Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah Teori Akuntansi dengan materi “FIRNESS, DISCLOSURE AND FUTURE
TRENDS IN ACCOUNTING” ini dengan baik dan maksimal.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pembahasan ini. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sekiranya makalah yang telah kelompok kami susun ini dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

Kendari, 2 April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ 1


Daftar Isi .............................................................................................................. 2

Bab I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.3. Maksud Dan Tujuan ........................................................................... 4

Bab II PEMBAHASAN
2.1. Struktur Teori Akuntansi ......................................................................... 5
2.2. Tujuan Laporan Keuangan ...................................................................... 6
2.3. Postulat Akuntansi .................................................................................. 11
2.4. Konsep Teoritis Akuntansi ...................................................................... 12
2.5. Prinsip Dasar Akuntansi .......................................................................... 14
2.6. Standar (teknik) Akuntansi...................................................................... 19

Bab III PENUTUP


3.1. Kesimpulan.............................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kewajaran menurut peranan yang penting dalam akuntansi karena
memberikan jaminan kepada pengguna dan pasar bahwa akuntan (sebagai
pembuat laporan) dan auditor (sebagai pemeriksa) telah berusaha untuk bertindak
adil. Hakikat konvensional dari konsep kewajaran adalah kewajaran dalam
penyajian. Jaminan akan adanya ketekunan dan perhatian dalam pembuatan dan
pemeriksaan laporan keuangan adalah untuk memastikan baha transaksi-transaksi
keuangan perusahaan telah disajikan secara memadai. Karena arti utama dari
kewajaran adalah penyajian secara wajar.
Makalah ini akan membahas dan menganalisis secara mendetail konsep yang
dikenal di Amerika Serikat sebagai doktrin “Benar dan Wajar” di Eropa. Makalah
ini akan memperluas konsep kewajaran ke arah pemikiran yang lebih progresif
bagi kewajaran dalam distribusi dan dalam pengungkapan yang ditujukan untuk
memotivasi tuntutan diperluas pengungkapan dan inovasi-inovasi akuntansi.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa peran kejujuran dalam Akuntansi?
2. Apa peran kejujuran dalam Distribusi?
3. Pelaporan apa sajakah yang dibutuhkankan dalam pengungkapan?
4. Apa yang menjadi tren akuntansi di masa depan
1.3 Maksud dan Tujuan
Makalah ini disusun tentunya dengan masksud dan tujuan yang ingin
dicapai, adapun maksud dan tujuan penyusunan makalah ini sebagai berikut:
1. Peran kejujuran dalam Akuntansi
2. Peran kejujuran dalam Distribusi
3. Pelaporan apa saja yang dibutuhkankan dalam pengungkapan
4. Tren akuntansi di masa depan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kewajaran dalam Akuntansi


