Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH ILMU LINGKUNGAN

oleh:
Astri Retni Dwi Ramadhani (16030204044)
Sania Fitri Kusumaningsih (16030204047)
Isna Nadia Aprilia (16030204048)
Pungky Dinda Lestari (16030204069)

Ilmu lingkungan B 2016

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
2019
1. Perbedaan pupuk organik dan anorganik, beserta kekurangan dan kelebihan,
sebaiknya menggunakan yang mana?
Jawab:

Perbedaan pupuk anorganik dan organik

Pupuk organik dan anorganik tentu memiliki perbedaan, diantaranya sebagai berikut:
a. Pupuk organik terbuat dari bahan-bahan alami dan pupuk anorganik dibuat/dicampur
dengan bahan-bahan kimia.
b. Pupuk organik memiliki manfaat yang luas. Sedangkan manfaat pupuk anorganik terbatas
untuk fungsi-fungsi tertentu.
c. Pupuk organik bersifat menyuburkan tanah. Berbeda dengan pupuk anorganik yang
mengubah sifat-sifat tanah tersebut.
d. Tanah yang diberikan pupuk organik terus-menerus akan berubah menjadi gembur.
Sementara itu, pemakaian pupuk anorganik dalam waktu yang lama akan membuat tanah
menjadi tandus.
e. Pupuk organik tidak membunuh mikroorganisme yang hidup di dalam tanah. Lain halnya
dengan pupuk anorganik yang dapat membinasakan makhluk hidup yang bersembunyi di
balik tanah.
f. Pupuk organik terserap ke dalam tanah secara bertahap-tahap. Sedangkan proses
penyerapan pupuk anorganik ke dalam tanah terjadi dalam waktu yang relatif singkat.
g. Pemakaian pupuk alami membuat tanaman bersifat organik dan bebas residu bahan kimia
sehingga harga jualnya lebih mahal daripada tanaman yang memakai pupuk anorganik.
h. Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur hara makro dan mikro,
kandungan unsur hara pada pupuk organik atau alami jumlahnya lebih kecil sehingga harus
diberikan dalam jumlah yang relatif banyak. Sebaliknya, pupuk anorganik mengandung
lebih sedikit unsur hara dan sangat terbatas bergantung dari bahan kimia yang
ditambahkan, namun jumlah kandungan tersebut lebih banyak sehingga penggunaannya
pun tidak sebanyak menggunakan pupuk organik.
i. Pupuk organik tidak hanya menyediakan unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman,
namun juga berperan dalam memperbaiki sifat tanah, terutama sifat biologisnya.
Sedangkan pupuk anorganik hanya menyediakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman
sehingga dan tidak dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam menghasilkan nutrisi.
Pupuk organik dapat berperan sebagai penyangga pH tanah yang akan menjaga
keseimbangan keadaannya, sementara pupuk anorganik sangat mungkin mempengaruhi
keasaman tanah dan mengubah pH tanah.
Penggunaan pupuk

Kelebihan pupuk anorganik diantaranya yaitu memiliki kadar unsur hara yang
tinggi dan juga mengandung unsur hara tertentu, seperti unsur hara Nitrogen (N) saja atau
yang lainnya sehingga penggunaannya data disesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut.
Selain itu, pupuk anorganik memiliki daya larut yang tingg sehingga dapat langsung
diaplikasikan dan diserap oleh tanaman. Dan juga pupuk anorganik memiliki respon yang
cepat terhadap pertumbuhan tanaman karena kandungan unsur haranya yang mudah
terserap.

Selain itu, pupuk anorganik memiliki kekurangan, diantaranya yaitu bentuk dari
unsur hara pupuk anorganik menyebabkan mikroba dalam tanah sulit menguraikannya,
sehingga akan menjadi residu yang menyebabkan mikroba penghasil bahan organik dalam
tanah mati sehingga mengurangi kesuburan tanah. Selain itu, penggunaan pupuk anorganik
yang terus menerus akan menyebabkan struktur tanah mejadi keras, sehingga tidak lagi
responsif terhadap pupuk yang diberikan. Dan beberapa jenis dari pupuk anorganik
terdapat pupuk yang dapat menurunkan pH tanah dan kandungan oksigen sehingga akan
menghambat suplai oksigen ke akar berkurang dan menurunkan produktivitas. Selain itu,
kadar oksigen yang rendah akan mamatikan mikrobia tanah (Najata, 2013).

