Kerangka Konseptual
Dosen Pengampu : Lalu Takdir Junaidi SE., MSA., Ak
Oleh:
Anggota Kelompok:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai .
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, dan untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, maka dari itu sekiranya
makalah ini masih banyak kekurangan baik dalan segi penyajian, penataan, hingga isinya, Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Segenap Penyusun
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI KEUANGAN
Level kedua:
Konsep Fundamental
Karakteristik Kualitatif Elemen Statemen Keuangan
Informasi Akuntansi
Level Ketiga
Konsep Pengakuan dan Pengukuran
Asumsi Prinsip Batasan
KONSEP FUNDAMENTAL
Level yang kedua menjelaskan tentang karakteristik kualitatif informasi akuntansi dan
definisi elemen-elemen statemen keuangan. Konsep ini menjembatani masalah mengapa
akuntansi yang menyangkut tujuan, dan bagaimana akuntansi yang menyangkut pengakuan dan
pengukuran. Berikut uraian karakterisitik kualitatif informasi akuntmsi:
1. Karaktersitik Kualitatif Informasi Akuntansi
a. Pembuat keputusan dan Kepahaman
b. Kualitas utama informasi akuntansi:
(l) Relevan
(a) Nilai prediksi (prediktifvalue)
(b) Nilai balikan (feedback value)
(c) Ketepatan waktu (timelines)
(2) Dapat Dipercaya
(a) Memiliki daya uji (verifiability)
(b) Tidak memihak (neutrality)
(c) Disajikan apa adanya (representationalfaithfulness)
c. Kualitas Kedua:
(l) Daya banding (comparability)
(2) Konsistensi (consistency)
c. Batasan
Agar memberikan informasi yang memiliki karakteristik kualitatifsehingga informasi
tersebut bermanfaat, maka perlu mempertimbangkan batasan-batasan berikut: (a) dan (b)
merupakan batasan yang sangat dominan digunakan. Ada empat batasan akuntansi, yaitü: (a)
hubungan antara kos dan manfaat, (b) materialitas, (c) praktik-praktik dalam industri, dan (d)
kensevatif.Hubungan (Kos-Benefit Relationship). Batasan ini berkaitan dengan gagasan
bahwa manfaat informasi akuntansi harus lebih besar dibandingkan dengan kos untuk
menyiapkan informasi tersebut. Kesulitan yang timbul dalam hal ini adalah baik kos,
khususnya manfaat tidak selalu merupakan kejadian atau dapat diukur.
Materialitas (materiality). Suatu item dikatakan material, apabila item tersebut dicantumkan
atau dihilangkan akan mempengaruhi atau mengubah pertimbangan seseorang secara wajar.
Sebaliknya suatu item dikatakan tidak wajar, apabila item tersebut dicantumkan atau pun
dihilangkan tidak akan memepengaruhi pertimbangan atau keputusan seseorang. Sesuatu
yang dicantumkan dalan statemen keuangan harus membuat suatu perbedaan, dan biasanya
memiliki ukuran relatif besar dan penting.
Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya suatu sistem yang digunakan oleh manajemen
untuk membangun masa depan organisasi, perlu ditentukan lebih dahulu dalam bisnis apa
organisasi akan berusaha. Jawaban atas pertanyaan tersebut merupakan misi organisasi dengan
demikian misi organisasi merupakan the chosen track untuk membawa organisasi mewujudkan
masa depannya. Diharapkan dengan dilaksanakannya struktur sistem manajemen akan tercipta
visi dan misi organisasi perusahaan kemudian mengimplementasikannya.
Permasalahan yang timbul dalam implementasi struktur sistem pengendalian manajemen yang
dapat diidentifikasikan sekarang ini adalah terletak pada kelemahan struktur dan kelemahan
proses. Sistem pengendalian manajemen tidak dapat mewujudkan tujuan sistem kemungkinan
karena strukturnya tidak pas dengan lingkungan yang dihadapi perusahaan, dapat juga terjadi
tujuan sistem pengendalian manajemen tidak tercapai karena proses sistem pengendalian
manajemennya lemah.
