Anda di halaman 1dari 25

PENYEMBUHAN HOLISTIK

A. Pengertian
Terapi holistik adalah salah satu dari beberapa istilah yang digunakan untuk
merujuk pada banyak metode pengobatan atau penyeimbangan kembali fisik, mental,
emosional atau spritual yang tidak biasanya ditawarkan secara universal dan atau diatur
oleh otoritas medis konvensioanl.
Kata holistik mengandung gagasan bahwa semua aspek diri manusia adalah saling
terkait. Artinya filosofi dasar untuk menyeimbangkan pikiran tubuh dan ruh sebagai
lawan dari hanya mengobti gejala klinis penyebab kondisi, trauma, keadaan pikiran atau
proses penyakit tertentu.
B. Macam-macam Penyembuhan Holistik
Penyembuhan holistik dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Holistik Tradisional
Holistik tradisional adalah tehnik penyembuhan yang memanfaatkan alam dengan
prinsip holisme (menyeluruh) berawal sejak ribuan tahun lalu biasa disebut sebagai
penyembuhan atau pengobatan tradisional. Yang termasuk holistik tradisional yaitu
akupuntur, akpresure, jamu, herbal, ayurveda, pranic healing, apitheraphy dan lin-
lain. Gelar para praktisinya bermacam-macama ada yang disebut tabib, sinshe, dukun,
batra dan jamulog.
2. Holistik modern
Suatu tehnik penyembuhan yang menggabungkan penyembuhan tradisional
dengan teknologi dan sains modern yang memanfaatkan alam dengan prinsip
holisme. Holistik modern muncul sejak 200 tahun yang lalu, adapun yang termasuk
holistik modern yaitu homeophati, osteophati, ananophati, psikologi hipnotis,
naturophati modern dan lain sebagainya. Gelar para praktisi bemacam-macam sesuai
dengan aliran disiplin ilmunya untuk homeophaty praktisinya disebut homepath,
osteophaty praktisinya disebut ostheopath (DO) dan naturophaty praktisinya disebut
naturopath (DN).
C. Prinsip Dasar Penyembuhan Holistik
Prinsip dasar terapi holistik yaitu :
1. Menggabungkan berbagai cara pengobatan .
2. Dapat dipertanggung jawabkan.
3. Mengobati tubuh secara menyeluruh dengan mengembalikan keseimbangan kerja dan
fungsi organ tubuh secara optimal yang melibatkan keseimbangan fisik, psikis,
mental dan spiritual dengan menggutamakan makanan atau diet sebagai obat utama.
4. Lebih mengutamakan pada usaha melenyapkan penyakit bukan gejala-gejalanya.
5. Mendahulukan preventif dan promotif baru kuratif dan reabilitatif serta paliatif.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Holistik
Factor yang mempengaruhi penyembuhan holistik yaitu :
1. Spiritual 50%.
2. Mental 20%
3. Emosional atau psikis 20 %
4. Fisikal 10%
E. Cara Penyembuhan Holistik dengan Metode konsultasi
Dalam penyembuhan holistik dengan metode konsutasi merupakan cara yang
bermanfaat untuk mengetahui kisah di balik gejala penyakit yang dialami pasien atau
klien. Beberapa pertanyaan diantara sebagai berikut :
1. Mengapa pasien memutuskan untuk berkonsultasi ?
2. Masalah apa yang dirasakan oleh pasien?
3. Apakah rasa takut pasien mungkin jadi penyebab masalahnya?
4. Apa yang pasien harapkan setelah konsultasi ?
KOMUNIKASI TERAPEUTIK

A. Pengertian Komuniaksi Terapeutik


Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi,
keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-
gambar, angka-angka dan lain-lain.(barselon da stainer,1964)
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto,1994).
B. Komponen dalam komunikasi
Adapun komponen dalam komunikasi yaitu :
1. Komunikator atau pengirim pesan.
2. Komunikan atau penerima pesan.
3. Pesan atau berita yang akan disampaikan.
4. Media atau sarana komunikasi seperti media cetak, audio, visual atau audio
visual.
5. Umpan balik atau reaksi komunikan baik secara langsung maupun tidak lansung.
C. Tujuan komunikasi
1. Untuk menemukan.
2. Untuk penghubung.
3. Untuk meyakinkan.
4. Untuk bermain.
5. Untuk pertumbuhan.
6. Untuk menjaga harga diri.
D. Faktor yang mempengaruhi proses komunikasi
1. Usia
2. Persepsi
3. Nilai
4. Kebudayaan
5. Pengetahuan
6. Lingkungan
E. Sikap Praktisi pengobat tradisional dalam komunikasi terapeutik
Adapun sikap pengobat tradisional dalam komunikasi terapeutik yaitu
1. Pengobat tradisiona hadir secara utuh (fisik dan psikologis) pada waktu
berkomunikasi dengan kliean. Pengobat tradisonal tidak cukup mengetahui tehnik
komunikasi dan isi komunikasi, tetapi yang sangat penting adalah sikap dan
penampilan komuikasi
2. Kehadiran fisik, menurut evans (197, dikutip dalam kozier dan E.B, 1993 : 372)
mengidentifikasi 4 sikap dan cara untuk menghadirkan secara fisik yaitu :
a. Berhadapan : arti dari posisi saya siap untuk anda
b. Mempertahankan kontak mata : menghargai klien dan menyatakan keinginan
untuk tetap berkomuniksi.
c. Membungkuk kearah klien : posisi ini menunjukkan keinginan atau
mendengar sesuatu.
d. Tetap rileks : dapat mengontrol kesimbangan antara ketegangan dan relaksasi
dalam merespon klien.
e. Mempetahankan sikap terbuka dalam arti tidak melipat kaki atau tangan untuk
menunjukkan keterbukaan.
3. Kehadiran secara psikologis
Kehadiran psikologis dapat dibagi menjadi 2 dimensi
1. Dimensi respon
a. Respon pengobat tradisional yang iklas, mengharga, empat dan konkrit
b. Dimensi respon sangat penting bagi klien untuk membina hubungan saling
percaya dan komunikasi terbuka. Respon ini harus dipetahankan sampai
pada akhir hubungan
2. Dimensi tindakan
Dimensi tindakan meliputi :
a. Konfrontasi yaitu ekpresi perasaan pengobat tentang prilaku yang tidak
sesuai.
b. Kesegaran yaitu berfokus pada interaksi dan hubungan pengobat-klien saat
ini.
c. Keterbukaan yaitu pengobat harus terbuka dalam memberikan informasi
tentang dirinya, ideal diri, perasaan, sikap, dan nilai yang dianutnya.
d. Emosional chataris yaitu terjadi jika klien diminta bicara tentang hal yang
sangat menganggu diriya.
e. Bermain peran yaitu melakukan peran pada situasi tertentu.
F. Karakteristik Komunikasi Terapeutik
Karakteristik komunikasi terapeutk yaitu:
1. Iklash
2. Empati (sikap jujur dalam menerima kondisi pasien)
3. Hangat
4. Kejujuran
5. Tidak membingungkan dan cukup ekpresif
6. Beriskap positif
7. Mampu melihat masalah dari kaca mata klien
G. Tehnik komunikasi terapeutik
Tehnik komunikasi terapeutik merupakan cara untuk membina hubugan yang
dimana terjadi penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran dengan
maksud untuk mempengaruhi orang lain (stuart dan sundeen, 1995). Adapun tehnik
terapeutik yaitu :
1. Mendengar aktif : konsentrasi aktif dan persepsi terhadap pesan orang lain yang
menggunakan semua indra.
2. Mendengar pasif : kegiatan mendengan dengan kegiatan non verbal untuk klien.
Misalnya dengan kontak mata, menganggukkan kepala dan juga keikut sertaan
secara verbal
3. Peneriman artinya mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang
menunjukkan keterkaitan dan persetujuan.
4. Klarifikasi artinya menanyakan pada klien apa yag tidak mngerti perihal infomasi
yang di sampaikan pengobat.
5. Focusing adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk membatasi area diskusi
sehingga percakapan menjadi lebih spesifik dan mudah dimengerti.
6. Observasi yaitu merupakan kegiatan mengamati klien.
7. Menawarkan infomasi artinya menyediakan tambahan informasi dengan tujuan
untuk medapatkan respon lebih lanjut. Menawarkan informasi ini dapat dilakukan
pada pendidikan kesehatan klien.
8. Diam artinya memelihara keteneangan pasien, diam dilakukan pada waktu yang
singkat.
9. Assetiv adalah kemampuan dengan secara meyakinkan dan nyaman
mengepresikan pikian dan perasaan diri dengan tetap menghargai orang lain
10. Menyimpulkan yaitu membawaka poin-poin penting dari diskusi untuk
meningkatkan pemahaman.