2.1.1. Kewajaran Sebagai Netralitas dalam Penyajian
Kewajaran paling tepat dijabarkan dalam literatur dan persyaratan-
persyaratan akuntansi profesional sebagai pernyataan netralitas dari akuntan
dalam pembuatan laporan keuangan. Scott pada tahun 1941, menyatakan:
“Aturan, prosedur, dan teknik akuntansi hendaknya wajar, tidak bias dan tidak
memihak. Jadi salah satu dalil akuntansi dasar yang mendasari prinsip-prinsip
akuntansi dapat dinyatakan sebagai kewajaran-kewajaran bagi seluruh segmen
dari masyarakat bisnis (manajemen, tenaga kerja, pemegang saham, kreditor,
konsumen, dan publik), ditentukan dan kebiasaan dari semua segmen tersebut
sampai pada akhirnya semua prinsip-prinsip akuntansi yang didasarkan atas dalil
di atas akan menghsilkan akuntansi keuangan bagi hak-hak dan kepentingan-
kepentingan ekonomi yang telah diterbitkan secara resmi menjadi wajar untuk
semua segmen.
Menurut sejarahnya, kewajaran atau doktrin kewajaran mengalami evolusi
dari penerapan kosep konservatisme. Konsep tersebut berangkat dari perhatian
yang berhubungan dengan masalah likuiditas dan pemberian kredit, yang
umumnya dikaitkan dengan konservatisme, menuju kearah pemikiran bahwa
penyajian laporan keuangan seharusnya wajar bagi semua pengguna.
Kewajaran umumnya dihubungkan dengan pengukuran dan pelaporan
informasi melalui cara yang objektif dan netral. Informasi adalah wajar jika
informasi tersebut objektif dan netral. Kewajaran akan lebih dapat tercapai dalam
akuntansi manajerial atau akuntansi biaya dimana adanya tanda-tanda
keberpihakan atau bias dapat mendistorsikan proses pengambilan keputusan yang
sangat bergantung pada data akuntansi manajerial. kewajaran menjadi kriteria
informasi yang dibutuhkan dalam akuntansi manajerial untuk memastikan
integrasi dan akurasi dari pengambilan keputusan.
2.1.2. Doktrin “Benar Dan Wajar”
Menurut pemahaman umum, pandangan ini berati penyajian akun-akun,
yang berdasarkan prinsi-prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan
menggunakan angka-angka yang akurat. Benar memiliki artian bahwa informasi
akuntasi yang dimuat dalam laporan keuangan telah dikuantifisir dan
dikomunikasikan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan peristiwa, aktivitas dan
transaksi ekonomi yang dimaksudkan untuk disajikan olehnya. Wajar berarti
bahwa informasi akuntansi tersebut telah di ukur dan diungkapkan dengan cara
yang objektif dan tanpa prasangka apa pun terhadap kepentingan dari berbagai
bagian dalam perusahaan
Kedua difinisi diatas pada dasarnya menghubungkan ”benar dan wajar”
dengan akurat dan bebas dari bias. Akan tetapi usaha yang patut dihargai ini
mengurangi artian dari definisi profrsional dan legal mengenai “benar dan wajar”
sebagai salah satu istilah teknis yang memiliki arti kepatuhan terhadap prinsip-
prinsip akuntansi yang benar. Tidak terdapat definisi yang jelas mengenai doktrin
“benar dan wajar” ini, yang selanjutnya mengarah kepada munculnya
interprestasi yang berbeda di antara para anggota.

2.2. Kewajaran Dalam Distribusi


Pada dasarnya, kewajaran dapat dipandang sebagai konsep moral dari
keadilan yang menjadi subjek dari tiga interpretasi yang berada mengenai
pemikiran keadilan distributif. Oleh sebab itu, hasil akhirnya adalah adanya
kemungkinan untuk melihat dan membandingkan konsep kewajaran melalui
kerangka keadilan disributif.

2.2.1. Perhatian Atas Pertanyaan-Pertanyaan Mengenai Distribusi


Masalah pendistribusian hampir selalu diabaikan dalam pandangan
konvensional atas kewajaran sebagai netralitas, dalam penyajian. Jika
pertimbangan mengenai kewajaran diperkenankan untuk menjadi lebih eksplisit,
bebrapa implikasi tertentu akan muncul pada studi dan praktk akuntansi. Salah
satu yang paling nyata adalah akuntansi memiliki demensi moral. Konsekuensi
dari aktivitas akuntansi memiliki implikasi moral sekaligus implikasi “efesiensi”.
Bagi suatu profesi, menjadi lebih ilmiah bukan berarti harus meninggalkan
pengambialan keputusan moral dan mengembangkan cara-cara untuk
melakukannya. Kewajaran dalam akuntansi dan kewajaran dalam distribusi
tumbuh dari kerangka etika yang berbeda, meskipun bersifat komplementer,
asumsi-asumsi mengenai masyarakat.
Kewajaran dalam literatur akuntansi sosial menjadi masalah
pendistribusian tanggung jawab sosial secara umum, dan ketanggapan sosial
sebagai kemampuan dari perusahaan untuk memberikan respons atas tekanan-
tekanan sosial. Jadi responsif sosial perusahaan, menjadi salah satu tanda
kewajaran, berada di luar konotasi moral dan etika dari tanggung jawab sosial
serta proses material. Respon untuk kewajaran meliputi identifikasi, pengukuran
dan pengungkapan, apabila memungkinkan, dari biaya sosial yang diciptakan
oleh aktivitas-aktivitas ekonomi perusahaan, sekaligus pula respon yang memadai
untuk masalah-masalah ini.

