Anda di halaman 1dari 4

KALSIUM DAN VITAMIN D

Pentingnya vitamin D untuk kesehatan tulang dan pencegahan rickettsia


telah dikenal sejak awal 1930. Kalsium secara aktif diserap dari usus kecil dengan
adanya vitamin D. Kalsium dan fosfor membentuk kristal hidroksiapatit untuk
mineralisasi dan memperkuat tulang.Jadi, diet yang mengandung vitamin D dan
kalsium yang optimal penting untuk mineralisasi tulang.
Peran klasik vitamin D adalah meningkatkan penyerapan kalsium di usus,
tetapi didapatkan peran lainnya yang baru diselidiki selama beberapa dekade
terakhir. Reseptor vitamin D ditemukan di banyak jaringan selain tulang dan usus
kecil, seperti dalam sel T helper 1, makrofag, prostat, otak, dan jaringan lain

Metabolisme Vitamin D

Vitamin D diubah menjadi vitamin D2 (ergocalciferol) atau vitamin D3


(cholecalciferol). Ergocalciferol diproduksi dari jamur atau ragi. Cholecalciferol
diproduksi di kulit atau ditemukan secara natural pada lemak ikan seperti salmon
dan makarel. Kedua jenis vitamin D tersebbut dapat digunakan sebagai bahan
tambahan asupan nutrisi, namun hanya cholecalciferol yang dibentuk secara
endogen pada kulit.

Proses ini terjadi saat kulit terpapar radiasi UV B dengan panjang


gelombang 290 dan 315 nm, 7-dehydrocholestrol, suatu senyawa yang berada pada
kulit, diubah menjadi previtamin D3, yang diisomerisasi menjadi vitamin D3. Vitamin
D3 yang dibentuk di kulit dapat dipengaruhi oleh warna kulit, usia, produk sunscreen,
waktu, musim, dan ketinggian lokasi dimana kita berada.
Ketika vitamin D telah terbentuk pada kulit (D3) atau didapatkan dari
asupan diet, senyawa tersebut akan masuk ke sirkulasi dan berikatan dengan
vitamin D-binding protein, kemudian di transport menuju hepar untuk mengalami
hidroksilasi untuk menjadi bentuk membentuk 25 dihidroxyvitamin D, kemudian
dibawa oleh sirkulasi menuju ginjal menjadi bentuk hormonal vitamin D, kemudian
bersirkulasi berikatan dengan vitamin-D binding protein dan memasuki sel target
untuk kemudian berikatan dengan reseptor vitamin D dalam sitoplasma, kemudian
masuk ke dalam nukleus kemudian mengalami heterodimerisasi dengan asam
retinoat untuk meningkatkan transkripsi gen vitamin D-dependent yang penting untuk
metabolisme tulang, absorpsi calcium, and fungsi non klasik lainnya (seperti inhibisi
gen yang penting dalam pertumbuhan kanker)

Absorpsi Calcium Intestinal.

Fungsi utama vitamin D adalah untuk menunjang absorpsi kalsium dan


fosfor dalam usus halus untuk pembentukan matriks tulang Calcium ditransport
melewati usus halus melalui jalur paraselular atau transselular. Terdapat kanal
kalsium yang berlokasi di permukaan lumen enterosit, channel ini memfasilitasi
masuknya kalsium ke dalam enterosit. Pada dasarnya kadar vitamin D yang cukup
diperlukan dalam meningkatkan absorpsi calcium yang efektif. Tanpa adanya
vitamin D yang cukup, tubuh hanya akan menyerap 10%-15% Calcium yang
dikonsumsi, sedangkan pada kondisi kadar vitamin D yang cukup dalam tubuh,
absorpsi calcium akan meningkat 30-40%

Definisi insufisiensi vitamin D.  kadar vitamin D kurang dari 20 ng/ml hingga


kurang dari 32 ng/ml. Kadar vitamin D yang lebih tinggi dianjurkan untuk mencegah
hiperparatiroidism sekunder subklinis dan meningkatkan absorpsi Kalsium intestinal.
Dari beberapa penelitian sebelumnya menunjukan bahwa hormone paratiroid akan
meningkat saat kadar konsentrasi 25(OH) dibawah 31 ng/ml, dan penyerapan
calcium akan optimal bila kadar 25(OH)D lebih dari 32ng/ml.

Keuntungan kalsium dan vitamin D terhadap tulang. Beberapa studi RCT


menunjukan bahwa vitamin D baik disertai kalsium maupun tanpa kalsium akan
menurunkan insidensi fraktur tulang panggul sekitar 20-30%. Penelitian tersebut
pada umumnya menggunakan vitamin D sebesar 800 IU. Berbagai hasil penelitian
tersebut masih kontroversi namun sebagian besar data menganjurkan konsumsi
vitamin D sebesar 800 IU dan Kalsium 1000-1200 mg per hari untuk mencegah
fraktur tulang panggul.

Keuntungan konsumsi Kalsium dan Vitamin D diluar tulang.