11. Giving recognition yaitu memberikan pengakuan atau penghargaan
12. Offering general leads (memberikan petunjuk umum)
13. Giving broad opening(memberikan pertanyaan terbuka) yiatu mendorong klien
untuk menyeleksi topik yang akan dibicarakan.
14. Placing time yaitu melakukan klarifikasi antara waktu dan kejadian atau antara
satu kejadian dengan kejadian yang lan .
15. Encourage deskiption of perception (mendukung deskripsi dari persepsi) yaitu
meminta kepada klien mengungkapkan secara verbal apa yang dirasakan atau
diterima klien.
16. Encourage comparison (mendukung perbandingan) : menanyakan pada klien
mengenai persamaan dan perbedaan.
17. Restating (mengulang) yaitu pengulangan pikiran utama yang diekpresikan klien.
18. Refleksi, refleksi digunakan pada saat klien menanyakan pada pengobat tentang
penilaian atau kesetujuan.
19. Ekplorasi yaitu mempelajari topik secara lebih mendalam
20. Presenting realty (menghadirkan kenyataan atau realita) yaitu dengan cara
menyediakan informasi dengan prilaku yang tidak menilai.
21. Seeking consensual validation yaitu pencarian pengertian mengenai komunikasi
baik oleh pengobat maupun klien.
22. Verbalizing the implied yaitu memverbalisasi kata-kata yang klien tunjukkan atau
anjuran
23. Encoreging evaluation (mendukung evaluasi) yaitu pengobat membantu klien
mempertimbangkan orang dan kejadian kedalam nilai dirinya.
24. Attempting to translate into feeling (usaha menerjemahkan perasaan) yaitu
dengan membantu klien mengidentifikasi perasaan berhubugan dengan atau
pernyataan.
25. Menganjukan kolaborasi yaitu penekanan kegiatan kerja dengan klien tidak
menekan melakukan sesuatu untuk klien.
26. Mendukung terbentukya tindakan yaitu memberikan kesempatan pada klien untuk
mengantipasi alternatif dari tindakan untuk masa yang akan dating.
27. Menyediaakan petunjuk yaitu statmen yang menunjukkan peran, tujuan dan
batasan untuk interaksi.
28. Komentar terbuka-tertutup yaitu komentar secara umum untuk menentukan arah
dari interaksi yang seharusnya dilakukan.
29. Penurun jarak yaitu menurunkan jarak fisik dan antara pengobat dan lien
30. Humor dilakukan untuk mengurangi ketegangan dan rasa sakit akibat stress, serta
meningkatakan keberhasilan pengobatan,
H. Fase komunikasi terapeutik
1. Persiapan (pre-interasksi)
Melakukan persiapan dengan membaca status klien. Pengobat diharapkan tidak
mempunyai prasangka buruk terhadap klien, karena akan menganggu dalam
membina hubungan saling percaya dengan klien. Jika klien belum bersedia untuk
berkomunikasi, pengobat tidak boleh memaksa atau memberi kesempatan kapan
klien sanggup. Pengatuan posisi duduk dan tehnik yang akan digunakan dalam
wawancara harus disusun sedemikian rupa guna memperlancar wawancara.
2. Pembukaan atau Perkenalan (orientasi)
Langkah pertama pengobat dalam mewawancarai dalah dengan memperkenalkan
diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu yang diperlukan dan factor-faktor
yang menjadi pokok pembicaraan. Diharapkan klien berperan serta dengan penuh
dalam kontrak, namun pada kondisi tertentu misalnya klien dengan gangguan
realita maka kontrak dilakukan sepihak dengan pengobat perlu mengulang
kontrak jika kontrak reaitas meningkat.
3. Isi atau Tahap Kerja
Tahap keja meliputi
a. Fokus wawancara adalah klien.
b. Mendengarkan dengan penuh perhatian.
c. Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien.
d. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien.
e. Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup pada waktunya .
f. Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien unntuk
mengungkapkan perasaanya.
g. Jika situasi memugkinkan kita dapat memberikan sentuhan terapeutik, yang
bertujuan untuk memberikan dorongan spiritual, merasa diperhatikan.
4. Terminasi
Pengobat mempersiapkan untuk penutupan wawancara untuk itu klien harus
mengetahui kapan wawancara akan berakhir dan tujuan wawancara pada awal
perkenalan sehigga diharapkan pada akhir wawancara pengobat dan lien mampu
menilai keberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan,
pengobat perlu membuat perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya.
