Anda di halaman 1dari 31

PEMBUATAN PERMEN HERBAL BUNGA ROSELLA

‘’GUMMYLLA’’

LAPORAN PENJUALAN

Disusun untuk memenuhi tugas kewirausahaan

Disusun Oleh:

1. Aniswatul Magfiroh (16020200014)


2. Ariska Sukmawati (16020200016)
3. Nofrianti Melani Son (16020200057)
4. M. Alwi Rizkilah (16020201047)
5. Zanu Rama Lehana (16020201085)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKES RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA

SIDOARJO

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan


kami berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup ini banyak diberikan
keberkahan. Dengan kemurahan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa
sehingga kami bisa menyelesaikan laporan pembuatan dan pemasaran Permen
Herbal Bunga Rosella ‘’Gummylla’’.
Dalam penyusunan laporan ini, kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada Bapak dosen mata kuliah kewirausahaan yang telah memberikan
bimbingan, dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dukungan dari
keluarga dan teman-teman dekat juga membuat kelompok kami bersemangat
dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga laporan ini memberikan sedikit
kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Kami menyadari di dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki.Oleh karena itu
kami meminta maaf atas ketidak sempurnaanya dan juga memohon kritik dan
saran untuk kami agar bisa lebih baik lagi dalam membuat laporan. Harapan kami
mudah-mudahan apa yang kami susun ini bisa memberikan manfaat untuk diri
kami sendiri, teman-teman, serta orang lain. Terima kasih.

Sidoarjo, 23September 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................5
1.1 Latar belakang ...........................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................6
1.3 Tujuan ......................................................................................................6
1.4 Manfaat ....................................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8
2.1 KEWIRAUSAHAAN ...............................................................................8
2.1.1 Pengertian kewirausahaan ................................................................8
2.1.2 Tujuan kwirausahaan .......................................................................9
2.1.3 Manfaat kewirausahaan ..................................................................12
2.2 PEMASARAN ........................................................................................13
2.2.1 Pengertian pemasaran.....................................................................13
2.3 TANAMAN ROSELLA ........................................................................15
2.3.1 Pengertian rosella ...........................................................................15
2.3.2 Kandungan .....................................................................................13
2.3.3 Manfaat rosella...............................................................................16
2.4 PERMEN JELLY ....................................................................................16
2.4.1 Pengertian permen jelly .................................................................17
2.4.2 Kelebihan permen jelly ..................................................................17
2.5 GELATIN................................................................................................18
2.5.1 Pengertian gelatin.................................................................................18
2.5.2 Fungsi gelatin .....................................................................................18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................20
3.1 Bahan dan Alat Penelitian .......................................................................20
3.2.1 Bahan..............................................................................................20

3
3.2.2 Alat ..............................................................................................20
3.3 Cara pembuatan ......................................................................................20
3.4 Strategi pemasaran ..................................................................................20
HASIL PEMASARAN.........................................................................................22
4.1 Perhitungan laba hasil pemasaran....................................................................22
4.2 Inovasi produk.................................................................................................22
PEMBAHASAN...................................................................................................25
KESIMPULAN.....................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................29
LAMPIRAN..........................................................................................................30
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Tanaman rosella ......................................................................................5
Gambar 2Penjualan Permen di pasar Driyorejo kabupaten Gresik ..........................5
Gambar 3 Penjualan Permen di Apotek Driyorejo kabupaten Gresik .....................7
Gambar 4 Penjualan Permen di warung kopi Driyorejo kabupaten Gresik .............7
Gambar 5Penjualan Permen toko terdekat di rs Anwar Medika ............................17
Gambar 6Penjualan Permen di toko makanan di Kota Gresik ...............................17
Gambar 7Penjualan Permen di kalangan anak-anak ..............................................18

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rosela merah (Hibiscus sabdariffa Linn) sedang populer di masyarakat


sebagai minuman teh rosela, yang diolah dari kelopak bunga yang telah
dikeringkan (Mardiah dkk., 2008). Masyarakat percaya bahwa dengan meminum
teh rosela, maka dapat mengurangi keparahan dari beberapa penyakit seperti
hipertensi, hiperkolesterol, dan arterosklerosis (Sarbini, 2005). Pada beberapa
penelitian, rosela juga dapat digunakan sebagai antioksidan karena kandungan
senyawa bioaktif yang terdapat pada rosela seperti protocatechuate acid,
antosianin dan vitamin C (Mardiah dkk., 2008).

Saat ini tujuan pembudidayaan rosella mulai bergeser sebagai penghasil


bahan minuman dan makanan. Di Indonesia, penggunaan rosella mulai banyak
dikenal sebagai minuman kesehatan. Maryani dan Kristina (2005) mengatakan
bahwa daun atau kelopak bunga yang direbus dengan air berkhasiat sebagai
peluruh kencing dan merangsang keluarnya empedu dari hati (chloretic),
menurunkan tekanan darah (hypotensive), mengurangi kekentalan (viskositas)
darah, dan meningkatkan peristaltik usus.

Melihat banyaknya manfaat dari bunga rosella terhadap tubuh manusia, perlu
dikembangkan suatu produk makanan dari bunga rosella dimana produk tersebut
dapat disukai oleh banyak orang sehingga bunga rosella tidak hanya dikenal
sebagai minuman kesehatan tetapi juga produk pangan yang memiliki rasa enak
apabila dikonsumsi. Salah satu alternatif hasil olahan dari bunga rosela yang dapat
dikembangkan adalah permen jelly.