Dampak yang timbul dikarenakan perusahaan tidak memberlakukan struktur sistem
pengendalian manajemen antara lain organisasi perusahaan akan kesulitan menghadapi berbagai
perubahan tajam radikal, konstan, pesat, serentak sehingga roda organisasi tidak akan jalan dan
tidak dapat membuat berbagai perencanaan, tidak dapat memprediksi target organisasi ke
depannya.
Untuk menghadapinya diperlukan struktur sistem pengendalian manajemen dimulai dari
pengamatan dan pengindetifikasian memacu perubahan (change drivers) yang berdampak
terhadap karakteristik lingkungan yang akan dimasuki perusahaan.) Struktur sistem merupakan
komponen-komponen yang berkaitan erat satu dengan lainnya yang secara bersama-sama
digunakan untuk mewujudkan tujuan sistem seperti yang dikatakan Mulyadi, Johny (2001 : 8)
bahwa struktur pengendalian manajemen terdiri dari tiga komponen yaitu Struktur organisasi,
Jejaring informasi dan Sistem penghargaan. Rerangka pendesainan struktur sistem pendesainan
pengendalian manajemen mempergunakan pendekatan contigency approach dan human resource
leverage.
Permasalahan struktur sistem pengendalian manajemen penting untuk dikaji karena memberikan
harapan yaitu kemampuan bagi manajemen perusahaan untuk memetakan secara komprehensif
lingkungan bisnis yang akan dimasuki oleh organisasi perusahaan di masa depan, melakukan
perubahan dengan cepat peta perjalanan tersebut sesuai dengan tuntutan perubahan yang
diperkirakan akan terjadi dan melipatgandakan kinerja perusahaan sebagai institusi pencipta
kekayaan, sehingga perusahaan memiliki kemampuan yang luar biasa besarnya untuk senantiasa
melakukan perubahan yang diperlukan.
Akuntansi manajemen mempersiapkan sejumlah informasi untuk manajemen perusahaan mulai
dari pengumpulan data hingga laporan likuiditas dan ramalan operasional berupa berbagai jenis
pengeluaran beban. Faktor-faktor lingkungan juga mempengaruhi penggunaan informasi yang
dihasilkan secara internal. Misalnya pengaruh budaya. Budaya yang tidak nyaman dengan
ketidakpastian dan ambiguitas cenderung untuk lebih siap menerima teknologi informasi
dibandingkan mereka yang tidak nyaman. Faktor translasi juga mempengaruhi penggunaan
informasi yang dihasilkan. FAS No 52 mewajibkan penggunaan metode translasi temporal ketika
melakukan translasi akun-akun perusahaan afiliasi luar negeri yang berada dalam lingkungan
berafiliasi tinggi. Meskipun demikian, ketentuan tersebut tidak memenuhi kebutuhan informasi
perusahaan yang beroperasi di Negara-negara dengan inflasi tinggi karena cenderung
menimbulkan distorsi realitas melalui:
- menilai lebih atau menilai kurang pendapatan dan beban
- melaporkan keuntungan atau kerugian translasi yang besar yang sulit untuk diinterpretasikan
- mendistorsi perbandingan kinerja antarwaktu.
Mengapa kita perlu memperhatikan distorsi ini?
- Sistem pelaporan tradisional memiliki pengaruh yang buruk terhadap perilaku tenaga penjualan
-Sistem pelaporan trandisional tidak memberikan motivasi bagi tenaga penjualan untuk
memfakturkan dan mengirimkan lebih dahulu di bulan itu
- Sistem ini memanipulasi hasil
Agar suatu sistem pengendalian di perusahaan multinasional berfungsi dengan baik, maka
biasanya system yang digunakan banyak perusahaan multinasional untuk mengendalikan operasi
luar negerinya dalam banyak hal banyak hal sama dengan yang digunakan secara domestic.
Bagian-bagian system yang umumnya dikirim keluar meliputi control keuangan dan anggaran
serta kecenderungan untuk menerapkan standar yang sama yang dikembangkan untuk
mengevaluasi operasi domestik.
