Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sistem politik Indonesia tidak bisa dipisahkan dari sejarah bangsa
Indonesia sejak zaman kerajaan, penjajahan, kemerdekaan sampai
masa reformasi sekarang. Para founding father bangsa telah
merumuskan secara seksama sistem politik yang menjadi acuan dalam
pengelolaan negara. Hal ini tentunya dilakukan dengan melihat kondisi
dan situasi bangsa pada saat itu. Sistem politik Indonesia pada masa
reformasi saat ini mengalami perkembangan yang sangat signifikan.
Bermunculan lembaga dan sistem yang baru dalam rangka merespon
permasalahan bangsa yang semakin kompleks.
Sistem Politik Indonesia adalah keseluruhan kegiatan (termasuk
pendapat, prinsip, penentuan tujuan, upaya mewujudkan tujuan,
pengambilan keputusan, skala prioritas, dll) yang terorganisir dalan
negara Indonesia untuk mengatur pemerintahan dan mempertahankan
kekuasaan demi kepentingan umum dan kemaslahatan rakyat.
Kemudian untuk mewujudkan semua tujuan sistem politik di
Indonesia membutuhkan suprastruktur dan infrastruktur yang
baik. Mereka adalah lembaga negara (Presiden dan Wakil Presiden,
MPR, DPR, DPD, MA, MK, KY dan lembaga lainnya) sebagai kekuatan
utama dan didukung oleh partai politik, organisasi masyarakat, media
komunikasi politik, pers, untuk menyalurkan aspirasi masyarakat agar
kebijakan pemerintah sesuai dengan hati rakyat.
B. Perumusan Masalah
Berkaitan dengan latar belakang tersebut, maka
permasalahannya dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud sistem politik?
2. Bagaimana sistem politik di Indonesia dan bagaimana
perkembangannya?
3. Apa yang dimaksud infrastruktur dan suprastuktur politik di
Indonesia?
4. Apa perbedaan sistem politik antar negara?
5. Bagaimana peran serta dalam sistem politik di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui apa itu sistem politik
2. Mengetahui sistem politik di Indonesia dan perkembangannya
3. Mengetahui infrastruktur dan suprastruktur politik di Indonesia
4. Mengetahui perbedaan sistem politik di berbagai negara
5. Mengetahui peran serta dalam sistem politik di Indonesia
D. Manfaat Penulisan
Melalui penulisan makalah ini diharapkan:
1. Mengembangkan wawasan pembaca tentang sistem politik
Indonesia
2. Sebagai bahan referensi untuk pembaca
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem
Sistem menurut pamudji (1981:4) merupakan suatu kebulatan
atau keseluruhan yang komplek atau terorganisir, suatu himpunan atau
perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu
kebulatan atau keseluruhan yang komplek atau utuh. Sistem juga dapat
diartikan sebagai kerjasama suatu kelompok yang saling berkaitan
secara utuh, apabila suatu bagian terganggu maka bagian yang lain
akan merasakan kendalanya. Namun, apabila terjadi kerjasama maka
akan tercipta hubungan yang sinergis yang kuat. Pemerintah Indonesia
adalah suatu contoh sistem, anak cabangnya adalah sistem
pemerintahan daerah, kemudian seterusnya sampai sistem
pemerintahan desa dan kelurahan.
B. Pengertian Politik
Kata ”politik” (Yunani) ”polis” berarti negara kota. “Polis” berarti
“city state” merupakan segala aktivitas yang dijalankan oleh Polis untuk
kelestarian dan perkembangannya “politike techne” (politika). Politik
dalam bahasa arabnya disebut “siyasyah” yang kemudian
diterjemahkan menjadi siasat, atau dalam bahasa inggrisnya “politics”.
Dalam arti umum, politik adalah macam-macam kegiatan dalam suatu
sistem politik/negara yang menyangkut proses menentukan dan
sekaligus melaksanakan tujuan-tujuan sistem itu.
Istilah politik dalam ketatanegaraan berkaitan dengan tata cara
pemerintahan, dasar-dasar pemerintahan, ataupun dalam hal
kekuasaan Negara. Politik pada dasarnya menyangkut tujuan-tujuan
masyarakat, bukan tujuan pribadi. Politik biasanya menyangkut
kegiatan partai politik, tentara dan organisasi kemasyarakatan. Dapat
disimpulkan bahwa politik adalah interaksi antara pemerintah dan
masyarakat dalam rangka proses pembuatan kebijakan dan keputusan
yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal
dalam suatu wilayah tertentu.
C. Pengertian Sistem Politik
Sistem Politik adalah berbagai macam kegiatan dan proses dari
struktur dan fungsi yang bekerja dalam suatu unit atau kesatuan
(masyarakat/negara). Ada beberapa definisi mengenai sistem politik,
diantaranya :
1. Menurut Almond, Sistem Politik adalah interaksi yang terjadi
dalam masyarakat yang merdeka yang menjalankan fungsi
integrasi dan adaptasi.
2. Menurut Rober A. Dahl, Sistem politik adalah pola yang tetap dari
hubungan – hubungan antara manusia yang melibatkan sampai
dengan tingkat tertentu, control, pengaruh, kekuasaan, ataupun
wewenang.
3. Sistem Politik menurut Rusadi Kartaprawira adalah Mekanisme
atau cara kerja seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur
politik yang berhubungan satu sama lain dan menunjukkan suatu
proses yang langgeng.
4. Menurut Drs. Sukarno, sistem politik adalah sekumpulan
pendapat, prinsip yang membentuk satu kesatuan yang
berhubungan satu sama lain untuk mengatur pemerintahan serta
melaksanakan dan mempertahankan kekuasaan dengan cara
mengatur individu atau kelompok individu satu sama lain atau
dengan Negara dan hubungan Negara dengan Negara.
Dapat disimpulkan bahwa sistem politik adalah mekanisme
seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungan
satu sama lain yang menunjukan suatu proses yang langsung
memandang dimensi waktu (melampaui masa kini dan masa yang akan
datang).
BAB III
PEMBAHASAN

