Pertanyaan 1:
Terkait KKP, apabila terjadi KKP tak sinkron dengan temuan atau hanya berisi
fotokopian bagimana bisa terjadi? Bagaiman strategi membenahinya? (Unggul
Rajev)
Jika hal tersebut terjadi, maka ada yang salah dengan tim pembuat KKP.
Seharusnya KKP sinkron dengan temuan/LHP. Fotokopi hanya sebagai auditor
copy penunjang KKP. KKP juga direview berjenjang oleh ketua tim hingga
supervisor, sehingga jika mekanisme tersebut dilakukan, maka mutu KKP lebih
terjamin. Salah satu strategi adalah dengan pengelompokan antara data primer
dan insidental. (tim narasumber)
Pertanyaan 2:
Bagaiman jika TP yang telah disampaikan ketua Tim ke entitas, namun ketika
pelaporan TP / pembahasan dengan atasan, TP berubah (TP tak layak yang
dimunculkan kembali). Bagaimana komunikasinya dengan entitas? (Ade
Robbani)
Seharusnya TP yang tidak layak dapat dimasukkan ke bagian-bagian yang
perlu diperhatikan. (tim narasumber)
Penetuan temuan dimulai dari TAO, PAO hingga FAO, sehingga yang
dikomunikasikan yang FAO (yang sudah mantap). (Rajev)
Dilihat materialitasnya jika akan memunculkan TP (Henricus).
Pertanyaan 3:
Standar Pelaksanaan Tambahan bisa diperluas jika terjadi ketidakpatuhan, dalam
hal seperti apa ketidakpatuhan ini bisa terjadi ? (Marietta)
Dalam spkn pemeriksa tidak diminta memiliki keyakinan yang memadai akan
ketidakpatuhan tersebut. Ketidakpatuhan juga ditentuka proffsional judgement
(tim narasumber)
Pertanyaan 4:
Dalam hal pemeriksaan LKPP, ada konsep temuan pemeriksaan yang melibatkan
unit kerja pada Kementerian/Lembaga tertentu, siapa pihak yang menyampaikan
tanggapan atas temuan tersebut ? Perlakuan terhadap temuan yang tidak valid ?
(Yuliana)
Jika itu kementerian keuangan, maka Kementerian keuangan dengan
didampingi unit kerja bersangkutan. (tim narasumber)
Tim BPK ke perwakilan dan sudah ada konsep LHP dengan tanggapan satker
tersebut, lalu ketika terkumpul dikompilasi. Sehingga kalimat tanggapan akan
menyesuaikan. (Umar)
Pertanyaan 5:
Miftah apakah pelaksanaan pengujian, Pengendalian Internal maupun substantif
bisa tak urut?
Prosedur tersebut dilaksanakan secara berurutan dengan pertimbangan
pengujian PI akan menentukan scope audit. (tim narasumber)
Sebaiknya dilakukan secara berurutan, karena scope audit yang dihasilkan
akan menentukan keefisienan pemeriksaan. (Bayu Cahyono)
Pengujian SPI tahap pertama pemahaman, jika risiko besar, jika bagus maka
TOC. TOC Jika sebelumnya telah dilakukan , maka dianggap bisa berlaku 2
tahun. (Dosen:Alexandra)
Pertanyaan 6:
Perbedaan pemeriksaan antara pemeriksaan interim dengan pemeriksaan
tahunan, dalam hal prosedur, langkah-langkah, dan temuan pemeriksaan ?
(Johan)
Interim tujuannya beda, scopenya tidak seluas tahunan. (tim narasumber)
Tujuannya sama, hanya ibaratnya interim “mencuri start”. Interim karena belum
ada data tetap, maka tidak menghasilkan opini. (Satria)
Interim tidak sifatnya mendukung, tidak berdiri sendiri (Gani)
Interim sekaligus mengecek Tindak Lanjut tahun lalu (Henricus)
Pertanyaan 6:
Bagaimana perlakuan terhadap prosedur pemeriksaan yang tidak dapat
dilaksanakan, dan apa kriteria layak-tidaknya sebuah konsep temuan menjadi
temuan ? (Ryan)
Dicantumkan dalam KKP alasan tidak dilakukannya prosedur dan Lakukan
prosedur lain altenatif (tim narasumber)
Jika hal2 terjadi diluar rencana, maka dilakukan alternatif tambahan selama
relevan. Dan logis. (Dosen:Alexandra)
TTD
TIM NOTULIS