Menurut Hadisuwito (2012) kelebihan pupuk organik diantaranya yaitu


mengandung unsur hara makro dan mikro yang lengkap namun dalam jumlah yang sedikit,
selain itu dapat memperbaiki struktur tanah sehingga menjadikan tanah lebih gembur dan
memiliki daya simpain air yang tinggi. Selain itu, pupuk organic juga mengandung asam-
asam organik yaitu asam humic, asam fulic, dan hormon yang sangat baik untuk tumbuhan
dan menjadikan tumbuhan tersebut tahan terhadap serangan penyakit. Selain itu pupuk
organic dapat menjadi penyangga pH tanah sehingga aman dipakai dalam jumlah besar dan
berlebih sekalipun.

Menurut Parnata (2010) selain memiliki kelebihan, pupuk organik juga memiliki
kekurangan diantaranya yiatu suatu tanaman akan memerlukan pupuk organic dalam
jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan tanaman yang diberi pupuk anorganik,
karena di dalam pupuk organik mengandung unsur hara makro dan mikro dalam jumlah
yang sedikit. Selain itu, perlunya pengolahan bahan organik menjadi pupuk sebelum
diaplikasikan pada tanaman sehingga memerlukan biaya, waktu dan tenaga dalam
pembuatannya. Dan juga pupuk organic memiliki kecepatan penyerapan unsur hara oleh
tanaman lebih lama jika dibandingkan dengan penyerapan unsur hara dari pupuk
anorganik.

Berdasarkan kajian tersebut dapat diketahui bahwa pupuk organic dan pupuk
anorganik memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pengaplikasiannya. Namun, pupuk
organic memiliki kelebihan yang lebih banyak dibandingkan dengan pupuk anorganik
dimana pupuk organik tidak hanya bermanfaat bagi tanaman tersebut, namun dapat
bermanfaat pula bagi mikroorganisme yang terdapat di dalam tanah serta dapat
mempertahankan struktur tanah tersebut. Namun, menurut Musnamar (2006) berdasarkan
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh pupuk organic dan anorganik, untuk
menghasilkan kualitas tanaman yang baik maka perlu dilakukan kombinasi antara unsur
organic dengan unsur anorganik karena dalam penggunaan pupuk anorganik yang secara
terus menerus tanpa diikuti dengan pemberian pupuk organik dapat menyebabkan
menurunnya kualitas fisik, kimia, dan biologis tanah. Selain itu, penambahan unsur organic
khususnya pada tanah persaahan sanat diperlukan karena lahan-lahan pertanian di
Indonesia mengandung unsur organic yang sangat rendah yaitu kurang dari 1% sedangkan
kandungan unsur organic yang layak pada lahan pertanian yaitu berkisar antara 4-5%.

2. Kunjungilah ekosistem alami dan buatan, lalu amatilah jenis tanaman,


keanekaragaman tanaman, produktivitas, daya tahan/ keberadaan ekosistem
tersebut.
Jawab:
Hasil Observasi di Ekosistem Alami dan Ekosistem Buatan

A. Ekosistem Alami

Observasi pada ekosistem alami kami lakukan pada ekosistem darat, yakni lahan kosong
yang masih alami dan tidak terawat di daerah Driyorejo, tepatnya di Dsn. Randegan, Ds.
Randegansari, Kec. Driyorejo, Kab. Gresik. Luas lahan tersebut ±3ha. Dengan ukuran lahan
yang luas dan kondisinya yang tidak terawat, menjadikan lahan tersebut ditumbuhi oleh
beragam tumbuhan, diantaranya yaitu:
1. Rumput teki
2. Mengkudu
3. Bambu
4. Pohon mangga
5. Lamtoro (petai cina)
6. Bunga sepatu
7. Pohon asem
8. Pohon kesambi
9. Walur
10. Anting-anting
11. Ciplukan
12. Bunga sungsang.
Dari hasil observasi tersebut, menunjukkan bahwa pada lahan yang kami observasi
memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Hal tersebut karena ekosistem alami tidak
diolah dan ditanami tumbuhan-tumbuhan tertentu, namun tumbuhan yang tumbuh pada
ekosistem tersebut tumbuh secara alami, liar, dan tanpa campur tangan manusia. Meskipun
tumbuhan yang terdapat pada lahan tersebut tumbuh secara liar, namun beberapa tumbuhan
juga menghasilkan buah yang dapat dimanfaatkan, seperti: mengkudu, pohon mangga,
lamtoro, pohon kesambi, dan pohon asem., sehingga dapat dikatakan bahwa pada lahan yang
masih alami tersebut juga memiliki nilai produktivitas.

