimal atas ketiganya akan memaksimumkan
nilai perusahaan yang selanjutnya akan meningkatkan kemakmuran
kekayaan pemegang saham (Hasnawati, 2005).
Investasi adalah komitmen sejumlah dana atau sumber daya lainnya
yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa datang. Seorang investor membeli sejumlah saham saat
ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham
ataupun sejumlah dividen di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas
waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut. Jatmiko Wibowo
dan Indri Erkaningrum (2002) menyatakan bahwa keseimbangan financing
cost (biaya pendanaan) mendorong perusahaan yang mempunyai investasi
besar cenderung mempunyai leverage yang tinggi. Semakin besar
kesempatan investasi semakin besar perusahaan menggunakan dana
eksternal khususnya hutang.
Keputusan dividen dapat dianggap sebagai salah satu komitmen
perusahaan untuk membagikan sebagian laba bersih yang diterima kepada
para pemegang saham (Suad Husnan, 2005).Dividen tersebut yang menjadi
alasan oleh investor ketika mereka menanamkan dana untuk investasi.
Apabila perusahaan menyimpan laba ditahan dalam jumlah besar, berarti
laba yang akan dibayarkan sebagai dividen akan menjadi kecil, sebaliknya
jika perusahaan lebih memilih untuk membagikan laba sebagai dividen,
maka hal tersebut akan mengurangi porsi laba ditahan dan mengurangi
sumber dana intern, namun tentu saja akan meningkatkan kesejahteraan para
pemegang saham. Dengan demikian aspek penting dari keputusan dividen
adalah menentukan alokasi laba yang sesuai diantara pembayaran laba
sebagai dividen dengan laba yang ditahan perusahaan.
Keputusan pendanaan mencakup penentuan sumber dana eksternal
dan internal. Sumber dana eksternal dapat diperoleh dari hutang dan ekuitas
baru, sedangkan sumber dana internal diperoleh dari laba ditahan. Penentuan
laba ditahan terkait dengan keputusan dividen, sehingga keputusan
pendanaan dan keputusan dividen menjadi saling terkait (Kaaro, 2003).
Keputusan pendanaan dalam penelitian ini menggunakan indikator Book to
equity ratio (BDE), book debt to assets ratio (BDA), long term debt equity
ratio (MDE) dan market debt equity ratio (MDE) (Hasnawati, 2005).

Tugas Metode Penelitian | 3


Semakin baik keputusan pendanaan yang dilakukan perusahaan akan
semakin berdampak positif bagi peningkatan nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Prapaska (2012) dengan judul
“Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas, Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan, dan Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2009-2010“, menunjukkan hasil
penelitian adalah tingkat profitabilitas dan keputusan investasi berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan variabel keputusan pendanaan
dan kebijakan deviden berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Efni dan Hadiwidjojo dkk
(2011) dengan judul ”Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan
Kebijakan Deviden : Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada
Sektor Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia)”. Hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan bahwa kebijakan deviden yang dimediasi
oleh resiko pada sektor properti dan real estat di Bursa Efek Indonesia.
Dengan pendekatan analisis jalur diperoleh beberapa temuan yang penting
yaitu keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan namun
tidak berpengaruh terhadap resiko perusahaan. Keputusan pendanaan hanya
berpengaruh terhadap nilai perusahaan bila keputusan pendanaan mampu
menurunkan resiko perusahaan (resiko bisnis, resiko keuangan dan resiko
pasar). Kebijakan deviden tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, baik
secara langsung maupun melalui resiko perusahaan. Ini menunjukkan bahwa
variabel resiko hanya memediasi keputusan pendanaan. Dari ketiga macam
keputusan tersebut ternyata keputusan investasi memberikan keputusan
paling utama pada nilai perusahaan.
Penelitian oleh Fenandar (2012) dengan judul “Pengaruh Keputusan
Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai
Perusahaan”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa Keputusan
Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan,
Kebijakan Dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai
Perusahaan.SedangkanKeputusan Pendanaan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
Penelitian berikutnya oleh Sukirni (2012) dengan judul
“Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Deviden
Dan Kebijakan Hutang Analisis Terhadap Nilai Perusahaan” menunjukkan
hasil (1) variabel yang berhubungan dengan kepemilikan manajerial secara
signifikan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. (2) kepemilikan
institusi berpengaruh signifikan Variabel adalah positif pada nilai
perusahaan. (3) Kebijakan dividen variabel tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. (4) efek utang Variabel Kebijakan
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. (5) Kepemilikan
Manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dividen, dan kebijakan
hutang bersama-sama mempengaruhi nilai perusahaan.
Penelitian mengenai nilai perusahaan sebagai tolak ukur terhadap
kemakmuran pemegang saham telah beberapa kali dilakukan. Variabel
independen yang dipergunakan beragam akan tetapi dari hasil penelitian

Tugas Metode Penelitian | 4


tentang Kepemilikan Manajerial serta Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan, dan Kebijakan Dividen sebagai bentuk keputusan keuangan,
masih terdapat ketidak konsistenan hasil penelitian. Peneliti termotivasi
melakukan penelitian ini untuk menguji konsistensi hasil penelitian
terdahulu. Berdasarkan berbagai hal yang telah diuraikan, maka peneliti
tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “Struktur
Kepemilikan dan Keputusan Keuangan terhadap Kemakmuran
Pemegang Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia”.

1.2. Batasan Masalah


Untuk membatasi masalah agar tidak terlalu meluas pembahasannya
maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:
a. Penelitian ini menggunakan variabel dependen dan independen.
b. Keputusan Keuangan dalam penelitian ini adalah keputusan
investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan deviden.
c. Kemakmuran pemegang saham dalam penelitian ini berupa nilai
perusahaan
d. Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI. Periode penelitian per 31 Desember 2017 sampai 31 Desember
2018.

1.3. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, penelitian terdahulu serta batasan
masalah maka rumusan masalah dijabarkan sebagai berikut: Penelitian
mengenai nilai perusahaan sebagai tolak ukur terhadap kemakmuran
pemegang saham telah beberapa kali dilakukan. Variabel independen yang
dipergunakan beragam akan tetapi dari hasil penelitian tentang Kepemilikan
Manajerial serta Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan
Dividen sebagai bentuk keputusan keuangan, masih terdapat ketidak
konsistenan hasil penelitian. Sehingga hal tersebut harus dilakukan
pembuktian ulang. Jadi pertanyaan rumusan masalahnya sebagai berikut:
a. Apakah faktor kepemilikan berpengaruh positif terhadap
kemakmuran pemegang saham?
b. Apakah keputusan investasi berpengaruh positif terhadap
kemakmuran pemegang saham?
c. Apakah keputusan pendanan berpengaruh positif terhadap
kemakmuran pemegang saham?
d. Apakah kebijakan deviden berpengaruh positif terhadap
kemakmuran pemegang saham?

Tugas Metode Penelitian | 5


1.4. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian memiliki beberapa tujuan, adapun yang menjadi
tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk menganalisis tingkat pengaruh faktor kepemilikan terhadap
kemakmuran pemegang saham.
b. Untuk menganalisis tingkat pengaruh keputusan investasi terhadap
kemakmuran pemegang saham.
c. Untuk menganalisis tingkat pengaruh keputusan pendanan terhadap
kemakmuran pemegang saham.
d. Untuk menganalisis tingkat pengaruh kebijakan deviden terhadap
kemakmuran pemegang saham.

1.5. Manfaat Penelitian


a. Bagi Peneliti
Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian di STIE Widya Gama Lumajang dan
menambah pemahaman serta memberikan wawasan mengenai
struktur kepemilikan dan keputusan keuangan terhadap kemakmuran
pemegang saham.
b. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi peneliti
dalam penelitian-penelitian berikutnya yang relevan dan diharapkan
dapat diperbaiki dan disempurnakan kelemahan-kelemahan yang
muncul dalam penelitian ini pada penelitian berikutnya.
c. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,
informasi tambahan dan sebagai bahan pertimbangan bagi
perusahaan untuk lebih memahami sejauh mana pengaruh struktur
kepemilikan dan keputusan keuangan terhadap kemakmuran
pemegang saham. Sehingga dapat membantu perusahaan untuk
mengambil kebijakan yang tepat untuk memaksimalkan nilai
perusahaan, yang selanjutnya akan meningkatkan kemakmuran
perusahaan dan pemegang saham.
d. Bagi Calon Investor
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi untuk
mengetahui keadaan keuangan perusahaan dan seberapa besar
kemakmuran pemegang saham, sehingga dapat dimanfaatkan oleh
calon investor dalam mengambil keputusan berinvestasi.

Tugas Metode Penelitian | 6


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Teori Signal (Signalling Theory)


Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah
perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan.
Brigham dan Houston dkk (2001) menyatakan bahwa sinyal adalah suatu
tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan
petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek
perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan
mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan modal baru
dengan cara-cara lain seperti dengan menggunakan hutang.
Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan
untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal.
Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri
informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui
lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada
pihak luar (investor dan kreditor). Kurangnya informasi bagi pihak luar
mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan
memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat
meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi informasi asimetri.
Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan
memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi
keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian
mengenai prospek perusahaan yang akan datang (Wolk et al, 2000).

2.1.2. Nilai Perusahaan


Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai
perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang
saham (Bringham Gapensi, 1996). Semakin tinggi harga saham semakin
tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para
pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan
kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan
perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan
cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen
asset.
Menurut Fama (1978) dalam Untung wahyudi et.al , nilai perusahaan
akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan
yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut
nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari
nilai asset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk
melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang
investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang
pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga akan

Tugas Metode Penelitian | 7


meningkatkan harga saham, dengan meningkatnya harga saham maka nilai
perusahaan pun akan meningkat.
Indikator- indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan
diantaranya adalah :
a. PER (Price Earning Ratio)
PER yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan
antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh
para pemegang saham. ( Sutrisno, 2000 dalam Mohammad
Usman,2001 dalam Malla Bahagia,2008). Rumus yang digunakan
adalah :

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚


PER =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah :
1. Tingkat pertumbuhan laba
2. Dividend Payout Ratio
3. Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal.
Menurut Basuku Yusuf, 2005 dalam Malla Bahagia, 2008,
hubungan faktor-faktor tersebut terhadap PER dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Semakin tinggi Pertumbuhan laba semakin tinggi PER nya,
dengan kata lain hubungan antara pertumbuhan laba dengan
PER nya bersifat positif. Hal ini dikarenakan bahwa prospek
perusahaan dimasa yang akan datang dilihat dari
pertumbuhan laba, dengan laba perusahaan yang tinggi
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola
biaya yang dikeluarkan secara efisien. Laba bersih yang
tinggi menunjukkan earning per share yang tinggi, yang
berarti perusahaan mempunyai tingkat profitabilitas yang
baik, dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dapat
meningkatkan kepercayaan pemodal untuk berinvestasi pada
perusahaan tersebut sehingga saham-saham dari perusahaan
yang memiliki tingkat profitabilitas dan pertumbuhan laba
yang tinggi akan memiliki PER yang tinggi pula, karena
saham-saham akan lebih diminati di bursa sehingga
kecenderungan harganya meningkat lebih besar.
2. Semakin tinggi Dividend Payout Ratio (DPR), semakin tinggi
PER nya. DPR memiliki hubungan positif dengan PER,
dimana DPR menentukan besarnya dividen yang diterima
oleh pemilik saham dan besarnya dividen ini secara positif
dapat mempengaruhi harga saham terutama pada pasar modal
didominasi yang mempunyai strategi mangejar dividen
sebagai target utama, maka semakin tinggi dividen semakin
tinggi PER.
3. Semakin tinggi required rate of return (r) semakin rendah
PER, r merupakan tingkat keuntungan yang dianggap layak