Setelah tujuan strategis dan anggaran modal dibuat, selanjutnya manajemen memfokuskan diri
pada perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka pendek mencakup pembuatan anggaran
operasional atau rencana laba apabila diperlukan dalam organisasi. Rencana laba ini merupakan
dasar bagi peramalan manajemen kas, keputusan operasi, dan skema kompensasi manajemen.
Rencana laporan laba rugi perusahaan afiliasi asing pertama-tama dikonversikan menurut
prinsip-prinsip akuntansi yang dianut di Negara asal induk perusahaan dan ditranslasikan dari
mata uang local ke dalam mata uang induk perusahaan.
Proses Struktur Sistem Pengendalian Manajemen Proses sistem pengendalian manajemen terdiri
dari enam tahap utama berikut ini :
1. Perumusan Strategi
Tahap perumusan strategi adalah tahap yang sangat menentukan kelangsungan hidup dan
pertumbuhan organisasi. Dalam tahap ini dilakukan pengamatan terhadap tren perubahan
lingkungan makro dan lingkungan industri. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tren tersebut
dilakukan perumusan, misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, dan nilai organisasi.
2. Perencanaan Strategik
Setelah perusahaan merumuskan tentang strategi yang dipilih untuk mewujudkan visi dan
misi melalui organisasi, strategi tersebut kemudian perlu diimplementasikan. Langkah pertama
adalah melaksanakan perencanaan strategik, dalam langkah ini strategi yang telah dirumuskan
diterjemahkan ke dalam neraca strategik yang komprehensif dan koheren, yang terdiri dari tiga
komponen : sasaran strategik, target, inisiatif strategic
3. Penyusun Program
Penyusunan program adalah proses penyusunan rencana jangka panjang untuk menjabarkan
inisiatif strategik yang dipilih untuk mewujudkan sasaran strategik. Pelaksanaan inisiatif
strategik memerlukan perencanaan sistematik langkah-langkah yang akan ditempuh oleh
perusahaan dalam jangka panjang ke depan beserta taksiran sumber daya yang diperlukan untuk
program, suatu rencana jangka panjang yang berisi langkah-langkah strategik yang dipilih untuk
mewujudkan sasaran strategik tertentu beserta taksiran sumberdaya yang diperlukan.
4. Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran adalah proses penyusunan rencana jangka pendek (biasanya untuk jangka
waktu satu tahun) yang berisi langkah-langkah yang ditempuh oleh perusahaan dalam
melaksanakan sebagian dari program dalam penyusunan anggaran dijabarkan program tertentu
ke dalam rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun anggaran, ditunjukkan manajer
dan karyawan yang bertanggung jawab dan dialokasikan sumberdaya untuk melaksanakan
kegiatan tersebut.
5. Implementasi
Setelah rencana menyeluruh selesai disusun, langkah berikutnya adalah implementasi rencana.
Dalam tahap implementasi rencana ini, manajemen dan karyawan melaksanakan rencana yang
tercantum dalam anggaran ke dalam kegiatan nyata. Oleh karena anggaran adalah bagian dari
program, dan program merupakan penjabaran sasaran strategik dipilih sebagai penjabaran
strategi yang dirumuskan, maka dalam implementasi rencana, manajemen dan karyawan harus
senantiasa menyadari keterkaitan erat diantara implementasi, anggaran, program, inisiatif,
sasaran strategik dan strategi. Kesadaran demikian akan mempertahankan langkah-langkah rinci
yang dilaksanakan dalam tahap implementasi tetap dalam rerangka yang dipilih untuk
mewujudkan visi organisasi.
6. Pemantauan
Implementasi rencana memerlukan pemantauan, hasil setiap langkah yang direncanakan perlu
diukur untuk memerlukan umpan balik bagi pemantauan pelaksanaan anggaran, program, dan
inisiatif strategik. Hasil implementasi rencana juga digunakan untuk memberikan informasi bagi
pelaksana tentang seberapa jauh target telah berhasil dicapai, sasaran strategik telah berhasil
diwujudkan dan visi organisasi dapat dicapai.
Daftar Pustaka
Choi D.S. Frederick & Meek K. Gary. 2005. Akuntansi Internasional, Edisi 5 Buku 1. Jakarta:
Salemba Empat.
Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Edisi 3 Jakarta: Selemba
Empat.