A. Sistem Politik Indonesia


Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau
keseluruhan berbagai kegiatan dalam Negara Indonesia yang
berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan
tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan,
seleksi dan penyusunan skala prioritasnya.
Di Indonesia, sistem politik yang dianut adalah sistem politik
demokrasi pancasila yakni sistem politik yang didasarkan pada nilai-
nilai luhur, prinsip, prosedur dan kelembagaan yang demokratis.
Sistem politik Indonesia berdasar pada ketentuan-ketentuan dalam
UUD 1945. Sistem politik Indonesia mengalami banyak perubahan
setelah ada amandemen terhadap UUD 1945. Amandemen terakhir
atas UUD 1945 dilakukan pada tahun 2002. Perbandingan sistem
politik Indonesia sebelum amandemen dan sesudah amandemen
UUD 1945 adalah sebagai berikut :
1. Sistem Politik Indonesia Sebelum Amandemen UUD 1945
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
Hal itu berarti bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan
sepenuhnya dijalankan oleh MPR, Indonesia menganut sistem
pemerintahan presidensiil artinya presiden berkedudukan sebagai
kepala negara dan kepala pemerintahan.
UUD 1945 adalah konstitusi negara Indonesia yang
mengatur kedudukan dan tanggung jawab penyelenggaraan
negara, kewenangan, tugas, dan hubungan antara lembaga-
lembaga negara. UUD 1945 juga mengatur hak dan kewajiban
warga negara.
Lembaga legislatif terdiri atas MPR yang merupakan lembaga
tertinggi negara dan DPR. Lembaga eksekutif terdiri atas presiden
dan menjalankan tugasnya yang dibantu oleh seorang wakil
presiden serta kabinet. Lembaga yudikatif menjalankan
kekuasaan kehakiman yang dilakukan oleh MA sebagai lembaga
kehakiman tertinggi bersama badan-badan kehakiman lain yang
berada dibawahnya.
2. Sistem Politik Indonesia Setelah Amandemen UUD 1945
Pokok-pokok sistem politik di Indonesia setelah
amandemen UUD 1945 adalah sebagai berikut :
a. Bentuk negara adalah kesatuan, sedangkan bentuk
pemerintahan adalah republik. NKRI terbagi dalam 33
provinsi dengan menggunakan prinsip desentralisasi.
b. Kekuasaan eksekutif berada ditangan presiden. Presiden
tidak bertanggung jawab pada parlemen, dan tidak dapat
membubarkan parlemen. Masa jabatan presiden beserta
wakilnya adalah 5 tahun dan setelahnya dapat dipilih
kembali untuk satu kali masa jabatan.
c. Tidak ada lembaga tertinggi dan lembaga tinggi negara.
Yang ada lembaga-lembaga negara seperti MPR, DPR,
DPD, BPK, presiden, MK, KY dan MA.
d. DPA ditiadakan yang kemudian dibentuk sebuah dewan
pertimbangan yang berada langsung dibawah presiden.
e. Kekuasaan membentuk UU ada ditangan DPR. Selain itu
DPR menetapkan anggaran belanja negara dan
mengawasi jalannya pemerintahan.
B. Batasan Sistem Politik
Batasan sistem politik menurut beberapa ahli:
1. Rusandi Simuntapura, sistem politik ialah mekanisme
seperangkat fungsi/peranandalam struktur politik dalam
hubungan satu sama lain yang menunjukkan suatuproses yang
langgeng.
2. Sukarna, sistem politik ialah tata cara mengatur negara.
3. David Easton,sistem politik dapat diperkenalkan sebagai
interaksi yang diabstraksi-kan dari seluruh tingkah laku sosial
sehingga nilai-nilai dialokasikan secara otori-tatif kepada
masyarakat.
4. Robert Dahl, sistem politik merupakan pola yang tetap dari
hubungan antara manusia serta melibatkan sesuatu yang luas
dan berarti tentang kekuasaan, aturan-aturan, dan
C. Ciri-ciri Umum Sistem PolitikSistem politik menurut Almond, memiliki
4 (empat) ciri-ciri, antara lain:
1. Mempunyai kebudayaan politik
2. Menjalankan fungsi-fungsi
3. Memiliki spesialisasi
4. Merupakan sistem campuran
D. Fungsi Sistem Politik
Sistem politik mempunyai beberapa fungsi, diantaranya.
1. Kapabilitas, adalah kemampuan sistem politik dalam menjalankan
fungsinya (eksistensi) di lingkungan yang lebih luas.
Kantaprawira,(2006) mengemukakan bentuk kapabilitas suatu
sistem politik berupa:
a. Kapabilitas Regulatif,
Kapabilitas regulatif suatu sistem politik merupakan
penyelenggaraan pengawasan terhadap tingkah laku individu
dan kelompok yang ada di dalamnya; bagaimana penempatan
kekuatan yang sah (pemerintah) untuk mengawasi tingkah
laku manusia dan badan-badan lainnya yang berada di
dalamnya, semuanya merupakan ukuran kapabilitas untuk
mengatur atau mengendalikan.
b. Kapabilitas Ekstraktif,
SDA dan SDM sering merupakan pokok pertama bagi
kemampuan suatu sistem politik. Berdasarkan sumber-sumber
ini, sudah dapat diduga segala kemungkinan serta tujuan apa
saja yang akan diwujudkan oleh sistem politik. Dari sudut ini,
karena kapabilitas ekstraktif menyangkut soal sumber daya
alam dan tenaga manusia, sistem politik demokrasi liberal,
sistem politik demokrasi terpimpin, dan sistem politik
demokrasi Pancasila tidak banyak berbeda. SDA dan SDM
Indonesia boleh dikatakan belum diolah secara otpimal. Oleh
karena masih bersifat potensial.
c. Kapabilitas Distributif
Kapabilitas ini berkaitan dengan sumber daya yang ada diolah,
hasilnya kemudian didistribusikan kembali kepada masyarakat.
Distribusi barang, jasa, kesempatan, status, dan bahkan juga
kehormatan dapat diberi predikat sebagai prestasi riil sistem
politik. Distribusi ini ditujukan kepada individu maupun semua
kelompok masyarakat, seolah-olah sistem poltik itu pengelola
dan merupakan pembagi segala kesempatan, keuntungan dan
manfaat bagi masyarakat.
d. Kapabilitas Responsif
Sifat kemampuan responsif atau daya tanggap suatu sistem
politik ditentukan oleh hubungan antara input dan output. Bagi
para sarjana politik, telaahan tentang daya tanggap ini akan
menghasilkan bahan-bahan untuk analisis deskriptif, analisa
yang bersifat menerangkan, dan bahkan analisa yang bersifat
meramalkan. Sistem politik harus selalu tanggap terhadap
setiap tekanan yang timbul dari lingkungan intra-masyarakat
dan ekstra-masyarakat berupa berbagai tuntuan.
e. Kapabilitas Simbolik.
Efektifitas mengalirnya simbol dari sistem politik terhadap
lingkungan intra dan ekstra masyarakat menentukan tingkat
kapabilitas simbolik. Faktor kharisma atau latar belakang sosial
elit politik yang bersangkutan dapat menguntungkan bagi
peningkatan kapabilitas simbolik. Misalnya Ir Soekarno
Megawati, dengan keidentikan seorang pemimpin dengan tipe
“panutan” dalam mitos rakyat, misalnya terbukti dapat
menstransfer kepercayaan rakyat itu menjadi kapabilitas
benar-benar riil.
f. Kapabilitas Dalam Negeri dan Internasional
Suatu sistem politik berinteraksi dengan lingkungan domestik
dan lingkungan internasional. Kapabilitas domestik suatu
sistem politik sedikit banyak juga ada pengaruhnya terhadap
kapabilitas internasional. Yang dimaksud dengan kapabilitas
internasional ialah kemampuan yang memancar dari dalam ke
luar. Misalnya kebijakan sistem politik luar negeri Amerika
Serikat terhadap Israel, juga akan mempengaruhi sikap politik
negara-negara di timur tengah. Oleh karena itulah pengaruh
tuntutan dan dukungan dari luar negeri terhadap masyarakat
dan mesin politik resmi, maka diolahlah serangkaian respons
untuk menghadapinya.
Politik luar negeri suatu negara banyak bergantung pada
berprosesnya dua variabel, yaitu kapabilitas dalam negeri dan
kapabilitas internasional.
2. Konversi, menggambarkan kegiatan pengolahan input menjadi
ouput mulai dari : penyampaian tuntutan, perangkuman tuntutan
menjadi tindakan pembuatan aturan, pelaksanaan peraturan,
menghakimi, dan komunikasi.
3. Adaptif, yaitu menyangkut sosialisasi & rekruitmen yg bertujuan
memantapkan bangunan struktur politik dari sistem politik. Fungsi
sistem politik Pemeliharaan dan penyesuaian (adaptation) adalah
menyangkut sosialiasasi dan rekrutmen yang bertujuan untuk
memantapkan bangunan struktur politik dari sistem politik (Untari,
2006).
Sukarna (1979:28-29) mengemukakan ada dua fungsi utama
yang merupakan ciri esensial (yang perlu ada) dalam sistem
politik, ialah:
a. Perumusan kepentingan rakyat (identification of interest in the
population); dan
b. Pemilihan pemimpin atau pejabat pembuat keputusan
(selection of leaders or Official decision maker).
E. Macam-macam Sistem Politik