JAMULOGI

A. Pengertian Jamulogi
Jamulogi berasal dari 2 kata yaitu jamu yang berarti obat yang dibuat dari akar-
akar, dedaunan, dan sebagainya(KBBI), sedangkan logi berasal dari kata logos yang
berarti ilmu. Adapun pegetian dari jamulogi yaitu ilmu yang mempelajari obat tradisional
indonesia yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sari
(galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang diturunkan secara turun-menurun yang
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Pakar dalam praktisi jamu
disebut jamulog atau pengobat tadisional. Sedangkan ramuan yang dibeikan praktisi ini
adalah obat tradisional.
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang terbuat dari tumbuhan, hewan,
mineral, atau kombinasi yang dioalah secara tradisonal dan telah digunakan turun-
menurun dalam pengobatan. Penggolongan obat tradisional dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Jamu
Jamu adalah obat tradisioal yang berdasarkan dari pengalaman empiris secara turun-
menurun yang telah dibuktikan keamanan dankhasiatnya dari generasi ke generasi.
2. Obat Herbal Berstandar (OHT)
Obat herbal terstandar adalah obat tradisional yang telah teruji berkhasiat secara pra-
klinis (terhadap hewan coba), lolos uji toksisitas akut maupun kronis, terdiri dari
bahan yang terstandar (seperti ekstrak yang mempengaruhi mutu), serta dibuat
dengan cara higenis. Contoh : tolak angin
3. Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah obat tradisoanal yang telah teruji khasiatnya melalui uji pra-
klinis (pada hewan coba) dan uji klinis (pada manusia), serta terbukti aman melalui
uji toksisitas, bahan baku terstandar, serta diproduksi secara higenis, bermutu, sesuai
dengan standar yang di tetapkan. Contoh : cursil
B. Lingkup Pelayanan jamu
Lingkup pelayanan jamu ada 5 yaitu :
1. Promotif
Lingkup pelayanan jamu promotif yaitu suatu rangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.
Contoh :
a. memberikan terapi jamu dengan memberikan peningkatan kebugaran dan
mempercantik atau memperindah sehingga status klien meningkat menjadi lebih
baik (sehat menjadi bugar, bugar menjadi wealnes).
b. Melakukan promosi kesehatan tentang jamu yang dapat menambah kebugaran
dan keindahan pada status kesehatan klien.
2. Preventif
Lingkup pelayanan jamu preventif yaitu suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu
masalah kesehatan atau penyakit.
Contoh :
a. Memberikan terapi pelayanan jamu berdasarkan keluhan dan tanda gejala yang
dialami klien sehingga tidak terjadi problem kesehatan yang dialami pasien.
b. Melakukan penyuluhan tentang pencegahan suatu penyakit dengan jamu.
3. Kuratif
Lingkup pelayanan jamu kuratif yaitu suatu kegiatan pengobatan yang ditunjukkan
untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit,
pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat
terjaga seoptimal mungkin .
Contoh :
a. Memberikan pelayanan dengan menggunakan jamu yang tersaintifikasi ( yang
telah terdiagnosa oleh dokter)
4. Rehabilitative
Lingkup pelayanan jamu berbasis rehabilitatif yaitu suatu kegiatan untuk
mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi
sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuannya.
Contoh :
a. Memberikan pelayanan dengan menggunakan jamu agar klien tidak terkena
penyakit yang sama.
5. Paliatif
Lingkup pelayanan jamu paliatif yaitu suatu kegiatan pelayanan jamu untuk
mengurangi beban penyakit, meringankan penderitaan dan mempertahankan kualitas
hidup dari saat setelah terdiagnosis. Tujuan ini dicapai melalui intervensi yang
memperthankan ksejahteraan fisik, psikologis, social dan spiritual, meningkatkan
komunikasi dan kordinasi pelayanan, memastikan perawatan yang layak secara
budaya dan konsisten dengan nilai-nilai dan prevensi pasien, memberi bantuan
konkrit, jika kemungkianan bahwa pasien meninggal dengan penderitaan minimal,
kasus yang sering dialami dalam lingkup pelayanan paliatif yaitu pasien dengan nyeri,
pasien dengan kanker stadium lanjut, orang dengan HIV/AIDS, pasien dengan TB
MDR, pasien dengan penyakit stroke dan penyakit-penyakit yang menyerang di usia
tua, dan pasien dengan kelainan bawaan dan gangguan dalam aktifitas.