2.2.2. Kewajaran sebagai Konsep Moral dari Keadilan


A. Kontribusi dari Rawls
1. Teori Keadilan Rawls
Sasaran dari teori keadilan Rawls adalah mengembangkan suatu teori
mengenai keadilan dalam bentuk prinsip-prinsip untuk diterapkan dalam
pengembangan struktur dasar dari masyarakat dan yang menyajikan tantangan
langsung kepada utilitarianisme. Sebagai suatu teori egaliter, anggapan utamanya
adalah pendistribusian semua barang-barang dan jasa ekonomi secara merata
kecuali dimana distribusi yang tidak merata akan mendatangkan manfaat kepada
semua orang, atau paling sedikit akan menguntungkan golongan yang paling
tidak beruntung dari masyarakat.
2. Kewajaran dalam Akuntansi Menurut Rawls
Teori kontrak Rawls-suatu teori mengenai institusi sosial yang adil- dapat
ditawarkan sebagai konsep kewajaran dalam akuntansi. Teori ini menawarkan
potensi untuk memercayakan pada tabir ketidaktahuan di semua situasi yang
meminta adanya pilihan dalam akuntansi pada akhirnya akan memberikan hasil
solusi yang netral, wajar, dan adil secara sosial.
B. Kontribusi dari Nozick
1. Teori Keadilan Nozick
Nozick berpendapat bahwa teori yang didasarkan atas prinsip-prinsip
berpola dan negara, melanggar hak-hak orang lain dan mengeluarkan pengakuan
mengenai prinsip jatah dari keadilan distributif, dimana individu-individu diberi
hak atas benda-benda pribadi milik mereka selama mereka diperoleh dengan cara-
cara yang resmi , tremasuk transfer-transfer sukarela, pertukaran dan kerja sama
dalam aktivitas produksi. Teori Nozick menempatkan fokusnya pada pentingnya
prinsip-prinsip historis, dalam artian bahwa distribusi tidak hanya atau tidak
bergantung kepada bagaimana hasil akhirnya saja.
2. Kewajaran dalam Akuntansi Menurut Nozick
Pada dasarnya menurut Nozick teori tersebut merupakan teori distribusi
libertarian, yang didasarkan atas prinsip-prinsip keadilan dalam akuisisi dan
transfer. Konsep keadilan distributif ini, dengan ketergantungannya kepada
mekanisme pasar bebas, tidak memungkinkan untuk secara memadai berhadapan
dengan kewajaran sebagai fungsi distributif, karena ia diasumsikan akan
mengalami kegagalan dalam pembahasan mengenai kewajiban sosial dari
manusia satu sama lain, untuk mengabadikan pelanggaran masa lalu atas prinsip-
prinsip akuisisi dan transisi, dan untuk mendistorsikan arti dari pembiaran di
tengah dunia kelangkaan.
C. Kontribusi dari Gerwith
1. Teori Keadilan Gerwith
Sasaran dari teori keadilan Gerwith adalah memberikan justifikasi rasional
bagi prinsip-prinsip moral untuk secara objektif membedakan tindakan-tindakan
yang tepat secara Moral.
2. Kewajaran dalam Akuntansi Menurut Gerwith
Teori keadilan Gerwith dapat ditawarkan sebagai konsep kewajaran dalam
akuntansi. Ia mengusulkan keunggulan dari perhatian atas hak-hak kebebasan dan
kesejahteraan dari semua orang yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas
perusahaan dan atas penciptaan peraturan-peraturan institusional dan akuntansi
untuk menjamin hak-hak tersebut.
2.3. Kewajaran dalam Pengungkapan
2.3.1 Tuntutan untuk Memperluas Pengungkapan
Terdapat beberapa usulan untuk mengurangi atau untuk menghapus
ketidakadilan dalam pelaporan dan pengungkapan diantaranya
a. Usulan Pengungkapan Bedford
Bedford mengusulkan perluasan pengungkapan akuntansi untuk
meringankan masalah yang ditimbulkan oleh doktrin kejujuran dalam akuntansi.
Selain hanya tergantung pada prinsip akuntansi berterima umum sebagai satu –
satunya metode pengukuran, bedford mengusulkan untuk mengembangkan alat
baru yang dapat digunakan untuk membuat infomasi yang bermanfaat bagi
manajemen dan pembuat keputusan.
b. Teori Lev mengenai Kebijakan Akuntansi yang Wajar dan Efisien
Lev mengusulkan teori mengenai kebijakan akuntansi yang wajara dan
efisiens. Lev berpendapat bahwa kemajuan dalam mengungkapkan masalah
kebijakan akuntansi yang asasi dapat dicapai dengan melihat perhatian pembuat
kebijakan secara eksplisit, yaitu keadilan pasar modal. Keadilan ini didefinisikan
sebagai kesempatan yang sama atau terjadi informasi yang simetris bagi semua
investor ketika informasi tersebut dikeluarkan dan semua investor identik
dengan return ekspektasian yang disesuaikan dengan resiko.
c. Keunggulan Penggunaan Gaa
Gaa menggali formulasi logis mengenai prinsip keunggulan pengguna
berdasarkan pada usaha terkini pada filosofi etika, dan sosial dan politik. Bidang
ini merupakan bidang yang melibatkan manusia sebagai pembuat keputusan dan
bidang yang prinsipnya mengatur perilaku individu dan kelompok sebagai hasil
keputusan yang rasional.
d. Temuan – temuan Komite Jenkins
Komite Jenkins bertugas menentukan :
a) Sifat dan cakupan informasi yang seharusnya dilaporkan oleh
pihak manajemen.
b) Cakupan informasi yang seharusnya dilaporkan oleh auditor.