No Sistem Liberal Sistem Komunis Sistem Pancasila

Berdasarkan prinsip
Berdasarkan prinsip Berdasarkan prinsip
1 keseimbangan dan
free fight liberalism etatisme
keserasian

Hak milik pribadi


Hak milik diakui dan
2 Hak milik pribadi diakui ditolakPeniadaan hak
memiliki fungsi sosial
hak sipil dan politik

Daya kreasi, inisiatif,


Menimbulkan Menimbulkan
dan potensi setiap
kesenjangan sosial pengekangan
orang dikembangkan
3 yang sangat mencolok terhadap kreasi,
dalam suatu kerangka
antara sikaya dan kreatifitas, dan potensi
yang harmonis dengan
simiskin warga negara.
masyarakat

Berdasarkan
Berdasarkan Pancasila, yakni
Berdasarkan
sosialisme, manusia
individualisme, individu
4 masyarakat lebih monodualisme sebagai
lebih diutamakan dari
diutamakan dari pada makhluk individu dan
pada masyarakat
individu. sosial secara
seimbang.

Menganut nilai
Menganut nilai Menganut keadilan keadilan distribubtif
5 keadilan distributif, komutatif, yakni setiap dan nilai keadilan
yakni setiap orang orang memperoleh komutatif.
memperoleh jasa bagian yang sama
sesuai dengan tanpa memperhatikan
prestasinya. prestasinya.

– 14 Nov ’45 – 27 Des


’49- 27 Des ’49 – 17 5 Juli 59 – 11 Maret
6 66 sampai sekarang
Ags ‘50- 17 Ags ‘50 – 5 66.
Juli ‘59

Sistem pemerintahan
Terbatasnya arus Terbukanya arus
yang transparan yang
informasi dan informasi dan
7 didalamnya terdapat
kebebasan kebebasan
jaminan hak-hak kaum
berpendapat berpendapat
minoritas

Adanya penegakan Tidak adanya Adanya penegakan


hukum, pemilu yang mekanisme pemilu hukum, pemilu yang
8
terbuka, dan yang tertutup.Tidakada terbuka, dan tidak ada
terdapatnya oposisi oposisi oposisi

Menerapkan sistem Menerapkan sistem Menerapkan sistem


9
multi partai satu partai multi partai

Klasifikasi sistem politik menurut Alfian :


1. Otoriter/Totaliter
2. Anarki
3. Demokrasi
4. Demokrasi dalam transisi.
Ramlan Surbakti mengklasifikasikan sistem politik dengan kriteria :
1. Otokrasi Tradisional,
2. Totaliter,
3. Demokrasi,
4. Negara Berkembang
Menurut Almond dan Coleman, macam-macam sistem politik yg banyak
berlaku di negara berkembang :

1. Demokrasi Politik,
2. Demokrasi Terpimpin,
3. Oligarki Pembangunan,
4. Oligarki Totaliter,
5. Oligarki Tradisional

F. Demokrasi sebagai Sistem PolitiMenurut Bingham Powel, Jr., sistem


politik demokrasi ditandai :

1. Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut


mewakili keinginan rakyatnya.
2. Pengaturan yang mengorganisasikan perundingan untuk memperoleh
legitimasi, dilaksanakan melalui pemilu.
3. Sebagian besar orang dewasa dapat mengikuti proses pemilihan
(memilih/dipilih).
4. Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa dipaksa.
5. Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar (kebebasan
berbicara, berorganisasi dan pers). Setiap partai politik berusaha untuk
memperoleh dukungan.

G. Infrastruktur dan Suprastruktur Politik di Indonesia

1. Infrastruktur Politik

Infrastruktur politik yaitu suasana kehidupan politik rakyat yang berhubungan


dengan kehidupan lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam kegiatannya
dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap
kebijakan lembaga-lembaga kenegaraan dalam menjalankan fungsi serta
kekuasaannya masing-masing. Untuk menyalurkan aspirasi dan kepentingan
rakyat dalam penyelanggaraan pemerintahan negara. Berdasarkan teori
politik, infrastruktur politik mencakup :

1. Partai politik (political party), sebagai institusi mempunyai hubungan yang


sangat erat dengan masyarakat dalam mengendalikan kekuasaan. Berikut
merupakan beberapa fungsi partai politik :

 Komunikasi politik : Penyalur aspirasi rakyat kepada pemerintah,


 Sosialisasi politik : Pengenalan nilai dan norma etika.
 Rekruitmen politik : Merekrut anggota partai politik.
1) Masa Pra Kemerdekaan
Budi Utomo (Jakarta, 20 Mei 1908), merupakan organisasi modern pertama
yang melakukan perlawanan secara non fisik. Dalam perkembangannya
menjadi partai-partai politik yang didukung kaum terpelajar dan buruh tani.
2) Masa Pasca Kemerdekaan
Tumbuh suburnya partai-partai politik, didasarkan pada Maklumat Pemerintah
tanggal 3 November 1945.

KLASIFIKASI PARTAI POLITIK MENURUT DASAR/ASASNYA

Ketuhanan Kebangsaan Marxisme Nasionalisme

§ Partai Nasional
Indonesia
(PNI)§ Partai
§ Partai Indonesia Raya
§ Partai
Masjumi,§ Partai (Parindra)§ Partai § Partai Komunis
Demokrat
Sjarikat Rakyat Indonesia Indonesia
Tionghoa
Indonesia,§ Pergerakan (PRI)§ Partai (PKI)§ Partai Sosialis
(PTDI)§ Partai
Tarbiyan Islamiah Demokrasi Rakyat Indonesia§ Partai
Indonesia
(Perti),§ Partai Kristen (Banteng)§ Partai Murba§ Partai
Nasional
Indonesia Rakyat Nasional Buruh• § Permai
(PIN)• § IPKI
(Parkindo),• § Dll. (PRN)• § Partai
Kebangsaan
Indonesia (Parki);
dll.

Persaingan antar elit partai politik besar, telah membawa negara pada
instabilitas politik, sehingga mandeknya pemb ekonomi dan rawannya
keamanan. Akibat konflik berkepanjangan pada Badan Konstituante
(merumuskan UUD), mendorong Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 yang selanjutnya melahirkan demokrasi terpimpin.
3) Masa Orde Baru
Orde Baru (1966) melakukan pembenahan institusi politik, karena jumlah
parpol yang banyak, tidak menjamin stabilitas politik.
Terjadi penyederhanaan partai politik : Partai berbasis Islam (NU, Parmusi,
PSII, dan Partai Islam) menjadi Partai Persatuan Pembangunan (PPP); Partai
berbasis sosialis dan nasionalis (Parkindo, Partai Katolik, PNI, Murba dan
IPKI) menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Berdasarkan UU No. 3
Tahun 1975, Pemilu 1977 dan 1982 hanya diikuti 3 (tiga) peserta : PPP (ke-
Islaman & ideologi Islam); Golkar (kekaryaan dan keadilan sosial); PDI
(demokrasi, kebangsaan/ nasionalisme dan keadilan).
4) Masa/Era Reformasi
Berdasarkan UU No. 3/1999, partai-partai politik di Indonesia diberikan
kesempatan hidup kembali mengikuti pemilu multi partai (diikuti 48 parpol).

1. Kelompok kepentingan (interest group), dalam gerak langkahnya akan


sangat tergantung pada sistem kepartaian yang diterapkan dalam suatu
negara. Jenis-jenis kelompok kepentingan :

 Kelompok Anomik (kelompok spontan dan tidak memiliki nilai/norma),


 Kelompok Asosiasional (biasanya jarang terorganisir dan kegiatannya
kadang-kadang),
 Kelompok Institusional (merupakan kelompok pendukung kepentingan
institusional : seperti partai politik, korporasi bisnis, dll.),
 Kelompok Assosiasonal (merupakan kelompok yang terorganisir yang
menyatakan kepentingan dari suatu kelompok dan memiliki prosedur
teratur). Kegiatan kelompok kepentingan di dalam suatu negara, sangat
bergantung kepada sistem politik pemerintah apakah menerapkan sistem
kepartaian tunggal/ dua partai/ lebih.
 Pada sistem partai tunggal, kelompok kepentingan sangat dibatasi,
karena pemerintahan totaliter. Pada umumnya dianut oleh negara
komunis (Rusia, RRC, Vietnam, Korea Utara, Kuba dll.).
 Pada sistem dua partai/ lebih, kelompok kepentingan berpeluang tumbuh
dan berkembang dengan pesat. Pada umumnya dianut oleh negara-
negara yang Demokratis.

1. Kelompok penekan (pressure group), merupakan salah satu institusi politik


yang dapat dipergunakan oleh rakyat untuk menyalurkan aspirasi dan
kebutuhannya dengan sasaran akhir adalah untuk mempengaruhi bahkan
membentuk kebijakan pemerintah. Contoh institusi Kelompok penekan :
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi sosial keagamaan,
Organisasi Kepemudaan, Organisasi Lingkungan Hidup, Organisasi
pembela Hukum dan HAM, Yayasan atau Badan hukum lainnya.
2. Media komunikasi politik (political communication media), merupakan
salah satu instrumen politik yang dapat berfungsi untuk menyampaikan
informasi dan persuasi mengenai politik. Contoh media komunikasi : surat
kabar, telefon, faximile, internet, televisi, radio, film, dan sebagainya.
3. Tokoh politik (political figure), pengangkatan tokoh-tokoh politik merupakan
proses transformasi seleksi terhadap anggota-anggota masyarakat dari
berbagai subkultur.

H. Suprastruktur Politik
Suprastruktur politik adalah struktur politik pemerintahan yang berkaitan
dengan lembaga-lembaga negara yang ada, serta hubungan kekuasaan
antara lembaga satu dengan yang lain.
Pada Negara Monarki, pemerintahan dikuasi oleh keluarga bangsawan.
Raja/Ratu, berperan sebagai lambang kebesaran/alat pemersatu. Kabinet dpt
dibentuk berdasarkan pemilu (tergan- tung tkt pendemokrasiannya). Pada
Negara Republik, elit politik ada yang memegang kekuasaannya secara
diktator. Namun juga banyak yang bersifat demokratis (tergantung
Konstitusi/UUD negaranya).
Perkembangan ketatanegaraan modern, pada umumnya elit politik
pemerintah dibagi dalam kekuasaan :

 Eksekutif. Kekuasaan eksekutif berada di tangan presiden, presiden


adalah pemegang kekuasaan pemerintahan negara. Presiden di bantu
oleh wakil presiden dan menteri-menteri, untuk melaksanakan tugas
sehari-hari. Wewenang, kewajiban, dan hak presiden antara lain :
 Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD;
 Menetapkan peraturan pemerintah;
 Mengangkat memberhentikan menteri-menteri; dll
 Legislatif. Indonesia menganut sistem bikameral. Di tandai dengan adanya
lembaga perwakilan, yaitu DPR dan DPD. Dengan merujuk asas trias
politika. Kekuasaan legislatif terletak pada MPR dan DPD.
 MPR. Kewenangan:

Mengubah menetapkan UUD


Melantik presiden dan wakil presiden, dll

 Tugas:

Membentuk UU
Membahas RAPBN bersama presiden, dll.

 DPD. Fungsi :

Mengawas atas pelaksanaan UU tertentu


Pengajuan usul
 Yudikatif (mengadili pelanggaran undang-undang). Pasal 24 UUD 1945
menyebutkan tentang kekuasaan kehakiman dan memiliki tugas masing-
masing. Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh :
 Mahkamah Agung (MA)
 Mahkamah Konstitusi (MK)
 Komisi Yudisial (KY)
 Insfektif

Dengan sistem pembagian atau pemisahan kekuasaan, suprastruktur harus


didukung infrastruktur politik (rakyat, partai politik dan ormas), dalam
pemerintahan melalui wakil-wakilnya.
Mekanisme pemerintahan (infrastruktur dan suprastruktur politik) dapat
memenuhi fungsinya, manakala sistem politik mampu :

 Mempertahankan pola (tata cara, norma-norma dan prosedur-prosedur


yang berlaku).
 Menyelesaikan ketegangan (menyelesaikan, konflik dan perbedaan
pendapat) yang memuaskan semua pihak.
 Melakukan perubahan (kemampuan adaptasi dengan perkembangan baik
di dalam maupun luar negeri).
 Mewujudkan tujuan nasional (kristalisasi keinginan masyarakat untuk
mencapai tujuan tersebut).
 Mengintegrasikan dan menjamin keutuhan seluruh sistem.

I. Perbedaan Sistem Politik di Berbagai Negara

1. Pendekatan Sistem Politik Negara

Setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda. Untuk mempelajari


proses politik suatu negara diperlukan beberapa pendekatan yang didasarkan
pada : Sejarah, Sosiologis, Kultural / Budaya, Psycho-Sosial (Kejiwaan
masyarakat), Filsafat, Ideologi, serta Konstitusi dan Hukum. Terdapat 3 fungsi
politik dalam menetukan cara bekerjanya sistem politik :

1. Sosial politik. Setiap sistem politik memiliki fungsi pengembangan dan


memperkuat sikap-sikap politik di kalangan penduduk umum.
2. Rekrutmen politik. Merupakan fungsi penyeleksian rakyat untuk kegiatan
politik dan masa jabatan pemerintahan.
3. Komunikasi politik. Merupakan jalan mengalirnya informasi melalui
masyarakat dan melalui berbagai struktur yang ada dalam sistem politik.
Oleh sebab itu, dalam mmpelajari proses politik suatu negara diperlukan
beberapa pendekatan sebagai berikut:

1. Pendekatan Sejarah. Sistem politik dipelajari dari sejarah bangsa. Ada tiga
factor yang mempengaruhi pendekatan ini, yakni masa silam (the past),
masa sekarang (the present), dan masa yang akan datang (the future).
2. Pendekatan Sosiologis. Untuk mempelajari sistem politik suatu negara
perlu mempelajari sistem sosial/sistem kemasyarakatan yang ada di suatu
negara. Perbedaan-perbedaan sistem sosial akan mempengaruhi
terhadap sistem politik suatu negara.
3. Pendekatan Kultural/Budaya. Pendekatan ini dilihat dari pendidikan dan
budaya masyarakatnya.
4. Pendekatan Psikologi Sosial/Kejiwaan. Masyarakatan Dalam pendekatan
dilihat dari sikap-sikap masyarakat yang akan berpengaruh terhadap
sikap-sikap politik.
5. Pendekatan Filsafat. Dalam pendekatan ini dibicarakan tentang filsafat
yang menjadi way of life dari masyarakat atau bangsa itu.
6. Pendekatan Ideologi. Didalam pendekatan ini, suatu sistem politik dilihat
dan dipelajari dari ideology bangsa/negara yang berlaku didalam negara
itu.
7. Pendekatan Konstitusi dan Hukum. Didalam pendekatan ini, suatu sistem
politik dilihat dari konstitusi dan undang-undang serta hukum yang berlaku
dedalam negara itu.

2. Perbedaan Sistem Politik Negara

1. Perbedaan dari segi Bentuk

Setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda-beda, perbedaan tersebut


dapat dipandang dari bentuk pemerintah, bentuk negara, sistem kabinet,
bentuk parlemen, dll.

 Dipandang dari bentuk negara. Secara umum terdapat dua bentuk Negara
yaitu Kesatuan dan serikat/federasi.Negara Kesatuan merupakan
negara tunggal, jadi tidak ada Negara dalam Negara, dan Negara serikat
merupakan sebuah negara dimana negara tersebut terdiri atas beberapa
negara bagian.
 Dipandang dari bentuk pemerintahan. Terdapat dua bentuk pemerintahan
yaitu Republik dan kerajaan, Negara Republik di pimpin oleh seorang
Peresiden yang diangkat melalui pemilu,sedangkan kerajaan di pimpin
oleh seorang raja yang di angkat secara turun temurun.
 Dipandang dari Sistem kabinet. Perbedaan Sistem politik bila di pandang
dari sistem kabinet dapat di bedakan menjadi dua yaitu kabinet ministerial
dan kabinet Presidensial.dalam cabinet ministerial eksekutif adalah
perdana mentri sedangkan cabinet Presidensial Kabinet dipimpin oleh
Peresiden dan dibantu oleh para Mentri sehingga Mentri bertanggung
jawab terhadap Presiden.
 Dipandang dari Bentuk Parlemen. Bentuk parlemen terbagi dua yaitu
Monocameral dan Bicameral, monocameral merupakan sistem politik satu
kamar dan Bicameral merupakan bentuk parlemen dua kamar.

1. Perbedaan Ciri
 Sistem Politik Di Negara Komunis. Bercirikan pemerintahan yang
sentralistik, peniadaan hak milk pribadi, peniadaan hak-hak sipil dan
politik, tidak adanya mekanisme pemilu yang terbuka, tidak adanya
oposisi, serta terdapat pembatasan terhadap arus informasi dan
kebebasan berpendapat.
 Sistem Politik Di Negara Liberal. Bercirikan adanya kebebasan berpikir
bagi tiap individu atau kelompok, pembatasan kekuasaan, khususnya
dari pemerintah dan agama, penegakan hukum; pertukaran gagasan
yang bebas, sistem pemerintahan yang transparan yang didalamnya
terdapat jaminan hak-hak kaum minoritas.
 Sistem Politik Demokrasi Di Indonesia. Sistem politik yang didasarkan
pada nilai, prinsip, prosedur, dan kelembagaan yang demokratis. Adapun
sendi-sendi pokok dari sistem politik demokrasi di Indonesia adalah :
 Ide kedaulatan rakyat
 Negara berdasarkan atas hukum
 Bentuk Republik
 Pemerintahan berdasarkan konstitusi
 Pemerintahan yang bertanggung jawab
 Sistem Pemilihan langsung
 Sistem pemerintahan presidensiil

3. Sistem Politik Negara Inggris

Faktor Yang
No Uraian / Keterangan
Mempengaruhi

Latar Belakang Sejak abad 19, Inggris berubah menjadi


1.
Sejarah masyarakat industri modern. Para politisi mulai
menyesuaiakan sistem politik tsb. Mereka juga
dihadapkan pada masalah upaya membangun
kesejahteraan warganegaranya.

Kondisi masyarakat Inggris dalam waktu cepat


mampu bersaing dengan negara–negara lain
yang lebih dahulu merintis ke arah
2. Kondisi Sosiologis industrialisasi. Meskipun masyarakat Inggris
”bersifat kekotaan”, namun tetap menghendaki
sistem monarki dengan satu raja dan banyak
bangsa.

Sebagian masyarakat Inggris dikenal sebagai


masyarakat yang disiplin dan taat pada aturan.
Kondisi Kultural/ Nilai-nilai dan kebudayaan politik diwariskan
3.
Budaya dari generasi ke generasi melalui suatu
rangkaian pengalaman dalam keluarga, di
sekolah dan ditempat kerja.

Mayoritas masyarakat sangat menghormati


Kondisi Psycho- simbol-simbol kekuasaan negara (ratu/raja,
4. Sosial / Kejiwaan lembaga pemerintah, dll). Mereka senantiasa
masyarakat menunjukkan ketaatannya kepada undang-
undang politik azasi.

Masyarakat sangat mendukung rejim yang


berkuasa, manakala para penguasa juga
mentaati undang-undang politik asasi, dan jika
5. Pedoman Filsafat
dilanggar maka akan mengahadapi
perlawanan. Kejahatan sangat tercela dan
dianggap melawan masyarakat.

Paham atau Ideologi


6. Penerapan ideologi negara, adalah ideologi
yang diterapkan
liberal. Dalam kehidupan sehari-hari, sangat
menghormati kebebasan dan hak-hak asasi
manusia.

Kekuasaan pemerintah, lebih banyak dibatasi


oleh konvensi dari pada hukum formal. Rakyat
hidup dalam ketenangan dan kepastian
hukum, karena pemerintah memberikan
Pedoman Konstitusi perlindungan hukum yang baik dan
7.
dan Hukum penghormatan terhadap hak-hak asasi
warganegaranya. Aturan yang dibuat, ditaati
oleh semua komponen elit politik, pemerintah
maupun masyarakat demi jaminan keamanan
dan kesejahteraan bersama.

Penyelenggaraan pemerintah, dilaksanakan oleh :

1. Kabinet (Perdana menteri dan dewan menteri) serta parlemen (Majelis


Rendah dan Majelis Tinggi).
2. Parlemen dalam merumuskan kebijakan pemerintah dibatasi, karena cara
kerjanya diawasi oleh kabinet.
3. Perdana Menteri dapat memastikan bahwa setiap usul yang diajukan
pemerintahnya, akan disetujui dalam bentuk yang dikehendaki parlemen.

4. Sistem Politik Republik Rakyat Cina (RRC)

Faktor Yang
No Uraian / Keterangan
Mempengaruhi

Proses kehidupan sistem politik di China,


merupakan produk revolusi menggantikan
sistem kerajaan yang bertahan berabad-
1. Latar Belakang Sejarah abad. Revolusi demi revolusi, menjadikan
Partai Komunis Cina (PKC) sebagai
penguasa dan membentuk pemerintahan
komunis sampai sekarang.
Pada masyarakat Cina, lembaga-lembaga
sosial yang dominan adalah keluarga.
Mereka mengakui wewenang kekuasaan
2. Kondisi Sosiologis para pemimpinnya atas tingkah laku
sosialnya. Kesetiaan harus diarahkan pada
kepentingan kolektif dan bukan pada ikatan-
ikatan pribadi.

Pemerintah Cina sejak tahun 1949, telah


mengupayakan pendidikan sabagai salah
satu alat yang paling efektif untuk mengubah
Kondisi Kultural/ sikap politik orang-orang Cina. Melalui
3.
Budaya pendidikan, masyarakat ikut menanggung
beban sosialisasi dan menciptakan
masyarakat yang melek huruf sebagai syarat
pendidikan politik dan keterlibatan politik.

Negara Cina memiliki wilayah dan penduduk


terbesar di dunia. Sebelum menjadikan
Partai Komunis Cina berkuasa, selalu
Kondisi Psycho-Sosial /
4. dilanda perang saudara. Dewasa ini, mereka
Kejiwaan masyarakat
bangga karena memiliki kekayaan budaya
tinggi yang diwariskan oleh para
pendahulunya.

Mayoritas masyarakat Cina memiliki tingkat


kepercayaan diri tinggi. Sifat-sifat
antusiasme, kepahlawanan, pengorbanan,
5. Pedoman Filsafat
dan usaha bersama – mendapatkan nilai
tinggi. Azas percaya diri sendiri mempunyai
implikasi nasional maupun internasional.

Paham atau Ideologi Revolusi Cina telah berlangsung selama


6. puluhan tahun sebelum partai komunis
yang diterapkan
menjadi kekuatan yang besar dalam politik
Cina dan mulai menguasai pemerintahannya.
Anti imperialisme merupakan unsur paling
kuat dalam pembentukan ideologi komunis.

Berdasarkan Konstitusi 1954, organ


wewenang negara tertinggi dan pemegang
wewenang legislatif adalah ”Konggres
Rakyat Nasional” (KRN). Selain KRN, adalah
Pedoman Konstitusi
7. Dewan Negara (Perdana Menteri, Wakil-
dan Hukum
wakil Perdana Menteri dan kepala-kepala
dari semua kementerian dan komisi). Selain
itu juga ada Mahkamah Rakyat Tertinggi dan
Kejakasaan Rakyat Tertinggi.

Penguasa Komunis Cina selalu berupaya :


a. Mengikutsertakan warganya dalam kegiatan politik secara teratur dan
terorganisir melalui : gerakan masa, keanggotaan dalam organisasi masa,
dan partisipasi dalam pengelolaan unit-unit produksi).
b. Dalam kaderisasi calon-calon pemimpin komunis, dilakukan : rekruitmen
aktivis, kader dan anggota partai.
c. Masuk menjadi anggota PKC merupakan tindakan yang menentukan dalam
rekruitmen politik yang akan memperoleh promosi dan kekuasaan.
5. Sistem Politik Republik Indonesia

Faktor Yang
No Uraian / Keterangan
Mempengaruhi

Bangsa Indonesia harus menghadapi kolonial


Belanda dan bala tentara Jepang untuk
mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan 17
Latar Belakang
1. Agustus 1945. Pasca proklamasi
Sejarah
kemerdekaan, para pemimpin Indonesia
terlibat dalam proses politik dengan mencari
format berdasarkan demokrasi Pancasila.
Masyarakat Indonesia yang multi agama, ras
dan antar golongan telah dipersatukan dalam
kesatuan politik dengan semboyan Bhinneka
2. Kondisi Sosiologis Tunggal Ika. Dengan demikian, upaya saling
menghormati dan kerja sama dalam
membangun kerukunan hidup penting untuk
ditegakkan.

Negara Kesatuan Republik Indonesia


dibangun atas dasar sendi-sendi multi kultural.
Bangsa Indonesia memiliki semangat untuk
selalu menjunjung tinggi persatuan dan
Kondisi Kultural/ kesatuan, serta rela berkorban untuk bangsa
3.
Budaya dan negaranya. Budaya musyawarah,
toleransi, dan saling menghormati telah
diwariskan kepada calon-calon pemimpin
melalui jalur-jalur pendidikan formal, in-formal,
maupun nor-formal.

Bangsa Indonesia, sebelum menjadikan


Pancasila sebagai dasar negara selalu dapat
dipecah belah oleh bangsa lain. Dengan
Kondisi Psycho-
semangat rela berkorban dan cinta tanah air
4. Sosial / Kejiwaan
bangsa Indonesia mampu sejajar dengan
masyarakat
bangsa-bangsa lain di dunia. Bangsa
Indonesia sangat menentang segala mecam
bentuk penjajahan.

Pancasila dalam sistem politik Indonesia, telah


dijadikan dasar dan motivasi dalam segala
sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam hidup
5. Pedoman Filsafat bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
untuk mencapai tujuan nasionalnya
sebagaimana terkandung di dalam
Pembukaan UUD 1945.
Ideologi negara Indonesia yang berdasarkan
Pancasila, akan selalu dikaitkan dengan
proses politik dalam pengaturan
Paham atau Ideologi
6. penyelenggaraan pemerintahan negara
yang diterapkan
diberbagai bidang. Dalam struktur politik,
Pancasila menjadi sumber segala sumber
hukum.

Sejak pemilu 2004, presiden dipilih oleh rakyat


sehingga tanggung jawabnya kepada rakyat.
Pedoman Konstitusi
7. Lembaga negara, terdiri dari : MPR, Presiden,
dan Hukum
DPR, Badan Pengawas Keuangan (BPK), dan
Mahkamah Agung.

6. Penerapan Prinsip-Prinsip Demokrasi Pancasila

Demokrasi di Indonesia dengan sistem demokrasi Pancasila dengan prinsip:

1945. Harus berdasarkan Pancasila sebagaimana disebut di dalam


Pembukaan UUD 1945, serta penjabarannya dalam Batang Tubuh dan
Penjelasan UUD 1945.
1946. Menghargai dan melindungi hak-hak asasi manusia.
1947. Dalam ketatanegaraan, harus berdasar atas kelembagaan yang
diharapkan segala sesuatunya dapat diselesaikan melalui saluran-saluran
tertentu sesuai UUD 1945.
1948. Bersendi atas hukum sebagaimana dijelaskan di dalam penjelasan
UUD 1945.

Sistem politik Demokrasi Pancasila menghargai nilai-nilai musyawarah


sebagai berikut:
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat;
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain;
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama;
d. Musyawarah harus diliputi olh semangat kekeluargaan;
e. Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakan
keputusan musyawarah;
f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur;
g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara moral
kepada Tuhan YME, menjun-jung tinggi harkat & martabat manusia, serta
nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

7. Pelaksanaan Demokrasi Pancasila dalam Pengambilan Keputusan

Demokrasi Pancasila pada hakikatnya demokrasi yang bercorak khas


Indonesia, yang penerapannya dijabarkan dalam :

1. Pemerintahan Berdasarkan Hukum.


2. Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia
3. Pengambilan Keputusan Berdasakan Musyawarah
4. Peradilan yang Bebas dan Merdeka
5. Partai Politik (Parpol) dan Organisasi Sosial Politik (Orsospol)

Pelaksanaan Pemilihan Umum (pemilu)


Aspek – aspek Demokrasi Pancasila :

1. Aspek formal
2. Aspek materiil
3. Aspek normatif (kaidah)

Pengambilan keputusan sesuai dengan prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila:

1. Keseimbangan antara hak dan kewajiban,


2. Persamaan,
3. Kebebasan yang bertanggungjawab,

J. Peran Serta dalam Sistem Politik di Indonesia

1. Partisipasi Politik Warga Negara

Partisipasi politik, merupakan penentuan sikap dan keterlibatan hasrat setiap


individu dalam situasi dan kondisi organisasinya, sehingga pada akhirnya
mendorong individu tersebut berperan serta dalam pencapaian tujuan
organisasi, serta ambil bagian dalam setiap pertanggungjawaban bersama.
a. Bentuk-bentuk partisipasi politik

KONVENSIONAL NON-KONVENSIONAL
§ Pemberian Suara
(voting)§ Diskusi
politik§ Kegiatan § Pengajuan
kampanye§ Membentuk dan petisi§ Berdemonstrasi§ Konfrontasi§ Mogok§ Tindak
bergabung dalam kelompok kekerasan politik terhadap harta benda.· Tindak
Kepentingan.· Komunikasi kekerasan politik terhadap manusia.
individual dengan pejabat
politik/administratif.

Selain partisipasi di atas, ada pula bentuk partisipasi masyarakat dalam


sistem politik yang lainnya, yaitu:

1. Partisipasi aktif, yang merupakan kegiatan warga negara yang senantiasa


menampilkan perilaku tanggapan terhadap berbagai tahapan kebijakan
pemerintah.
2. Partisipasi pasif, yang merupakan kegiatan warga negara yang menerima
atau menaati begitu saja segala kebijakan pemerintah.
3. Partisipasi militant-radikal, yang merupakan kegiatan warga negara yang
senantiasa menampilkan perilaku tanggap terhadap berbagai kebijakan
pemerintah, namun cenderung menggunakan cara-cara non-konvensional,
termasuk didalamnya menggunakan cara-cara kekerasan.
4. Partisipasi apatis, yang merupakan kegiatan warga negara yang tidak mau
tau dengan apapun kebijakan yang dibuat pemerintah.

2. Faktor-Faktor Pendukung Partisipasi Politik

a. Pendidikan Politik
Menurut Ramdlon Naning, pendidikan politik adalah usaha untuk
memasyarakatkan politik dalam arti mencerdaskan kehidupan politik rakyat,
meningkatkan kesadaran setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara; serta meningkatkan kepekaan dan kesadaran
rakyat terhadap hak, kewajiban dan tanggungjawabnya terhadap bangsa
dan negara.
b. Kesadaran Politik
Menurut Drs.M.Taupan, kesadaran politik adalah suatu proses batin yang
menampakkan keinsafan dari setiap warga negara akan urgensi kenegaraan
dalam kehidupan kenegaraan, mengingat tugas-tugas negara bersifat
menyeluruh dan kompleks sehingga tanpa dukungan positif dari seluruh
warga masyarakat, tugas-tugas negara banyak yang terbengkalai.
c. Sosialisasi Politik
Sosialisasi politik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
proses dengan jalan mana orang belajar tentang politik dan mengembangkan
orientasi pada politik. Adapun alat yang dapat dijadikan sebagai
perantara/sarana dalam sosialisasi politik, antara lain: keluarga, sekolah, dan
partai politik.
BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa sistem politik yang
berlaku di Indonesia adalah Demokrasi Pancasila, dimana rakyat turut
serta dalam politik dengan memiliki hal politik masing-masing sesuai
dengan Hak Asasi Manusia di Indonesia. Kenapa Indonesia tidak
menganut sistem politik liberal, fasisme, dan komunisme? itu semua
dikarenakan Indonesia sebagai negara demokratis tidak cocok
menganut sistem politik tersebut.
B. Saran
Kita sebagai warga Negara Indonesia harus bangga Negara kita
menganut sistem politik demokrasi pancasila yang sesuai dengan
kepribadian bangsa. Oleh karena itu mari kita membantu pemerintah
untuk menjalankan sistem politik di Indonesia dengan cara apapun, bisa
dengan mengeluarkan pendapat yang membangun tapi tidak dengan
bentuk anarkis.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun. 2005. Sejarah Untuk SMA kelas XII Program Ilmu Sosial Dan
Bahasa. Klaten : Cempaka Putih.
Tim Penyusun, MGMP. 2008. Sejarah Nasional Indonesia Dan Dunia untuk
Kelas XII SMA Program IPS. Malili : Raodah Foto Copy.
Kantaprawira, Rusadi, 2006. Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Sinar Baru
Algesindo.
Listyarti, Retno, 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA dan MA
Kelas XI, Jakarta: Esis.
Mariam Budiarjo, dkk, “Dasar-dasar ilmu Politik”, Gramedia, 2003
Murshadi “Ilmu Tata Negara; untuk SLTA kelas III”, Rhineka Putra, bandung,
1999
Nugroho Notosusanto, “Sejarah Nasional Indonesia”, Balai Pustaka, 2008

Anda mungkin juga menyukai