Contoh :
a. Memberikan pelayanan dengan menggunakan jamu agar klien dapat mengurangi,
meringankan, dan mempertahankan kualitas hidup akibat suatu penyakit.
b. Memberikan pelayanan jamu untuk meringankan masa hidup jika kemungkianan
bahwa penyakit yang dialami pasien tidak dapat disembuhkan.
PENELAAHAN PENYAKIT DAN CARA PENELAHAN
PENYAKIT
A. Pengertian Penelaahan Penyakit
Pengertian pentelaan penyakit adalah suatu kata atau terminologi yang berarti
suatu usaha untuk mengkaji, memeriksa, menyelidiki untuk mengetahui suatu jenis
penyakit atau masalah kesehatan yang diderita atau dialami oleh seorang klien.Sedangkan
hasil dari pentelaan penyakit adalah telaah penyakit.
B. Langkah-langkah Penelaahan
1. Anamnesis
Anamnesis adalah suatu tanya jawab baik secara langsung dan tidak langsung antara
tenaga kesehatan dengan klien atau penderita. Macam-macam anamnesis dibagi
menjadi 2 yaitu
a. Autoanamnesis
Autoanamnesis yaitu Tanya jawab yang ditujukan langsung kepada pasien
atau penderita. Syarat-syarat dapat terjadinya auto anamnesis sehingga anamnesis
dalam penentuan telaah penyakit dapat akurat, valid dan hasil diagnosis pasti
adalah pasien dalam keadaan sadar, pasien sudah dewasa dan pasien komunikatif.
b. Allo anamnesis
Allo anamnesis yaitu anamnesis tanya jawab yang ditujukan kepada
keluarga pasien misalnya orang tua penderita, teman, kerabat, sahabat. Umumnya
anamnesis tipe ini dilakukan ketika klien atau penderita masih anak-anak, pasien
dalam keadaan tidak sadar, pasien tidak komunkatif, dan pasein yang mengalami
gangguan ingatan.
2. Pemeriksaan Fisik
Dalam menentukan telaah penyakit, langkah kedua adalah dengan melakukan
pemeriksaan fisik dengan sopan, berada dalam ruang tertutup (untuk menjaga
kerahasiaan dari keadaan yang berkaitan dengan tubuh pasien yang bersifat privasi),
tidak terburu-buru dan teliti. Cara melakukan pemeriksaan fisik yaitu
a. Inspeksi yaitu melihat, mengamati keadaan penderita secara garis besar.
Misalnya: cara pasien masuk ke rumah sakit dalam posisi jalan, tidur, dan lain
sebagainya.
b. Palpasi atau perabaan, misalnya merasakan panas badan pasien, meraba
adanya massa tumor, meraba adanya rasa nyeri pada bagian tertentu dari
tubuh pasein.
c. Perkusi (ketukan) adalah dengan cara mengetuk bagian tubuh yang sedang
diperiksa, misalnya mengetuk perut, dada, dan lainnya untuk menemukan
adanya kelainan pada fisik pasien.
d. Auskultasi (mendengarkan) yaitu dengan menggunakan alat dengan seperti
stetoskop. Misalnya mendengarkan adanya bising pada pernafasan, bunyi
usus, arteri/nadi, denyut jantung, dan lain-lain.
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan apabila langkah pemeriksaan pentelaan diatas
belum dapat dengan pasti mendiagnosis suatu penyakit. Contoh pemeriksaan
penujang : pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan foto rontgen, pemeriksaan USG
(ultra sonografi), pemeriksaan CT Scan dan pemeriksaan MRI.
VITAL SIGN S
A. Pengertian vital signs
Vital signs adalah merupakan pengukuran fungsi tubuh yang paling dasar untuk
mengetahui tanda klinis dan berguna untuk menegakkan diagnosis atau pentelaan suatu
penyakit dan berfungsi dalam perencanaan perawatan medis yang sesuai. Ada empat
tanda utama secara (vital signs) rutin dipantau oleh para medis dan penyedia pelayanan
kesehata yaitu suhu tubuh, tekanan darah, denyut nadi, dan laju pernafasan.