e. Pengungkapan Akuntansi yang Diperluas


Tujuan pengungkapan adalah :
a) Untuk menjelaskan item – item yang diakui dan untuk menyediakan
ukuran yang relevan bagi item – item tersebut, selain ukuran dalapm
laporan keuangan.
b) Untuk menjelaskan item – item yang belum diakui untuk menyediakan
ukuran yang bermanfaat bagi item – item tersebut.
c) Úntuk menyediakan informasi untuk membantu investor dan kreditur
dalam menentukan risiko dan item – item yang potensial untuk diakui dan
yang belum diakui.
d) Untuk menyediakan informasi penting yang dapat dipergunakan oleh
pengguna laporan keuangan untuk membandingkan antar perusahaan dan
antar tahun.
e) Untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar di
masa mendatang.
f) Untuk membantu investor dalam menentukan return dan investasinya.

2.3.2 Pelaporan Nilai Tambah


Nilai tambah merupakan peningkatan kesejahteraan yang dihasilkan oleh
pengguna sumber daya perusahaan yang produktif sebelum dialokasikan kepada
pemegang saham, pemegang obligasi, pegawai, dan pemerintah. Nilai tambah ini
mudah dihitung dengan memodifikasi laporan laba rugi.

Langkah 1 : Laporan laba rugi menghitung laba ditahan sebagai selisish


antara revenue penjualan dengan kos, pajak, dan dividen:

R = S – B – DP – W – I – DD – T

Ket : R : Laba ditahan


T : Pajak
S : revenue penjualan
B : material dan jasa yang dibeli
DP : depresiasi
W : gaji
I : bunga
DD : dividen

Langkah 2: Persamaan nilai tambah dapat diperoleh dengan mengubah


persamaan profit :

S – B = R + DP + W + I + DD – T (metode nilai tambah bruto)

Atau

S – B – DP = R + W + I + DD – T (metode nilai tambah neto)

2.3.3 Pelaporan Tentang Karyawan


Dengan adanya karyawan dan serikat pekerja sebagai pengguna informasi
akuntansi yang potensial, dan untuk berbagai alasan yang baik, tampak bahwa
laporan tahunan bagi pemegang saham bukan merupakan dokumen yang dapat
mencakup kepentingan semua pihak. Solusinya yaitu terletak pada pembuatan
laporan khusus bagi karyawan dan serikat pekerja.

2.3.4 Pelaporan dan Akuntansi Sosial


Terdapat empat aktivitas yang berhubungan dengan akuntansi sosial yaitu
akuntansi pertanggungjawaban sosial (social responsibility accounting, SRA),
Akuntansi sosioekonomi (socioeconomis accounting, SEA), akuntnasi dampak
total ( total impact accounting, TIA), dan akuntansi indikator sosial (social
indicator accounting, SIA).

