a. Ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan dalam perspektif ruangdan waktu. Indonesia yang
terletak di daerah tropis merupakan negara kelimaterbesar di dunia dalam hal ketersediaan air. namun,
secara alamiah Indonesia menghadapi kendala dalam memenuhi kebutuhan air karenadistribusi yang
tidak merata baik secara spasial maupun waktu, sehingga air yang dapat disediakan tidak selalu sesuai
dengan kebutuhan, baik dalam perspektif jumlah maupun mutu
b. Meningkatnya potensi konflik air. Masalah kelangkaan air juga akan memicu terjadinya konflik air,
baik antar kelompok pengguna, antar wilayah, maupun antar generasi. Konflik air yang tidak
terkendali berpotensi berkembang menjadi konflik dengan dimensi yang lebih luas, bahkan lebih jauh
dapat memicu berbagai bentuk disintegrasi. Untuk itu perlu adanya peraturan mengenai penggunaan
air, termasuk hak dan kewajiban setiap stakeholder.
c. Rendahnya kualitas pengelolaan data dan sistem informasi. Saat ini pengelolaan sumber daya air
belum didukung oleh basis data dan sistem informasi yang memadai. Kualitas data dan informasi yang
dimiliki belum memenuhi standar yang ditetapkan dan tersedia pada saat diperlukan. Selain itu, akses
publik terhadap data masih belum dapat terlayani secara baik. Masalah lain yang dihadapi adalah sikap
kurang perhatian dan penghargaan akan pentingnya data dan informasi.
d. Kurang optimalnya tingkat layanan jaringan irigasi. Pemeliharaan yang kurang optimal terhadap
bangunan pengendali banjir dan infrastruktur pengaman pantai dapat mengakibatkan bencana banjir
dan erosi pantai yang akhirnya merugikan masyarakat dan berdampak negatif terhadap sektor ekonomi
lainnya seperti pertanian, air minum dan industri. Untuk itu perlu rehabilitasi serta operasi dan
pemeliharaan terhadap infrastruktur yang telah ada atau yang sudah dibangun.
(a) Pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan sumber air lainnya
Tujuan dari kebijakan konservasi sumber-sumber air tidak hanya untuk melestarikan kuantitas air,
tetapi termasuk memelihara kualitas air, sedangkan upaya konservasi air tanah terus akan
ditingkatkan dengan pengisian kembali (recharging). Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan
untuk menunjang arah kebijakan tersebut adalah:
1.Pembangunan dan rehabilitasi waduk, embung, situ, dan bangunan penampung air lainnya
2.Operasi dan pemeliharaan waduk, embung, situ, dan bangunan penampung air lainnya
3.Perbaikan jalur hijau di kawasan kritis daerah tangkapan sungai dan waduk-waduk
4.Peningkatan pemanfaatan potensi kawasan dan potensi air waduk
5.Konservasi air tanah
6.Pembiayaan kompetitif untuk konservasi air
7.Menggali dan mengembangkan budaya masyarakat dalam konservasi air
(b) Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya
Pendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi diutamakan untuk
mempertahankan tingkat layanan irigasi dan mengoptimalkan infrastruktur sistem irigasi.
Kebijakan ini akan dilakukan melalui kegiatan pokok sebagai berikut:
1.Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.
2.Rehabilitasi jaringan irigasi.
3.Optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun.
4.Pemberdayaan petani pemakai air.
5.Penyelesaian pembangunan infrastruktur air irigasi.
3. Definisi “Pemberdayaan Masyarakat” dalam PSDA dan jelaskan contoh kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah proses pendayagunaan didalam pembangunan/pengembangan
sumberdaya manusia (SDM) (dalam hal ini masyarakat), dalam bentuk penggalian kemampuan pribadi,
kreatifitas , kompetensi,dan daya pikir serta tindakan yang lebih baik dari waktu sebelumnya yang
diterapkan dalam suatu pembangunan.
(1) peningkatan jumlah dan kualitas anggota masyarakat yang peduli dan mampu mengelola sumber daya
alam dan melestarikan lingkungan hidup;
(2) pemberdayaan masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya alam dan pemeliharaan lingkungan
hidup melalui pendekatan keagamaan, adat, dan budaya;
(3) pengembangan pola kemitraan dengan lembaga masyarakat yang melibatkan berbagai pihak dalam
pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup; dan
(4) perlindungan hak-hak adat dan ulayat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan
hidup.
(2) pengkajian keadaan sosial-ekonomi dan budaya masyarakat adat dan lokal;
(5) peningkakan kepatuhan dunia usaha dan masyarakat terhadap peraturan perundang-undangan
dan tata nilai masyarakat lokal yang berwawasan lingkungan hidup.