NIM : 118211039
JURUSAN : SI AKUNTANSI (Sore)
TEORI AKUNTANSI
LABA
A. Pengertian
Makna income dalam konteks perpajakan dapat berbeda atau bahkan berbeda dengan
makna income dalam akuntansi atau pelaporan keuangan. Dalam perpajakan, income
dimaknai sebagai jumlah kotor sehingga diterjemahkan sebagai penghasilan sebagaimana
digunakan dalam Standar Akuntansi Keuangan.
Dalam buku-buku teks akuntansi (khususnya teori akuntansi, istilah income pada
umumnya dimaknai sebagai jumlah bersih) sehingga istilah laba lebih menggambarkan apa
yang dimaksud income dalam buku-buku tersebut. Laba komprehensif dimaknai sebagai
kenaikan aset bersih selain yang berasal dari transaksi pemilik.
Makna Laba
Pemaknaan laba sebagai pengukur efisiensi, konfirmasi harapan investor, dan estimator
laba ekonomik merupakan gagasan-gagasan untuk menemukan definisi ( konsep atau
makna) laba yang tepat untuk tujuan akuntansi. Dari pengertian laba tersebut, dapat
disimpulkan bahwa laba secara konseptual mempunyai karakteristik umum sebagai
berikut:
a. Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas.
b. Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu ( perioda ) sehingga harus diidentifikasi
kemakmuran awal dan kemakmuran akhir.
c. Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai
kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan.
B. Pendekatan Transaksi
Dengan pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi yang
kemudian terakumulasi sampai sakhir periode. Oleh karena itu, pengukuran dan
pengakuan laba juga akan parallel dengan kriteria pengakuan pendapatan dan biaya.
Dengan demikian, pengakuan laba atas dasar pendekatan ini sama dengan pengakuan
pendapatan atas dasar kriteria terealisasi dan sama dengan pengakuan biaya atas dasar
kriteria konsumsi manfaat.
Karena laba melekat pada pendapatan, dengan pendekatan transaksi dapat
dikatakan bahwa laba timbul dan diakui pada saat penjualan atau pertukaran terjadi. Laba
akan terhitung setelah biaya yang diperkirakan mendatangkan pendapatan juga diakui.
Beberapa keuntungan pendekatan transaksi bagi akuntansi :
Komponen pembentuk laba bersih dapat dirinci dengan berbagai basis
Laba yang berasal dari berbagai sumber/jenis transaksi dapat dipisahkan dan
dilaporkan untuk kepentingan eksternal
Perubahan asset dan kewajiban merupakan perubahan nilai yang diakui secara
objektif pada saat perubahan terjadi akibat transaksi penualan dan biaya dengan
pihak eksternal
Jumah rupiah serta jenis asset dan kewajiban secara otomatis tersedia pada akhir
periode.
Karena perubahan nilai asset pasar tidak diakui, artikulasi antarstatemen keuangan
dapat dipertahankan. Ini berarti, pendapatan dikurangi biaya akan sama denga
perubahan ekuitas pemegang saham
Pendekatan Kegiatan
Dengan pendekatan ini, laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya
kegiatan atau kejadian bukan sebagai hasil suatu transaksi pada saat tertentu. Pendekatan
ini parallel dengan konsep penghimpunan atau pembentukan pendapatan sebagai basis
pengakuan pendapatan. Dengan konsep ini, pendaapatan dapat dinyatakan telah terbentuk
bersamaan dengan telah dilakukannya kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas.
Pendekatan ini mempunyai keunggulan dalam membantu manajemen melakukan
analisis internal. Berbagai konsep laba dapat diciptakan untuk mengukur efisiensi dan
profitabilitas tiap kegiatan/bagian operasi, mengendalikan perilaku manajer divisi dengan
system pengendalian manajemen, dan menentukan kompensasi. Dalam penerapannya,
kedua pendekatan diatas tidak berdiri sendiri melainkan saling melengkapi.
Jenis Kapital
1. Kapital Finansial
Kapital Finansial adalah klaim dipandang dari jumlah rupiah atau nilai yang
melekat padanya tanpa memperthatikan wujud fisis klaim tersebut.
2. Kapital Fisis
Adalah sumber ekonomik yang dikuasai oleh entitas yang dipandang atau dimaknai
sebagai kapasitas produksi fisis yaitu kemampuan menghasilkan barang dan jasa.
Kapital fisis secara umum tidak relevan dari sudut pandang investor dan kreditor.
Dengan konsep ini, laba atau kembalian atas kapital fisis akan timbul bila kapasitas
produksi fisis pada akhir suatu peride melebihi kapasitas produksi fisis pada awal
periode.
Skala Pengukuran
1. Skala Nominal
Skala rupiah nominal adalah satuan rupiah sebagaimana telah terjadi tanpa
memperthatikan perubahan daya beli dengan berjalannya waktu akibat perubahan
kondisi ekonomik. Dengan kata lain, jumlah rupiah untuk waktu yang berbeda
dianggap homogenus atau berdaya beli sama sehingga dapat saling dijumlahkan
atau dikurangkan. Pengukuran dengan skala nominal lebih menitiberatkan pada
jumlah unit rupiah daripada jumlah unit daya beli.
2. Skala Daya Beli
Skala daya beli merupakanskala untuk mengatasi kelemahan skala nominal rupiah.
Dengan skala ini skala nominal rupiahdinyatakan kembali atau dihomogenuskan
dalam bentuk rupiah daya beli atas dasar indeks harga tertentu. Perubahan skala
pengukuran dari nominal rupiah ke daya beli secara substantive tidak berpengaruh
terhadap laba sebagai perubahan nilai ekonomik kapital, yang berubah adalah skala
pengukurnya sebagaimana tambahan berat seseorang dalam suatu periode tidak
akan berubah karena pengukurnya di ubah dari kilogram menjadi pon.
Pengendalian Manajemen
Laba mempunyai peran penting dalam suatu sistem pengendalian manajemen. Sistem ini
dirancang untuk mengarahkan perilaku para manajer agar mereka memaksimumkan
kepentingan dirinya atau divisinya tetapi pada saat yang sama kepentingan perusahaan
secara keseluruhan juga tercapai. Bila hal ini tercapai, terjadilah apa yang disebut
keselarasan tujuan.
C. Penyajian Laba
Masalah konseptual yang erat kaitannya dengan penyajian adalah pemisahan pelaporan
pos-pos transaksi operasi dan pos-pos transaksi dengan pemilik (transasi modal). Pos-pos
operasi dalam arti luas (termasuk nonpemilik) pada umumnya dilaporkan melalui statemen
laba rugi sedangkan pos-pos yang jelas merupakan transaksi modal dilaporkan melalui
statemen laba ditahan atau atau statemen perubahan ekuitas.