Tugas Metode Penelitian | 8


bagi investasi saham, atau disebut juga sebagai tingkat
keuntungan yang disyaratkan. Jika keuntungan yang
diperoleh dari investasi tersebut ternyata lebih kecil dari
tingkat keuntungan yang disyaratkan, berarti hal ini
menunjukkan investasi tersebut kurang menarik, sehingga
dapat menyebabkan turunnya harga saham tersebut dan
sebaliknya. Dengan begitu r memiliki hubungan yang negatif
dengan PER, semakin tinggi tingkat keuntungan yang
diisyaratkan semakin rendah nilai PER nya.
PER adalah fungsi dari perubahan kemampuan laba
yang diharapkan di masa yang akan datang. Semakin besar
PER, maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan
untuk tumbuh sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
b. PBV (Price Book Value)
Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan
kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah
perusahaan yang terus tumbuh (Brigham, 1999: 92). Rumus yang
digunakan adalah :
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑃𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
PBV =
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

2.1.3. Struktur Kepemilikan


Born (1988) dalam Sofyaningsih (2011) menyatakan bahwa
kepemilikan adalah persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh
direksi, manajer dan dewan komisaris. Adanya kepemilikan manajemen
dalam sebuah perusahaan akan menimbulkan dugaan yang menarik bahwa
nilai perusahaan meningkat sebagai akibat kepemilikan manajemen yang
meningkat. Jensen & Meckling (1976) dalam Jogiyanto (1998) menganalisis
bagaimana nilai perusahaan dipengaruhi oleh distribusi kepemilikan antara
pihak manajer yang menikmati manfaat dari pihak luar dan yang tidak
menikmati manfaat. Dalam kerangka ini, peningkatan kepemilikan
manajemen akan mengurangi agency difficulties (kesulitan agen) melalui
pengurangan insentif bagi pemegang saham dan mengambil alih kekayaan
pemegang saham. Hal ini sangat potensial dalam mengurangi alokasi sumber
daya yang tidak menguntungkan, yang pada gilirannya akan meningkatkan
nilai perusahaan.
Cho (1998), Itturiaga dan Sanz (1998), Mark dan Li (2000) dalam
Suranta dan Machfoedz (2003) menyatakan bahwa hubungan struktur
kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan merupakan hubungan non-
monotonik. Hubungan non-monotonik antara kepemilikan manajerial dan
nilai perusahaan disebabkan adanya insentif yang dimiliki oleh manajer dan
mereka cenderung berusaha untuk melakukan penyejajaran kepentingan
dengan outside owners dengan cara meningkatkan kepemilikan saham
mereka jika nilai perusahaan yang berasal dari investasi meningkat.
Manajer dapat melakukan agency cost dengan kontrol yang ketat,
sehingga manajer akan menggunakan utang pada tingkat rendah untuk

Tugas Metode Penelitian | 9


mengantisipasi kemungkinan terjadinya financial distress dan risiko
kebangkrutan. Demand hypothesis menjelaskan bahwa perusahaan yang
dikuasai oleh insider menggunakan utang dalam jumlah besar untuk
mendanai perusahaan. Adanya kepemilikan insider yang besar, maka
diharapkan dapat mempertahankan efektivitas kontrol terhadap perusahaan.
Supply hipothesis menjelaskan bahwa perusahaan yang dikontrol oleh
insider memiliki debt agency cost kecil sehingga meningkatkan penggunaan
utang. Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham maka pengawasan yang
dilakukan pemilik terhadap manajemen semakin efektif. Manajemen akan
semakin hati-hatod alam memperoleh pinjaman, sebab jumlah utang yang
semakin meningkat akan menimbulkan financial distress. Terjadinya
financial distress akan mengakibatkan nilai perusahaan akan mengalami
penurunan sehingga mengurangi kemamkuran pemilik. (Sujoko dan
Soebiantoro: 2007). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
struktur kepemilikan, antara lain:
a. Kepemilikan sebagian kecil perusahaan oleh manajemen
mempengaruhi kecenderungan untuk memaksimalkan nilai
pemegang saham dibanding sekedar mencapai tujuan perusahaan
semata.
b. Kepemilikan yang terkonsentrasi memberi insentif kepada pemegang
saham mayoritas untuk berpartisipasi secara aktif dalam perusahaan.
c. Identitas pemilik menentukan prioritas tujuan sosial perusahaan dan
maksimalisasi nilai pemegang saham, misalnya perusahaan milik
pemerintah cenderung untuk mengikuti tujuan politik dibanding
tujuan perusahaan.
2.1.3.1 Kepemilikan Saham Manajerial
Sedangkan menurut I Made Sudana (2011:11) menyatakan struktur
kepemilikan adalah :
“Struktur kepemilikan merupakan pemisahan antara pemilik
perusahaan dan manajer perusahaan. Pemilik atau pemegang saham
adalah pihak yang menyertakan modal kedalam perusahaan,
sedangkan manajer adalah pihak yang ditunjuk pemilik dan diberi
kewengangan mengambil keputusan dalam mengelola perusahaan,
dengan harapan manajer bertindak sesuai dengan kepentingan
pemilik”.
Menurut Sugiarto (2009: 59) struktur kepemilikan adalah :
“Struktur kepemilikan adalah struktur kepemilikan saham, yaitu
perbandingan jumlah saham yang dimiliki oleh orang dalam (insider)
dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor. Atau dengan kata lain
struktur kepemilikan saham adalah proporsi kepemilikan institusional dan
kepemilikan manajemen dalam kepemilikan saham perusahaan. Dalam
menjalankan kegiatannya suatu perusahaan diwakili oleh direksi (agents)
yang ditunjuk oleh pemegang saham (principals).”
Menurut Setiyono (2000) struktur kepemilikan saham manajerial
diukur sebagai persentase saham biasa yang dimiliki oleh Board of
Management, di dalamnya terdapat direktur dan komisaris. Itturiaga & Sanz

Tugas Metode Penelitian | 10


(2000) berpendapat bahwa struktur kepemilikan manajerial dapat dijelaskan
dari dua sudut pandang yaitu melalui pendekatan keagenan (agency
approach) dan pendekatan ketidakseimbangan (asymmetric information
approach). Menurut Jensen (1993) yang dikutip Faisal (2005), hipotesis
pemusatan kemungkinan (convergence of interest hypothesis) menyatakan
bahwa kepemilikan saham manajerial dapat membantu penyatuan
kepentingan antara pemegang saham dan manajer. Semakin meningkatnya
proporsi kepemilikan saham manajerial maka kinerja perusahaan juga
semakin baik. Dengan meningkatkan kepemilikan saham manajerial akan
mensejajarkan kedudukan manajer dengan pemegang saham sehingga
manajer termotivasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Kebangkrutan
perusahaan bukan hanya menjadi tanggungan pemilik utama, namun
manajer juga ikut menanggungnya
2.1.3.2. Kepemilikan Saham Institusional
Husnan (2001) menyatakan bahwa ada dua jenis ownership dalam
perusahaan Indonesia yaitu perusahaan dengan kepemilikan sangat
menyebar dan perusahaan dengan kepemilikan terkonsentrasi. Dalam tipe
perusahaan dengan kepemilikan sangat menyebar, masalah keagenan yang
sering timbul adalah antara agen (pihak manajemen) dengan owners
(pemegang saham). Perusahaan yang kepemilikannya lebih menyebar
memberikan imbalan yang lebih besar kepada pihak manajemen
dibandingkan dengan perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi
(Goldberg & Idson, 1995 dalam Husnan, 2001).
Menurut Wening (2007) konflik yang terjadi akibat pemisahan
kepemilikan dapat berdampak pada pengendalian dan pelaksanaan
pengelolaan perusahaan yang menyebabkan para manajer bertindak tidak
sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan.
Bathala dkk (1994) juga menemukan bahwa kepemilikan
institusional menggantikan kepemilikan manajerial dalam mengontrol
agency cost. Semakin besar kepemilikan oleh institusi keuangan maka akan
semakin besar kekuatan suara dan dorongan institusi keuangan untuk
mengawasi manajemen dan akibatnya akan memberikan dorongan yang
lebih besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan.
2.1.3.3. Kepemilikan Saham Publik
Untuk mencapai tujuan utama suatu perusahaan yaitu meningkatkan
nilai perusahaannya, diperlukan pendanaan yang dapat diperoleh baik
melalui pendanaan internal maupun pendanaan eksternal. Masalah
pendanaan berpengaruh pada tingkat kapitalisasi modal. Tingkat kapitalisasi
modal yang rendah merupakan salah satu alasan kegagalan perusahaan.
Sumber pendanaan eksternal yang dimaksud yang dimaksud diatas dapat
diperoleh antara lain melalui saham dari masyarakat (publik). Untuk
menggerakkan ekonomi secara riil tidak bisa hanya dari konsumsi, secara
fundamental diperlukan investasi. Salah satunya adalah pasar modal,
terutama untuk memulihkan kepercayaan investor. Oleh karena itu
diperlukan upaya yang besar dan waktu yang panjang untuk memulihkan
kepercayaan, jika strategi yang diambil mengundang investasi langsung di

Tugas Metode Penelitian | 11


sektor riil (Purba, 2004).

2.1.4. Keputusan Investasi


Menurut Chung dan Charoenwong (1991) pertumbuhan bagi suatu
perusahaan adalah adanya kesempatan investasi yang menghasilkan
keuntungan. Jika terdapat kesempatan investasi yang menguntungkan, maka
manajer berusaha mengambil peluang-peluang tersebut untuk
memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham karena semakin besar
kesempatan investasi yang menguntungkan maka investasi yang dilakukan
akan semakin besar.
Investasi adalah pengelolaan sumber-sumber yang dimiliki dalam
jangka panjang untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Menurut
Harjito dan Martono, (2005) investasi merupakan penanaman dana yang
dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu aset (aktiva) dengan
harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Fama (1978)
dalam Susanti (2010) menyatakan bahwa nilai perusahaaan semata-mata
ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan
bahwa keputusan investasi itu penting karena untuk mencapai tujuan
perusahaan hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan.
Gaver dan Gaver, (1993) menyatakan bahwa kesempatan investasi
atau pilihan-pilihan pertumbuhan (growth option) suatu perusahaan
merupakan sesuatu
yang melekat dan bersifat tidak dapat diobservasi (inherently observable).
Myers (1977) dalam Susanti (2010) memperkenalkan investment
opportunity set (IOS) pada studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan
keputusan investasi. IOS memberi petunjuk yang lebih luas dimana nilai
perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan dimasa yang akan
datang. Prospek perusahaan dapat ditaksir dari investment opportunity set (
IOS), yang didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki
(assets in place) dan pilihan investasi dimasa akan datang dengan net
present value positif.
Gaver dan Gaver (1993) menyatakan bahwa kesempatan investasi
merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada
pengeluaranpengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan
datang. Dalam hal ini pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan
menghasilkan return yang lebih besar. Secara umum dapat dikatakan bahwa
IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi
bagi suatu perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan expenditure
perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang. Dengan demikian
IOS bersifat tidak dapat diobservasi, sehingga perlu dipilih suatu proksi
yang dapat dihubungkan dengan variabel lain dalam perusahaan, misalnya
variabel pertumbuhan, variabel kebijkan dan lain-lain. Kallapur dan
Trombley, (1999) menyatakan bahwa proksi-proksi IOS dapat digolongkan
menjadi 3 jenis.
a. Proksi IOS berdasar harga (price-based proxies)
IOS berdasar harga (price-based proxies), merupakan proksi

