Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN GERONTIK

PROMOSI KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN LANSIA

DOSEN MATA KULIAH

Michele Kairupan.S.Kep.M.Kes

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 5

Alawiyah M. Abdullah

Ayu Maarisi

Christo Wowiling

Ebenheazer Runtulalo

Pebriana Damisi

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA

FAKULTAS KEPERAWATAN

2019

1
A. Strategi Untuk Promosi Kesehatan

Masyarakat sehat 2010 telah menetapkan suatu tujuan yaitu meningkatkan kualitas
dan kelangsungan hidup sehat bagi seluruh warga Amerika ( USDHHS, 1998 ).
Dokumen ini mengindikasikan bahwa aspek terpenting dalam promosi kesehatan
lansia adalah mempertahankan kesehatan dan kemandirian fungsional. Banyak tujuan
yang ditetapkan untuk masyarakat sehat 2000 ( USDHHS, 1991 ) yang dicakupkan ke
dalam tujuan Masyarakat sehat 2010. Ketika merencanakan program promosi
kesehatan untuk komunitas lansia perawat komunitas harus memasukkan area
prioritas dan tujuan spesifik yang terdapat dalam masyarakat sehat 2010. Salah satu
tujuan masyarakat sehat 2010 yang dapat diarahkan pada lansia adalah meningkatkan
setidaknya 90 % proporsi individu berusia 65 tahun atau lebih yang telah
berpartisipasi pada tahun sebelumnya pada setidaknya satu program promosi
kesehatan terorganisasi.

B. Promosi Kesehatan dan Strategi Proteksi Kesehatan untuk Komunitas


Lansia

Promosi kesehatan dan proteksi kesehatan adalah dua elemen pencegahan primer.
Promosi kesehatan menekankan pada upaya membantu masyarakat mengubah gaya
hidup mereka dan bergerak menuju kondisi kesehatan yang optimum sedangkan fokus
proteksi kesehatan adalah melindungi individu dari penyakit dan cedera dengan
memberikan imunisasi dan menurunkan pemajanan terhadap agens karsinogenik
toksin dan hal – hal yang membahayakan kesehatan di lingkungan sekitar. Konsep
kesehatan lansia harus ditinjau kembali dalam upaya merencanakan intervensi
promosi kesehatan. Filner dan Williams ( 1997 ) mendefinisikan kesehatan lansia
sebagai kemampuan lansia untuk hidup dan berfungsi secara efektif dalam masyarakat
serta untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan otonomi sampai pada tahap
maksimum, tidak hanya terbebas dari penyakit. Apabila dibandingkan dengan
kelompok usia lainnya di Amerika lansia lebih aktif dalam mencari informasi
mengenai kesehatan dan mempunyai kemauan untuk mempertahankan kesehatan dan
kemandirinya. Promosi kesehatan harus benar – benar berfokus pada perilaku
beresiko yang dapat dimodifikasi yang disesuaikan dengan masalah kesehatan utama
menurut usia ( USDHHS, 1998 ). Secara umum, pelayanan kesehatan untuk lansia
memiliki tiga tujuan

a) Meningkatkan kemampuan fungsional


b) Memperpanjang usia hidup
c) Meningkatkan dan menurunkan penderita ( O’Malley dan Blakeney, 1994 )

Dalam memaksimalkan promosi kesehatan lansia di komunitas dibutuhkan suatu


pendekatan multiaspek. Target intervensi harus mengarah pada individu dan keluarga
serta kelompok dan komunitas.