Permen adalah produk makanan berbentuk padat yang dibuat dari


gula/pemanis lainnya dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain yang
lazim dan bahan tambahan makanan yang diijinkan untuk kembang gula

5
(Departemen Perindustrian, 1994). Di pasaran ada berbagai jenis permen yang
dikonsumsi oleh masyarakat, di antaranya adalah permen jelly. Menurut Smith
(2001), permen jelly merupakan permen yang dibuat dari sari buah dan bahan
pembentuk gel yang mempunyai kenampakan jernih dan transparan serta
mempunyai tekstur dan kekenyalan tertentu.

Penambahan ekstrak kelopak bunga rosela dalam pembuatan permen jelly


berpotensi memberikan warna merah yang menarik dan cita rasa serta aroma yang
khas, karena adanya asam-asam organik, terhadap permen jelly rosela yang
dihasilkan. Menurut Provital (2003), rosela mengandung asam organik tinggi
yaitu 15-30%. Dengan tingginya asam organik juga diharapkan dapat
menstabilkan warna dari antosianin karena pigmen ini stabil dalam kondisi asam.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disimpulkan rumusan


masalah dari pembuatan produk ini yaitu:

1. Bagaimana proses pembuatan dari permen herbal rosella?

2. Bagaimana cara berkewirausahaan yang baik dan benar sehingga dapat di


peroleh keuntungan yang sesuai ?

3. Bagaimana cara menghitung laba dan keuntungan dalam pemasaran produk


permen herbal rosella?

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan produk ini yaitu:

1. Untuk mengetahui proses pembuatan dari permen herbal rosella

2. Untuk mengetahui cara berkewirausahaan yang baik dan benar sehingga dapat
di peroleh keuntungan yang sesuai

3. Untuk mengetahui Bagaimana cara menghitung laba dan keuntungan dalam


pemasaran produk permen herbal rosella

6
1.3 Manfaat pembuatan

Manfaat dari pembuatan produk rosella ini, diantaranya:

1. Hasil dari pembuatan produk permen herbal rosella ini di harapkan dapat
memberikan informasi tentang pembuatan permen herbal rosella yang baik dan
benar.

2. Memberikan informasi bagaimana cara berkewirausahaan yang baik dan benar


serta dapat memberi keuntungan yang sesuai.

3. Memberikan informasi yang dapat dijadikan acuan dalam mengolah rosella

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KEWIRAUSAHAAN
2.1.1 Pengertian kewirausahaan
Kewirausahaan atau entrepreneurship berasal dari bahasa Perancis,
yaitu perantara. Beberapa pengertian kewirausahaan yaitu:1. Kewirausahaan
adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber
daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Achmad
Sanusi, 2008). Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan
inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan. (Zimmerer, 2008).
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya
mencari, menciptakan, serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru
dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih
baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. (Keputusan Menteri
Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995)
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif,
kreatif, berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka
meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya atau kiprahnya. Seseorang
yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah
dicapainya. Sedangkan pengertian wirausaha atau entrepreneur adalah mereka
yang selalu bekerja keras dan kreatif untuk mencari peluang bisnis,
mendayagunakan peluang yang diperoleh, dan kemudian merekayasa penciptaan
alternatif sebagai peluang bisnis baru dengan faktor keunggulan (Heflin, 2004).
Menurut Zimmerer dkk (2008) wirausaha adalah seseorang yang
menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi
mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang
yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan. Jadi
wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukan usaha/kegiatan sendiri
dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan

8
menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam
melaksanakan usaha/kegiatan.
Kewiausahaan sebagai Etika Ekonomi Modern, kewirausahaan sebagai
etika(akhlak, moralitas) ekonomi/bisnis (etika kewirausahaan) berkaitan dengan
maknakewirausahaan sebagai resep bertindak guna menumbuhkembangkan
sistemperekonomian (bisnis) yang modern. Pemaknaan seperti ini tidak saja
berlaku secaratekstual, tetapi dikenal pula secara umum dalam masyarakat.
Pandangan tekstual bahwakewirausahaan terkait dengan etika ekonomi (bisnis)
dapat dicermati pada pendapatSalim Siagiandan Asfahani(1995) yang menyatakan
sebagai berikut:Kewirausahaan adalah semangat, pelaku dan kemapuan untuk
memberikantanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan diri
sendiri dan ataupelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat, dengan
selalu berusahanmencari dan melayani lebih banyakndan lebih baik, serta
menciptakan dan menyediakanproduk yang lebih bermanfaat dan menerapkan
cara kerja yang lebih efisien, melaluikeberanian mengambil risiko, kreativitas dan
inovasi serta kemampuan manajemen.
Sedangkan menurut Alma (2007:5) menyatakan bahwa:Wirausahawan
adalah seorang inovator, sebagai individu yang mempunyai naluriuntuk melihat-
lihat peluang, mempunyai semangat, kemampuan danpikira untukmenaklukkan
cara berpikiran malas dan lamban. Seorang wirausahawan mempunyaiperan untuk
mencari kombinasi-kombinasi baru, yang merupakan gabungan dari lima
hal,yakni:a. pengenalan barang;b. metode produksi baru;c. sumber bahan mentah
baru;d. pasar-pasar baru;e. organisasi industri baru.Bertolak dari gagasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa wirausaha sangatpenting, mengingat bahwa modernisasi
dalam bidang ekonomi, sangat bergantung padakuantitas dan kualitas
kewirausahaannya. Karena itu tidak mengherankan jika PBBmenyatakan, bahwa
suatu negara akan mampu membangun, apabila memilikiwirausahawan sekitar
2% dari jumlah penduduknya. Jumlah penduduk Indonesia saat ini200.000.000
jiwa, sehingga paling tidak harus memiliki wirausahawansebanyak4.000.000
orang (Alma, 2008:4). Namun kenyataannya,
Indonesia hanya memilikiwirausahawan sekitar 0,18% dari jumlah penduduk
(Suruji, 2008).Wirausahawan memiliki kedudukan amat penting dalam kehidupan

9
suatu negara.Mengingat, bahwa wirausahawan tidak saja memberikan
kemanfaatan bagi dirinyasendiri-pekerjaan dan pendapatan secara mandiri, tetapi
juga bagi negara dan wargamasyarakat dengan penciptaan lapangan kerja.
Berbagai teori pembangunganmenyatakan, bahwa keberhasilan suatu negara
dalam proses percepatan pembangunanekonomi sangat bergantung pada kuantitas
dan kualitas kewirausahaan yang dimilikisuatu negara.Kewirausahaan sebagai
Etika Sosial Modern, berkaitan dengan adanyakenyataan, bahwa konsep-konsep,
gagasan-gagasan, ide-ide atau dalil-dalil yang tercantum di dalam kewirausahaan
bisa diberlakukan sebagai resep bertindak yang bersifat universal, yakni tidak saja
dalam bidang bisnis, tetapi juga dalam bidang kemasyarakatan guna mewujudkan
kehidupan suatu masyarakat modern (kewirausahaan sosial).
Hal ini tercermin pada pendapat McClelland (1987:86) yang menyatakan
sebagai berikut:1)Perilaku Kewiraswastaan:a. memikul risiko-risiko yang tidak
terlalu besar sebagai suatu akibatdari keahlian dan bukan karena kebetulan;b.
kegiatan yang penuh semangat dan/atau yang berdaya cipta;c. tanggung jawab
pribadi;d. pengetahuan tentang hasil-hasil keputusan, uang sebagai ukuran atas
hasil.2)Minat terhadap peerjaan kewiraswastaan sebagai suatu akibat dari
martabatdan “sikap berisiko: mereka.3)Dalam Instruksi Presiden RI No. 4 Tahun
1995, pemerintah mendefinisikan kewirausahaan sebagai berikut : Kewirausahaan
adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani
usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan,
menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi
dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh
keuntungan yang lebih besar. Jadi wirausahawan adalah orang yangmempunyai
semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan, atau orangyang
mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan
bisnis,mengumpulkan sumberdaya-sumberdaya yang dibutuhkan dan
mengambiltindakan yang tepat guna memastikan kesuksesan.

2..1.2 Karakterisitik Wirausaha

10
WilliamBygrave (Alma, 2007) mendeskripsikan karekteristik wirausaha
ke dalamsepuluh konsep yang disebutnya sebagai konsep 10D. Kesepuluh konsep
itu adalah,Dream, Decisiveness, Doers, Determination, Dedication, Devotion,
Details, Destiny,Dollars, and Distribute.Konsep dream, dimaksukan bahwa
seorang wirausaha mempunyai visibagaimana keinginannya terhadap masa depan
pribadi dan bisnisnya, dan yang palingpenting adalah diamempunyai kemampuan
untuk mewujudkan impian tersebut.Konsep decisiveness, bahwa seorang
wirausaha adalah orang yang tidak bekerjalambat. Merekamembuat keputusan
secara cepat dengan penuh perhitungan.Kecepatan dan ketepatan dia mengambil
keputusan adalah merupakan faktorkuncidalam kesuksesan bisnisnya.Konsep
doers,begitu seorang wirausaha membuat keputusan maka dialangsung
menindaklanjutinya. Mereka melaksanakan kegiatannya secepat mungkinyang dia
sanggup. Artinya seorang wirausaha tidak mau menunda-nunda
kesempatanyangdapat dimanfaatkan.Konsep determination, seorang wirausaha
melaksanakan kegiatannya denganpenuh perhatian.Rasa tanggung jawabnya
tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun diadihadapkan pada rintangan yang
mustahil diatasi.
Konsep dedication, dedikasi seorang wirausaha terhadap bisnisnya sangat
tinggi,kadang-kadangdia mengorbankan hubungan kekeluargaan, melupakan
hubungandengankeluarganya sementara. Mereka bekerja tidak mengenal
lelah.Konsep devotion, artinya seorang wirausaha mencintai pekerjaannya dan
produkyangdihasilkannya secara gila-gilaan. Hal inilah yang mendorong dia
mencapaikeberhasilan yang sangat efektif untuk menjual produk yang
ditawarkannya.Konsep details, seorang wirausaha sangat memerhatikan faktor-
faktor kritissecara rinci. Diatidak mau mengabaikan faktor kecil sekalipun yang
dapat menghambatkegiatan usahanya.
Konsep destiny, seorang wirausaha bertanggungjawab terhadap nasib
dantujuan yang hendak dicapai. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau
tergantungpada oranglain.Konsep dollars, seorang wirausaha tidak sangat
mengutamakan mencapaikekayaan.Motivasinya bukan untuk memperoleh uang.
Baginya, uang dianggap sebagaiukuran kesuksesan bisnisnya. Mereka berasumsi,
jika mereka sukses berbisnismakamereka pantas memperoleh uang atau

11
keuntungan.Konsep distribute, seorang wirausaha bersedia mendistribusikan
kepemilikanbisnisnya terhadaporang–orang kepercayaannya. Orang-orang
kepercayaan ini adalahorang-orangyang kritis dan mau diajak untuk mencapai
sukses dalam bidang bisnis.
2.2.3 Manfaat kewirausahaan
Kegiatan kewirausahaan dapat membantu perekonomian menjadi lebih
baik. Menurut Zimmerer dkk (2008) manfaat kewirausahaan yaitu:
1.Peluang untuk Menentukan Nasib
Memiliki usaha atau perusahaan sendiri memberikan kebebasan dan
peluang bagi para wirausaha untuk mencapai apa yang penting baginya.
2.Peluang untuk Melakukan Perubahan
Semakin banyak bisnis yang memulai usahanya karena mereka dapat
menagkap peluang untuk melakukan berbagai perubahan yang menurut mereka
sangat penting. Mungkin berupa penyediaan perumahan sederhana yang sehat dan
layak pakai, dan mendirikan daur ulang limbah untuk melestarikan sumber daya
alam yang terbatas, pebisnis kini menemukan cara untuk mengombinasikan wujud
kepedulian mereka terhadap berbagai masalah ekonomi dengan sosial dengan
harapan untuk menjalani hidup yang lebih baik.
3.Peluang untuk mencapai potensi sepenuhnya
Banyak orang menyadari bahwa bekerja di suatu perusahaan seringkali
membosanka, kurang menantang dan tidak ada daya tarik. Hal ini tentu tidak
berlaku bagi seorang wirausahawan, bagi mereka tidak banyak perbedaan antara
bekerja atau menyalurkan hobi atau bermain, keduanya sama saja. Bisnis-bisnis
yang dimiliki oleh wirausahawan merupakan alat untuk menyatakan aktualisasi
diri. Keberhasilan mereka adalah suatu hal yang ditentukan oleh kreativitas,
antusias, inovasi, dan visi mereka sendiri. Memiliki usaha atau perusahaan sendiri
memberikan kekuasaan kepada mereka, kebangkitan spiritual dan mampu
mengikuti minat atau hobinya sendiri.
4. Peluang untuk Meraih Keuntungan
Walaupun pada tahap awal uang bukan daya tarik utama bagi
wirausahawan, keuntungan berwirausahawan merupakan faktor motivasi yang
penting untuk mendirikan usaha sendiri, kebanyakan pebisnis tidak ingin menjadi

12
kaya raya, tetapi kebanyakan diantara mereka yang menang menjadi
berkecukupan. Hampir 75% yang termasuk dalam daftar orang terkaya (Majalah
Forbes) merupakan wirausahawan generasi pertama.
5.Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan
pengakuan atas usahanya
Pengusaha atau pemilik usaha kecil seringkali merupakan warga
masyarakat yang paling dihormati dan dipercaya. Kesepakatan bisnis berdasarkan
kepercayaan dan saling merhormati adalah ciri pengusaha kecil.Pemilik menyukai
kepercayaan dan pengakuan yang diterima dari pelanggan yang telah dilayani
dengan setia selam bertahun-tahun. Peran penting yang dimainkan dalam sistem
bisnis dilingkungan setempat serta kesadaran bahwa kerja memilki dampak nyata
dalam melancarkan fungsi sosial dan ekonomi nasional adalah merupakan
imbalan bagi manajer perusaan kecil.
6. Peluang untuk melakukan sesuatu yg Anda sukai
Hal yang didasarkan oleh pengusaha kecil atau pemilik perusahaan kecil
adalah bahwa kegiatan usaha mereka sesungguhnya bukan kerja. Kebanyakan
kewirausahawan yang berhasil memilih masuk dalam bisnis tertententu, sebab
mereka tertarik dan menyukai pekerjaan tersebut. Mereka menyalurkan hobi atau
kegemaran mereka menjadi pekerjaan mereka dan mereka senang bahwa mereka
melakukannya.
2.2 PEMASARAN
2.2.1 Pengertian pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang
dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan untuk mendapatkan laba. Berhasil
tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung kepada keahlian pengusaha di
bidang pemasaran, produksi, keuangan maupun bidang lain. Selain itu tergantung
pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi
tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.Pada dasarnya tujuan dalam
mendirikan perusahaan adalah mencari labasemaksimal mungkin.
Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan itusangat
dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memasarkan

13
produknya.Perusahaan dapat menjual produknya dengan hargayang
menguntungkan padatingkat kualitas yang diharapkan, akan mampu mengatasi
tantangandari parapesaing terutama dalam bidang pemasaran.Oleh karena itu
untuk menarik konsumen melakukan pembelian makaperusahaan harus bisa
menerapkan suatu strategi pemasaran yang tepat sesuaidengan kondisi pasar yang
dihadapi.Keberhasilan strategi pemasaran dipengaruhioleh beberapa faktor yaitu
riset dan analisa pasar,keputusan tentang produk,penetapan harga, promosi dan
distribusi(marketing mix).
Memasuki pesrdagangan bebas AFTA (Asean Free Trade Assosiaotion)
tahun 2003 yang lalu sampai sekarang, hampir semua organisasi
bisnismenghadapi persaingan dan tantangan dalam suatu lingkungan yang sarat
dengan perubahan. Agar berhasil dalam kondisi saat ini, diperlukan strategi
pemasaran berorientasi pasar yang dapat mengantisipasi seluruh kainginan
konsumen, mengatasi ancama persaingan, dan memperkuat keunggulan
bersaing.Perubahan pola bersaing global tersebut mutlak memerlukan analisis
terhadap segala kekuatan lingkungan ysng mempengaruhi perubahan secara
berkesinambungan.
Menurut Jauch dan Glueck (1999:82) “perusahaan yang secara sistematis
menganalisis lingkungan akan lebihefektif daripada perusahaan yang tidak
melakukannya”.Secara umum peningkatan volume penjualan yang dihasilkan oleh
perusahaan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal perusahaan (hal-hal
yang dapat dikendalikan oleh perusahaan, misalnya mutu produk, kemasan, harga,
dan lain-lain) dan faktor eksternal perusahaan (hal-hal yang berada diluar
jangkauan perusahaan, misalnya globalisasi, teknologi, deregulasi, selera, situasi
politik, dan lain-lain).Inti utama dari kegiatan pemasaran yang dikenal luas adalah
bauran pemasaran (marketing mix), yang mencakup 4P (Product, Price, Place,
Promotion). Keempat variable tersebut merupakan kombinasi yang mempunyai
peran yang sama dan merupakan satu kesatuanguna menunjang sukses
perusahaan. Karena itu product, price, place dan promotiondapat digunakan oleh
perusahaan yang bersangkutan untuk menyusun strategi dasar perusahaan yang
dapat menjadi acuan bagi penyusunan strategi pemasaran yang efektif.Pada
pelaksanaannya alat pemasaran (markrting mix) tersebut di lakukan secara

14
berbeda-beda dan unik, tetapi tujuan akhir dari marketing mix tersebut
adalahmeningkatkan penjualan dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan
tersebutdan menghasilkan laba.Walaupun laba bukan satu-satunya tujuan
perusahaan didirikan, tetapi ia tidak boleh diabaikan begitu saja, sebab
kelangsungan hidup perusahaan ditentukan seberapa besar sumbangan yang
mampu diberikan dalam bentuk laba atas investasi-investasi yang di lakukan, pada
suatu kegiatan usaha tertentu. Olehkarena itu pengelolaan yang baik terhadap
semua aktivitas perusahaan terutama yang berhubungan dengan aktivitas
pemasaran.
2.3 TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sadbariffa L.)
2.3.1 Pengertian Rosella

Gambar 1. Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)


Rosella (Hibiscus sadbariffa L.) merupakan anggota famili Malvaceae.
Rosella dapat tumbuh baik di daerah beriklim tropis dan subtropis. Tanaman ini
mempunyai habitat asli di daerah yang terbentang dari India hingga Malaysia.
Sekarang, tanaman ini tersebar luas di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia
dan mempunyai nama umum yang berbeda-beda di berbagai negara (Maryani dan
Kristiana, 2008).

Tanaman rosella hidup berupa semak yang berdiri tegak dengan tinggi 0,5-5
meter, memiliki batang yang berbentuk silindris dan berkayu, serta memiliki
banyak percabangan. Ketika masih muda, batangnya berwarna hijau. Dan ketika
beranjak dewasa dan sudah berbunga, batang rosella berwarna cokelat kemerahan.

15
Pada batang rosella melekat daun-daun yang tersusun, berwarna hijau, berbentuk
bulat telur dengan pertulangan menjari dan tepi beringgit. Ujung daun rosella ada
yang meruncing dan tulang daunnya berwarna merah. Panjang daun rosella dapat
mencapai 6-15 cm dan lebar 5-8 cm. Akar yang menopang batangnya berupa akar
tunggang. Mahkota bunganya berbentuk corong yang tersusun dari 5 helai daun
mahkota (Widyanto dan Nelistya, 2009).

Berikut merupakan klasifikasi dan gambar bunga rosella menurut BPOM RI


(2010):

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Dilleniidae

Bangsa : Malvales

Suku : Malvaceae

Marga : Hibiscus Jenis : Hibiscus sabdariffa Linn.

Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Sumber : BPOM RI (2010) Pada


prinsipnya tanaman rosela dapat hidup di kondisi lahan, cuaca, serta suhu yang
bagaimanapun, akan tetapi disetiap daerah yang berbeda akan menghasilkan
warna yang berbeda pula. Kelopak bunga rosela yang ditanam di lereng
pegunungan berwarna merah agak kehitam-hitaman, yang ditanam di tanah
pekarangan berwarna merah kurang cerah dan yang ditanam di sawah dan dataran
rendah berwarna merah cerah (Daryanto, 2008).

Tanaman rosella mudah dan murah jika ingin dibudidayakan karena umur
panennya singkat. Tingkat konsumsi rosella terbilang masih rendah karena 9
selama ini kelopak bunga rosella hanya dimanfaatkan sebagai minuman kesehatan
dan belum dimanfaatkan sebagai pewarna makanan (Mardhiah, 2010).

2.3.2 Kandungan Rosella


Bagian tanaman rosella yang bisa diproses menjadi produk pangan adalah
kelopak bunganya. Kelopak bunga tanaman ini berwarna merah tua, tebal, dan
berair (Daryanto, 2008). Kandungan penting yang terdapat pada kelopak bunga

16
rosella adalah pigmen antosianin yang membentuk flavonoid yang berperan
sebagai antioksidan. Pigmen antosianin ini yang membentuk warna ungu
kemerahan pada kelopak bunga maupun teh hasil seduhan rosella. Zat gizi lain
yang tak kalah penting terkandung dalam bunga rosella adalah kalsium, niasin,
riboflavin dan besi yang cukup tinggi. Kandungan zat besi pada kelopak segar
rosella dapat mencapai 8,98 mg/100 g, sedangkan pada daun rosella sebesar 5,4
mg/100 g. Selain itu kelopak rosella mengandung 1,12% protein, 12% serat kasar,
21,89 mg/100 g sodium, vitamin C dan vitamin A (Mardiah et al, 2009).
Komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada tanaman rosella memiliki
khasiat untuk mencegah berbagai penyakit dan kaya akan kandungan antioksidan.

2.3.3Manfaat Rosella
Melihat banyaknya manfaat dari bunga rosella terhadap tubuh manusia, perlu
dikembangkan suatu produk makanan dari bunga rosella dimana produk tersebut
dapat disukai oleh banyak orang sehingga bunga rosella tidak hanya dikenal
sebagai minuman kesehatan tetapi juga produk pangan yang memiliki rasa enak
apabila dikonsumsi. Salah satu alternatif hasil olahan dari bunga rosela yang dapat
dikembangkan adalah permen jelly.

2.4 Pengertian Permen Jelly


Permen jelly merupakan suatu produk olahan bertekstur lunak, yang diproses
sedemikian rupa dan biasanya dicampur dengan lemak, gelatin, emulsifier dan
lain-lain sehingga dihasilkan produk yang cukup keras untuk dibentuk namun
cukup lunak untuk dikunyah dalam mulut sehingga setelah adonan masak dapat
langsung dibentuk dan dikemas dengan atau tanpa perlakuan aging (SNI, 2008).
Maryani dan Kristiana (2005) mengatakan bahwa kandungan pektin pada kelopak
bunga rosella sebesar 3,19 %, sehingga dalam pembuatan jelly rosella tidak perlu
ditambahkan pektin untuk memperbaiki tekstur.

Pembuatan permen jelly biasanya menggunakan bahan pembentuk gel yang


sifatnya reversible yaitu jika gel dipanaskan akan membentuk cairan dan bila
didinginkan akan membentuk gel kembali (Hambali et al, 2004). Bahan
pembentuk gel yang umum digunakan adalah gelatin. Gelatin mempunyai sifat
dapat berubah secara reversible dari bentuk sol menjadi gel. Keadaan inilah yang

17
membedakan gelatin dengan gel dari alginat dan pati karena bentuk gelnya
bersifat irreversible (Johns, 1977 dalam Arthadana, 2001). Selain itu gelatin juga
mempunyai sifat tidak larut dalam air dingin, tetapi jika kontak dengan air dingin
akan mengembang dan membentuk gelembung-gelembung yang besar, larut
dalam air panas, gliserol asam asetat, dapat membentuk film, dapat
mempengaruhi viskositas suatu bahan serta dapat melindungi sistim koloid
(Herutami, 2002). Gelatin memiliki kekenyalan yang khas karena bersifat gelling
agent sehingga produsen permen jelly lebih banyak menggunakan gelatin dari
pada bahan pembentuk gel lainnya sebagai campuran produknya. Gelatin yang
ada dipasaran umumnya diproduksi dari kulit atau tulang babi. Tetapi saat ini
telah banyak dibuat gelatin dari tulang dan kulit sapi.

2.4.1 Kelebihan Permen Jelly


Kelebihan permen jelly dibandingkan jenis permen yang lain adalah daya
kohesinya lebih tinggi daripada daya adhesinya sehingga permen jelly tidak
lengket pada gigi. Menurut Potter (1986), permen jelly termasuk dalam golongan
gummy candies. Bahan-bahan utama yang diperlukan untuk pembuatan permen
jelly adalah: gula, sirup glukosa, dan agensia pembentuk gel seperti gelatin
(Ensminger et al., 1994)

2.5 GELATIN
2.5.1Pengertian Bahan Gelatin
Penggunaan gelatin dalam pembuatan permen jelly dapat menghambat
kristalisasi gula, mengubah cairan menjadi padatan yang elastis, memperbaiki
bentuk dan tekstur permen jelly yang dihasilkan. Penambahan gelatin tentu saja
dapat mempengaruhi sifat fisik dan kimia dari produk tersebut. Salah satu faktor
terpenting dalam pembentukan gel adalah konsentrasi gelatin dalam campuran,
karena gel hanya akan terbentuk dalam batas tertentu. Jika konsentrasi gelatin
terlalu rendah, maka gel akan menjadi lunak atau tidak terbentuk gel, tetapi bila
konsentrasi gelatin yang digunakan terlalu tinggi, maka gel yang terbentuk akan
kaku (Vail et all, 1978 dalam Herutami, 2002).

2.5.2 Fungsi gelatin

18
Gelatin sangat penting dalam rangka diversifikasi bahan makanan, karena
nilai gizinya yang tinggi yaitu terutama akan tingginya kadar protein khususnya
asam amino dan rendahnya kadar lemak. Gelatin kering mengandung kira-kira 84
– 86 % protein, 8 – 12 % air dan 2 – 4 % mineral. Dari 10 asam amino essensial
yang dibutuhkan tubuh, gelatin mengandung 9 asam amino essensial, satu asam
amino essensial yang hampir tidak terkandung dalam gelatin yaitu triptofan.

Fungsi-fungsi gelatin dalam berbagai contoh jenis produk yang biasa


menggunakannya antara lain :

1. Jenis produk pangan secara umum: berfungsi sebagai zat pengental,


penggumpal, membuat produk menjadi elastis, pengemulsi, penstabil,
pembentuk busa, pengikat air, pelapis tipis, pemerkaya gizi.

2. Jenis produk daging olahan: berfungsi untuk meningkatkan daya ikat air,
konsistensi dan stabilitas produk sosis, kornet, ham, dll.

3. Jenis produk susu olahan: berfungsi untuk memperbaiki tekstur,


konsistensi dan stabilitas produk dan menghindari sineresis pada yoghurt,
es krim, susu asam, keju cottage, dll.

4. Jenis produk bakery: berfungsi untuk menjaga kelembaban produk,


sebagai perekat bahan pengisi pada roti-rotian, dll

5. Jenis produk minuman: berfungsi sebagai penjernih sari buah (juice), bir
dan wine.

6. Jenis produk buah-buahan: berfungsi sebagai pelapis (melapisi pori-pori


buah sehingga terhindar dari kekeringan dan kerusakan oleh mikroba)
untuk menjaga kesegaran dan keawetan buah.

7. Jenis produk permen dan produk sejenisnya: berfungsi untuk mengatur


konsistensi produk, mengatur daya gigit dan kekerasan serta tekstur
produk, mengatur kelembutan dan daya lengket di mulut.

19
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1. Alat
Pada proses pembuatan produk permen herbal rosella ini alat - alat yang
digunakan meliputi panci, pisau, pencetak, gunting, pengaduk, saringan, Wadah
plastik.

3.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan permen herbal rosella ini
antara lain adalah Kelopak bunga rosella, gelatin, gula, air, agar - agar, jelly ,
pewarna makanan dan air es.

3.3. Cara Pembuatan

Pembuatan permen herbal rosella ini dapat dilakukan dengan cara


berikut,langkahyang pertama adalah di ekstrak kelopak bunga rosella dengan
menggunakan air bersih dan di tunggu hingga mendidih dan air rebusan berubah
menjadi berwarna merah, kemudian di ambil ampas rosella yang telah ter ekstrak,
langkah kedua masukkan agar - agar dan jelly ke dalam ekstrak rosella tersebut di
aduk campuran hingga agar - agar dan jelly terlarut sempurna langkah ketiga di
lunakkan gelatin dengan menggunakan air es, langkah ke empat di tambahkan
gelatin dan gula kedalaman campuran dan di aduk kembali hingga gelatin dan
gula terlarut sempurna, kemudian setelah semua bahan tercampur sempurna
langkah ke lima yaitu memasukkan campuran ke dalam cetakan, kemudian di
tunggu hingga campuran memadat dan di keluarkan dari cetakan, kemudian
langkah ke enam yaitu proses penjemuran, yang di lakukan dengan menggunakan
sinar matahari setelah membentuk menjadi permen kemudian permen di baluri
dengan gula halus, langkah terakhir yaitu pengemasan produk.

3.4 Strategi Pemasaran

20
Perkembangan teknologi yang sangat canggih dapat membantu melakukan
pemasaran melalui jejaring internet atau media sosial. Produk juga dititipkan di
berbagai pertokoan. Seperti pada toko yang ada di sekitar RS Anwar Medika,
warung kopi, toko sayur, dan juga toko makanan Selain itu, pemasaran juga
dilakukan secara langsung dilingkungan kampus untuk menawarkan Permen
Herbal Rosella ‘’Gummylla’’ kepada konsumen.

21
BAB IV
HASIL PEMASARAN

4.1 Hasil Pemasaran

No. Keterangan Jumlah Harga Total


1. Pemasukan Rp500.000,00
2. Pengeluaran
Plastik Kemasan 50 biji Rp 20.000
Bahan –bahan :
1. Rosella 1 kg Rp 45.000,00
2. Gula 5kg Rp 65.000,00
3. Gelatin ¼ kg Rp 18.000,00
4. Nutrijel 25pcs Rp 50.000,00
5. Agar-Agar 25pcs Rp. 35.000.00
Wadah dan etiket 50 biji Rp. 40.000.00

3. Total Pengeluaran Rp 323.000.00


4. Hasil penjualan 50 pcs @Rp10.000,00 Rp 500.000
5. Laba Rp 177.000,00

22
4.2 Inovasi Produk

4.2.1 Penjualan Permen di pasar Driyorejo kabupaten Gresik

Gambar 2. Inovasi produk.


4.2.3 Penjualan Permen di Apotek Driyorejo kabupaten Gresik

Gambar 3. Inovasi produk.


4.2.4 Penjualan Permen di warung kopi Driyorejo kabupaten Gresik

Gambar 4. Inovasi produk.

23
4.2.5 Penjualan Permen toko terdekat di rs Anwar Medika

Gambar 5. Inovasi produk.


4.2.6 Penjualan
Permen di toko makanan di
Kota Gresik

Gambar 6. Inovasi produk.


4.2.7 Penjualan Permen di kalangan anak-anak

24
Gambar 7. Inovasi produk

BAB IV
PEMBAHASAN
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif,
berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka
meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya atau kiprahnya. Seseorang
yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah
dicapainya. Sedangkan pengertian wirausaha atau entrepreneur adalah mereka
yang selalu bekerja keras dan kreatif untuk mencari peluang bisnis,
mendayagunakan peluang yang diperoleh, dan kemudian merekayasa penciptaan
alternatif sebagai peluang bisnis baru dengan faktor keunggulan (Heflin, 2004).

Kewiausahaan sebagai Etika Ekonomi Modern, kewirausahaan sebagai


etika(akhlak, moralitas) ekonomi/bisnis (etika kewirausahaan) berkaitan dengan
maknakewirausahaan sebagai resep bertindak guna menumbuhkembangkan
sistemperekonomian (bisnis) yang modern. Pemaknaan seperti ini tidak saja
berlaku secaratekstual, tetapi dikenal pula secara umum dalam masyarakat.
Pandangan tekstual bahwakewirausahaan terkait dengan etika ekonomi (bisnis)
dapat dicermati pada pendapatSalim Siagiandan Asfahani (1995) yang
menyatakan sebagai berikut:Kewirausahaan adalah semangat, pelaku dan
kemapuan untuk memberikantanggapan yang positif terhadap peluang
memperoleh keuntungan diri sendiri dan ataupelayanan yang lebih baik pada
pelanggan/masyarakat, dengan selalu berusahanmencari dan melayani lebih
banyakndan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakanproduk yang lebih
bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melaluikeberanian
mengambil risiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan manajemen.

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang


dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan untuk mendapatkan laba. Berhasil
tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung kepada keahlian pengusaha di

25
bidang pemasaran, produksi, keuangan maupun bidang lain. Selain itu tergantung
pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi
tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar. Pada dasarnya tujuan dalam
mendirikan perusahaan adalah mencari labas emaksimal mungkin.

Produk inovasi yang kami pasarkan yaitu Permen herbal rosella


‘’Gummylla’’. Penggunaan gelatin dalam pembuatan permen jelly dapat
menghambat kristalisasi gula, mengubah cairan menjadi padatan yang elastis,
bertujuan untuk memperbaiki bentuk dan tekstur permen jelly yang dihasilkan.
Penambahan gelatin tentu saja dapat mempengaruhi sifat fisik dan kimia dari
produk tersebut. Salah satu faktor terpenting dalam pembentukan gel adalah
konsentrasi gelatin dalam campuran, karena gel hanya akan terbentuk dalam batas
tertentu. Jika konsentrasi gelatin terlalu rendah, maka gel akan menjadi lunak atau
tidak terbentuk gel, tetapi bila konsentrasi gelatin yang digunakan terlalu tinggi,
maka gel yang terbentuk akan kaku (Vail et all, 1978 dalam Herutami, 2002).
Permen herbal rosella ‘’Gummylla’’ dapat memberikan indikasi sebagai upaya
dalam mencegah gejala-gejala seperti sariawan, panas dalam, dan dapat di
gunakan sebagai antioksidan.

Permen herbal rosella ‘’Gummylla’’ dibuat delam kemasan plastik kecil


dengan harga Rp.10.000 . Proses penjualan dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya yaitu penjualan melalui media social, serta dengan cara menitipkan
beberapa jumlah produk permen kepada beberapa toko di sekitar, dan juga
dikalangan anak- anak selain itu pemasaran produk juga dilakukan di lingkungan
kampus STIKES Rumah Sakit Anwar Medika.

Modal awal dalam pembuatan produk inovasi Permen herbal rosella


‘’Gummylla’’ ini sebesar Rp.500.000,00. Hasil pengeluaran untuk membuat
produk Permen herbal rosella ‘’Gummylla’’ 50 pcs plastik yaitu sebesar
Rp.323.000.00. Hasil penjualan produk inovasi Permen herbal rosella
‘’Gummylla’’ sebanyak 50 pcs sehingga diperoleh hasil penjualan sebesar
Rp.500.000.00. laba dalam usaha inovasi ini sebanyak Rp 177.000,00 sehingga
dapat dikatakan usaha yang dijalankan dalam pembuatan produk inovasi Permen

26
herbal rosella ‘’Gummylla’’ berhasil. Keunggulan dari produk Permen herbal
rosella ‘’Gummylla’’ yaitu dapat mencegah gejala-gejala seperti sariawan, panas
dalam, dan dapat di gunakan sebagai antioksidan.

Pembuatan dan penjualan Permen herbal rosella ‘’Gummylla’’ berjalan


sesuai target yang diharapkan. Sehingga dapat mempelajari banyak proses mulai
dari proses pembuatan sampai penjualan, dengan segala proses detail dari
pemilihan, pemilihan bahan sampai menghasilkan produk jadi yang berkualitas.
Selain itu juga dapat belajar untuk memanfaatkan peluang usaha yang bisa
berkembang dengan tetap meperhatikan kualitas dari bahan baku menjadi produk
unggulan. Melalui mata kuliah kewirausahaan ini kita bisa lebih terampil, ulet,
dan kreatif memanfaatkan peluang usaha yang tidak bisa dianggap sebagai usaha
rumahan bila dilakukan secara konsisten. Produk Permen herbal rosella
‘’Gummylla’’ dapat dikembangkan menjadi usaha yang lebih besar jika
dikembangkan secara baik dan melihat peluang pasar yang tinggi.

27
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Pembuatan dan pemasaran inovasi Permen herbal rosella ‘’Gummylla’’
berjalan dengan baik. Semua produk Permen herbal rosella ‘’Gummylla’’terjual
semua dan mendapat laba sebesar Rp 177.000,00. Dari proses pembuatan hingga
penjualan dapat dipelajari bahwa untuk memulai suatu usaha harus berani
berinovasi sesuai dengan perkembangan teknologi serta peluang dipasaran.
Permen herbal rosella ‘’Gummylla’’dibuat dengan menginovasikan kemasan yang
simpel dan tertutup rapat sehingga sangat berkualitas.

28
DAFTAR PUSTAKA

Badan POM RI, 2010, Acuan Sediaan Herbal, Vol. 5, Edisi I, Direktorat Obat
Asli Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia,Jakarta,
hal 30-31.
Daryanto. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Mardiah, dkk. 2009. Budidaya dan Pengolahan Rosella Si Merah Segudang
Manfaat. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Sarbini, D., 2005, Optimalisasi Dosis Ekstrak Bunga Rosella Merah (Hibiscus
sabdariffa Linn) sebagai Anti Aterosklerosis untuk Menghambat Aktivasi NF-κβ,
TNF-α dan ICAM-1 pada Kultur Sel Endothel yang Dipapar Low Density
Lipoprotein Teroksidasi, Tesis, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Smith, W.S., Hauser, S.L., Easton, J.D., 2001. Cerebrovascular Dissease. New
York: McGraw-Hill pp 1269-77

Widyanto, P.S dan A Nelistya, 2008. Rosella. Aneka Olahan, Khasiat dan
Ramuan. Penebar Swadaya, Jakarta.

29
LAMPIRAN

1. Kemasan Produk Depan Permen herbal rosella ‘’Gummylla’’

2. Kemasan Produk Belakang Permen herbal rosella ‘’Gummylla’’

30
31

Anda mungkin juga menyukai