Alasan dilakukannya pengungkapan kinerja sosial diantaranya:


 Terkait dengan kontrak sosial antara perusahaan dengan masyarakat.
 Membantu dalam mengaplikasikan konsep kejujuran yang akan
bermanfaat bagi akuntansi sosial.
 Kebutuhan pengguna laporan keuangan untuk membuat keputusan alokasi
dana.
 Investasi sosial.

2.3.5 Pengungkapan Informasi Penganggaran


Dalam pengungkapan informasi penganggaran perlu memperhatikan
reliabilitas terkait dengan keakuratan relatif peramalan, pertanggungjawaban
terkait dengan besarnya kewajiban perusahaan dalam penganggaran dan
kemungkinan akuntan mengaudit anggaran tersebut, dan sikap diam terkait
dengan tingkat diamnya dan ketidakbergeraknya perusahaan akibat kerugian yang
mungkin timbul dari pengungkapan penganggaran.

2.3.6 Pelaporan dan Akuntansi Aliran Kas


Akuntansi aliran kas dipandang oleh pendukungnya sebagai yang terbaik
dibandingkan akuntansi akrual konvensional karena :
 Dapat menyediakan kerangka analitis untuk menghubungkan kinerja masa
lalu, sekarang dan masa yang akan datang.
 Dapat merefleksikan kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajibannya di masa mendatang dan yang direncanakan pada kebijakan
keuangan.
 Rasio aliran harga yang didiskon dapat menjadi indikator investasi yang
lebih dapat dipercaya dibandingkan rasio harga dengan earnings saat ini,
karen dalam menghitung earnings per lembar saham menggunakan
berbagai metode alokasi yang sembarang.
 Dapat digunakan untuk mengoreksi perbedaan dalam praktik yaitu antara
cara melaksanakan investasi ( biasanya didasarkan pada aliran kas)
dengan cara mengevaluasi hasil ( biasanya didasarkan pada earnings).

2.4 Akuntansi Sumber Daya Manusia


2.4.1 Definisi dan Tujuan Sumber Daya Manusia
Belkaoui (1995) mendefinisikan akuntansi sumber daya manusia yaitu
proses mengidentifikasi dan mengukur data mengenai sumber daya manusia dan
mengkomunikasikan informasi ini kepada pihak – pihak yang tertarik. Tujuan
utama akuntansi sumber daya manusia yaitu :
 Identifikasi “nilai sumber daya manusia”.
 Pengukuran cost dan nilai orang pada organisasi.
 Mengkaji pengaruh pemahaman informasi ini dan dampaknya pada
perilaku manusia

2.4.2 Teori Nilai Sumber Daya Manusia


Konsep nilai manusia berasal dari teori umum mengenai nilai ekonomis.
Individu dan kelompok dapat dilekati nilai, seperti aset fisik yang didasarkan
pada kemampuan untuk memberikan jasa ekonomi di masa mendatang. Nilai
individu atau kelompok didefinisikan sebagai manfaat jasa yang diberikan saat ini
yang diberikan kepada organisasi sepanjang masa pemberian jasa individu atau
kelompok yang diharapkan.

a. Faktor – faktor yang menentukan nilai individual


Pada model Flamholtz, ukuran yang digunakan untuk mengukur manfaat manusia
adalah nilai expected realizable nya. Nilai individu meruapakan interaksi antara
dua variable :
 Nilai kondisional yang diharapakan individual : produktivitas,
kemampuan untuk dipindah, dan kemampuan untuk dipromosikan.
 Probabilitas bahwa individu akan mempertahankan keangggotaannya pada
organisasi : terkait dengan tingkat kepuasan seseorang terhadap
pekerjaannya.
b. Faktor – faktor yang menentukan nilai kelompok
Tiga variabel yang mempengaruhi aktivitas perusahaan dalam
“pengelolaan manusia”( Likert-Bowers ) :
 Variabel kausal : variabel bebas yang diubah atau diganti secara sengaja
atau secara langsung oleh organisasi dan manajemennya dan yang
menentukan arah perkembangan dalam organisasi.
 Variabel Intervening : merefleksi keadaan internal, kesehatan dan
kemampuan kinerja organisasi.
 Variabel hasil akhir : variabel terikat yang merefleksikan hasil yang di
capai oleh suatu perusahaan.