Tugas Metode Penelitian | 12


yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian
dinyatakan dalam harga saham. Proksi yang didasari pada suatu ide
yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian
dinyatakan dalam harga pasar. Proksi yang didasari pada suatu ide
yang menyataan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara
parsial dinyatakan dalam harga-harga saham dan perusahaan yang
tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif
untuk aktiva-aktiva yang dimiliki. IOS yang didasari pada harga akan
berbentuk suatu rasio sebagai suatu ukuran aktiva yang dimiliki dan
nilai pasar perusahaan.
b. Proksi IOS berdasar investasi (investment-based proxies)
Proksi IOS berbasis pada investasi (investment-based
proxies), merupakan proksi yang percaya pada gagasan bahwa suatu
level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara positif dengan
nilai IOS suatu perusahaan.
c. Proksi IOS berdasar pada varian (variance measures).
Proksi IOS berbasis pada varian (variance measurement)
merupakan proksi yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan
menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk
memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh seperti variabilitas return
yang mendasari peningkatan aset.
Hasnawati (2005) menyatakan bahwa investment opportunity dapat
diukur melalui market to book value of assets. Rasio market to book value of
assets adalah rasio nilai buku terhadap total aset. Rasio nilai pasar terhadap
nilai buku menggambarkan biaya pendirian historis dan aktiva fisik
perusahaan. Suatu perusahaan yang berjalan baik dengan staf manajemen
yang kuat dan sebuah organisasi yang berfungsi secara efisien akan
mempunyai nilai pasar yang lebih besar atau sekurang-kurangnya sama
dengan nilai buku aktiva fisiknya (Weston dan Brigham, 1999). Rasio
market to book value of assets ini berbanding lurus dengan nilai IOS,
semakin besar market value to book value of assets suatu perusahaan, maka
semakin bagus pula nilai IOSnya.

2.1.5. Keputusan Pendanaan


Keputusan pendanaan mengindikasikan bagaimana perusahaan
membiayai kegiatan operasionalnya atau bagaimana perusahaan membiayai
aktivanya. Riyanto (1993) mengatakan bahwa struktur finansial
mencerminkan cara bagaimana aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai, dengan
demikian struktur finansial tercermin pada keseluruhan pasiva dalam neraca.
Struktur finansial mencerminkan perimbangan antara keseluruhan modal
asing (hutang) dengan modal sendiri (ekuitas). Keputusan pendanaan bisa
bersumber dari utang jangka pendek (current liabilities) maupun utang
jangka panjang (long term debt) dan modal saham perusahaan yang terdiri
dari saham preferen (preferred stock) dan saham biasa (common stock).
Dalam memilih sumber pendanaan, apakah bersumber dari dalam
atau dari luar perusahaan, Pecking Order Theory menetapkan suatu urutan

Tugas Metode Penelitian | 13


keputusan pendanaan dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk
menggunakan laba ditahan, hutang dan penerbitan saham sebagai pilihan
terakhir (Mamduh, 2004). Teori ini didasarkan pada argumentasi bahwa
penggunaan laba ditahan lebih murah dibandingkan sumber dana eksternal.
Penggunaan sumber dana eksternal melalui hutang hanya akan digunakan
jika kebutuhan investasi lebih tinggi dari sumber dana internal.
Brealey dan Myers (1991) dalam Mulianti (2010), pecking order
theory menyatakan bahwa :
a. Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil
operasi perusahaan).
b. Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian deviden yang
ditargetkan dengan berusaha menghindari pembayaran deviden
secara drastis.
c. Kebijakan deviden yang relatif segan untuk dirubah, disertai dengan
fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak bisa
diduga mengakibatkan bahwa dana hasil operasi kadang-kadang
melebihi kebutuhan dana untuk investasi meskipun pada kesempatan
yang lain mungkin kurang. Apabila dana hasil operasi kurang dari
kebutuhan investasi maka perusahaan akan mengurangi saldo kas
atau menjual sekuritas yang dimiliki.
d. Apabila pendanaan dari luar (external financing) diperlukan, maka
perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih
dahulu yaitu dimulai dari penerbitan obligasi kemudian diikuti oleh
sekuritas berkarakter opsi (obligasi konversi), baru akhirnya
penerbitan saham baru apabila masih belum mencukupi.
Sumber dana internal lebih disukai daripada sumber dana eksternal
karena dana internal memungkinkan perusahaan untuk tidak perlu membuka
diri lagi dari
sorotan investor luar. Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang
(obligasi) daripada ekuitas (penerbitan saham) karena biaya emisi obligasi
lebih murah daripada biaya emisi saham baru.
Pada penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur struktur
pendanaan adalah Debt to Equity Ratio (DER). DER menunjukkan
perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan
pendanaan melalui ekuitas (Brigham dan Houston, 2001).

2.1.6. Kebijakan Deviden


Salah satu return yang akan diperoleh para pemegang saham adalah
dividen. Deviden merupakan bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada
para pemegang saham (pemilik modal sendiri). Menurut Sunariyah (2004::
48) dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa dividen
merupakan proporsi pembagian laba yang diperoleh perusahaan yang
dibagikan kepada para pemegang saham perusahaan.
Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

Tugas Metode Penelitian | 14


dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan deviden (dividend
policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada
akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dimasa yang akan datang.
Rasiopembayaran deviden (devidend payout ratio) menentukan jumlah laba
yang akan dibagi dalam bentuk deviden kas dan laba yang ditahan sebagai
sumber pendanaan. Devidend payout ratio menunjukkkan presentase laba
perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham perusahaan berupa
deviden kas, apabila laba perusahaan yang ditahan dalam jumlah besar,
berarti laba yang akan dibayarkan sebagai deviden menjadi lebih kecil.
Aspek penting dari kebijakan deviden adalah menentukan alokasi laba yang
sesuai antara pembayaran laba sebagai deviden dengan laba yang ditahan
diperusahaan. Sunariyah (2003:118) menyatakan dividen yang dibagikan
kepada pemegang saham bisa berupa :
a. Dividen Tunai (cash dividend)
Dividen Tunai adalah dividen yang dibayar oleh emiten
kepada para pemegang saham secara tunai setiap lembarnya.
b. Dividen Saham (stock dividend)
Dividen saham merupakan pembayaran dividen dalam bentuk
saham yaitu berupa pemberian tambahan saham kepada pemegang
saham dalam jumlah yang sebanding dengan saham-saham yang
dimiliki. Baridwan (2004 : 233) menyatakan dividen yang dibagikan
kepada para pemegang saham dapat berbentuk :
1. Dividen yang berbentuk uang
Pembagian dividen yang paling sering dilakukan
adalah dalam bentuk uang. Para pemegang saham akan
menerima dividen sebesar tarif per lembar dikalikan jumlah
lembar yang dimiliki.
2. Dividen yang berbentuk aktiva (selain kas dan saham sendiri)
Dividen yang dibagikan kadang-kadang tidak
berbentuk uang tunai, tetapi berupa aktiva seperti saham
perusahaan lain atau barang-barang hasil produksi perusahaan
yang membagikan dividen tersebut. Pemegang saham yang
menerima dividen seperti ini mencatat dalam bukunya
dengan jumlah sebesar harga pasar yang diterimanya.
3. Dividen saham (stock dividen)
Penerimaan dividen dalam bentuk saham dari
perusahaan yang membagi saham disebut dividen saham.
Saham yang diterima berbentuk saham yang sama dengan
yang dimiliki atau saham jenis yang lain.
2.1.6.1. Langkah-langkah Pembayaran Dividen
Langkah-langkah atau prosedur pembayaran dividen adalah
pengumuman emiten atas dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang
saham yang disebut juga dengan pengumuman dividen. Adapun rincian
tanggal-tanggal yang perlu diperhatikan dalam pembayaran dividen adalah
sebagai berikut:
a. Tanggal pengumuman (declaration date)

Tugas Metode Penelitian | 15


Tanggal pengumuman merupakan tanggal yang mana secara
resmi diumumkan oleh emiten tentang bentuk dan besarnya serta
jadwal pembayaran dividen yang akan dilakukan. Pengumuman ini
biasanya untuk pembagian dividen reguler. Isi pengumuman tersebut
menyampaikan hal-hal yang dianggap penting yakni: tanggal
pencatatan, tanggal pembayaran,besarnya dividen kas per lembar.
b. Tanggal pencatatan (date of record)
Pada tanggal ini perusahaan melakukan pencatatan nama-
nama pemegang saham. Para pemilik saham yang terdaftar pada
daftar pemegang saham tersebut diberikan hak, sedangkan pemegang
saham yang tidak terdaftar pada tanggal pencatatan tidak diberikan
hak untuk memperoleh dividen.
c. Tanggal cum-dividend
Tanggal ini merupakan tanggal hari terakhir perdagangan
saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen baik
dividen tunai maupun dividen saham.
d. Tanggal ex-dividend
Tanggal perdagangan saham tersebut sudah tidak melekat
lagi hal untuk memperoleh dividen.Jadi jika investor membeli saham
pada tanggal ini atau sesudahnya, maka investor tersebut tidak dapat
mendaftarkan namanya untuk mendapatkan dividen.
e. Tanggal pembayaran (payment date)
Tanggal ini merupakan saat pembayaran dividen oleh
perusahaan kepada para pemegang saham yang mempunyai hak atas
dividen. Jadi pada tanggal tersebut,para investor sudah dapat
mengambil dividen sesuai dengan bentuk dividen yang diumumkan
oleh emiten.
2.1.6.2. Jenis Kebijakan Deviden
a. Kebijakan dividen yang stabil
Jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya
relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per
lembar saham pertahunnya berfluktuasi.
b. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus
jumlah ekstra tertentu.
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per
lembar saham tiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih
baik perusahaan akan membayarkan dividen ekstra diatas jumlah
minimal tersebut.
c. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang
konstan.
Kebijakan ini membayarkan dividen berdasarkan persentase
tertentu dari laba. Ini berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham
yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan
perkembangan keuntungan neto yang diperoleh setiap tahunnya.
d. kebijakan dividen fleksibel.
Pembayaran besarnya dividen setiap tahunnya disesuaikan

Tugas Metode Penelitian | 16


dengan posisi financial dan kebijakan financial perusahan tersebut.
2.1.6.3. Sudut Pandang untuk Membayar Deviden
a. Sebagai keputusan pembelanjaan jangka panjang dengan pendekatan
ini, semua laba sesudah pajak yang diperoleh perusahaan dapat
dipandang sebagai sumber dana jangka panjang. Suatu pengumpulan
dividen kas mengurangi jumlah dana yang tersedia untuk
membelanjai pertumbuhan, membatasi pertumbuhan, atau memaksa
perusahaan memperoleh sumber dana yang lain. Perusahaan akan
menahan pendapatanya, bila : a) tersedia proyek-proyek yang
menguntungkan, b) struktur modal membutuhkan modal sendiri.
b. Sebagai suatu keputusan kesejahteraan maksimum dengan
pendekatan ini perusahaan mengakui bahwa pembayaran dividen
mempunyai pengaruh terhadap harga pasar saham biasa. Perusahaan
harus memaksimumkan rasa kesejahteraan dengan mendeklarasikan
dividen yang cukup untuk memenuhi harapan investor dan pemegang
saham. (Sarwoko, 1995 : 206) kebijakan dividen yang optimal adalah
kebijakan yang menciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini
dan pertumbuhan dimasa mendatang sehingga memaksimumkan
harga saham (Brigham, 1994 : 198).

