Anda di halaman 1dari 20

TUGAS UTS

MANAJEMEN PROYEK

KELAS A

LAPORAN

“Proyek yang Berhasil dan Proyek yang Mengalami Kegagalan”

OLEH:

ZULKIFLI ABDULLAH

NIM : 551416003

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan laporan sebagai tugas UTS dari mata kuliah Manajemen Proyek
tentang “Proyek yang berhasil dan proyek yang mengalami kegagalan.
Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya laporan ini nantinya dapat menjadi
laporan yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Manajemen Proyek kami yang telah membimbing dalam membuat laporan ini. Demikian,
semoga laporan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Gorontalo, 18 Oktober 2019

Zulkifli Abdullah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI… ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................2

1.3 Tujuan ......................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Proyek Konstruksi dan Peran Manajer .............................................3

2.2 Keselamatan Kerja ..................................................................................................4

2.3 Kecelakaan Kerja ....................................................................................................4

2.4 Dasar Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja ................................................5

2.5 Dampak atau Kerugian Bila Terjadi Kecelakaan Kerja........................................5

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Proyek yang Berhasil ...............................................................................................6

3.2 Proyek yang Gagal .................................................................................................10

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ............................................................................................................15

4.2 Saran ...................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manajemen proyek merupakan suatu tata cara mengorganisir dan mengelola

sumber penghasilan yang penting untuk menyelesaikan proyek dari awal sampai

selesainya proyek tersebut. Manajemen proyek dapat diterapkan pada jenis proyek

apapun, dan dipakai secara luas untuk dalam menyelesaikan proyek yang besar dan

kompleks. Fokus utama manajemen proyek adalah pencapaian semua tujuan akhir

proyek dengan segala batasan yang ada, waktu dan dana yang tersedia.

Seiring berkembangnya teknologi informasi, manusia mulai menggunakan

komputer dalam melakukan manajemen proyek, untuk membantu otomatisasi dan

perhitungan. Peralihan manajemen proyek dengan menggunakan komputer membuat

manajemen proyek menjadi lebih cepat, efektif dan efisien. Perkembangan perangkat

lunak yang pesat juga mendorong transformasi manajemen proyek yang tradisional

menjadi sebuah perangkat lunak manajemen proyek.

Pembangunan proyek konstruksi di Indonesia saat ini cukup berkembang. Hal ini

dapat dilihat dari banyaknya proyek-proyek pembangunan seperti perumahan, pertokoan,

hotel, jembatan, dan lain sebagainya. Banyak perubahan yang terjadi dalam

pembangunan proyek-proyek tersebut dibandingkan dengan sebelumnya, perbandingan

ini dapat dilihat dari bentuk bangunan yang beragam dan struktur bangunan yang terus

diperbarui hingga terciptanya rasa nyaman dalam penggunaannya (Gesti Leonda 2008) .

Salah satu tahap pekerjaan yang dilakukan dalam membangun suatu proyek

konstruksi adalah perencanaan, perencana harus merancangkan bangunan dengan

berbagai perhitungan dan metode disetiap desainnya, setelah itu perencana dapat

melaksanakan pembangunan dengan gambar kerja yang menjadi acuan dalam

1
pembangunan, dan pengawasan yang mengawasi proses pelaksanaan agar dalam proses

pembangunan dapat sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

Menurut Ivan Christiono Suharnoko (2011) bahwa keberhasilan sebuah proyek

pasti membutuhkan tenaga dan pikiran yang tidak sedikit. Seorang manajer proyek

dituntut untuk memastikan sebuah proyek telah berjalan sesuai rencana dan tidak

melebar ke arah yang salah. Tetapi sampai saat ini ternyata masih banyak proyek gagal

atau terlambat yang mana hal tersebut akan memakan biaya yang tidak sedikit. Kesia-

siaan menjadi hasil favorit para manajer proyek yang kerap mengalami keterlambatan

proyek atau kegagalan proyek. Oleh sebab itu harus adanya kesinambungan antara

perencana, pengawas, dan pelaksana agar dalam melakukan kegiatan konstruksi

semuanya dapat bekerja dengan baik sehingga kegagalan pada proyek konstruksi dapat

terminimalisirkan

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan keberhasilan proyek konstruksi pada tahap

perencanaan hingga pelaksanaan.