2.4.3 Ukuran Aset Manusia


a. Metode Cost Historis
Mengkapitalisasi seluruh cost yang terkait dengan usaha untuk merekrut,
memilih, mempekerjakan, melatih, menempatkan dan mengembangkan seorang
karyawan (aset manusia), dan kemudian mengamortisasi cist ini sepanjang masa
manfaat aset ini dan mengakui kerugian jika melikuidasinya atau meningkatkan
keuntungan potensial dari aset tersebut.
b. Metode Replacement Cost
Membuat estimasi cost untuk mengganti sumber daya manusia yang ada
dalam perusahaan. Keuntungan metode ini adalah metode ini merupakan
pengganti pengukuran yang baik bagi nilai ekonomis aset dengan batasan bahwa
pertimbangan pasar penting untuk membentuk tafsiran akhir.
c. Metode Opportunity Cost
Nilai sumber daya ditentukan melalui proses penawaran kompetitif pada
perusahaan, didasarkan pada konsep opportunity cost.
d. Metode Kompensasi
Nilai modal manusia yang dikandung oleh seorang manusia pada umur
tahun adalah nilai sekarang dari earnings yang akan diperolehnya dari
pekerjaanya. Kelemahan metode ini adalah subjetivitas yang terkait dengan
penentuan tingkat gaji mendatang, lama karyawan bekerja dalam organisasi, dan
tingkat diskon.
e. Metode Adjusted Discounted Future Wages
Metode ini mengusulkan bahwa gaji mendatang yang didiskon
disesuaikan dengan menggunakan faktor efisiensi, yang digunakan untuk
mengukur efektivitas relatif modal manusia pada perusahaan tertentu.
f. Ukuran Non Moneter
Ukuran non moneter ini digunakan untuk mengukur aset manusia yang
telah digunakan seperti metode sederhana yaitu dilakukan pembuatan peringkat
atau ranking mengenai kinerja individual dan pengukuran sikap.
3.5 Tren Akuntansi Masa depan
Saat ini, banyak akuntan profesional yang takut akan kemajuan teknologi.
Data yang besar serta sistem canggih berpotensi mengambil alih fungsi akuntansi.
Sebenarnya, ‘pengambilalihan’ tersebut memang sudah berlangsung, namun tetap
saja, fungsi akuntansi sendiri masih menjadi bagian besar dalam bisnis di saat
kemajuan teknologi berkembang semakin kompleks dan laju perubahan
meningkat. Lalu, bagaimana masa depan akuntansi di masa yang akan datang?