B. Jenis-jenis Pengkuran Vital Signs
Jenis-jenis pengkuran vital signs yaitu :
1. Suhu tubuh
Suhu tubuh normal seseorang bervariasi tergantung pada jenis kelamin, aktivitas
baru-baru ini, makanan atau konsumsi cairan, dan pada wanita tahap siklus
menstruasi. Suhu tubuh normal berkisar 36,5-37,20C. Adapun metode pengkuran suhu
tubuh dapat dilakukan dengan salah satu cara seperti berikut :
a. Melalui mulut
b. Melalui dubur
c. Melalui ketiak
d. Melalui telinga
e. Melalui kulit
2. Pengukuran denyut nadi
Denyut nadi adalah pengukuran denyut jantung berdetak permenit. Dalam mendorong
darah melalui arteri keseluruh tubuh. mengukur nadi tidak hanya berguna untuk
mengukur denyut nadi dan tidak hanya berguna untuk mengukur detak jantung saja
tetapi juga dapat menenjukkan irama jantung dan kekuatan pulsa. Denyut nadi orang
dewasa sehat berkisar 60-100 denyut permenit. Denyut nadi dapat meningkat dengan
olah raga, penyakit, cedera, dan emosi.Pemeriksaan ini dilakukan pada arteri radial
pada pergelangan tangan, pada arteri brakialis terletak pada siku, arteri karotis
terletak pada leher dan arteri poplitea yang terletak pada lutut. Pemeriksaan denyut
nadi ini biasanya menggunakan stetoskop atau secara langsung menggunakan jari
dengan menekan nadi penderita selama 1 menit.
3. Respirasi atau Pernafasan
Tingakat respirasi adalah jumlah pernapasan seseorang permenit. Tingkat biasanya
diukur ketika seseorang beristirahat dengan menghitung beberapa kali dada
meningkat selama 1 menit. Pernapasan dapat meningkat karena demam atau penyakit
dan kondisi medis lainnya. Ketika memeriksa pernapasan penting juga diperhatikan
apakah seseorang memiliki kesulitan bernapas. Pernapasan normal untuk orang
dewasa sehat antara 12-20 kali permenit.
4. Tekanan darah
Tekanan darah di ukur dengan alat pengukuran tekanan darah yang disebut dengan
tensimeter dan stetoskop, tekanan darah merupakan kekuatan darah mendorong
dinding arteri. Setiap kali jantung berdetak memompa darah melalui arteri ke seluruh
tubuh. Tekanan darah normal seseorang dipengaruhi oleh usia dan aktifitas fisikyang
dilakukan. Karena itu pemeriksaan tekanan darah dilakukan ketika beristirahat paling
tidak sekitar 15 menit setelah melakukan aktifitas. Tekanan darah normal yaitu
120/80 MmHg. Ukuran tekanan darah dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Sistolik (saat arteri jantung berkontraksi dan memompa darah keseluruh tubuh).
b. Diastolik (saat arteri jantung beristirahat dan mengisi dengan arah).
CARA MEMBERIKAN TERAPI MENGGUNAKAN
JAMU
A. Cara Pemberian Terapi Jamu
Dalam memberikan terapi jamu pada klien seorang jamulog atau pengobat tradisional
harus mengetahui prosedur dalam pemberian jamu, adapun prosdur dalam pemberian
jamu yaitu :
1. Jamulog atau Batra harus mengetahui identitas dan status kesehatan klien.
2. Jamulog atau Batra harus memberikan jamu yang paling efektif dan aman bila
dikonsumsi klien.
3. Jamulog atau Batra harus mengerti dosis terapi jamu yang diberikan pada klien.
4. Jamulog atau Batra harus memberikan pengetahuan pada pasien tentang cara
pembuatan, beberapa kali makan atau minum dan waktu makan atau minum jamu
tersebut.
5. Jamulog atau Batra wajib mendokumentasikan terapi jamu yang diberikan pada klien
6. Evaluasi hasil dari terapi jamu yang diberikan oleh Jamulog atau Batra.
B. Bahan Pemberian Terapi Jamu
Bahan pemberian terapi jamu ada 3 yaitu
1. Bahan Dasar Berkhasiat
Bahan dasar berkhasiat ini digunakan untuk memberikan efek penambah daya tahan
tubuh, mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan serta berkhasiat sebagai penyegar
tubuh.
Contoh jamu : AAI(Analgesik, anti inflamasi imunomodulator) yang terdiri dari
temulawak,kunyit dan meniran.
2. Bahan Utama Berkhasiat.
Bahan utama berkhasiat ini digunakan untuk mengatasi keluhan yang disebabkan oleh
penyakit yang diderita tubuh klien.