2. Faktor-faktor apa saja yang sering terjadi sehingga menyebabkan kegagalan proyek

konstruksi.

1.3. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan proyek konstruksi pada

tahap perencanaan hingga pelaksanaan.

2. Mengetahui faktor-faktor yang sering terjadi sehingga menyebabkan kegagalan proyek

konstruksi

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Proyek Konstruksi dan Peran Manajer


Suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Pada rangkaian tersebut terdapat proses
mengolah sumber daya (5M man, money, machine, material, and method) proyek menjadi
sesuatu yang bersifat fisik atau bangunan. Selain itu, suatu proyek konstruksi juga memiliki
karakteristik yang tunggal dan unik. Karakteristik proyek konstruksi yang sangat kompleks
menyebabkan kebutuhan akan manajemen proyek konstruksi menjadi sangat penting.
Secara umum manajemen dapat diartikan proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan
pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan
melalui orang lain (Robbins dan Coulter, 2005). Menurut Ervianto (2005) manajemen proyek
adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari
awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat
waktu, tepat biaya, dan tepat mutu.
Manajemen proyek adalah suatu perencanaan dan pengendalian proyek yang lebih
ditekankan pada pola kepemimipinan, pembinaan kerjasama, serta mendasarkan pada faktor
usaha pencapaian tujuan proyek (Soehendradjati, 1990)
Pada system manajemen kesehatan dan keselamatan kerja, Ridley (2008)
mengungkapkan bahwa para manajer dapat mempengaruhi keselamatan kerja dengan cara :
1) Menetapkan kebijakan yang menurut kinerja keselamatan kerja yang tinggi.
2) Menyediakan sumber daya untuk mencapai tujuan kebijakan tersebut.
3) Memastikan bahwa sumber daya yang disediakan tersebut telah dimanfaatkan dengan
benar dan efektif.
4) Memberikan kebebasan dan kewenangan seperlunya kepada para manajer di tingkat
lokal untuk mencapai standar-standar kesehatan dan keselamatan kerja tingkat tinggi
dengan cara-cara mereka sendiri (memacu inisiatif dan komitmen).
5) Tetap menjaga manajer lokal untuk bertanggung jawab atas kinerja keselamatan kerja
mereka.
6) Menunjukan komitmen terhadap keselamatan kerja dengan:
 Melibatkan diri dalam masalah-masalah kesehatan dan keselamatan kerja
 Mendorong standar keselamatan kerja yang tinggi dengan pendekatan proaktif

3
 Memastikan masalah-masalah kesehatan dan keselamatan kerja telah dimasukkan
ke dalam agenda-agenda kerja
 Memberikan perhatian pada kesehatan dan keselamatan kerja yang sama bobotnya
dengan perhatian pada produksi, keuangan, penjualan, dan sebagainya
 Banyak mengetahui isu-isu kesehatan dan keselamatan kerja ketika mengunjungi
tempat kerja dan membahasnya dengan para pekerja
2.2 Keselamatan Kerja
Menurut Suma’mur (1996) keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian
dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja
dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan ini. Keselamatan kerja merupakan
tugas dari seluruh bagian perusahaan. Dari tingkat pekerja sampai tingkat manajer. Menurut
Ervianto (2005) keselamatan kerja merupakan suatu permasalahan yang banyak menyita
perhatian berbagai organisasi saat ini karena mencakup permasalahan segi perikemanusiaan,
biaya dan manfaat ekonomi, aspek hukum, pertanggungjawaban serta citra organisasi itu
sendiri.
2.3 Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan dan atau penyakit yang menimpa tenaga kerja
karena hubungan kerja di tempat kerja. (Nakertrans, 2004). Menurut Ridley (2008),
kecelakaan–bukan terjadi, tapi disebabkan oleh kelemahan di sisi majikan, pekerja, atau
keduanya. Akibat yang ditimbulkan dapat memunculkan trauma bagi keduanya: bagi pekerja,
cedera dapat berpengaruh terhadap pribadi, keluarga, dan kualitas hidupnya, sedangkan bagi
majikan, berupa kerugian produksi, waktu terbuang untuk penyelidikan dan yang terburuk
biaya untuk proses hukum.
Menurut Silalahi (1995) seperti yang dikutip oleh www.jurnalsdm.blogspot.com,
bahwa secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat diduga.
Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak membawa keselamatan kerja, atau
perbuatan yang tidak selamat. Kecelakaan kerja dapat didefinisikan sebagai setiap perbuatan
atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi
kecelakaan kerja maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang mengatakan bahwa
cara menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur penyebab kecelakaan
dan atau mengadakan pengawasan yang ketat.

4
2.4 Dasar Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang penting untuk
melindungi para pekerja, perusahaan, lingkungan kerja, dan masyarakat sekitar dari bahaya
yang ditimbulkan oleh kecelakaan kerja. Perlindungan itu merupakan Hak Asasi Manusia
yang wajib dipenuhi oleh setiap perusahaan. K3 merupakan tanggung jawab bersama setiap
aspek yang terdapat pada suatu perusahaan. Pada dasarnya setiap tenaga kerja maupun
perusahan tidak ada yang menghendaki terjadinya kecelakaan
Menurut Suma’mur (1992), adanya Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah
lainnya dalam praktek Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja adalah keperluan yang tidak
bisa ditawar-tawar lagi. Atas kekuatan Undang-Undanglah pejabat-pejabat Departemen
Tenaga Kerja Transkop atau Departemen Kesehatan dapat melakukan inspeksi dan
memaksakan segala sesuatunya yang diatur oleh Undang-undang atau Peraturan-Peraturan itu
kepada perusahaan-perusahaan. Seluruh peraturan perundangan di segala bidang harus
berdasar kepada Undang-Undang Dasar 1945. Pada UUD ‘45 pasal yang mengatur bidang
ketenagakerjaan, khususnya bidang keselamatan dan kesehatan kerja adalah pasal 27 ayat (2)
yang menyatakan bahwa : “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan”.
2.5 Dampak atau Kerugian Bila Terjadi Kecelakaan Kerja
1) Kerusakan.
2) Kekacauan organisasi.
3) Keluhan dan kesedihan.
4) Kelainan dan cacat.
5) Kematian.
Kerugian-kerugian tersebut dapat diukur dengan besarnya biaya yang dikeluarkan
bagi terjadinya kecelakaan. Biaya tersebut dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tak
langsung. Biaya langsung adalah biaya pemberian pertolongan pertama bagi kecelakaan,
pengobatan perawatan, biaya rumah sakit, biaya angkutan, upah selama tak mampu bekerja,
kompensasi cacat, dan biaya perbaikan alat-alat mesin serta biaya kerusakan atas kerusakan
bahan-bahan. Biaya tak langsung meliputi segala sesuatu yang tidak terlihat pada waktu atau
beberapa waktu setelah kecelakaan terjadi.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Proyek yang Berhasil


Gedung Sop Del Office Tower

Gambar 1.1 Tampilan bangunan dari luar

Sop Del Office Tower and Lifestyle Center yang berlokasi di kawasan Mega
Kuningan III, Jakarta Pusat, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar
Pandjaitan melakukan soft opening gedung baru miliknya, Luhut mengisahkan, gedung
bertemakan budaya Batak Toba. Kebutuhan memiliki gedung semakin mendesak lantaran
bertambah banyaknya jumlah murid di Yayasan Del yang mereka miliki.

Nama "Sopo" diambil dari Bahasa Batak yang berarti rumah atau tempat bernaung.
Tak hanya itu, nama-nama ruangan juga diambil dari Bahasa Batak, semisal Tahuluk, Sortali,
Artia, Anggara, Ringkar, Sikkora, dan Samisara. Adapun kata Del berasal dari Bahasa Ibrani
yang berarti "selangkah lebih maju". Luhut melakukan soft opening gedung ini di hadapan
para tamu undangan yang terdiri dari koleganya di pemerintahan, partai politik, dan bisnis.
Tampak hadir di antaranya Staf Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi, Menteri Koordinator
Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto
hingga Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono. Gedung yang
terdiri dari tiga tower ini mengambil tema eksterior dan interior khas budaya Batak. PT
Airmas Asri menjadi perusahaan arsitek yang mendesain gedung ini. Adapun konstruksi
gedung dikerjakan oleh perusahaan pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

6
Pembangunan Gedung ini dilakukan di atas tanah seluas 1,7 hektar. Pembangunan
dilakukan oleh PT Toba Pengembang Sejahtera yang juga merupakan anak usaha milik
Luhut. President Director PT Toba Pengembang Sejahtera, Max Tamaela mengatakan, Tower
A gedung Sopo Del akan disewakan untuk perkantoran sewa, Tower B telah sepenuhnya
terjual, sedangkan Tower C yang merupakan sky office di atas Tower B kini masih dalan
proses penawaran. Direktur Operasional PT Toba Pengembang Sejahtera Surya Wijaya
mengatakan Tower A Sopo Del terdiri dari 33 lantai dengan floor plan 1.900 meter persegi.
AdapunTower B yang menjadi perkantoran strata terdiri dari 18 lantai dengan floor plan
1.300 meter persegi. Detail desainnya banyak terinspirasi dari kebudayaan Sumatera Utara,
khususnya Batak Toba

Gambar 1.2 Bentuk gedung sop del tower

Sopo Del merupakan gedung perkantoran berkonsep bangunan multiguna.


Pembangunan gedung ini dilaksanakan oleh anak usaha bisnis Luhut, yaitu PT Toba
Pengembang Sejahtera. Ada dua tower yang dibangun, masing-masing setinggi 41 lantai dan
23 lantai. Secara konsep, gedung Sopo Del kental dengan nuansa etnik dari Sumatera Utara.
"Etniknya kerasa tapi gedungnya modern.
Pada tanggal 19 Januari 2018 lalu, Jendral Purnawirawan Luhut Binsar Panjaitan
sebagai penggagas dari Sopo Del Office Tower & Lifestyle memperkenalkan sebuah gedung
perkantoran (mixed-used building) unik pertama yang keseluruhan detail desainnya banyak
terinspirasi dari kebudayaan Sumatera Utara, khususnya Batak Toba. Acara peluncuran ini
dilakukan di gedung yang berlokasi di kawasan elit Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
Nama Sopo Del sendiri memiliki arti khusus, yaitu berasal dari kata “Sopo” yang
dalam bahasa Batak berarti tempat yang luas untuk orang berkumpul, dan kata “Del” dalam
bahasa Ibrani yang berarti selangkah lebih maju. Jika disatukan, Sopo Del memiliki arti

7
tempat yang luas untuk para change maker berkumpul bersama. Menurut Surya Wijaya
selaku Direktur Operasional PT Toba Pengembang Sejahtra selaku pengembang dan
pengelola gedung, misi mendirikan Sopo Del Office Tower & Lifestyle yang berada di area
seluas 1,7 hektar ini adalah ingin melestarikan kebudayaan Indonesia dengan menerapkan
desain yang terinspirasi dari salah satu kekayaan budaya Indonesia, yaitu budaya Sumatera
Utara, khususnya Batak Toba. Selain itu, PT Toba Pengembang Sejahtra juga ingin
menghadirkan konsep gedung perkantoran yang terintegrasi, namun tetap nyaman bagi para
tenant dengan mengkombinasikan infrastruktur berteknologi tinggi, memiliki fasilitas
pendukung yang lengkap, dan memiliki fasilitas gedung yang ramah lingkungan.
Di samping itu, Sopo Del Office Tower & Lifestyle merupakan gedung perkantoran
pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat Double Platinum Green Building dari
Green Building Council Indonesia (GBCI) untuk Tower A dan Tower B. Komitmen ini
didukung dengan usaha pengelolaan sampah gedung menjadi zero waste, salah satu di
antaranya adalah bekerjasama antara building management dan tenant untuk mengelola
sampah agar dapat didaur ulang dan terpakai kembali. Sopo Del Office Tower & Lifestyle
sudah beroperasi sejak November 2017 dan memiliki beragam fasilitas gedung yang
menawarkan konsumen perkantoran sewa pada Tower A yang terdiri 33 lantai dengan floor
plan 1.900 meter persegi, perkantoran strata pada Tower B yang terdiri dari 18 lantai dengan
floor plan sekitar 1.300 meter persegi, dan fasilitas pendukung lainnya di area Lifestyle,
seperti Bank dan pusat ATM, cafe, bar & restaurant, gym 24/7, food court, minimart,
barbershop, dan salon, serta nail art outlet. Pada lantai kedua area Lifestyle terdapat
multipurpose hall yang dapat disewa oleh penghuni yang ingin mengadakan pertemuan.
Selain dari desain arsitektur Sopo Del Office Tower & Lifestyle yang menarik,
terdapat banyak keunikan lain yang bisa ditemukan di sini. Salah satu di antaranya adalah
penamaan setiap ruang dan pintu lobi yang diambil dari Bahasa Batak. Di samping itu,
beberapa karya dari seniman Teguh Ostentrik mempercantik tampilan gedung yang dapat
dilihat oleh para tamu undangan.

 Kendala saat Proses pembangunan


Kendala saat proses pembangunan Sopo Del Office Tower & Lifestyle sejak 2011 dan
akhirnya rampung di tahun 2017. Salah satunya masalah perizinan dan konsep desain
bangunan yang berubah-ubah hingga terwujud menjadi bangunan unik pertama yang
bernuansa Sumatera Utara, bahkan sudah mengantongi sertifikat Green Building dari GBCI.

8
 Proses Pembangunan
Berikut ada beberapa gambar pada saat proses pekerjaan dari gedung Sop Del Office Tower

Gambar 1.3 Proses pembangunan

 Interior dari Gedung Sop Del Office Tower

Gambar 1.4 Bagian Interior gedung

9
3.2 Proyek yang Gagal
Menara Saidah
Menara Saidah adalah nama sebuah gedung yang berfungsi sebagai pusat perkantoran
dan terletak di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Indonesia. Sebelumnya nama gedung ini adalah
Gedung Grancindo dan didirikan lama sebelum kemudian direnovasi besar besaran menjadi
Menara Saidah. Nama yang diberikan pada gedung ini diambil dari nama pemiliknya, Saidah
Abu Bakar Ibrahim. Gedung ini diresmikan pada tahun 2001

Gambar 2.1 Bentuk menara saida


Saat diresmikan tahun 2001 yang lalu, Menara Saidah menjadi salah satu pusat
perkantoran yang paling populer di ibukota. Terhitung ada puluhan perusahaan yang sempat
menjadi tenant bangunan yang sedari dulu terlihat megah ini. Hal ini dikarenakan letaknya
yang strategis dan memiliki bentuk yang sangat megah. Hanya saja, semua berubah semenjak
tahun 2007. Satu per satu penghuni bangunan megah ini keluar. Hingga pada 2009 silam,
bangunan ini resmi ditutup karena tak ada penghuninya.

Penyewanya termasuk Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur


Indonesia (sekarang berubah nama menjadi Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal)
yang pernah berkantor di lantai 18. Gedung ini juga sempat berfungsi sebagai tempat acara
buka bersama artis Inneke Koesherawati yang menikah dengan salah satu keluarga Saidah,
Fahmi Darmawansyah.

10
Gambar 2.2 Bagian belakang gedung
 Bangunan dan Arsitektur
Kekhasan gedung ini adalah desainnya dengan patung-patung bernuansa Romawi
diimpor dari Italia. Desain interiornya menggunakan "sentuhan Las Vegas" dengan langit-
langit bagian lobi yang nuansanya bisa diganti. Gedung ini memiliki 28 lantai, dibangun
pada tahun 1995 hingga 1998 oleh PT. Hutama Karya dan merupakan gedung tinggi
pertama yang dibangun oleh kontraktor tersebut. Renovasi besar-besaran ini dilakukan
termasuk menambah ketinggian gedung awal yang 15 lantai menjadi 28 lantai.

Gambar 2.3 Bagian dalam gedung

 Kontroversi Bangunan
Pada tahun 2007 gedung ini resmi ditutup untuk umum karena pondasi gedung
tidak tegak berdiri dan miring beberapa derajat serta dianggap membahayakan
keselamatan penghuni gedung. Konstruksinya dianggap bermasalah sejak awal, namun
dari pihak pemilik maupun Suku Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B)
tidak ada yang bersedia memberikan penjelasan. Karena lokasinya yang strategis banyak
penawaran masuk, termasuk dari Universitas Satyagama pada tahun 2011.
Menara Saidah pada tahun 2012 oleh pemilik kemudian diserahkan dalam
pengawasan Polsek Cawang, Jakarta Timur di mana setiap pagi polisi dari Cawang
datang, dan menandatangan daftar. Masalah keamanan, termasuk kebakaran sepenuhnya
tanggung jawab polisi. Pada tahun 2012 gedung dalam keadaan tidak terawat karena jalan
akses masuk dan keluar gedung sudah banyak yang pecah, dalam keadaan gelap, dan
hanya taman depannya yang masih dibersihkan menyewa jasa petugas kebersihan jalan

11
raya. Ketidak jelasan status gedung ini mengakibatkan masyarakat yang tinggal disekitar
khawatir dan takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Lurah setempat, Shalih
Nopiansyar, mengatakan permintaan bertemu dengan pemilik terkait kelangsungan
bangunan tidak berhasil, begitu pula pihak yang tertarik membeli gedung yang selalu
terhenti di tengah jalan dan tak ada kabar lagi. Pemda setempatpun belum menerima
laporan mengenai rencana terkait bangunan Menara Saidah. Dua pengamat pengamat
perkotaan, Yayat Supriyatna dan Nirwono Joga menyatakan bahwa Pemerintah (Dinas
P2B) dan pemilik harus bertanggung jawab terhadap pembiaran gedung.
Nirwono menyatakan miringnya Menara Saidah dapat dikategorikan sebagai gagal
bangunan di mana terjadinya kemiringan atau masalah sedikit sudah dikategorikan gagal
bangunan karena ada keteledoran.
Menurut Yayat Dinas P2B yang tidak segera bertindak pada Pemilik yang
terkesan membiarkan. Padahal tidak boleh melakukan pembiaran hanya karena alasan
rugi. Sementara Nirwono berpendapat bahwa Dinas P2B seharusnya memerintahkan
pemilik gedung untuk segera membongkar dan merenovasi agar gedung aman untuk
digunakan. Pemerintah tidak pernah tegas terhadap perencana, pengawas, dan pelaksana
gedung yang bermasalah. Selama ini kecelakaan karena faktor struktur gedung tidak
pernah diproses hukum sampai ke pengadilan karenanya pemilik gedung juga tidak
terlalu mengindahkan syarat-syarat pendirian gedung sesuai dengan aturan. Walaupun
dilakukan audit bangunan, apabila ada korban pun kasus selesai setelah memberikan uang
kerohiman, dan tidak diproses hukum. Sementara Yayat menyatakan kasus Menara
Saidah sebagai pelajaran dalam proyek pembangunan gedung lainnya dalam melakukan
pengawasan yang baik, termasuk juga konstruksinya. Pihak pengelola Gedung Menara
Saidah, Dami Okta (Manajer Umum) PT Gamlindo Nusa, membantah pemberitaan
Tempo pada tahun 2013 bahwa gedung itu miring. Menurut mereka, gedung itu sengaja
dikosongkan sampai masa sewa penyewa habis dan skema penyewaan pada calon
penyewa berikutnya adalah satu gedung secara keseluruhan.

 Manajemen yang buruk


Pada tahun 2013 Kepala Suku Dinas P2B Putu Indiana membantah adanya
kegagalan konstruksi dan menyatakan terbengkalainya Menara Saidah dikarenakan
masalah internal manajemen yang tidak dikelola dengan baik dan kisruh kepemilikan.
Pengecekan kemiringan bangunan menurut Putu dilakukan menggunakan alat ukur
bernama teodolit, dan dikonfirmasi tidak miring oleh Kepala Suku Dinas P2B Jakarta

12
Selatan. Pada tahun 2012 Situs Merdeka.com mencatat bahwa Menara Saidah dikelola
oleh beberapa perusahaan berbeda namun masih di dalam Merial Group; Diantaranya PT
Merial Esa dan PT Merial Medika, banyaknya pihak yang ikut mengelola gedung,
termasuk Kakak-adiknya, juga ikut mengelola, membuat harga sewa menjadi tinggi.