2.2. Penelitian Terdahulu


Terdapat beberapa peneliti yang menjadikan nilai perusahaan sebagai
objek yang mereka teliti, diantaranya adalah:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Nurfitri Aprilini (2014) meneliti
pengaruh struktur kepemilikan terhadap keputusan keuangan dan
nilai perusahaan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah (1)
Struktur kepemilikan berpengaruh terhadap keputusan keuangan
pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (2)
Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap hadap keputusan
keuangan, sedangkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh
terhadap keputusan keuangan pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. (3) Struktur kepemilikan berpengaruh
terhadap kebijakan dividen pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. (4) Struktur kepemilikan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. (5) Variable-variabel penentu dalam penelitian
mamapu menjelaskan nilai perusahaan sebesar 52% sedangkan
sisanya dijelaskan oleh variable lain.
b. Wijaya dan Bandi (2010) meneliti hubungan antara keputusan
investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap nilai
perusahaan. Penelitian ini mengggunakan sampel sebanyak 130
perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini adalah keputusan investasi, keputusan pendanaan dan
kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahan.
c. Hasnawati (2005) melakukan penelitian mengenai dampak set

Tugas Metode Penelitian | 17


peluang investasi (IOS) terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini
menggunakan nilai perusahaan sebagai variabel dependennya dan
keputusan investasi sebagai variabel independennya. Hasil dalam
penelitian ini menunjukan bahwa keputusan investasi berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan sebesar 12,25%, sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain.
d. Penelitian lain juga dilakukan oleh Sudiyatno dan Elen (2010)
mengenai pengaruh kebijakan perusahaan terhadap nilai perusahaan
dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening. Hasil dalam
penelitian tersebut menyatakan bahwa tingkat leverage perusahaan
memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan, pengeluaran
modal berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan, sedangkan insentif manajer tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
e. Susanti dkk (2010) meneliti pengaruh mekanisme corporate
governance terhadap nilai perusahaan dengan kualitas laba sebagai
variabel intervening dan mendapatkan hasil kualitas laba
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, kepemilikan manajerial
(managerial ownership) dan (institutional ownership) berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Kualitas laba berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
f. Wahyudi dan Pawestri (2006) meneliti tentang implikasi struktur
kepemilikan terhadap nilai perusahaan dengan keputusan keuangan
sebagai variabel intervening dan hasil yang didapatkan adalah
struktur kepemilikan institutional tidak berpengaruh terhadap
keputusan keuangan maupun nilai perusahaan, keputusan pendanaan
berpengaruh terhadap nilai investasi, tetapi nilai investasi tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan struktur
kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan
keputusan pendanaan.
g. Penelitian yang dilakukan oleh Prapaska (2012) dengan judul
“Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas, Keputusan Investasi,
Keputusan Pendanaan, Dan Kebijakan Deviden terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI Tahun 2009-2010“,
menunjukkan hasil penelitian adalah tingkat profitabilitas dan
keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan,
sedangkan variabel keputusan pendanaan dan kebijakan deviden
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
h. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Efni dan Hadiwidjojo dkk
(2011) dengan judul ”Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan
dan Kebijakan Deviden : Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan
(Studi pada Sektor Properti dan Real Estate di Bursa Efek
Indonesia)”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
kebijakan deviden yang dimediasi oleh resiko pada sektor properti
dan real estat di Bursa Efek Indonesia. Dengan pendekatan analisis
jalur diperoleh beberapa temuan yang penting yaitu keputusan

Tugas Metode Penelitian | 18


investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan namun tidak
berpengaruh terhadap resiko perusahaan. Keputusan pendanaan
hanya berpengaruh terhadap nilai perusahaan bila keputusan
pendanaan mampu menurunkan resiko perusahaan (resiko bisnis,
resiko keuangan dan resiko pasar). Kebijakan deviden tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, baik secara langsung maupun
melalui resiko perusahaan. Ini menunjukkan bahwa variabel resiko
hanya memediasi keputusan pendanaan. Dari ketiga macam
keputusan tersebut ternyata keputusan investasi memberikan
keputusan paling utama pada nilai perusahaan.
i. Penelitian oleh Fenandar (2012) dengan judul “Pengaruh Keputusan
Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap
Nilai Perusahaan”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
Keputusan Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Nilai Perusahaan, Kebijakan Dividen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Nilai Perusahaan.SedangkanKeputusan
Pendanaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Nilai
Perusahaan.
j. Penelitian berikutnya oleh Sukirni (2012) dengan judul
“Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan
Deviden Dan Kebijakan Hutang Analisis Terhadap Nilai
Perusahaan” menunjukkan hasil (1) variabel yang berhubungan
dengan kepemilikan manajerial secara signifikan berpengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan. (2) kepemilikan institusi berpengaruh
signifikan. Variabel adalah positif pada nilai perusahaan. (3)
Kebijakan dividen variabel tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. (4) efek utang Variabel Kebijakan positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan. (5) Kepemilikan
Manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dividen, dan
kebijakan hutang bersama-sama mempengaruhi nilai perusahaan.

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil


1. Nurfitri Pengaruh Independen: Hasil yang diperoleh
Aprilini struktur struktur dari penelitian ini
(2014) kepemilikan kepemilikan adalah (1) Struktur
terhadap kepemilikan
keputusan Dependen: berpengaruh terhadap
keuangan keputusan keputusan keuangan
dan nilai keuangan pada perusahaan LQ-
perusahaan. dan nilai 45 yang terdaftar di
perusahaan. Bursa Efek
Indonesia. (2)
Kepemilikan

Tugas Metode Penelitian | 19


manajerial
berpengaruh terhadap
hadap keputusan
keuangan, sedangkan
kepemilikan
institusional tidak
berpengaruh terhadap
keputusan keuangan
pada perusahaan LQ-
45 yang terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia. (3)
Struktur kepemilikan
berpengaruh terhadap
kebijakan dividen
pada perusahaan LQ-
45 yang terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia. (4)
Struktur kepemilikan
berpengaruh terhadap
nilai perusahaan pada
perusahaan LQ-45
yang terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia. (5)
Variable-variabel
penentu dalam
penelitian mamapu
menjelaskan nilai
perusahaan sebesar
52% sedangkan
sisanya dijelaskan
oleh variable lain.
2. Wijaya dan Hubungan Independen: Hasil yang diperoleh
Bandi Antara Keputusan dari penelitian ini
(2010) Keputusan Investasi, adalah keputusan
Investasi, Keputusan investasi, keputusan
Keputusan Pendanaan pendanaan dan
Pendanaan dan kebijakan dividen
dan Kebijakan berpengaruh positif
Kebijakan Dividen terhadap nilai
Dividen perusahan.
terhadap Dependen:
Nilai Nilai
Perusahaan Perusahaan

Tugas Metode Penelitian | 20


3. Hasnawati Dampak Set Independen: Hasil dalam
(2005) Peluang Keputusan penelitian ini
Investasi Investasi menunjukan bahwa
(IOS) keputusan investasi
terhadap Dependen: berpengaruh positif
Nilai Nilai terhadap nilai
Perusahaan. Perusahaan perusahaan sebesar
12,25%, sedangkan
sisanya dipengaruhi
oleh faktor lain
4. Sudiyatno Pengaruh Independen: Hasil dalam
dan Elen Kebijakan Pengaruh penelitian tersebut
(2010) Perusahaan Kebijakan menyatakan bahwa
terhadap Perusahaan tingkat leverage
Nilai perusahaan memiliki
Perusahaan Intervening: pengaruh positif
dengan Kinerja terhadap nilai
Kinerja Keuangan perusahaan,
Keuangan pengeluaran modal
sebagai Dependen: berpengaruh negatif
Variabel Nilai dan tidak signifikan
Intervening Perusahaan terhadap nilai
perusahaan,
sedangkan insentif
manajer tidak
memiliki pengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan.

5. Susanti dkk Pengaruh Independen: Kepemilikan


(2010) Mekanisme Corporate manajerial
Corporate Governance berpengaruh terhadap
Governance nilai perusahaan.
terhadap Intervening: Kepemilikan
Nilai Kualitas Institusional
Perusahaan Laba berpengaruh terhadap
dengan nilai perusahaan.
Kualitas Dependen: Kualitas laba
Laba sebagai Nilai berpengaruh terhadap
Variabel Perusahaan nilai perusahaan
Intervening

Tugas Metode Penelitian | 21


6. Wahyudi Implikasi Independen: Struktur
dan Struktur Kepemilikan kepemililikan
Pawestri Kepemilikan manajerial, institusional tidak
(2006) Terhadap Kepemilikan berpengaruh terhadap
Nilai Institusional,keputusan keuangan
Perusahaan Keputusan maupun nilai
Investasi, perusahaan.
Keputusan Keputusan
Pendanaan, pendanaan
dan berpengaruh terhadap
Kebijakan nilai investasi, tetapi
Dividen nilai investasi tidak
berpengaruh terhadap
Dependen: nilai perusahaan.
Nilai Struktur kepemilikan
Perusahaan manajerial
berpengaruh terhadap
nilai perusahaan dan
keputusan
pendanaan.
7. Prapaska Analisis Independen: Tingkat profitabilitas
(2012) Pengaruh Tingkat dan keputusan
Tingkat Profitabilitas, investasi
Profitabilitas, Keputusan berpengaruh positif
Keputusan Investasi, terhadap nilai
Investasi, Keputusan perusahaan,
Keputusan Pendanaan, sedangkan variabel
Pendanaan, dan keputusan pendanaan
dan Kebijakan dan kebijakan
Kebijakan Deviden deviden berpengaruh
Deviden negatif terhadap nilai
terhadap Dependen: perusahaan.
Nilai Nilai
Perusahaan Perusahaan
Pada
Perusahaan
Manufaktur
di BEI
Tahun 2009-
2010
8. Efni dan Keputusan Independen: Hasil dari penelitian
Hadiwidjojo Investasi, Keputusan tersebut
dkk (2011) Keputusan Investasi, menunjukkan bahwa
Pendanaan Keputusan kebijakan deviden
dan Pendanaan yang dimediasi oleh
Kebijakan dan resiko pada sektor

Tugas Metode Penelitian | 22


Deviden : Kebijakan properti dan real
Pengaruhnya Deviden estat di Bursa Efek
terhadap Indonesia. Dengan
Nilai Dependen: pendekatan analisis
Perusahaan Nilai jalur diperoleh
(Studi pada Perusahaan beberapa temuan
Sektor yang penting yaitu
Properti dan keputusan investasi
Real Estate berpengaruh terhadap
di Bursa nilai perusahaan
Efek namun tidak
Indonesia). berpengaruh terhadap
resiko perusahaan.
Keputusan
pendanaan hanya
berpengaruh terhadap
nilai perusahaan bila
keputusan pendanaan
mampu menurunkan
resiko perusahaan
(resiko bisnis, resiko
keuangan dan resiko
pasar). Kebijakan
deviden tidak
berpengaruh terhadap
nilai perusahaan,
baik secara langsung
maupun melalui
resiko perusahaan.
Ini menunjukkan
bahwa variabel
resiko hanya
memediasi keputusan
pendanaan. Dari
ketiga macam
keputusan tersebut
ternyata keputusan
investasi
memberikan
keputusan paling
utama pada nilai
perusahaan.

Tugas Metode Penelitian | 23


9. Fenandar Pengaruh Independen: Hasil dari penelitian
(2012) Keputusan Keputusan tersebut
Investasi, Investasi, menunjukkan bahwa
Keputusan Keputusan Keputusan Investasi
Pendanaan, Pendanaan, berpengaruh positif
dan dan dan signifikan
Kebijakan Kebijakan terhadap Nilai
Dividen Dividen Perusahaan,
terhadap Kebijakan Dividen
Nilai Dependen: berpengaruh positif
Perusahaan. Nilai dan signifikan
Perusahaan terhadap Nilai
Perusahaan.
SedangkanKeputusan
Pendanaan tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap
Nilai Perusahaan.

10. Sukirni Kepemilikan Independen: Menunjukkan hasil


(2012) Manajerial, Kepemilikan (1) variabel yang
Kepemilikan Manajerial, berhubungan dengan
Institusional, Kepemilikan kepemilikan
Kebijakan Institusional, manajerial secara
Deviden Dan Kebijakan signifikan
Kebijakan Deviden Dan berpengaruh negatif
Hutang Kebijakan terhadap nilai
Analisis Hutang perusahaan. (2)
terhadap kepemilikan institusi
Nilai Dependen: berpengaruh
Perusahaan Nilai signifikan. Variabel
Perusahaan adalah positif pada
nilai perusahaan. (3)
Kebijakan dividen
variabel tidak
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan. (4) efek
utang Variabel
Kebijakan positif dan
signifikan terhadap
nilai perusahaan. (5)
Kepemilikan
Manajerial,
kepemilikan

Tugas Metode Penelitian | 24


institusional,
kebijakan dividen,
dan kebijakan hutang
bersama-sama
mempengaruhi nilai
perusahaan

2.3. Kerangka Pemikiran


Optimalisasi nilai perusahaan merupakan tujuan utama dari
perusahaan (Wahyudi dan Pamestri, 2006). Nilai perusahaan sangat penting
karena mencerminkan seberapa besar perusahaan tersebut dapat memberikan
keuntungan bagi investor. Untuk dapat memaksimalkan nilai perusahaan
tersebut maka manajer dihadapkan pada keputusan keuangan yang meliputi
keputusan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan yang menyangkut
pembagian laba. Nilai perusahaan juga dipengaruhi struktur kepemilikan,
kepemilikan adalah persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh
direksi, manajer dan dewan komisaris. Adanya kepemilikan manajemen
dalam sebuah perusahaan akan menimbulkan dugaan yang menarik bahwa
nilai perusahaan meningkat sebagai akibat kepemilikan manajemen yang
meningkat.
Dari penjelasan tersebut, maka dapat dibuat kaitan antara struktur
kepemilikan, keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan
dividen terhadap nilai perusahaan dengan kerangka pemikiran sebagai
berikut:

Tugas Metode Penelitian | 25


Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

Teori yang Relevan Penelitian Empiris


1. (Nurfitri Aprilini 2014) judul “Pengaruh struktur
1. Teori Signal kepemilikan terhadap keputusan keuangan dan
nilai perusahaan”.
(Signalling Theory) 2. (Wijaya dan Bandi 2010) judul “Hubungan
2. Nilai Perusahaan, Antara Keputusan Investasi, Keputusan
Bringham Gapensi, Pendanaan dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai
(1996), Fama Perusahaan”.
(1978) 3. (Hasnawati 2005) judul “Dampak Set Peluang
3. Struktur Investasi (IOS) terhadap Nilai Perusahaan”.
Kepemilikan, Born 4. (Sudiyatno dan Elen 2010) judul “Pengaruh
(1988) dalam Kebijakan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel
Junaidi (2006), Intervening”.
Jensen & Meckling 5. (Susanti dkk 2010) judul “Pengaruh Mekanisme
(1976) dalam Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan
Jogiyanto (1998), dengan Kualitas Laba sebagai Variabel
Sujoko dan Intervening”.
Soebiantoro: 6. (Wahyudi dan Pawestri 2006) judul “Implikasi
(2007), Sugiarto Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai
(2009: 59) Perusahaan”.
7. (Prapaska 2012) judul “Analisis Pengaruh
4. Keputusan Tingkat Profitabilitas, Keputusan Investasi,
Investasi, Chung Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Deviden
dan Charoenwong terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
(1991), Hasnawati Manufaktur di BEI Tahun 2009-2010”.
(2005), (Weston 8. (Efni dan Hadiwidjojo dkk 2011) judul
dan Brigham, “Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan
1999) . Kebijakan Deviden : Pengaruhnya terhadap Nilai
5. Keputusan Perusahaan (Studi pada Sektor Properti dan Real
Estate di Bursa Efek Indonesia).
Pendanaan,
9. (Fenandar 2012) judul ”Pengaruh Keputusan
Riyanto (1993), Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan
Brealey dan Myers Dividen terhadap Nilai Perusahaan”.
(1991) dalam 10. (Sukirni 2012) judul “Kepemilikan Manajerial,
Mulianti (2010), Kepemilikan Institusional, Kebijakan Deviden
Brigham dan Dan Kebijakan Hutang Analisis terhadap Nilai
Perusahaan”

HIPOTESIS

UJI UJI ASUMSI UJI


INSTRUMEN KLASIK HIPOTESIS

HASIL PENELITIAN

Tugas Metode Penelitian | 26


2.4. Hipotesis

Hipotesis berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata yaitu
hypo yang artinya kurang atau lemah dan thesis yang berarti teori atau
pernyataan. Jadi hipotesis merupakan teori atau pernyataan yang masih
lemah, hal ini dikarenakan pernyataan tersebut masih belum teruji
kebenarannya atau bisa dikatakan dugaan sementara. Menurut Sugiyono
(2013:134) hipotesis adalah “Jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dikatakan sementara karena jawabannya baru menggunakan teori
yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data.” Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia hipotesis sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau
pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dan sebagainya) meskipun
kebenarannya masih harus dibuktikan atau anggapan dasar.

2.4.1. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan


Selain ketiga keputusan keuangan, terdapat satu variabel lain yang
dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan, yaitu struktur
kepemilikan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam struktur
kepemilikan, antara lain: (1) Kepemilikan sebagian kecil saham perusahaan
oleh manajemen mempengaruhi kecenderungan untuk memaksimalkan nilai
pemegang saham dibanding sekedar mencapai tujuan perusahaan semata; (2)
Kepemilikan yang terkonsentrasi memberi insentif kepada pemegang saham
mayoritas untuk berpartisipasi secara aktif dalam perusahaan; (3) Identitas
pemilik menentukan prioritas tujuan sosial perusahaan dan (4)
maksimalisasi nilai pemegang saham, misalnya perusahaan milik pemerintah
cenderung untuk mengikuti tujuan politik dibanding tujuan perusahaan.
Struktur kepemilikan ini merupakan proporsi kepemilikan saham
oleh manajerial, public ataupun institusional. Di dalam penelitian ini
digunakan kepemilikan manajerial dan institutional. Masalah yang sering
ditimbulkan dari struktur kepemilikan ini adalah agency conflict, dimana
terdapat kepentingan antara manajemen perusahaan sebagai pengambil
decision maker dan para pemegang saham sebagai owner dari perusahaan.
Tentunya perbedaan kepentingan ini akan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Jumlah pemegang saham besar (large shareholders) mempunyai
arti penting dalam memonitor perilaku manajer dalam perusahaan (Shleifer
dan Vishny ; 1986). Dengan adanya konsentrasi kepemilikan, maka para
pemegang saham besar seperti institusional investors akan dapat memonitor
tim manajemen secrara lebih efektif dan dapat meningkatkan nilai
perusahaan jika terjadi takeover. Selain itu, konsentrasi kepemilikan pada
pihak luar perusahaan berpengaruh positif pada nilai perusahaan Lins
(2002).
Hasil-hasil di atas menunjukan bahwa struktur kepemilikan
perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan
penelitian Sukirni (2012) menemukan bahwa Kepemilikan Manajerial,
kepemilikan institusional, kebijakan dividen, dan kebijakan hutang bersama-

Tugas Metode Penelitian | 27


sama mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil penelitian Aprilini juga
membuktikan Struktur kepemilikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variable-
variabel penentu dalam penelitian mampu menjelaskan nilai perusahaan
sebesar 52% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variable lain. Susanti dkk
(2010) juga membuktikan bahwa Kepemilikan manajerial berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Kualitas laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan penjelasan di atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Stuktur kepemilikan berpengaruh segnifikan terhadap nilai


perusahaan manufaktur di BEI tahun 2017-2018.

2.4.2. Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan


Keputusan investasi dalam laporan neraca nampak pada sisi aktiva
atau asset perusahaan. Menurut Sartono (2008:6) mengemukakan bahwa
“investasi macam apa yang paling baik bagi perusahaan. Secara garis besar
keputusan investasi dapat dikelompokkan kedalam investasu jangka pendek
seperti misalnya investasi dalam kas, persediaan, piutang, dan surat berharga
maupun investasi jangka panjang dalam bentuk gedung, peralatan produksi,
tanah, kendaraan dan aktiva tetap lainnya.”
Hasnawati (2005) dalam Gany Ibrahim Fenandar (2012:10),
mengemukakan bahwa “signalling theory menyatakan pengeluaran investasi
memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang
akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai
perusahaan.” Wijaya (2010:13) mengemukakan bahwa tujuan dari keputusan
investasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dengan
mengharapkan pengembalian dalam bentuk deviden. Tujuan keputusan
investasi adalah mendapatkan tingkat keuntungan (return) yang tinggi
dengan tingkat resiko yang dapat dekelola, diharapkan akan menaikkan nilai
perusahaaan, yang berarti menaikkan kemakmuran pemegang saham.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Bandi (2010) Hasil
yang diperoleh dari penelitian ini adalah keputusan investasi, keputusan
pendanaan dan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai
perusahan. Penelitian Hasnawati (2005) juga menunjukan bahwa keputusan
investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan sebesar 12,25%,
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan penjelasan di
atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Keputusan investasi berpengaruh segnifikan terhadap nilai


perusahaan manufaktur di BEI tahun 2017-2018..