Contoh jamu : Antiasamurat yaitu kepel atau secang
3. Bahan Pendukung Berkhasiat
Bahan pendukung berkhasiat ini digunakan untuk membantu efek dari bahan utama
berkhasiat
Contoh jamu : untuk membantu mengeluarkan asam urat dalam tubuh : tempuyung
atau kumis kucing.
PELAYANAN JAMU
A. Pelayanan Jamu Berbasis Keluarga
Pelayanan jamu berbasis keluarga adalah suatu cara bentuk pencegahan dan
pengobatan dengan menggunakan tanaman obat keluarga disekitar rumah. Dalam
upaya pencegahan dan pengobatan jamu berbasis keluarga tentunya adanya rasa
kecemasan dan masalah-masalah kesehatan yang di alami keluarga tersebut
seperti : mengupayakan keluarga untuk tetap sehat atau mengobati masalah
keluarga (panas, batuk,pilek dan kurang nafsu makan) oleh karena itu disini akan
saya paparkan cara pencegahan dan pengobatan gangguan kesehatan pada
keluarga :
1. Bentuk upaya pencegahan
a. Minum perasan jeruk setiap pagi sebelum makan
a) Cara pembuatan
b) Manfaat
b. Minum wedang mint pada waktu sore hari
c. Minum wedang kunyit setiap malam
d. Minum madu pada pagi hari

1. Batuk Pilek
a. Tanda batu pilek :
a) Keluar lender atau ingus dari hidung
b) Kadang-kadang disertai panas
c) Sakit kepala
d) Hidung tersumbat
e) Nyeri otot
b. Ramuan jamu
a) Kencur
b) Adas
c) Jahe
d) Pegagan
2. Diare
Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan buang air besar paling
sedikit 3 kali dalam 24 jam dengan tinja lembek atau cair. Peneyebab diare
biasanya disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, makanan beracun, alergi
makan-makanan yang terlalu asam atau pedas dank arena efek samping obat.
a. Gejala Diare
a) Konsistensi tinja terlalu cair
b) Frekuensi buang air besar terlalu sering
c) Perut terasa mulas
d) Terjadi kejang pada otot perut
e) Penurunan nafsu makan
f) Badan lemas tidak bertenaga
g) Dehidrasi
b. Ramuan jamu
Ramuan 1
a) Dengan hanya meminum madu 3 sendok yang sudah dilarutkan
kedalam satu gelas belimbing air hangat, dosisnya 3 X 1 minum madu.

Ramuan 2

a) Daun jambu biji (pengelat)


b) Adas, kunyit, temulawak, ketumbar, bawang merah atau bawang
putting (antimikroba saluran cerna)
c) Kunyit, lempuyang gajah, pegagan, pala, daun sirih atau temulawak
(pereda nyeri)
d) Cengkeh, daun jambu biji, menthe atau sembung (antimulas/penurun
peristaltic usus)
e) Kelapa atau jail (adsorben)
3. Sembelit
Sembelit adalah merupakan suatu kondisi yang di tandai dengan kesulitan
dalam buang air besar dengan konsistensi tinja keras. Factor yang
mempengaruhi sembelit biasanya adalah kurang mengkonsumsi makanan
berserat, kurang beraktifitas fisik, gangguan hormonal terutama saat hamil,
dank arena efek samping obat.
a. Gejala
a) Frekuensi buang air besar jarang dan perlu waktu mengejan lebih lama
dari normal.
b) Konsistensi tinja terlalu keras.
c) Perut terasa kembung dan sakit

b. Ramuan.
a) Daun anting-anting, daging buah asam jawa yang sudah amsak, lidah
buaya, buah mengkudu dan dauensenna (peningkat peristaltik
usus/pencahar).
b) Biji daun sendok, herba inulin atau biji plantago husk (Pengikat air
disaluran cerna).
c) Buah nanas atau buah papaya (bahan yang mengandung enzim
pencernaan)
d) Rimpang kunyit atau rimpang temulawak (peningkatan fungsi hati
dengan pemberian kolagogum)
e) Biji bunga matahari atau minyak daging buah kelapa/VCO (pelumas
saluran pencernaan)
4. Sariawan
Sariawan adalah merupakan suatu kondisi yang di tandai dengan gangguan
pada mukosa rongga mulut berupa tukak di bibir, lidah dan atau gusi. Factor
penyebab biasanya yaitu penurunan sistem kekebalan tubuh, infeksi rongga
mulut, kekurangan vitamin c, trauma (akibat luka tergigit, gigi palsu, sikat
gigi keras), dehidrasi dan efek samping obat.