Gambar 2.4 Bagian depan gedung


 Alasan banyak perusahaan yang keluar dari gedung saida
Salah satu alasan kenapa banyak perusahaan yang memutuskan untuk keluar
adalah karena kondisi fisik bangunannya yang miring. Kemiringan tersebut dinilai
berbahaya. “Bisa saja sewaktu-waktu bangunan ini rubuh. Namun, alasan itu dibantah
oleh kontraktor dan pengelolanya. Mereka bilang, bangunan ini nggak miring sama sekali
saat direnovasi tahun 2000-an silam.
Kata orang, perkara utamanya disebut-sebut adalah makhluk tak kasat mata di
seluruh bangunannya ada penunggu yang sering menggangu. Setelah bertanya lebih jauh,
ternyata yang menjadi alasan utama kepergian para tenant adalah gangguan dari makhluk
halus. Ada cerita dari mantan penjaga Menara Saidah ini. Basement bangunan tersebut
memang angker. Ia sering mendengar suara usil memanggil. Namun setelah dicek, tak
ada siapa-siapa di sana. Dalam gelapnya basement tersebut, terasa ada yang menepuk
pundaknya. Begitu ia menoleh, nyatanya tak ada siapa-siap.
Demikian juga dengan kisah dari dalam lift bangunan ini. Banyak yang berasumsi
bahwa lambatnya lift tersebut karena ia dihuni oleh banyak makhluk tak kasat mata.
Sesekali ada yang menemui sosok dalam lift yang mengaku sebagai penumpang lift.
Namun begitu pintu dibuka, nyatanya tak ada penumpang lain dalam lift tersebut.

Gambar 2.5 Bagian Lift menara Saida

13
Nah, yang paling tenar jelas hantu wanita berbaju merah yang gentayangan di
lantai 3 bangunan megah ini. Konon katanya, saat kamu menginjakkan kaki di lantai 3,
ada aura menyeramkan yang bakal kamu rasakan. Puncaknya, saat malam tiba, kamu
akan melihat sesosok hantu wanita berbaju merah di sana. Setelah hantu berbaju merah
tersebut nampak, kamu bakal melihat keramaian dalam gedung yang sudah ditutup sedari
2009 silam ini.
Usut punya usut, bangunan tersebut disebut berdiri di atas lahan kuburan.
Masyarakat sekitar bilang banyak jenazah yang nggak dipindahkan, padahal bangunan ini
terhitung baru. Bukan peninggalan zaman Belanda atau Jepang. Menurut keterangan
banyak saksi mata, tanah tempat bangunan ini berdiri dulunya adalah kuburan warga
namun meski bekas kuburan, pihak kontraktor tak gentar untuk menggusurnya dan
mendirikan bangunan megah di atasnya. Mereka malah mendirikan bangunan setinggi 28
lantai di atas tanah berhantu tersebut. Yang paling parah, menurut penuturan warga, ada
beberapa jenazah yang ternyata tak dipindah. Mungkin itu yang membuat penunggu
kuburan itu nggak mau pergi.
Semasa pembangunan pun ternyata sudah banyak korban berjatuhan. Sejak
pembuatan pondasi bangunan, beberapa pekerja dikabarkan jatuh sakit dan beberapa
malah meninggal tanpa sebab. Sempat direncanakan sejak tahun 2011 silam ada wacana
untuk menghancurkan bangunan kosong ini. Namun sampai sekarang belum ada
kejelasan. Menara Saidah tetap dibiarkan berdiri dengan gagah tanpa ada tanda kehidupan
di dalamnya.
 Alasan Menara Saidah Tak Dihancurkan
Menara Saidah mulai dibangun sejak tahun 1995 sampai 1998. Setelah itu,
Menara Saidah dihuni oleh perusahaan-perusahaan ternama. Namun Menara Saidah mulai
ditinggalkan perusahaan-perusahaan sejak tahun 2007, sehingga sampai sekarang tidak
berpenghuni. Karena tak berpenghuni itulah mulai muncul kisah-kisah mistis
menyelimuti Menara Saidah.
Salah seorang warga sekitar Menara Saidah yang kerap disapa Amed
menceritakan alasannya sejak dikosongkan beberapa tahun lalu memang sudah ada
rencana Menara Saidah akan dirobohkan. Sudah ada perjanjian kontrak antara warga
sama pengelola gedung soal ganti rugi terkait puing-puing menara saida yang mungkin
mengenai rumah warga jika dirobohkan. Selain itu, dampaknya pun besar ke lingkungan
sekitar jika Menara Saidah dirobohkan maka puing-puingnya bisa sampai ke rumah-
rumah warga. Belum lagi di depan Menara Saidah ada tol.
14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
 Proyek yang Berhasil
Manajemen proyek yang baik akan membawa hasil berupa pelaksanaan proyek yang
tepat waktu dan sesuai rencana. Dengan adanya Manajemen proyek, maka proyek
dapat berjalan dengan lancar tampa adanya hambatan yang berarti. Sejauh
pelaksananaan, proyek masih berjalan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Terdapat penundaan dalam penyelesaian aktivitas yang bukan berada pada jalur kritis,
sehingga jalannya proyek masih tetap sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