B. Ekosistem Buatan
Observasi pada ekosistem buatan kami lakukan pada agroekosistem yang berupa lahan
pisang dan singkong di Dsn. Randegan, Ds. Randegansari, Kec. Driyorejo, Kab. Gresik. Luas
lahan ±250m2. Lahan yang kami observasi dapat dikatakan sebagai ekosistem buatan karena
lahan tersebut diolah dan ditanami dua jenis tumbuhan saja, yaitu pisang dan singkong. Karena
pada lahan tersebut hanya terdapat dua jenis tumbuhan dan memerlukan perawatan serta
pemeliharaan oleh manusia, hal tersebut menunjukkan bahwa pada lahan yang tersebut
memiliki keanekaragaman hayati yang rendah. Meskipun memiliki keanekaragaman hayati
yang rendah, namun lahan tersebut memiliki nilai produktivitas yang tinggi, karena tumbuhan
yang ditanam pada lahan tersebut adalah tumbuhan yang menghasilkan buah (dari pohon
pisang) dan ubi (pada pohon singkong), yang mana keduanya merupakan sesuatu yang dapat
dikonsumsi oleh manusia. Hal tersebut sesuai dengan pengertian dari agroekosistem, bahwa
agroekosistem merupakan ekosistem yang dirancang oleh manusia dan fokus pada bidang
pertanian untuk meningkatkan produktivitas pangan.

C. Produktivitas
Produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber
daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal. Pada ekosistem buatan
memiliki produktivitas yang kurang maksimal dikarenakan pada ekosistem buatan, pemilik
hanya menanam tanaman saja tidak ada perawatan yang berarti sehingga produktivitas pada
lahan tersebut didapat secara alami tanpa ada campur tangan pemilik lahan tersebut.
Sedangkan pada ekosistem alami tidak memiliki produktivitas, dikarenakan tanaman pada
ekosistem alami tumbuh secara alami dan memproduksi pun secara alami, seperti contoh pada
ekosistem alami terdapat pohon mangga, pohon mangga tersebut berbuah pada saat
musimnya, tetapi orang sekitar biasa membiarkan buahnya atau mengambilnya sebagian,
tidak ada produktivitas yang terjadi dari ekosistem alami ini, dikarenakan juga selain
tumbuhan tumbuh secara alami, ekosistem alami ini juga tidak ada yang merawat maupun
memodifikasi sehingga tidak memiliki produktivitas.

D. Daya tahan lahan


Kemampuan lahan dinilai menurut macam pengelolaan yang dinyatakan berdasarkan
pertimbangan biofidik untuk mencegah terjadinya kerusakan lahan selama penggunaan.
Semakin rumit pengelolaan yang diperlukan, kemampuan lahan dinilai semakin rendah untuk
macam penggunaan yang direncanakan. Pada ekosistem alami maupun buatan sama sama
memiliki tingkat kemampuan lahan yang tinggi, pada ekosistem buatan, memang pada
awalnya penanaman direncanakan oleh pemilik lahan tetapi pemilik lahan tidak memiliki
perencanaan perawatan hingga hasil panen, itulah mengapa tingkat kemampuan lahannya
tinggi. Sedangkan pada ekosistem alami juga sama-sama memiliki kemampuan lahan yang
tinggi karena dari penanaman hingga hasil panen tidak direncanakan oleh pemilik lahan,
hanya dibiarkan secara alami.

DAFTAR PUSTAKA

Hadisuwito, S. 2012. Membuat Pupuk Organik Cair. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Musnamar, E. I. 2006. Pupuk Organik. Penerbit Swadaya. Jakarta.

Najata, Ata. 2013. Pupuk organik vs pupuk anorganik. Bandung:

Parnata, A, 2010. Meningkatkan Hasil Panen Dengan Pupuk Organik cetakan pertama. Jakarta:
Agromedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai