Anda di halaman 1dari 3

Air merupakan sesuatu yang sangat penting di dalam kehidupan karena semua makhluk hidup

di dunia ini memerlukan air. Tumbuhan dan hewan sebagian besar tersusun oleh air. Sel
tumbuhan mengandung lebih dari 75% air dan sel hewan mengandung lebih dari 67%. Kurang
dari 0,5% air secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Air minum adalah
air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, syarat-syarat air minum antara lain tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak
mengandung logam-logam berat dan senyawa-senyawa kimia yang sangat beresiko terhadap
kesehatan seperti nitrat dan nitrit (Emilia, 2019).

Parameter fisika adalah salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur kadar kualitas
air yang berhubungan dengan fisika seperti suhu, kecepatan arus, kecerahan dan tinggi air,
kecerahan, kedalaman, warna air, kekeruhan, salinitas, TDS (total dissolved solid) atau TSS
(total suspended solid). Parameter kimia adalah parameter yang sangat penting untuk
menentukan air tersebut dikatakan baik atau tidak. Parameter kimia meliputi Dissolved Oxygen
(DO), pH, amoniak, sulfat, kesadahan, logam, maupun senyawa nitrat dan nitrit (Emilia, 2019).
Chemical Oxygen Demand (COD) merupakan salah satu indikator pencemaran air secara
kimia. Chemical Oxygen Demand atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen yang
diperlukan agar bahan buangan yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia.
Sumber COD berasal dari kegiatan industri kertas, penyamakan kulit, gula, pemotongan
daging, pengalengan ikan, pembekuan udang, roti, susu, keju, dan mentega, limbah domestik
dan lain-lain. Keberadaan COD di lingkungan akan memberikan dampak pada manusia dan
lingkungan,diantaranya adalah banyaknya biota air yang mati karena konsentrasi oksigen
terlarut dalam air terlalu sedikit dan semakin sulitnya mendapatkan air sungai yang memenuhi
kriteria sebagai bahan baku air minum (Lumaela dkk, 2013).

Nitrit merupakan bentuk nitrogen yang hanya sebagian teroksidasi. Nitrit tidak ditemukan
dalam air limbah yang segar, melainkan dalam limbah yang sudah basi atau lama. Nitrit tidak
dapat bertahan lama dan merupakan keadaan sementara proses oksidasi antara amoniak dan
nitrat. Nitrit bersumber dari bahan-bahan yang bersifat korosif dan banyak dipergunakan di
pabrik-pabrik. Nitrit tidak tetap dan dapat berubah menjadi amoniak atau dioksidasi menjadi
nitrat. Dalam Peraturan Pemerintah No.20/1990 dan Permenkes No.416/l990 tentang
Pengendalian Air disebutkan bahwa kadar maksimum yang diperkenankan ada dalam air
minum masing-masing untuk nitrat dan nitrit adalah 10 mg/L dan 1 mg/L sedangkan pada
Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air menyebutkan syarat
maksimal untuk beban nitrit pada air adalah 0, 06 mg/L (Emilia, 2019). Jika kadar nitrat dalam
perairan tinggi atau lebih dari 0,2 mg/L, dapat mengakibatkan terjadinya eutrofikasi yang dapat
merangsang pertumbuhan fitoplankton dengan cepat (blooming). Tingginya kadar nitrat ini
akan mempengaruhi kehidupan organisme dalam perairan (Sepriani dkk, 2016).

Padatan tersuspensi (TSS) dalam air terdiri dari partikel anorganik dan partikel organik.
partikel anorganik seperti tanah liat, lumpur dan konstituen tanah lainnya dan bahan organik
seperti serat tanaman dan padatan biologis seperti ganggang, bakteri, plankton yang ditemukan
dalam air. Lebih tinggi partikel anorganik dan organik di sungai berkontribusi lebih tinggi dari
TSS di sungai serta dapat mempengaruhi kekeruhan air sungai. Meningkatkan nilai TSS
kemudian meningkat sungai mencemari (Amneera et al., 2013).

Secara umum, tingkat COD yang lebih rendah menunjukkan tingkat polusi yang rendah.
Tingkat COD yang tinggi menunjukkan tingkat polusi yang tinggi air di daerah penelitian.
Apalagi penggunaannya yang luas terhadap pupuk kimia organik dan pembuangan limbah
sangat mempengaruhi tingkat COD, sementara COD yang tinggi menunjukkan pada penurunan
kualitas air yang dikaitkan dengan pembuangan dari kota yang efluen (Al-Badaii et al., 2013).
DAFTAR PUSTAKA

Al-Badaii F, Othman MS and Gasim MB. 2013. Water Quality Assessment of The Semenyih
River, Selangor, Malaysia. Malaysia: Hindawi Publishing Corporation.

Amneera WA, et al. 2013. Water Quality Index of Perlis River, Malaysia. Malaysia: IJCEF-
IJENS.

Emilia I. 2019. Analisa Kandungan Nitrat dan Nitrit dalam Air Minum Isi Ulang Menggunakan
Metode Spektrofotometri UV-Vis. Palembang: Jurnal Indobiosains

Lumaela AK, Otok BW, dan Sutikno. 2013. Pemodelan Chemical Oxygent Demand (COD)
Sungai di Surabaya Dengan Metode Mixed Geographically Weighted Regression.
Surabaya: Jurnal Sains dan Seni Pomits.

Sepriani, Abidjulu J, dan Kolengan HS. 2016. Pengaruh Limbah Cair Industri Tahu Terhadap
Kualitas Air Sungai Paal 4 Kecamatan Tikala Kota Manado. Manado: Chem. Prog.

Anda mungkin juga menyukai