2.4.3. Pengaruh Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan


Setiap perusahaan menginginkan adanya kelangsungan operasinya
dan pertumbuhan di masa yang akan datang. Salah satu keputusan penting
yang harus dilakukan manajer (keuangan) dalam kaitannya dengan

Tugas Metode Penelitian | 28


kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan atau
keputusan struktur modal. Stuktur modal perusahaan merupakan komposisi
pendanaan yang diambil perusahaan yang menunjukan komposisi modal
internal dan eksternal. Pendanaan yang diambil perusahaan ini dapat
mempengaruhi nilai perusahaan (Modigliani&Miller ;1963, De
Angelo&Masulis ;1980 , Bradley et al ;1984 dan Park&Evan ; 1996).
Apabila sumber pendanaan internal tidak mencukupi, maka
perusahaan akan mengambil sumber pendanaan dari luar, salah satunya dari
hutang. Apabila pendanaan didanai melalui hutang, maka akan terjadi efek
tax deductible. Artinya, perusahaan yang memiliki hutang akan membayar
bunga pinjaman yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak, yang dapat
memberi manfaat bagi pemegang saham. Pengurangan pajak ini akan
menambah laba perusahaan dan dana tersebut dapat dipakai untuk investasi
perusahaan di masa yang akan datang ataupun untuk membagikan dividen
kepada para pemegang saham. Apabila hal tersebut dapat dilakukan oleh
perusahaan, maka penilaian investor terhadap perusahaan akan meningkat.
Sehingga pendanaan memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hal ini sesuai dengan penelitian Efni dan Hadiwidjojo dkk (2011)
yang diperoleh dari penelitian ini adalah keputusan pendanaan hanya
berpengaruh terhadap nilai perusahaan bila keputusan pendanaan mampu
menurunkan resiko perusahaan (resiko bisnis, resiko keuangan dan resiko
pasar). Penelitian Prapaska (2012) juga menunjukkan bahwa tingkat
profitabilitas dan keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan, sedangkan variabel keputusan pendanaan dan kebijakan deviden
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan penjelasan di atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H3 : Keputusan Pendanaan berpengaruh segnifikan terhadap nilai


perusahaan manufaktur di BEI tahun 2017-2018..

2.4.4. Pengaruh Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan


Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham
apabila perusahaan memiliki kas yang benar-benar bebas, yang dapat
dibagikan kepada pemilik saham sebagai dividen. Semakin tinggi nilai
kesehatan suatu perusahaan akan memberikan keyakinan kepada pemegang
saham untuk memperoleh pendapatan (dividen atau capital gain) di masa
yang akan datang.
Menurut Hatta (2002), terdapat sejumlah perdebatan mengenai
bagaimana kebijakan deviden mempengaruhi nilai perusahaan. Pendapat
pertama menyatakan
bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan, yang
disebut dengan teori irrelevansi dividen. Pendapat kedua menyatakan bahwa
dividen yang
tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan, yang disebut dengan Bird in The
Hand Theory.
Bird in the hand theory memandang bahwa dividen tinggi adalah

Tugas Metode Penelitian | 29


yang terbaik, karena investor lebih lebih suka kepastian tentang return
investasinya serta mengantisipasi risiko ketidakpastian tentang kebangkrutan
perusahaan (Gordon dalam Brigham dan Gapenski, 1996: 438). Pendapat
ketiga menyatakan bahwa semakin tinggi dividend payout ratio suatu
perusahaan, maka nilai perusahaan tersebut akan semakin rendah. Dividend
signaling theory pertama kali dicetuskan oleh Bhattacharya (1979). Teori ini
menjelaskan bahwa informasi tentang cash dividend yang dibayarkan
dianggap investor sebagai sinyal prospek perusahaan di masa mendatang.
Fama dan French (1998) menemukan bahwa investasi yang dihasilkan
dari kebijakan dividen memiliki informasi yang positif tentang perusahaan
di masa yang akan datang, selanjutnya berdampak positif terhadap nilai
perusahaan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prapaska (2012) yang
menunjukkan Tingkat profitabilitas dan keputusan investasi berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan variabel keputusan pendanaan
dan kebijakan deviden berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil
penelitian selanjutnya oleh Fenandar (2012) yang menunjukkan bahwa
Keputusan Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai
Perusahaan, Kebijakan Dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Nilai Perusahaan. SedangkanKeputusan Pendanaan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H4 : Kebijakan Deviden berpengaruh segnifikan terhadap nilai


perusahaan manufaktur di BEI tahun 2017-2018.

Tugas Metode Penelitian | 30


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu metode
penelitian yang menggunakan kaidah-kaidah ilmiah yang konkrit atau nyata,
sistematis, rasional dan terukur karena dalam metode penelitian kuantitatif
ini berisi data-data yang berupa angka dan data statistik (Sugiyono, 2014:7).
Dengan mencari hubungan assosiatif atau penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih dan kausal atau
penelitian yang bersifat sebab akibat.
Kausal komparatif (Causal Comparative Research), yaitu tipe
penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat
antara dua variabel atau lebih. Peneliti melakukan pengamatan terhadap
konsekuensi-konsekuensi yang timbul dan menelusuri kembali fakta yang
secara masuk akal sebagai faktor-faktor penyebabnya. Penelitian kausal
komparatif merupakan tipe penelitian ex post facto, yaitu tipe penelitian
terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta atau
peristiwa. Peneliti dapat mengidentifikasi fakta atau peristiwa tersebut
sebagai variabel yang dipengaruhi (variabel dependen) dan melakukan
penyelidikan terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi (variabel
independen).

3.2. Objek Penelitian


Objek penelitian yang diteliti yaitu variabel independen struktur
kepemilikan dan keputusan keuangan (keputusan investasi, keputusan
pendanaan dan kebijakan deviden) sedangkan variabel dependennya berupa
nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di BEI. Adapun alasan peneliti
memilih objek penelitian tersebut dikarenakan ada beberapa hal yang
menjadi alasan peneliti, diantaranya:
a. Data sekunder diperoleh melalui internet (www.idx.co.id) sehingga
dapat mempermudah peneliti.
b. Peneliti mengambil perusahaan manufaktur di BEI sebagai objek
karena loran keuangan perusahaan manufaktur cenderung tidak
menunjukkan adanya saldo total ekuitas yang negatif dan atau
mengalami kerugian selama tahun 2017-2018, karena saldo ekuitas
dan laba yang negatif sebagai penyebut menjadi tidak bermakna

3.3. Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang dipublikasikan
tahunan oleh Bursa Efek Indonesia dari tahun 2017-2018. Berdasarkan
sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya adalah data
sekunder, yaitu data yang tidak didapat langsung dari perusahaan tetapi

Tugas Metode Penelitian | 31


diperoleh dalam bentuk data yang telah dikumpulkan, diolah dan
dipublikasikan oleh pihak lain yaitu Bursa Efek Indonesia berupa data
melalui internet (www.idx.co.id) dalam hal ini data keuangan dari tahun
2017-2018, Indonesia Capital Market Directory (ICMD), annual report
perusahaan dan media internet.

3.4. Populasi dan Sampel


Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2013:148). Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sampel merupakan bagian dari populasi yang digunakan sebagai
objek penelitian. Dalam penelitian ini, sampel ditentukan dengan
menggunakan metode purposive sampling. Metode sampling tersebut
membatasi pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria
perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah:
a. Perusahaan manufaktur yang memiliki laba positif selama periode
2017-2018.
b. Perusahaan yang membagikan dividen kas selama periode
penelitian.periode penelitian ini selama tahun 2017-2018.
c. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan aktiva selama periode 2017-
2018.
Populasi dan sampel dalam penelitian hanya diambil dari perusahaan
manufaktur karena menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Wijaya
(2010) industri-industri dengan regulasi yang tinggi seperti public utilities
atau bank akan mempunyai debt equity ratio yang tinggi yang se-ekuivalen
dengan tingginya risiko yang melekat pada industri yang bersangkutan
daripada non regulated firms. Kriteria lainnya adalah laporan keuangan
perusahaan sampel tidak menunjukkan adanya saldo total ekuitas yang
negatif dan atau mengalami kerugian selama tahun 2017-2018, karena saldo
ekuitas dan laba yang negatif sebagai penyebut menjadi tidak bermakna
(Subekti, 2000).

3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


3.5.1. Identifikasi Variabel
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai seseorang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya,nvariabel dalam penelitian ini
terdiri dari:
3.5.1.1. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
variabel independen, dalam penelitian ini variabel dependen adalah nilai
perusahaan (Y) yang merupakan variabel terikat.
3.5.1.2. Variabel Independen

Tugas Metode Penelitian | 32


Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel dependen, variabel independen dalan penelitian ini terdiri dari:
1. Struktur kepemilikan (X1) merupakan variabel bebas.
2. Keputusan investasi (X2) merupakan variabel bebas.
3. Keputusan Pendanaan (X3) merupakan variabel bebas.
4. Kebijakan Deviden (X4) merupakan variabel bebas.

3.5.2. Definisi Konseptual Variabel

Gambar 3.1
Indikator Model Kerangka Konseptual
Sumber: Augusty, (2014:183)

Apabila suatu variabel memiliki satu indikator maka bentuk kerangka


konseptualnya berbentuk kotak, sedangkan jika varibelnya memiliki lebih
dari satu indikator maka bentuk kerangka konseptualnya berbentuk elips
(Ferdinan, 2014:18). Karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh struktur kepemilikan, keputusan investasi, keputusan
pendanaan dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan secara parsial.
Maka dari kerangka pemikiran dan model kerangka konseptual diatas, dapat
ditentukan hipotesis dalam penelitian ini yang harus dilakukan pengujian
terhadap hipotesis tersebut.
Dalam penelitian ini adalah model kerangka konseptual ganda
dengan empat variabel independen dan satu dependen. Model kerangka
konseptual ganda dengan empat variabel independen : Struktur
Kepemilikan, Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan
Deviden dan satu variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan. Untuk mencari
pengaruh variabel tersebut menggunakan teknik regresi linear berganda.

3.5.3. Definisi Operasional Variabel


Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menjabarkan variabel
penelitian ke dalam konsep dimensi dan indikator. Disamping itu, tujuannya

Tugas Metode Penelitian | 33


adalah untuk memudahkan pengertian dan menghindari perbedaan persepsi
dalam penelitian ini.
3.5.3.1. Nilai Perusahaan (Y)
Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai
pasar karena perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham
secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Nilai
perusahaan diproksikan Price to Book Value (PBV). Price to book value
dapat dirumuskan sebagai berikut :

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑃𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚


PBV =
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada


manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus
tumbuh (Brigham, 1999: 92).
3.5.3.2. Struktur Kepemilikan (X1)
Struktur kepemilikan diproksikan dengan insider ownership. Insider
ownership adalah prosentase saham yang dimiliki oleh insider, seperti
manajer atau direktur
Menurut Sugiarto (2009: 59) struktur kepemilikan adalah
:“Struktur kepemilikan adalah struktur kepemilikan saham, yaitu
perbandingan jumlah saham yang dimiliki oleh orang dalam (insider)
dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor. Atau dengan kata lain
struktur kepemilikan saham adalah proporsi kepemilikan institusional dan
kepemilikan manajemen dalam kepemilikan saham perusahaan. Dalam
menjalankan kegiatannya suatu perusahaan diwakili oleh direksi (agents)
yang ditunjuk oleh pemegang saham (principals).” Besarnya dapat dihitung
sebagai berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑖𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒𝑟


INSD =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

3.5.3.3. Keputusan Investasi (X2)


Keputusan Investasi, keputusan investasi berkaitan dengan
memutuskan aktiva apa yang akan dibeli sehingga membantu laju
pertumbuhan penjualan yang optimal pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2018. Yang diinterpretasikan
melalui Price Earning Ratio (PER) (Brigham dan Houston (2001) dalam
Wijaya dan Wibawa (2010:9).

