ABSTRAK
Secara umum suatu inhibitor dalah suatu zat kimia yang dapat menghambat atau
memperlambat suatu reaksi kimia. Sedangkan inhibitor korosi adalah suatu zat
kimia yang bila ditambahkan kedalam suatu lingkungan, dapat menurunkan laju
penyerangan korosi lingkungan itu terhadap suatu logam. Mekanisma
penghambatannya terkadang lebih dari satu jenis.
Dewasa ini terdapat 6 jenis inhibitor, yaitu inhibitor yang memberikan pasivasi
anodik, pasivasi katodik, inhibitor ohmik, inhibitor organik, inhibitor
pengendapan, dan inhibitor fasa uap.
Pembahasan mengenai kimia dari inhibitor korosi dapat menyangkut sifat dari
inhibitor, interaksi inhibitor dengan berbagai lingkungan yang agresif serta
pengaruhnya terhadap proses korosi.
BAB - I
PENDAHULUAN
Dua jenis mekanisma utama dari korosi adalah berdasarkan reaksi kimia secara
langsung, dan reaksi elektrokimia. Korosoi dapat terjadi didalam medium kering
dan juga medium basah. Sebagai contoh korosi yang berlangsung didalam
medium kering adalah penyerangan logam besi oleh gas oksigen (O2) atau oleh
gas belerang dioksida (S02).
Didalam medium basah, korosi dapat terjadi secara seragam maupun secara
terlokalisasi. Contoh korosi seragam didalam medium basah adalah apabila besi
terendam didalam larutan asam klorida (HCl). Korosi didalam medium basah
yang terjadi secara terlokalisasi ada yang memberikan rupa makroskopis,
misalnya peristiwa korosi galvani sistim besi - seng, korosi erosi, korosi retakan,
korosi lubang, korosi pengelupasan, serta korosi pelumeran, sedangkan rupa
yang mikroskopis dihasilkan misalnya oleh korosi tegangan, korosi patahan, dan
korosi antar butir.
BAB - II
MEKANISE KERJA INHIBITOR KOROSI
Suatu inhibitor kimia adalah suatu zat kimia yang dapat menghambat atau
memperlambat suatu reaksi kimia. Secara khusus, inhibitor korosi merupakan
suatu zat kimia yang bila ditambahkan kedalam suatu lingkungan tertentu, dapat
menurunkan laju penyerangan lingkungan itu terhadap suatu logam.
Pada prakteknya, jumlah yang di tambahkan adalah sedikit, baik secara kontinu
maupun periodik menurut suatu selang waktu tertentu.
B A B - III
JENIS INHIBITOR DAN MEKANISME KERJANYA
Hasil penelitian dengan menggunakan teknik pendar fluor dari adsorpsi sinar x
memperlihatkan disagregasi lapisan yang mengandung Cr(IV) sebanding dengan
pertumbuhan Cr203 yang mengisi celah-celah lapisan anodik (dalam hal ini Al203)
diatas permukaan logam Al.
Cara yang sudah lazim tentang studi pembentukan lqpisan pasif pada permukaan
logam akibat reaksi antar muka logam dengan inhibitor dapat menggunakan
diagram potensial - pH dan secara kinetik dengan menggunakan kurva polarisasi.
Inhibitor jenis Cr04 = dan N02- cukup banyak digunakan untuk perlindungan
logam besi dam aluminium terhadap berbagai medium korosif. Namun dari studi
teoritis maupun eksperimentil, kedua jenis inhibitir tersebut kurang baik
digunakan dalam medium yang mengandung H2S dan Cl-.
Dengan adanya H2S, sebagian dari Cr04= bereaksi dengan H2S yang
menghasilkan belerang. Nampaknya Cr203 yang terbentuk tidak dapat terikat
kuat pada logamnya. Sedangkan pada medium Cl-, terjadi kompetisi reaksi
dengan logamnya.
Tabel 2. Konsentrasi kritis NaCl dan Na2SO4 selaku depasivator pada inhibitor
Na2CrO4 dan NaNO2 bagi logam besi
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah apabila konsentrasi inhibitor jenis ini tidak
mencukupi, malahan dapat menyebabkan peningkatan kecepatan korosi logam.
Bila lapisan pasif yang terbentuk tidak mencukupi untuk menutupi permukaan
logam, maka bagian yang tidak tertutupi akan terkorosi dengan cepat. Akibatnya
akan terbentuk permukaan anoda yang sempit dan permukaan katoda yang jauh
lebih luas, sehingga terjadilah korosi setempat dengan bentuk sumuran-sumuran.
Contoh senyawa lain dari inhibitor pasivasi anodik adalah phosfat (PO4-3),
tungstat (Wo4-2) dan molibdat (MoO4-2), yang oleh karena tidak bersifat
oksidator maka reaksinya dengan logamnya memerlukan kehadiran oksigen.
Dua reaksi uatama yang umum terjadi pada katoda diadalam medium air, yaitu
reaksi pembentukan hidrogen dari proton:
2 H+ + 2 e ---------- H2
O2 + 4 H+ + 4 e ----- 2 H2O
Karena bagi suatu sal korosi, reaksi reduksi oksidasi terbentuk oleh pasangan
reaksi reduksi dan reaksi oksidasi dengan kecepatan yang sama, maka apabila
reaksi reduksi (pada katoda) dihambat akan menghambat pula reaksi oksidasi
(pada anoda). Inilah yang menjadi pedoman pertama di dalam usaha
menghambat korosi logam dalam medium air atau medium asam.