a. Akuntansi Akan Menjadi Lebih ‘Langsing’ dan Pekerjaan Diambil


Alih oleh Sistem
Sistem yang bekerja secara otomatis dan mudah diakses oleh pekerja akan
memudahkan proses akuntansi. Tak perlu ada bagian akuntansi yang menghitung
pengeluaran dan pemasukan secara manual. Pekerjaan tersebut akan diambil alih
oleh sistem sehingga bagian akuntansi akan lebih ‘langsing’ dengan jumlah
karyawan yang lebih efisien. Dengan demikian, pengeluaran jadi dapat ditekan.
b. Pengguna Akuntansi Berbasis Cloud Akan Meningkat
Perubahan kondisi sosial juga berimbas pada keadaan akuntansi itu
sendiri. Pebisnis, baik UKM atau pebisnis besar sekalipun, pasti ingin agar data
dan informasi dapat diakses secara mudah dari perangkat mobile mereka. Dari
sini, permintaan akuntansi berbasis cloud akan meningkat tajam. Kemudahan
demi kemudahan yang ditawarkan oleh akuntansi berbasis cloud akan membuat
sistem akuntansi jadi lebih disukai oleh para pengguna. Anda bisa menggunakan
Sleekr Accounting untuk mewujudkan kemudahan tersebut!
c. Laporan Akuntansi Akan Lebih Kredibel
Aplikasi akuntansi membantu penggunanya untuk menemukan angka
pasti dan terhindar dari kesalahan data yang mungkin saja dilakukan oleh
manusia atau biasa kita sebut sebagai human error. Dengan begitu, laporan
akuntansi akan lebih kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan
data-data yang ada. Selain itu, sistem-sistem pada aplikasi akuntansi akan
membantu perusahaan untuk menganalisis data dan berbagai metrik. Hal ini akan
membantu para petinggi untuk menentukan rencana ke depannya. Saat ini, sangat
jarang akuntan yang memiliki skill seperti ini dan dengan mudahnya akan diambil
alih oleh penggunaan aplikasi akuntansi berbasis cloud.
d. Bekerja di Luar Kantor Akan Jadi Hal yang Biasa
Dunia akan lebih global dan tanpa batasan, begitu juga jam kerja. Akuntan
akan dengan mudah mengakses data dan informasi yang diperlukan tanpa perlu
ke kantor. Semuanya tersimpan dalam cloud yang dapat diakses dengan mudah.
Bekerja akan dapat dilakukan baik di dalam maupun di luar kantor, bahkan di
rumah sekalipun. Akan lebih mudah bagi akuntan untuk bekerja lebih efisien dan
efektif tanpa perlu masalah. Hujan badai atau macet sekalipun tak akan jadi
halangan bagi mereka untuk bekerja. Jam kerja jadi lebih fleksibel.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Peran kejujuran dalam akuntansi sangatlah penting, hal ini mengarah pada
pembuat informasi akuntansi yang harus berdasarkan fakta yang terjadi di
perusahaan tersebut dan menerapkan praktik – praktik etika bisnis dalam
mengambil keputusan akuntansi dalam penyajian, pembuatan, dan pengauditan
hasil – hasil akuntansi.
Kejujuran dianggap sebagai konsep keadilan moral, harus dibuat
kesesuaian antara teori utama yang membahas mengenai keadilan distributif.
a. Kontribusi Rawls
b. Kontribusi Nozick
c. Kontribusi Gerwith
Terdapat beberapa usulan untuk mengurangi atau untuk menghapus
ketidakadilan dalam pelaporan dan pengungkapan diantaranya
a. Usulan Pengungkapan Bedford
b. Teori Lev mengenai Kebijakan Akuntansi yang Wajar dan Efisien
c. Keunggulan Penggunaan Gaa
d. Temuan – temuan Komite Jenkins
e. Pengungkapan Akuntansi yang Diperluas
f. Pelaporan yang dibutuhkan dalam pengungkapan di antaranya:
g. Pelaporan Nilai Tambah
h. Pelaporan tentang karyawan
i. Pelaporan dan akuntansi sosial
j. Pengungkapan informasi penganggaran
k. Pelaporan dan akuntansi aliran kas
· Belkaoui (2011) mendefinisikan akuntansi sumber daya manusia yaitu
proses mengidentifikasi dan mengukur data mengenai sumber daya manusia dan
mengkomunikasikan informasi ini kepada pihak – pihak yang tertarik
· Teori Nilai Sumber Daya Manusia
a. Faktor – faktor yang menentukan nilai individual
b. Faktor – faktor yang menentukan nilai kelompok
· Ukuran Aset Manusia
a. Metode Cost Historis
b. Metode Replacement Cost
c. Metode Opportunity Cost
d. Metode Kompensasi
e. Metode Adjusted Discounted Future Wages
f. Ukuran Non Moneter
DAFTAR PUSTAKA

Belkaoui, A. Riahi. 2011. Accounting Theory. Jakarta: Salemba Empat.


https://makalah+kewajaran+pengungkapan+dan+tren+masa+depan+dalam+
akuntansi (diakses tanggal 2 April 2019)

Thohir, Muhammad Marta. 2012. Makalah Teori Akuntansi


http://momochillow.blogspot.com/2014/11/bab-8-teori-akuntansi-
kewajaran.html (diakses tanggal 2 April 2019)
MAKALAH

TEORI AKUNTANSI
“FAIRNESS,DISCLOSURE AND FUTURE TRENDS IN ACCOUNTING”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7

IRFAN CANDRA AMSYAR B1C1 16 211


SALAMAH B1C1 16 212
YAYA SEPTIANI R. B1C1 16 213
LITANIA B1C1 15 170

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019

Anda mungkin juga menyukai