 Proyek yang Gagal


Penyebab dari kegagalan bangunan bukan hanya dari kesalahan pelaksanaan. Terbukti
jika pelaksanaan tidak sesuai perencanaan yang telah diperhitungkan dari awal maka
kegagalan bangunan bisa terjadi. Tanggung jawab kontraktor pada Pasal 54 A. V.
1941 yang menjelaskan ketentuan tanggung jawab penyedia jasa selama 5 tahun sejak
tanggal penyerahan sebenarnya cukup panjang dengan maksud untuk lebih
mendorong Penyedia Jasa melaksanakan pekerjaan dengan baik dan seksama (cara,
teknik, pemakaian bahan) sehingga terjamin mutu pekerjaan.
Dalam pasal ini ditekankan pula, bahwa selain menjaga kebaikan mutu pelaksanaan,
Penyedia Jasa juga harus memperhatikan kewajaran gambar/bestek dan rencana pada
waktu pelaksanaan. Pasal 26 ayat (2) Undang-Undang Nomor 18 tentang Jasa
Konstruksi yang menjelaskan jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan
karena kesalahan pelaksana konstruksi dan hal tersebut terbukti menimbulkan
kerugian bagi pihak lain, maka pelaksana konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai
dengan bidang usaha dan dikenakan ganti rugi.

15
4.2 Saran
 Proyek yang Berhasil
Suksesnya Manajemen Proyek bisa diklasifikasikan sebagai kesuksesan pelaksanaan,
kesuksesan hati, dan kesuksesan proyek secara keseluruhan yang merupakan
perpaduan antara sukses pelaksanaan dan sukses hasil. Untuk menggapai keberhasilan
suatu proyek tentunya dipengaruhi oleh beberapa banyak factor diantaranya tata
kelola organinasi, manajer proyek, tim proyek, proyek yang dilaksanakan, tahapan
manajemen proyek, pengaruh luar dan metodologi menajemen proyek. Dan yang
paling utama yaitu Manajer harus memiliki keahlian-kealihan tertentu untuk mencapai
kesuksesan.

 Proyek yang Gagal


Adapun saran yang dapat diberikan yaitu untuk pihak perencana proyek harus
mempertimbangkan dan memperhitungkan segala kemungkinan dan resiko yang bisa
terjadi, sehingga tidak mengakibatkan kerugian dan kegagalan dalam pelaksanaan dan
untuk pengawas lapangan hendaknya selalu berada di lokasi proyek untuk mengontrol
semua hasil pekerjaan sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?safe=strict&biw=1366&bih=662&sxsrf=ACYBGNQU3r0b
KSD7mvnzJC9yJoS3fRHMrw%3A1571235027488&ei

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/23459/Chapter%20II.pdf?sequence=3
&isAllowed=y
http://www.constructionplusasia.com/id/gedung-perkantoran-unik-pertama-bernuansa-
budaya- sumatera-utara/

https://www.google.com/search?q=gedung+Sop+Del+Office+Tower&safe
https://www.olx.co.id/item/sewa-kantor-sopo-del-tower-mega-kuningan-jakarta-iid
536233865/gallery

https://id.wikipedia.org/wiki/Menara_Saidah
https://www.google.com/search?q=menara+saida&safe=strict&biw=1366&bih=613&sxsrf=
ACYBGNRJUp6SbpVnC1JE-15HdeqEou4PyA

https://www.google.com/search?q=menara+saida&safe=strict&sxsrf=ACYBGNQxT7NvN3r
7f pUmbVkJ4k1185g:1571233255785&source=lnms&sa

17

Anda mungkin juga menyukai