2
C. Intervensi Berfokus – Individu atau Kelompok

Intervensi promosi kesehatan / proteksi kesehatan berfokus – individu atau keluarga


dirancang dalam upaya meningkatkan pengetahuan keterampilan dan kompetensi
individu atau keluarga untuk membuat keputusan kesehatan yang memaksimalkan
promosi kesehatan dan perilaku proteksi kesehatan. Tujuannya adalah
mendayagunakan lansia dan keluarganya dalam membuat keputusan kesehatan yang
rasional. Beberapa kategori yang termasuk ke dalam intervensi promosi kesehatan dan
proteksi kesehatan dengan target individu dan / atau keluarga adalah :

a) Skrining kesehatan
b) Modifikasi gaya hidup
c) Pendidikan kesehatan ( individu atau kelompok )
d) Konseling
e) Kelompok pendukung
f) Pelayanan kesehatan primer
g) Imunisasi
h) Keamanan di rumah
i) Perawatan di rumah ( pelayanan kesehatan di rumah, perawatan personal atau
bantuan rumah tangga )
j) Makanan yang dikirimkan ke rumah
k) Dukungan sosial ( penjaminan kembali telepon dan kunjungan rumah )
l) Manajemen kasus
m) Bantuan pemeliharaan di rumah

D. Intervensi Berfokus Pada Komunitas

Intervensi berfokus komunitas adalah aktivitas dan program yang diarahkan pada
lansia komunitas secara keseluruhan atau sub kelompok lansia yang beragam di
komunitas. Tujuan intervensi berfokus komunitas adalah meningkatkan kapasitas dan
ketersediaan komunitas terhadap pelayanan gabungan kesehatan dan sosial yang
sesuai dan dibutuhkan dalam upaya mempertahankan kemandirian dan status
fungsional lansia di komunitas. Intervensi di komunitas terutama melibatkan advokasi
tindakan politis dan partisipasi dalam pembuatan kebijakan yang memengaruhi lansia
di komunitas. Contoh intervensi berfokus komunitas adalah sebagai berikut :

a) Kampanye pendidikan kesehatan di masyarakat luas yang menekankan pada


masyarakat lansia
b) Mengadakan kampanye pada bulan mei yang telah ditetapkan sebagai older
American Month ( bulan lansia Amerika )
c) Koalisi komunitas untuk menangani isu spesifik lansia seperti pengembangan
pusat informasi lokal, botlines telepon atau situs internet

3
d) Keterlibatan politis untuk advokasi kebutuhan lansia seperti mempertahankan
atau memperluas tanggunagan medicare untuk pelayanan di rumah
e) Kolaborasi dengan universitas, gereja pusat perkumpulan lansia proyek
pemukiman lansia serta organisasi komunitas lain yang tersedia untuk
memberikan pelayanan yang komprehensif kepada subkelompok asia
f) Aktivitas pencegahan kejahatan
g) Berpartisipasi dalam pameran kesehatan berfokus pada komunitas.

E. Kemitraan Dengan Komunitas Lansia

Secara umum komunitas lansia terbuka untuk praktik kesehatan baru dan berespons
terhadap bermacam – macam pendekatan yang berpotensi meningkatkan kesehatan
mereka. Dalam merencanakan program kesehatan yang efektif perawat kesehatan
komunitas harus memvalidasi strategi dan tujuan bersama kelompok lansia yang
ditargetkan. Keterlibatan lansia dalam merencanakan promosi kesehatan dan aktivitas
pencegahan penyakit adalah hal yang esensial karena lansia sensitif terhadap
kehilangan potensi kemandiriannya. Oleh karena itu jika lansia dilibatkan rasa
kemandirian mereka akan menngkat. Tahapan tindakan yang dilakukan ketika bekerja
dengan lansia di komunitas antara lain:

a) Jalankan program ditempat – tempat biasa lansia berkumpul seperti gereja,


senior center, dan tempat perkumpulan pensiunan.
b) Libatkan aktivitas outreach ke dalam seluruh program
c) Siapkan sarana transportasi menuju tempat aktivitas kelompok
d) Antisipasi kebutuhan lansia yang memiliki pandangan dan / atau penglihatan
tidak adekuat ( contoh penggunaan tulisanyang besar, membatasi penggunaan
makalah, penggunaan ruangan yang tenang dan / atau pengeras suara yang
adekuat.
e) Pertahankan aktivitas secara berlahan dan berikan waktu yang cukup untuk
berespons
f) Berikan waktu yang cukup bagi para lansia untuk berbagi pengalaman hidup
g) Pertahankan pengajaran dalam waktu yang relatif singkat
h) Lakukan pengulangan ganda dan penguatan informasi
i) Susunlah aktivitas pendidikan kesehatan yang dapat memberikan rasa nyaman
pada para lansia dalam mengajukan pertanyaan dan atau menanyakan
informasi baru atau informasi yang masih meragukan mereka
j) Dorong keterlibata keluarga, teman dan kerabat
k) Advokasi untuk meningkatkan sumber sumber yang ada di komunitas serta
kebijakan yang memengaruhi lansia

4
F. Kebutuhan Promosi Kesehatan Dan Proteksi Kesehatan Lansia Di
Komunitas

a) Pelayanan Kesehatan

Lansia berusia lebih dari 65 tahun membutuhkan pelayanan kesehatan primer yang
teratur untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah penyakit kronik kecacatan
serta kondisi yang mengancam hidupnya. Pelayanan promosi kesehatan yang dapat
mendasari intervensi keperawatan komunitas meliputi :

1. Imunisasi ( influenza, difteri, tetanus, vaksin, pneumokokus )


2. Skrining penyakit kronik seperti kanker penyakit kardiovaskuler, dan diabetes.
3. Manajemen dan pengendalian penyakit kronis yang ada ( pendidikan
kesehatan, manajemen kasus,dan manajemen medikasi).
4. Pengetahuan tentang praktik penggantia dan tangguan biaya ( termasuk biaya
pengobatan alternatif ) dari Medicare/Medicare Managed Care, asuransi
Medicare tambahan, dan program asuransi kesehatan spesifik.
5. Program outreach dan upaya advokasi untuk menjamin akses lansia pada
sumber-sumber yang dibutuhkan; seperti advokasi kesehatan, pelatihan
kesehatan, dan pengendali akses di komunitas, Personel yang ditugaskan bisa
karyawan perusahaan swasta, staf gereja, dan karyawan perudahaan BUMN
yang dapat merujuk lansia kepada sumber-sumber yang ada di komunitas
(Florioet al, 1996).
6. Rujukan kepada program bantuan farmasi negara yang ada serta advokasi
untuk membuat program yang mereka butuhkan.
7. Pendidikan mengenai manajemen medikasi ( penjadwalan, kepatuhan,
kalender, dan sebagainya ).
8. Sumber berkelanjutan datri pelayanan primer.
9. One stop shopping untuk pelayanan kesehatan.
10. Hubungan kepada kelompok pendukung penyakit kronik.

b) Nutrisi

Nutrisi adekuat adalah hal paling penting bagi lansia dalam mempertahankan
kesehatan, mencegah penyakit, yang memperlambat perkembangan penyakit kronis
yang di derita. Dalam upaya membantu lansia meningkatkan dan mempertahankan
status nutrisinya, pengkajian nutrisi dan membangun kekuatan yang ada adalah hal
yang sangat membantu. Daftar Periksa Skrining Nutrisi ( Nutrision Screning Checklist
) yang dibuat oleh American Academy of Family Physicians, American Dietetic
Association, dan National Council on Aging ( Nutrition Screning Initiative, 1992 )
adalah alat pengkajian nutrisi yang sangat baik. Berikut ini adalah program kemitraan
dalam bidang kesehatan nutrisi yang dapat Anda pertimbangkan.

5
c) Makan sehat dan enak!

Rencanakan kelas atau serial kelas nutrisi yang berfokus pada nutrisi dasar dan
manajemen resiko nutrisi ( rendah garam, rendah lemak, rendah gula, tinggi serat dan
sebagainya ). Apabila kebutuhan terhadap diet gula khusus harus dibahas,
pertimbangkan untuk mengadakan serial kelas dan bentuk kelompok menurut
ingkatran kebutuhan diet spesifiknya. Kelas nutrisi akan lebih efektif jiak
penyajiannya sangat interaktif dengan para partisipan-mencicipi dan berbagi resep,
membangun kebiasaan positif yang ada, dan memasukkan makanan yang etnis.
Pemasangan poster dengan tulisan yang besar dan berwarna-warni serta tayangan
video aalah langkah yang tepat. Makalah juga bisa membantu. Ingat, lansia senang
membicarakan dan menceritakan pengalaman hidup mereka. Berikan hadiah kepda
lansia yang menghadiri kelas, seperti tongkat, kanduk kertas, makaronidan makanan
yang tidak cepat membusuk. Dapatkan bantuan hadiah dari toko yang menjual bahan
makanan.Tantangan terbesarnya adalah enumbuhkan minat para lansia
untukmenghadirikelas ini. Pertimbangkan individu dari komunitas atau kelompok
teman sebaya untuk membantu marketing dan program outreach.

d) Olahraga dan Kebugaran

Manfaat olahraga telah dibuktikan sepanjang rentang kehidupan manusia. Olahraga


untuk lansia harus mempertimbangkan kesehatan dan status fungsionalnya. Di bawah
ini adalah beberapa bentuk program olahraga kebugaran.

1. “DUDUK MENENDANG KE ATAS: OLAHRAGA UNTUK LANSIA”

Ketika mengadakan klinik skrining tekanan darah dipusat nutrisi lansia, perawat
mengobservasi bahwa pengunjung sering kali datang sekitar pukul 8 pagi. Mereka
mengisi waktu dengan duduk-duduk sampai makan siang dihidangkan pada pukul 12
siang. Mereka bermain permainan meja seperti kartu atau domino, tetapi aktivitas
fisik mereka sedikit. Ketika memeriksa tekanan darah, perawat menanyakan tentang
aktivitas fisik yang lansia lakukan dan memperoleh informasi bahwa kebanyakan
lansia tidak merasa aman untuk berjalan di sekitar lingkungan mereka atau mereka
belum mengetahui bentuk lain dari olahraga. Setelah memvalidasi kebutuhan terhadap
tipe olahraga ringan ( low-impact ) yang dapat dilakukan di kursi,suatu program
dikembangkan dan beberapa pertisipan dilatih sebagai instruktur olahraga. Rogram
tersebut dinamakan “Duduk, Menendang ke Atas: Olahraga untuk Lansia”. Dengan
bimbingan sukarelawan instruktur olahraga, program telah dimasukkan secara nyata
ke dalam jadwal aktivitas sehari-hari.

2. Pencegahan jatuh

Jatuh adalah masalah besar pada lansia. Anda mungkin hendak membangun sebuah
tim dengan ahli terapi oku pasional dan ahli terapi fisik untuk mengadakan kelas
pencegahan jatuh pada lokasi tempat para lansia biasa berkumpul ( ya , mungkin saja
6
anda tidak dapat mempengaruhi para lansia untuk datang mengahadiri kelas ini yang
justru sangat mereka butuhkan; para lansia tersebut berada di rumahanya karena
meraka takut jatuh jika mereka pergi keluar). Beberapa individu dapat memberikan
koesioner mengenai pengkajian jatuh, sebagian lagi dapat melakukan tes
keseimbangan, mendemonstrasikan cara – cara untuk mencegah jatuh dan
memberikan konseling individual mengenai hal – hal yang dapat menyebabkan jatuh.
Proyek kolaborasif multidisiplin ini dapat berdampak sangat besar terhadap masalah
yang terkadang mengakibatkan lansia kehilangan kemandiriannya atau bahkan dapat
membawa kepada kematian. Anda mungkin perlu memasarkan proyek ini serta
mendapatkan tempat untuk skrining, tes keseimbangan, demonstrasi dan konseling.
Pertimbangkan untuk memiliki formulir pernyataan dan persetujuan untuk menjalani
tes keseimbangan pada setiap kejadian jatuh.

3. Keamanan komunitas

Dalam upaya menurunkan ketakutan lansia terhadap kekerasan yang sering


menghantui mereka, perawat perlu bekerja sama dengan lembaga penegak hukum
setempat untuk mengembangkan program komunitas. Prototipe program meliputi
neighborbood crime watch program, citizens on patrol dan program keamanan
organisasi kemasyarakatan lainnya. Lansia membutuhkan pendidikan yang mencakup
program pertahan diri, baik secara fisik maupun secara psikologis. Kampanye media
di masyarakat harus berkonsentrasi pada upaya menumbuhkan kewaspadaan lansia
terhadap tipe – tipe kejahatan spesifik di dalam masyarakat, termasuk frekuensi dan
waktu kejadian. Selain itu, menabungkan cek bulanan untuk menurunkan kerentanan
terhadap kejahatan.

4. Keamanan berkendara

Seiring dengan peningkatan presentasi lansia di amerika, jumlah pengendara lansia


juga semakin banyak. Derekomendasikan agar pengendara lansia belajar mengemudi
kembali untuk mengakomodasikan perubahan neuromuskular dan sensorik yang
terjadi seiring proses menua. Pengendara lansia dianjurka untuk mengevaluasi
kemabli secara periodik kemampuan mereka dalam mengemudi, termasuk
pemerikasaan penglihatan / pendengaran dan evaluasi perubahan fisik lainnya dapat
mempengaruhi mereka dalam berkendara. AARP mensponsori 55 ALIVE / Mature
Driving Program untuk membantu pengendara yang berusia lanjut meningkatkan
kemampuan berkendaranya, mencegah tabrakan kendaraan dan menghindari
pelanggaran lalu lintas (AARP, 1999a) . AARP juga menerbitkan Older Driver
Assesment and Resource Guide ( panduan pengkajian dan sumber pengemudi lansia)
yang disediakan secara gratis. Pengemudi yang berusia lanjut harus mengacu kepada
sumber ini atau sumber lain yang ada di komunitas.

G. Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk Lansia

Penuaan di dalam masyarakat kita merupakan fenomena yang dominan pada saat ini.
Tiga dari empat penyebab kematian yang sering terjadi di kalangan lansia – penyakit

7
jantung, kanker dan stroke merupakan akibat dari gaya hidup yang kurang sehat.
Namun gambaran suram tentang penduduk lansia yang kurang gerak, lansia yang
mengalami penyakit kronis secara bertahap telah digantikan oleh konsep baru seperti
masa tua dengan penuh kesuksesan ( misalnya kemampuan individu untuk beradaptasi
terhadap proses penuaan ) dan penurunan morbiditas ( misalnya penundaan awitan
terjadinya penyakit kronis dan melemahkan sampai pada tahap akhir kehidupan ).
Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal yang mendesak dan
juga merupakan kerangka kerja yang tepat untuk merawat lansia. Perawat profesional
untuk lansia mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang berusia 65 tahun yang
dapat diharapkan hidup 20 tahun lagi merupakan komponen penting dalam perawatan
kesehatan.

H. Kesejahteraan Lansia

Lanjut usia merupakan seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas. Adapun
kategori lansia menurut usianya yaitu usia 45-59 tahun merupakan pra lansia, usia 60-
69 tahun merupakan lansia muda, usia 70-79 tahun merupakan lansia madya, dan 80-
89 tahun merupakan lansia tua. Proses penuaan pada lansia terjadi seiring
bertambahnya umur lansia, yang akan menimbulkan permasalahan terkait aspek
kesehatan, ekonomi, maupun sosial. Oleh karena itu perlunya peningkatan pelayanan
kesehatan terhadap lanjut usia sehingga lansia dapat meningkatkan kualitas
hidupnya.Berdasarkan aspek kesehatan, lansia akan mengalami proses penuaan yang
ditandai dengan penurunan pada daya tahan fisik sehingga rentan terhadap penyakit.
Penurunan fungsi fisik yang terjadi pada lansia yakni penurunan sistem tubuh seperti
sistem saraf, perut, limpa, dan hati, penurunan kemampuan panca indera seperti
penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perasa, serta penurunan kemampuan
motorik seperti kekuatan dan kecepatan. Berbagai penurunan ini berpengaruh
terhadap kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan terhadap status
kesehatannya. Data dari Riskesdas 2013 menyebutkan bahwa penyakit yang banyak
terjadi pada lansia yaitu Penyakit Tidak Menular (PTM), seperti hipertensi, artritis,
stroke, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan Diabetes Mellitus (DM). Selain
berdampak pada kondisi fisik lansia, proses penuaan juga berdampak pada kondisi
psikologisnya. Secara ekonomi, umumnya lansia dipandang sebagai beban daripada
sumber daya. Sedangkan secara sosial, kehidupan lansia dipersepsikan negatif yaitu
dianggap tidak banyak memberikan manfaat bagi keluarga dan masyarakat. Stigma
yang berkembang di masyarakat tersebut membuat lansia mengalami penolakan
terhadap kondisinya dan tidak bisa beradaptasi di masa tuanya, sehingga akan
berdampak pada kesejahteraan hidup lansia. Peningkatan pelayanan kesehatan
terhadap lanjut usia diperlukan untuk mewujudkan lansia yang sehat, berkualitas, dan
produktif di masa tuanya. Pelayanan kesehatan pada lansia harus diberikan sejak dini
yaitu pada usia pra lansia (45-59 tahun). Pembinaan kesehatan yang dilakukan pada
lansia yaitu dengan memperhatikan faktor-faktor risiko yang harus dihindari untuk
mencegah berbagai penyakit yang mungkin terjadi. Kemudian perlu juga
memperhatikan faktor-faktor protektif yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan

8
lansia. Upaya yang telah dilakukan di Indonesia untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan pada lansia antara lain pelayanan geriatri di rumah sakit, pelayanan
kesehatan di puskesmas, pendirian home care bagi lansia yang berkebutuhan khusus,
dan adanya Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia atau Pos Pembinaan
Terpadu (Posbindu). Pelayanan kesehatan ini tidak hanya memberikan pelayanan
pada pada upaya kuratif, melainkan juga menitikberatkan pada upaya promotif dan
preventif. Berbagai pelayanan kesehatan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan
kualitas hidup lansia.

I. Promosi Kesehatan Dan Perlindungan Kesehatan

Penelitian terbaru menemukan bahwa lansia tertarik dalam promosi kesehatan dan
banyak lansia pada saat ini mempraktikan lebih banyak perilaku promosi kesehatan
daripada kelompok usia yang lebih muda. Ketika ditanyakan perilaku apakah yang
mereka inginkan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatannya lansia
menyebutkan hal – hal seperti tetap aktif dan memelihara pandangan positif terhadap
kehidupan olahraga, nutrisi, istirahat dan relaksasi memantau tekanan darah dan
pemeriksaan kesehatan dan disiplin diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang tidak
terlalu berat. Hal – hal tersebut sebenarnya mewakili suatu kombinasi perilaku
promosi kesehatan dan perlindungan kesehatan ( pencegahan ) Menurt pender
promosi kesehatan adalah pola multidimensional dari tindakan dan persepsi yang
berasal dari dalam diri sendiri yang dapat membantu memelihara atau meningkatkan
kesehatan aktualisasi diri dan pemenuhan kebutuhan individu. Perilaku – perilaku
tersebut misalnya melakukan aktivitas fisik dan mental secara teratur memperoleh
nutrisi istirahat dan relaksasi yang adekuat dan memelihara jaringan dukungan sosial;
semua itu merupakan perilaku promosi kesehatan karena dapat mempertahankan atau
meningkatkan kesejahteraan seseorang.

Promosi kesehatan untuk lansia, tidak difokuskan pada penyakit atau


ketidakmampuan terapi lebih pada kekuatan dan kemampuan lansia tersebut. Promosi
kesehatan berusaha untuk memaksimalakan potensi lansia dan meminimalkan efek
penuaan. Aktivitas promosi kesehatan utama yang tepat untuk lansia adalah aktifitas
fisik, mental, dan sosial secara teratur, nutrisi adekuat, pengendalian berat badan dan
menejemen stres.

Penemuan ini menunjukkan kesempatan yang unik bagi profesi keperawatan. Perawat
memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas kehidupan dalam porsi yang penting
bagi populasi dengan menggunakan kerangaka kerja promosi kesehatan untuk
mengorganisasikan dan memberikan asuhan keperawatan bagi lansia. Pendekatan ini
mendorong perawat untuk memandang lansia secara positifuntuk mengidentifikasi
dan membangun kekuatan daripada memusatkan pada keterbatasan dan masalah.
Periilaku perlindungan kesehatan adalah aktifitas yang diarahkan untuk mengurangi
resiko individu terhadap perkembangannya penyakit tertentu. Misalnya pemeriksaan
kesehatan secara teratur dan penggunaan obat – obatan secara tepat merupakan
perilaku perlindungan kesehatan. Beberapa perilaku ada yang termasuk promosi

9
kesehatan dan perlindungan kesehatan. Misalnya, olah raga secara teratur merupakan
perilaku untuk melindungi kesehatan jika dilakukan untuk mengurangi resiko
seseorang menderita penyakit kardiovaskuler, depresi, diabetes melitus pada saat
dewasa akibat obesitas dan osteoporosis. Pembatasan diet khusus, seperti diet rendah
kolesterol atau diet tinggi serat merupakan perilaku untuk perlindungan kesehatan
melawan penyakit kardiovaskular dan beberapa jenis kanker. Penjelasan selengkapnya
tentang perlindungan kesehatan terhadap masalah – masalah yang sering terjadi pada
lansia

J. Upaya Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia

Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azaz, pendekatan, dan jenis
pelayanan kesehatan yang diterima.

1. Azaz

a) Menurut WHO (1991) adalah to Add Life to the Years that Have Been Added
to Life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi, perawatan,
pemenuhan diri, dan kehormatan.
b) Azaz yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI Add Life to the Years, Add
Health to Life, and Add Years to Life. Yaitu meningkatkan mutu kehidupan
lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang usia.

2. Pendekatan

Menurut WHO (1982), pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut:

a) Menikmati hasil pembangunan.


b) Masing-masing lansia memiliki keunikan.
c) Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal.
d) Lansia turut memilih kebijakan.
e) Memberikan perawatan dirumah.
f) Pelayanan harus dicapai dengan mudah.
g) Mendorong ikatan akrab antar kelompok/antar generasi.
h) Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia.
i) Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya.
j) Lansia beserta keluarga aktif memeliharan kesehatan lansia.

3. Jenis

Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatan, yaitu
peningkatan (promotion), pencegahan (prevention), diagnosis dini dan pengobatan,
pembatasan kecacatan, serta pemulihan.

a. Promotif

10
Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan tidak langsung untuk
menigkatkan derajat kesehatan dan mencegah penyakit. Upaya promotif juga
merupakan proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga
professional dan masyarakat terhadap praktik kesehatan yang positif menjadi norma-
norma social. Upaya promotif dilakukan untuk membantu orang-orang mengubah
gaya hidup mereka dan bergerak kea rah keadaan kesehatan yang optimal serta
mendukung pemberdayaan seseorang untuk membuat pilihan yang sehat tentang
prilaku hidup mereka.

Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia adalah sebagai berikut:

 Mengurangi cedera, dilakukan dengan tujuan mengurangi jatuh, mengurangi


bahaya kebakaran dalam rumah, meningkatkan penggunaan alat pengaman
dan mengurangi kejadian keracunan makanan atau zat kimia.
 Meningkatkan kemanan ditempat kerja yang bertujuan untuk mengurangi
terpapar dengan bahan-bahan kimia dan menigkatkan penggunaan system
keamanan kerja.
 Menigkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk, bertujuan untuk
mengurangi penggunaan semprotan bahan-bahan kimia, mengurangi radiasi di
rumah, meningkatkan pengelolaan rumah tangga terhadap bahan berbahaya,
serta mengurangi kontaminasi makanan dan obat-obatan.
 Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut yang bertujuan
untuk mengurangi karies gigi serta memelihara kebersihan gigi dan mulut.

Penyampaian 10 prilaku yang baik pada lansia, baik perorangan maupun kelompok
lansia adalah dengan cara sebagai berikut:

 Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.


 Mau menerima keadaan, sabar dan optimis, serta meningkatkan rasa percaya
diri dengan melakukan kegiatan sesuai kemampuan.
 Menjalin hubungan teratur dengan keluarga dan sesama.
 Olahraga ringan setiap hari.
 Makan sedikit tetapi sering, memilih makanan yang sesuai, dan banyak minum
(sebaiknya air putih).
 Berhenti merokok dan meminum minuman keras.
 Meminum obat sesuai anjuran dokter.
 Kembangkan hobi atau minat sesuai kemampuan.
 Tetap memeliharan dan bergairah dalam kehidupan seks.
 Memeriksa kesehatan dan gigi secara teratur.

Menyampaikan pesan B-A-H-A-G-I-A.

 B-Berat badan berlebihan harus dihindari.


 A-Atur makanan yang seimbang.
 H-Hindari factor resiko penyakit jantung iskemik dan situasi menegangkan.

11
 A-Agar terus merasa berguna dengan mengembangkan kegiatan atau hobi
yang bermanfaat.
 G-Gerak badan teratur dan sesuai kemampuan.
 I-Ikuti nasihat dokter.
 A-Awasi kesehatan dengan pemeriksaan secara berkala.

b. Preventif

 Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier.


 Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada lansia sehat,
terdapat factor resiko, tidak ada penyakit dan promosi kesehatan.

Jenis pelayanan pencegahan primer adalah sebagai berikut.

a) Program imunisasi, misalnya vaksin influenza.


b) Konseling : berhenti merokok dan minum beralkohol.
c) Dukungan nutrisi.
d) Exircise.
e) Keamanan didalam dan disekitar rumah.
f) Manajemen stress.
g) Penggunaan medikasi yang tepat.

 Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan terhadap penderita


tanpa gejala, dari awal penyakit hingga terjadi gejala penyakit belum tampak
secara klinis, dan mengidap factor resiko.

Jenis pelayanan pencegahan sekunder antara lain adalah sebagai berikut.

a) Control hipertensi.
b) Deteksi dan pengobatan kanker.
c) Screening : pemeriksaan rectal, mammogram, papsmear, gigi mulut dan lain-
lain.

Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sesudah terdapat gejala penyakit dan cacat;
mencegah cacat bertambah dan ketergantungan; serta perawatan bertahap, tahap (1)
perawatan di rumah sakit, (2) rehabilitasi pasien rawat jalan, dan (3) perawatan jangka
panjang.

Jenis pelayanan pencegahan tersier adalah sebagai berikut.

 Mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilitasi rehabilitasi dan


membatasi ketidakmampuan akibat kondisi kronis. Misalnya osteoporosis atau
inkontinensia urine/fekal.
 Mendukung usaha untuk mempertahankan kemampuan berfungsi.

12

Anda mungkin juga menyukai