 Fungsi terhadap otot
Kekurangan vitamin D yang berat dapat menyebabkan myopathy yang ditandai
kelemahan otot, penurunan berat badan, dan instabilitas gaya berjalan. Etiologi
myopati tersebut diketahui multifaktorial dan biasanya terjadi sekunder terhadap
hipoparatiroidism, hipokalsemia, hipofosfatemia, dan defisiensi kalsitriol.
Konsentrasi 25 (OH)D >16 ng/ml berhubungan dengan fungsi otot ekstremitas
bawah yang lebih baik pada pasien dengan usia di atas 60 tahun . Lebih jauh
lagi, Vitamin D dikatakan meningkatkan keseimbangan postural . Dari sebuah
metaanalisis tahun 2004 dikatakan bahwa vitamin D baik dibandingkan dengan
calcium atau placebo, mengurangi risiko jatuh secara signifikan pada lansia.
 Fungsi terhadap sistem imun
Mekanisme vitamin D memodulasi sistem imun masih belum dimengerti
sepenuhnya. Reseptor vitamin D ditemukan pada sel mononuclear perifer, T
helper1 dan T-helper 2, 25 (OH)D dapat menurunkan respons inflamasi dari T
helper 1 dan mensupresi presentasi antigen oleh sel denditrik, dimana keduanya
terlibat dalam respon autoimun. Defisiensi vitamin D juga dikatakan
meningkatkan resiko diabetes mellitus tipe 1 dan 2. Secara in vivo ditemukan
bahwa defisiensi vitamin D mengarah kepada penurunan produksi insulin dari sel
beta pancreas, dan pada akhirnya menyebabkan gangguan toleransi glukosa.
Pada suatu studi case control pda anak suplementasi vitamin D merupakan
agen protektif dalam perkembangan menjadi diabetes tipe 1
 Peran vitamin D terhadap hipertensi.
Kadar 25 (OH) D yang rendah berhubungan dengan peningkatan risiko
sindroma metabolik termasuk hipertensi. Mengembalikan kadar vitamin D
mencapai kadar normal akan menurunkan tekanan darah sistolik dan
menurunkan risiko penyakit kardiovascular. Peran tersebut masih
bertentangan
 Beberapa studi juga menunjukan bahwa pemberian vitamin D dapat
menurunkan proliferasi sel kanker sehingga vitamin D bersifat antineoplastic
dan menginduksi apoptosis, serta mereduksi invasi tumor dan angiogenesis
Dosis vitamin D yang dianjurkan
 Berbagai studi menunjukan efikasi vitamin D dalam mencegah fraktur
menggunakan dosis minimal 800 IU, dan kadar 25 (OH) D harus
dipertahankan di atas 32 ng/ml. Konsumsi vitamin D juga dapat ditingkatkan
menjadi 1000-1200 mg/hari untuk mendapatkan efikasi anti-fraktur
maksimum.
 Cholecalciferol diketahui lebih efektif dalam meningkatkan kadar 25(OH)D
dibandingkan ergocalciferol
 Calcium yang dianjurkan dikonsumsi dengan dosis 500 mg diberikan 2
sampai 3 kali per hari. Beberapa studi menunjukan bahwa Calcium Citrat
lebih baik dari Calcium Carbonate. Produk susu mengandung 200 mg s.d 300
mg calcium per sajian, dengan tingkat absorpsi yang tidak berbeda
 Pada pasien dengan rheumatoid arthritis dan SLE yang mengkonsumsi
glukokortikoid sehingga dapat meningkatkan risiko fraktur, vitamin D dan
calcium memegang peranan penting dalam pencegahan fraktur, dimana 67%
pasien dengan SLE memiliki defisiensi vitamin D. Intake vitamin D yang lebih
tinggi mungkin berhubungan dengan penurunan insidensi arthritis rheumatoid.
Pasien dengan SLE, arthritis rheumatoid, dan malabsorbsi sebaiknya
dilakukan screening terhadap kadar vitamin D, apabila didapatkan insufisiensi
vitamin D (<32ng/ml) literature ini menganjurkan pemberian ergocalciferol
50.000IU 1x/bulan atau 1000 IU cholecalciferol per hari untuk
mempertahankan kadar optimal 25(OH)D. Selanjutnya kadar vitamin D
dianjurkan untuk diperiksa setiap tahun. Terhdap pasien SLE tanpa
fotosensitivitas maupun risiko kanker kulit, suplementasi Calcium 1000-1200
mg per hari dapat diberikan dalam dosis terbagi 2-3 kali/hari

Kesimpulan
Vitamin D dan kalsium memainkan peranan penting dalam mineralisasi tulang. Dan
keuntungan lain mengkonsumsi vitamin D antara lain dapat mencegah autoimun,
menurunkan risiko kanker, menurunkan risiko jatuh, meningkatkan imunitas,
mencegah hipertensi, dan diabetes. Memberikan terapi pencegahan insufisiensi
vitamin D terutama pada pasien dengan arthritis rheumatoid , serta melakukan
screening terhadap kadar vitamin D dapat menurunkan risiko fraktur. Sedangkan
efek vitamin D terhadap fungsi ekstraskeletal masih memerlukan penelitian lebih
lanjut.

Anda mungkin juga menyukai