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
PER =
𝐸𝑃𝑆 (𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒)

Keterangan : PER = Price Earning Ratio (%)


EPS = Earning Per Share (Rp)

Tugas Metode Penelitian | 34


3.5.3.4. Keputusan Pendanaan (X3)
Keputusan Pendanaan. Keputusan pendanaan merupakan keputusan
yang menyangkut tentang bagaimana membiayai perusahaan-bauran utang
dan ekuitas apa yang harus digunakan, dan jenis sekuritas utang serta ekuitas
khusus apa yang harus diterbitkan pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2018. Dan keputusan
pendanaan diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER)
(Brigham dan Houston (2001) dalam Wijaya dan Wibawa (2010:10).
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
Debt to Equity Ratio = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

Keterangan : DER = Debt to Equity Ratio (%)


3.5.3.5. Kebijakan Deviden (X4)
Kebijakan dividen adalah keputusan tentang seberapa banyak laba
saat ini yang akan dibayarkan sebagai dividen daripada ditahan untuk
diinvestasikan kembali dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2017-2018
Kebijakan dividen adalah keputusan tentang seberapa banyak laba
saat ini yang akan dibayarkan sebagai dividen daripada ditahan untuk
diinvestasikan kembali dalam perusahaan (Brigham dan Houston, 2001),
yang dikonfirmasikan melalui Dividend Payout Ratio (DPR)

𝐷𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 ( 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 )


Devidem Payout Ratio= 𝑥100%
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 ( 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 )

Keterangan : DPR = Dividend Payout Ratio (%)


DPS = Dividend Per Share (Rp)
EPS = Earning Per Share (Rp)
DPR menunjukkan perbandingan antara deviden per lembar saham
dengan laba per lembar saham.

Tabel 3.1
Indikator Operasional Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator


Struktur Struktur kepemilikan adalah INSD
kepemilikan struktur kepemilikan saham,
yaitu perbandingan jumlah
saham yang dimiliki oleh
orang dalam (insider) dengan
jumlah saham yang dimiliki
oleh investor.
Keputusan keputusan investasi berkaitan Price Earning
investasi dengan memutuskan aktiva Ratio
apa yang akan dibeli sehingga
membantu laju pertumbuhan

Tugas Metode Penelitian | 35


penjualan yang optimal pada
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2017-2018.
Keputusan Keputusan pendanaan Debt to Equity
pendanaan merupakan keputusan yang Ratio
menyangkut tentang
bagaimana membiayai
perusahaan-bauran utang dan
ekuitas apa yang harus
digunakan, dan jenis sekuritas
utang serta ekuitas khusus apa
yang harus diterbitkan pada
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2017-2018.
Kebijakan dividen Kebijakan dividen adalah Devidem Payout
keputusan tentang seberapa Ratio
banyak laba saat ini yang akan
dibayarkan sebagai dividen
daripada ditahan untuk
diinvestasikan kembali dalam
perusahaan (Brigham dan
Houston, 2001).
Nilai perusahaan Nilai perusahaan didefinisikan Price to Book
sebagai nilai pasar karena Value (PBV).
perusahaan dapat memberikan
kemakmuran pemegang saham
secara maksimum apabila
harga saham perusahaan
meningkat (Hasnawati, 2005a
dan 200b).

3.6. Metode Pengumpulan Data


3.6.1. Metode Pengumpulan Data
3.6.1.2. Dokumentasi
Sugiyono (2002:401) mengemukakan bahwa teknik pengumpulan
data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan
utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Bila dilihat dari sumber
datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan pengumpulan data
sumber primer (sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpulan data) dan sekunder (sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data misalnya melalui dokumen). Bila
dilihat dari segi cara maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket),
dokumentasi, dan gabungan keempatnya.

Tugas Metode Penelitian | 36


Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam meneliti
hipotesis yang telah diuraikan sebelumnya adalah menggunakan sumber data
sekunder atau secara tidak langsung dengan cara dokumentasi yaitu dengan
mengumpulkan data atau dokumen dari internet dengan membuka situs BEI
dan website resmi perusahaan go public yang telah dipublikasikan di Bursa
Efek Indonesia dari tahun 2017-2018.
3.6.1.2. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian dengan cara
membaca literatur-literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang
diteliti.

3.7. Teknik Analisis Data


Sesuai dengan hipotesis dan tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian, maka digunakan analisis pengaruh yang merupakan analisis
hubungan assosiatif kausal, yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen dalam memprediksi variabel dependen dalam penelitian
ini (Sugiyono, 2007:35).
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi
berganda, dengan mempertimbangkan pula uji asumsi klasik untuk
memenuhi kaidah-kaidah dalam model regresi yang telah dibangun dalam
penelitian ini.

3.7.1. Uji Asumsi Klasik


Penelitian yang menggunakan alat analisis regresi linear sederhana
harus mengenali asumsi-asumsi yang mendasarinya. Apabila asumsi-asumsi
dimaksud tidak terpenuhi, maka hasil analisis mungkin berbeda dari
kenyataan (bias).
Asumsi-asumsi tentang regresi linear berganda adalah sebagai
berikut:
Menurut Atmaja (2009:184), asumsi-asumsi tentang regresi linear berganda
adalah sebagai berikut:
a. Variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen)
memiliki hubungan yang linear (garis lurus).
b. Variabel dependen harus kontinyu dan setidaknya berupa skala
interval. Variasi dari perbedaan antara aktual dan nilai prediksi harus
sama untuk semua nilai prediksi harus sama untuk nilai prediksi Y.
Artinya, nilai (Y-Y’) harus sama untuk nilai Y’. Jika hal ini terjadi,
perbedaan menurut ‘homoscedasticity’. Selain itu, nilai residual atau
(Y-Y’) harus terdistribusi secara normal dengan rata-rata nol.
c. Nilai observasi yang berututan dari variabel dependen harus tidak
berhubungan (tidak berkorelasi). Pelanggaran terhadap
asumsidisebut “autocorelation” atau “autokorelasi”. Autokorelasi
sering terjadi jika data yang dikumpulkan pada suatu periode waktu
(time series data).

Tugas Metode Penelitian | 37


d. Variabel independen tidak boleh berkorelasi dengan variabel
independen lain dalam model. Jika variabel-variabel independen
berkorelasi tinggi (positif maupun negatif), disebut
“multicollinearity”.
3.7.1.1. Uji Normalitas
Menurut Kuncoro (2007:94) mengemukakan bahwa “penggunaan
model analisis pengaruh terikat dengan asumsi bahwa data harus
berdistribusi normal agar diperoleh hasil yang tidal bias”. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui apakah data berada dalam distribusi normal
sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik. Normalitas dari distribusi
dapat diuji dengan beberapa cara sebagai berikut:
a. Menggunakan pengukuran bentuk distribusi normal mempunyai
bentuk simetris dengan nilai mean, median, dan mode yang
mengumpul di satu titik tengah.
b. Pengujian normalitas dengan menggunakan rumus skewness. Untuk
ini digunakan uji Z yang membutuhkan suatu nilai statistik yaitu nilai
skewness sebagai ukuran kemencengan sebaran. Jika skewness
bernilai positif berarti sebaran data menceng ke kiri dan sebaliknya,
jika bernilai negatif maka sebaran data menceng ke kanan.

𝑆𝑘𝑒𝑤𝑛𝑒𝑠𝑠
Z=
√6/N

Kemudian nilai Z dihitung, dibandingkan dengan nilai Z tabel tanpa


memperhatikan tandanya. Jika nilai Z hitung lebih kecil dari nilai Z
tabel, maka asumsi normalitas terpenuhi atau data berada dalam
distribusi normal.
c. Pengujian normalitas juga dapat dihitung dengan menggunakan
metode Kolmogorov Smirnov.
d. Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan cara lain yitu dengan
melihat normal probability plot pada out put SPSS, jika nilai-nilai
sebaran data terletak disekitar garis lurus diagonal maka persyaratan
normalitas terpenuhi.
Dalam penelitian ini pengujian normalitas data dilakukan dengan
menggunakan output SPSS berupa normal probability plot
regression standardized residual, dimana jika nilai sebaran data
terletak disekitar garis lurus maka data memenuhi syarat sebagai data
yang berdistribusi normal.
3.7.1.2. Pengujian Multikolinieritas
Husein Umar (2008.177) mengemukkan bahwa "uji multikolinieritas
untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel independen. Jika teriadi korelasi, terdapat masalah
multikolinieritas yang harus diatasi".
Selanjutya Husein Umar (2008.140-141) mengemukakan ada
beberapa cara untuk memeriksa multikolinieritas, yaitu:
a. Korelasi yang linggi memberikan petunjuk adanya kolinieritas, tetapi

Tugas Metode Penelitian | 38


tidak sebaliknya yakni adanya kolinieritas mengakibatkan korelasi
yang tinggi.
Kolinieritas dapat saja ada walau korelasi dalam keadaan rendah.
b. Dianjurkan untuk melihat koefisien korelasi parsial.
Jika R2 sangat tinggi tetapi masing-masing r2 parsialnya rendah
memberikan petunjuk bahwa variabel-variabel bebas mempunyai
korelasi yang tinggi dan paling sedikit satu di antaranya berlebihan.
Tetapi dapat saja R2 tinggi dan masing-masing r2 'juga tinggi
sehingga tak ada jaminan terjadinya multikolinieritas.
Menurut Ghozali (2001:92), menyatakan bahwa "multikolinieritas
dideteksi dengan menggunakan nilai tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih
yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya". Jadi nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF=1/tolerance)
dan menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai cuiolf yang umum
dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF dibawah 10.
Sedangkan menurut Santoes (2012:92), untuk mengetahui data
tersebut memenuhi syarat atau tidak multikolinieritas adalah dengan melihat
output SPSS pada table coefficient jika nilai VIF (variance inflation factor)
dibawah angka 10 (VIF<10) atau nilai tolerance lebih besar dari 0,10 berarti
tidak menjadi multikolinieritas.
3.7.1.3. Uji Autokorelasi
Gujarati (1993) "Autokorelasi adalah korelasi antara anggota-
anggota serangkaian observasi yang diuraikan menurut waktu dan ruang."
Konsekuensi adanya autokorelasi diantaranya adalah selang keyakinan
menjadi Iebar serta variasi dan standar error ditaksir herlalu rendah. Dalam
Kartika (2012:54)
Pengujian ada atau tidaknya autokorelasi dalam persamaan regresi
ini dengan melihat keadaan nilai Durbin Watson (DW) dai hasil
perhitungan. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu model
dilakukan melalui pengujian terhadap nilai DW. Dimana dalam pengujian
ini diasumsikan dengan penurunan data oleh turunan pertama dari model
autoregresi seperti persamaan berikut:

YT = b0 + BtXt + €t

Dimana t adalah indeks waktu dan error yang didapatkan dari persamaan:
€t = p €t-1 + at

Statistik pengujian autokorelasi menggunakan metode Durbin-Watson


didapatkan melalui persamaan berikut:

D = ∑ (et-et-1)2
∑ et 2
Tingkat pengujian autokorelasi adalah seperti varian berikut:

Tugas Metode Penelitian | 39


Tabel 3.2
Tingkat Pengujian Autokorelasi

Kesimpulan Daerah Pengujian

Terdapat autokorelasi positif d < dL


Ragu-ragu d L < d < dU
Tidak terdapat autokorelasi dU < d < 4 - dU
Terdapat autokorelasi negatif 4 - dL < d
Sumber Data : Yohanes Nton Nugroho (2011:103)
3.7.1.4. Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah tidak terdapat heteroskedastisitas
(Santoso, 2004:208). "Lawan dari heteroskedastisitas adalah
homokedastisitas, yaitu jika varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap. Pada asumsi ini mengharuskan bahwa nilai sisa
yang merupakan variabel pengganggu pada masing-masing variabel selalu
konstan atau tidak berubah".
a. Jika terdapat pola tertentu, seperti titik titik (point) yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar,
kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika ada pola yang jelas serta tiik yang menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.7.2 Analisis Regresi Linier Berganda


Analisis regresi berganda adalah suatu metode analisa yang
digunakan untuk menentukan ketepatan prediksi dari pengaruh yang terjadi
antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) (Mudrajad
Kuncoro, 2007:77). "Analisis regresi linear berganda digunakan oleh
peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik
turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen
sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi
analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya
minimal dua (Sugiyono, 2012:277).
Formula untuk regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e


Dimana:
Y = Nilai Perusahaan (PBV)
a = Konstanta
b = Koefisien regresi variabel independen
X1 = Variabel struktur kepemilikan

Tugas Metode Penelitian | 40


X2 = Variabel keputusan investasi
X3 = Variabel keputusan pendanaan
X4 = Variabel kebijakan deviden
e = error
Dengan analisis regresi linier berganda ini dapat diketahui variabel
mana diantara variabel independen yang berpengaruh dominan terhadap
variabel dependen. Untuk mengetahui variabel independen yang dominan
pengaruhnya terhadap variabel dependen, ditunjukkan dengan koefisien
regresi β yang sudah di standardisasi yaitu nilai beta.