Hal yang kedua adalah melalui penutupan permukaan katoda oleh suatu senyawa
kimia tertentu baik yang dihasilkan oleh suatu reaksi kimia atau melalui
pengaturan kondisi larutan,misalnya pH.
Secara umum terdapat 3 jenis inhibutor yang mempasifkan katoda, yaitu jenis
racun katoda, jenis inhibutor mengendap pada katoda dan jenis penangkap
oksigen. Inhibutor racun katoda pada dasarnya berperan mengganggu rekasi
pada katoda. Pada kasus pembentukan gas hidrogen, reaksi diawali yang
teradsorpsi pada permukaan katota.
Inhibitor harus berperan menghambat kedua tahap reaksi diatas terutama reaksi
yang pertama, misaInya berdasarkan diagram arus –potensial (voltamogram)
reaksi pembentukan hidrogen dari asamnya, maka untuk memperkecil arus
katodik dapat dengan menurunkan tegangan lebih katodiknya. Yang patut
dipertimbangkan adalah bila inhibutor hanya menghambat reaksi kedua saja,
maka akan terjadi penumpukan atom hidrogen pads permukaan katoda. Atom-
atom tersebut dapat terpenetrasi ke dalam kisi logam – dan mengakibatkan
timbulnya kerapuhan akibat hidrogen.
Senyawa sulfida (S=) dan selenida (Se=) mungkin dapat digunakan, karena dapat
terserap pada permukaan katoda. Namun sayang sekali pada umumnya
senyawa-senyawa itu mempunyai kelarutan yang rendah di dalam air atau
suasana asam. Selain itu dapat pula mengendapkan berbagai logam, disamping
sifat racunnya.
Senyawa arsenat, bismutat dan antimonat dapat pula digunakan, yang melalui
suatu reaksi tertentu (misal reaksi kondensasi) dapat tereduksi menghasilkan
produk yang mengendap pada katoda. Biasanya reaksi tersebut berlangsung
pada pH relatif rendah. Inhibutor jenis kedua adalah yang dapat diendapkan pada
katoda. Cukup banyak senyawa-senyawa yang dengan pengaturan pH larutan
dapat membentuk suatu endapan, misalnya garam-garam logam transisi akan
mengendap sebagai hidroksidanya pada pH tinggi yang lazim digunakan adalah
ZnSO4 yang terhidrolisis
pH larutan harus tetap tinggi mengingat harus menetralisir asam yang berbentuk.
Cara sederhana lainnya adalah pembentukan karbonat dari logam
alkali tanah (CaC03' Bac03' atau MgC03) melalui reaksi Ca(HC03)2 + Ca(OH)2 -
2 cac03(S) + 2 H2O atau apabila diperkirakan sudah ada senyawa sebagai alkali
tanah (CaCo3, BaCO3, atau MgCO3) melalui reaksi
Perhitungan yang teliti dapat dilakukan untuk mendapatkan kondisi yang baik
berdasarkan data Ksp' tetapan keasaman, dan tetapan kestabilan dari berbagai
spesi yang ada dalam sistem itu. Jenis inhibutor yang mempasifisi katodik lainnya
adalah didasarkan pada kerjanya yang mengikat oksigen terlarut (oxygen
scavenger) .
Hidrasin (H2H4) merupakan senyawa yang paling banyak digunakan, yang
reaksinya dengan oksigen adalah
Waktu
0 3 5 7 10
Hidrasin dengan katalis Co
(3,4-Toluen diamine) 2Cl2 7,4 4,6 2,4 0,7 0,3
Hidrasin tanpa katalis 8,7 7,4 6,8 6,4 6
Tabel 4 penggunaan katalis senyawa aryl amina selaku katalis bagi hidrasin
sebagai oxygen scavenger bagi air untuk boiler
Konsentrasi minimum dari inhibitor tergantung pada impuritis ada air, karena
adakalanya suatu impuritis membantu melindungi anoda melalui pembentukan
lapisan, dan di lain pihak ada impuritis yang dapat mempeptisasikan atau malah
melarutkan lapisan pelindungnya. Reaksi yang diperkirakan terjadi adalah
Asam silikat akan nampak sebagai larutan keloid. Pengendapan SiO2 sangat
tergantung pada pH dan konsentrasi natrium silikat di dalam larutannya.
Rumitnya fenomena kimia yang terjadi pada penggunaan inhibutor jenis silikat
atau fosfat adalah adanya kemungkinan terbentuknya senyawa polisilikat atau
polifosfat, yang dalam hal ini memerlukan kehadiran oksigen. Pada prakteknya
pun formulasi dari inhibutor jenis silikat dan fosfat adalah dengan mencampurkan
atau mevariasikan komposisi berbagai senyawa polisilikat atau polifosfat.
Perhitungan mengenai kondisi larutan (pH) dan konsentrasi inhibutor sangat
diperlukan sekali.
Dewasa ini sudah berpuluh bahkan mungkin ratusan jenis inhibitor organik yang
digunakan. Studi mengenai mekanisme pembentukan lapisan lindung atau
penghilangan konstituen agresif telah banyak dilakukan baik dengan cara-cara
yang umum maupun dengan cara-cara baru dengan peralatan modern.
BAB IV
KESIMPULAN
Inhibitor korosi adalah suatu senyawa yang berperan melindungi logam dari
korosi dengan melalui berbagai cara. Untuk itu diperlukan analisis dan
perhitungan yang matang pada praktek penggunaannya agar didapat hasil yang
efektif.
DAFTAR PUSTAKA
H.M. Uhlig, Corrosion & corrosion Control, John Wiley & Sons, Inc., N.Y., 1963.