Anda di halaman 1dari 3

SAHABAT SELAMANYA

PENGARANG:ASTIARA
KELAS:XI MIA 3

Pada suatu pagi aku sangat bahagia dan senang saat menuju ke sekolah karena aku
ingin bertemu dengan sahabatku.

“Tap…Tap…Tap” Hari ini aku melangkahkan kakiku ke sekolah ini. Aku berjalan
menuju kelasku.
“Hai, pagi Tiara!!” sapa Fika kepadaku.
“Pagi juga ... ” akupun segera menaruh tasku dikursi kelas. Baru beberapa anak saja
yang datang, kelas masih cukup sepi.
Fika pun mengajakku ke taman sekolah, oh ya, Fika adalah sahabatku. Aku dan Fika
sudah bersahabat 11 tahun. Fika adalah sahabatku yang paling kusayangi, Fika yang
selama ini sudah membantuku, dan menemaniku dalam keadaan suka maupun duka.
Fika juga sangat baik kepadaku dan juga Fika mempunyai sifat yang baik, pemalu,
penyayang, dan juga sangat pemarah. Aku dan Fika tidak satu kelas, Aku di kelas XI
MIA 3 sedangkan Fika di kelas XI MIA 4. dan juga kelasku berdekatan dengan kelasnya
(bersampingan)
“Tiara ... ayo cepat” kata Fika sambil menarik tanganku.

Cuaca pagi ini cukup cerah. Jadi aku dan Fika pergi ke taman

“Oh ya Tiara. Kata teman sekelasmu kamu mau ulangan matematika, kamu sudah
belajar belum?” kata Fika kepadaku
“Aku belum belajar” aku tersenyum kikuk kepadanya

“Kapan kamu bisa menghilangkan rasa malasmu Tiara. Kamu selalu mengulang
pelajaran matematika karena kamu malas” Fika berkata kepadaku.
Aku pun berkata padanya ”Bukannya aku malas, aku hanya tidak mengerti beberapa
materi yang ada dibuku matematika”
“Begini saja, aku akan mengajarimu materi matematika yang tidak kau mengerti,
bagaimana?” Tawar Fika sambil tersenyum kepadaku.
“Benarkah, kamu mau mengajariku tentang pelajaran matematika?” Tanyaku dan Fika
pun mengangguk-anggukkan kepalanya.
“Iya, apa sih yang tidak untuk sahabatku ini.”

Aku pun senang mendengar bahwa sahabatku mau membantuku mengajari materi
matematika yang tidak ku mengerti

“Terimakasih, kamu adalah sahabat terbaikku. Baiklah, tunggu aku dikelasmu yah,
aku akan pergi dikelasku untuk mengambil buku catatan dan buku cetak matematika”.
Akupun segera kekelasku untuk mengambil bukuku, akupun sampai dikelasnya dan
aku langsung masuk duduk disampingnya, Fikapun mengajariku yang aku tidak
mengerti.Hingga tak terasa bunyi bel masuk terdengar ditelinga murid dan akupun
juga.

Semua murid-murid masuk ke kelas masing-masing begitu juga dengan aku. Sebelum
aku keluar dari kelas Fika aku mengucapkan terimakasih kepadanya.
“Selamat pagi anak-anak” sapa pak sabar kepada murid-murid
“Pagi pak” Murid-murid pun serentak menjawab
“Hari ini, pelajaran pertama kita awali dengan ulangan matematika.” Sambil pak Sabar
membagikan soal ulangan. Murid-murid tampak tenang mengerjakan soal ulangan,
mereka diberi waktu satu jam oleh pak Sabar. Satu jam kemudian beberapa murid
sudah mengumpulkan ulangan akhirnya waktu pun habis. Tandanya waktu istirahat,
aku bergegas ke kantin bersama teman-teman untuk makan.
Saat aku makan ada yang memanggilku “Tiara.” Panggil Fika
“Ya ada apa?” Akupun menjawab dengan singkat sambil memakan makananku.”
“Tiara kan kita sudah bersahabat sejak lama,tetapi sepertinya kita harus berpisah” raut
wajah Fika beubah menjadi sedih.
“Uhuk uhuk” Aku yang sedang memakan makananku jadi tersedak mendengar
ucapannya.”
“Apa katamu?kita akan berpisah?memang kenapa?!” Akupun tampak panik.
“Besok aku akan pindah keluar kota Tiara…” Fika menjawab dengan terpaksa.

Aku pun cepat-cepat meninggalkan Fika dan menuju ke taman sekolah. Aku tidak
percaya akan ditinggal pergi sahabatku,akupun menangis d itaman sekolah. Fika pun
cepat-cepat menghampiriku
“Tiara maaf, aku baru ngomong hari ini, soalnya aku juga baru tau tadi pagi.” Fika pun
ikut sedih melihatku yang menangis
“Iya tapi kenapa?” Akupun tampak kesal dan sedih. Akupun menghapus air mataku
dan pergi menuju kelas, karena bel sudah berbunyi.
“Anak-anak hari ini kita pulang cepat, karena guru-guru dan staf sekolah sedang ada
rapat.” Anak-anak yang mendengarnya pun tampak girang, akhirnya murid-murid pun
berhamburan untuk pulang, tetapi tidak dengan aku. Aku masih dikelas karena masih
sedih dan kecewa pada Fika.

“Tiara, aku minta maaf” Fika datang ke kelasku dengan wajah yang sedih dan
menyesal.
“Sudahlah nggak apa-apa, kita kan masih bisa berkomunikasi lewat sms,video call atau
surat.” Akupun merelakan Fika pergi

Paginya, aku mengantarkan Fika bersama keluarganya


“Fika jangan lupa ya mengirim pesan atau surat kepadaku.”
Fika pun tersenyum kepadaku. Lalu ia berkata “Iya,aku janji akan mengirim pesan
atau surat untukmu, karena kamu adalah sahabatku, selamanya.”

Pada pukul 10.30 mobil datang untuk menjemput Fika dan keluarganya,aku dan Fika
pun saling berpelukan untuk terakhir kalinya sebagai tanda perpisahan.

Akupun melambaikan tanganku kepadanya sambil menahan tangisanku. Walaupun


Fika telah pindah, dia tetaplah sahabatku,selamanya.

Anda mungkin juga menyukai