3.7.3. Pengujian Hipotesis


3.7.3.1.Uji t
Menurut Mudrajat Kuncoro (2007:81), uji t digunakan untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu struktur kepemilikan, keputusan
investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan deviden terhadap variabel
terikat yaitu nilai perusahaan secara parsial yang diuji dengan cara
signifikan. Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis
1. Hipotesis Pertama
H1 : Stuktur kepemilikan berpengaruh segnifikan terhadap
nilai perusahaan manufaktur di BEI tahun 2017-2018.
2. Hipotesis Kedua
H2 : Keputusan investasi berpengaruh segnifikan terhadap
nilai perusahaan manufaktur di BEI tahun 2017-2018.
3. Hipotesis Ketiga
H3 : Keputusan pendanaan berpengaruh segnifikan terhadap
nilai perusahaan manufaktur di BEI tahun 2017-2018.
4. Hipotesis Keempat
H4 : Kebijakan deviden berpengaruh segnifikan terhadap nilai
perusahaan manufaktur di BEI tahun 2017-2018.

b. Menentukan level of signifikan dengan α = 5% atau 0,05


c. Menentukan kriteria pengujian:
Jika ttabel > t hitung > ttabel, maka H diterima.
Jika ttabel ≤ t hitung ≤ ttabel, maka H ditolak.
d. Menentukan nilai t hitung dengan rumus:

𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝛽
thitung = 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟

e. Membuat kesimpulan dengan membandingkan hasil thitung dengan


ttabel
3.7.3.3. Uji F
Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Fenandar,
2012:38). Uji F dapat dilakukan dengan melihat tingkat signifikiasi F pada

Tugas Metode Penelitian | 41


output hasil regresi dengan level signifikan 5 %. Jika nilai signifikansi lebih
besar dari 5 % maka hipotesis ditolak . ( koefisien regresi tidak signifikan ) ,
artinya secara simultan variabel-variabel bebas tidak mempunyai pengah
signifikan terhadap variabel terikat. Jika nilai signifikan lebih kecil dari 5%
maka hipotesis diterima. Hal ini berarti bahwa secara simultan variabel-
variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat. Nilai Fhitung dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

Fhitung = [ R2 : (k-1) : [(1-R2) – (n-k-1)]


Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi
K = Banyaknya variabel bebas
N = Banyaknya anggota sampel
Kriteria pengambilan keputusan dengan tarif signifikan α = 5% adalah
sebagai berikut:
Jika Fhitung > Ftabel berarti H0 ditolak dan Ha diterima.

3.7.3.4 Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi (R2) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
ketepatan yang paling baik dalam analisa regresi, hal ini ditunjukkan oleh
besarnya koefisien determinan (R2) antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu).
Menurut Singgih Santoso (2012:355) menyatakan "untuk melihat
koefisien determinasi pada regresi linier berganda adalah dengan
menggunakan milai R Square. Dari koefisien determinasi (R2) ini dapat
diperoleh suatu nilai untuk mengukur besarnya sumbangan dari beberapa
variabel X terbadap variasi naik turunnya variabel Y yang biasanya
dinyatakan dalam prosentase.

Tugas Metode Penelitian | 42


DAFTAR PUSTAKA

Aprilini, Nurfitria. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Keputusan


Keuangan dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014
Atmaja, Lukas Setia. 2008. Teori & Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta:
Andi Offset
Bahagia, Malla, “Analisis Struktur Kepemilikan, Kebijakan Dividen dan
Kwbijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pendekatan
Structural Equation Modeling (SEM)”, Jakarta: UIN Syarifhidayatullah,
2008.
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting Edisi Kedelapan. Yogyakarta:
BPFE

Brigham, Eugene F. dan Gapenski Louis C. 1996. “Financial Management :


Theory and Practice”.

Brigham, F.F. dan Gapensi, Louis C. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga

Brigham and Houston, 1999, “Fundamental of Financial Management”.


Thomson. US of America.

Brigham dan Houston, 2011. Intermediate Financial Management, The Dryden


Press, New York.

Chung, Kee H, Charlie Charoenwong, 1991, “Invesment Options Assets and the
Risk of Stock”, Financial Management, Autum. P. 21-23

Efni, Yulia; Hadiwidjojo, Djumilah; Salim, Ubud dan Rahayu, Mintarti, 2011.
Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan
Dividen : Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Sektor
Properti dan Real Estate di BEI). Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 10 No.
1 Maret 2012.

Fama, E.F., 1978. The effect of The Firm’s Invesment and Financing Decision on
the Welfare of it Security Holders. American Economics Review 68, June,
272-284

Fenandar, Gany Ibrahim. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan,


dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi Fakultas
Ekonomi 28 September 2012

Tugas Metode Penelitian | 43


Ferdinan, Augusty. 2014. Motode Penelitian Manajemen. BP Universitas
Diponegoro

Gaver, JJ dan Keneth M Gaver. 1993. “Additional Evidance on The Association


Between The Investment Opportunity Set and Corporate Financing,
Devidend and Compensation Policies”. Journal of Accounting and
Economics, Vol. 1, p.233-265

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis dengan Program SPSS. Semarang:


Universitas Diponegoro

Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar. Terjemahan Sumarono Zein.


Jakarta: Erlangga

Hanafi, Mamduh. 2004. Manajemen Keuangan.Yogyakarta: BPFE

Hasnawati, Sri, 2005, Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan dan Dividen


terhadap Nilai Perusahaan Publik di BEJ, Usahawan No. 9 September.

Hatta, Atika Jauhari. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan


Deviden: Investigasi Pengaruh Stakeholder. JAAI Volume 6 No. 2,
Desember 2002
Husen, Umar. 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
PT Rajagrafindo

Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.


Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Husnan, Suad. 2005. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan Keputusan


Jangka Panjang, BPFE, Yogyakarta.

Jensen, M.C. and Meckling W.H. 1996. Theory Of The Firm: Managerial
Behavior, Agency Cost, and Owner-Ship Structure. Journal of Financial
Economics, Vol. 76, pp. 305-360

Jogiyanto, Hartono, 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:


BPFE.

Kaaro, Heirmendito, 2003. Prediksi Kinerja Keuangan Berbasis IOS dan Rasio
Keuangan Tertimbang. Jurnal Bisnis dan Akuntansi.

Riyanto, Bambang. 1993. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi IV.


Yogyakarta: Yayasan Badan penerbit Gajah Mada

Tugas Metode Penelitian | 44


Kartikawati, Wening. 2007. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap
Kinerja Perusahaan. Skripsi.
(http://hana3.wordpress.com/2009/05/17/pengaruh-kepemilikan-
institusional-terhadap-kinerja-perusahaan/), diakses tanggal 15 Maret
2019

Kuncoro, Mudrajad. 2007. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:
Erlangga

Mega, Fitri Mulianti. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya terhadap Nilai perusahaan.
Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro 2010

Muslimin, “Analisis Struktur Kepemilikan, Kebijakan Dividend dan kebijakan


Utang terhadap Nilai Perusahaan”, Jurnal Ekonomi dan Manajemen,
volume 7, No. 2, Juni, 2006.

Prapaska, Johan Ruth . 2012. Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas, Keputusan


Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Deviden terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2009-2010. 12
Mei 2012

Purba, Jan Horas V. 2004. Pengaruh Proporsi Saham Publik terhadap Kinerja
Perusahaan (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta, Jurnal Ilmiah Ranggagading. Vol 4, hal 109-116

Santoso, Singgih. 2004. SPSS Statistik Multivariat. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo

Santoso, Singgih. 2012. Statistik Parametik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi Empat.
Yogyakarta: BPFE

Sekaran, Uma. 2003. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba 4

Sukrini, Dwi. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan


Deviden dan Kebijakan Hutang Analisis Terhadap Nilai Perusahaan.
Journal AAJ 1 (2) 2012

Sofyaningsih, Sri dan Pancawati Hardiningsih. Struktur Kepemilikan, Kebijakan


Dividen, Kebijakan Utang dan Nilai Perusahaan. Jurnal Dinamika
Keuangan dan Perbankan Vol. 3 No.1 Mei 2011

Tugas Metode Penelitian | 45


Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik.
Jakarta : Erlangga

Sudana, I Made, dan Wiayaningrum, M Enny. Analisis Kebijakan Investasi Modal


Kerja Hubungannya dengan Profitabilitas pada Kondisi Ekonomi
SebelumKrisis dan Masa Krisis. Majalah Ekonomi, Fak. Ekonomi Unair
dan Fak. Ekonomi Ubhara, 2003.

Sudiyatno dan Elen. 2010. Pengaruh Kebijakan Perusahaan terhadap Nilai


Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening.
Jurnal Manajemen 2010

Sugiarto. 2009. Struktur Modal, Struktur Kepemilikan Perusahaan, Permasalahan


Keagenan dan Inforrmasi Asimetri. Yogyakarta: Graha Ilmu Yogyakarta

Sugiono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta. 2007.


Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta

Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta

Sukirni. 2012. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan


Deviden dan Kebijakan Hutang Analisis terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Manajemen 2012

Susanti dkk. 2010. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Nilai


Perusahaan dengan Kualitas Laba sebagai Variabel Intervening. Jurnal
Manajemen 2010

Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal Edisi Kelima. Bandung:


CV Alfabeta

Suranta, Eddy dan Mas’ud Machfoedz. 2003. Analisis Struktur Kepemilikan, Nilai
perusahaan, Investasi dan Ukuran Dewan Direksi. Simposium Nasional
Akuntansi VI. Surabaya

Wahyudi Untung dan Hartini. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan terhadap


Nilai Perusahaan : dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel
Inverting. Simposium Nasional Akuntansi, Padang.

Wahyudi, Untung, dan Hartini P.Pawesti, “Implikasi Struktur Keuangan


Terhadap Nilai Perusahaan : Dengan Keputusan Keuangan Sebagai
Variabel Intervening”, Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. 2006.

Tugas Metode Penelitian | 46


Wijaya dan Bandi. 2010. Hubungan Antara Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal
Manajemen 2010

Tugas Metode Penelitian | 47


Ketentuan Tugas:
1. Jangan merubah format dan silahkan masukkan tugas kedalam kotak yang
disediakan.
2. Jenis huruf times new roman, ukuran 12, spasi 1.
3. Kata asing diketik miring.

Tugas Metode Penelitian | 48

Anda mungkin juga menyukai