a. Gejala
a) Muncul tukak lambung dan radang pada mukosa rongga mulut baik
pada bibir, lidah atau gusi, terkadang dengan bercak-bercak putih dan
terasa perih.
b) Badan terasa lemah dan lelah.
c) Terasa panas dalam tubuh.
b. Ramuan
a) Daun sendok, daun jambu biji, daun jati belanda, daun kemuning,
herba meniran, kayu secang, daun sirih atau kulit batang batang pule
(pengelat)
b) Buah adas, buah adas manis, bawang merah, bawang putih, cengkeh,
daun jambu biji, rimpamh kencur, buah ketumbar, rimapng kunyit,
herba sambiloto, kayu secang, daun sembung, daun sirih rimapang
temulawak atau herba timi (Antiseptik)
c) Akar alang-alang, buah cabe jawa, rimpang kencur, kayu secang daun
tapak liman dan rimpang temulawak (penyegar badan)
d) Kuncup atau bunga cengkeh (anastesi lokal)
5. Kurang Nafsu Makan
Kurang Nafsu Makan adalah kondisi yang dengan berkurangnya selera
makan. Factor penyebab biasanya karena kondisi badan yang tidak sehat,
gangguan pencernaan, stress, efek samping obat, penyakit tertentu seperti
(anemia, malaria, beri-beri dan kurang gizi)
a. Gejala
a) Kurang nafsu makan
b) Berat badan menurun
c) Lesu dan tidak semangat
b. Ramuan
a) Daun binahong, batang brotowali, daun kenikir, rimpang kunyit,
rimpang temulawak, rimpang lempuyang gajah, daun pegagan, herba
meniran, rimpang temulawak atau rimpang temu kunci (penambah
nafsu makan)
b) Rimpang kunyit, buah nanas, daun muda papaya, herba seledri, atau
rimpang temulawak (peningkat fungsi enzim pencernaa)
c) Buah adas, buah adas bintang, rimpang jahe biji jinten hitam, rimpang
kunyit, buah kapulaga atau daun sereh (peluruh kentut atau anti
kembung )
d) Herba ekinase, biji jinten hitam, rimpang kunyit, herba meniran, herba
pegagan, herba sambiloto, atau rimpang temulawak (peningkat daya
tahan tubuh)
e) Akar alang-alang, buah cabe jawa, rimpang kencur, kulit batang pulai,
kayu secang, daun tapak liman atau rimpang temulawak (penyegar
badan)
6. Masuk angin
Masuk angin adalah suatu kondisi yang di tandai dengan badan meriang,
kadang-kadang disertai pegal, mual, sering menguap, permukaan kulit dingin
yang disebabkan oeleh karena kondisi fisik seseorang menurun. Factor
penyebab biasanya disebabkan karena kelelahan, daya tahan tubuh menurun,
terlambat makan, perubahan lingkungan yang ektrim
a. Gejala
a) Tubuh meriang
b) Badan terasa pegal
c) Perut kembung
d) Mudah lelah dan sering menguap
e) Suhu tubuh meningkat
f) Mual dan mutah
g) Berkeringat dingin
h) Nafsu makan berkurang
b. Ramuan
a) Buah adas, buah adas bintang, buah adas manis, rimpang jahe,
rimpang kunyit, biji jinten hitam, buah kapulogo, atau daun sereh
(peluruh kentut/antikembung)
b) Minyak gandapura dan minyak kayu putih (peluruh
kentut/antikembung secara topikal)
c) Bunga cengkeh, rimpang jahe, biji jinten, daun kelor, daun kemuning,
rimpang kencur, rimpang kunyit, daun papaya, daun slam, daun sirih
dll(antinyeri/analgesik)
d) Rimpang jahe, bunga cengkeh, kayu manis, daun kemangi, biji
ketumbar, rimpang kunyit, lada hitam, biji pala, buah mengkudu atau
daun selasih (antimual/antimuntah)
e) Akar alang-alang, buah cabe jawa, rimpang kencur, kayu secang, daun
tapak liman, rimpang temulawak(penyegar badan)
f) Herba ekinase, biji jinten hitam, rimpang kunyit, herba meniran, herba
pegagan, herba sambiloto, atau rimpang temulawak (Peningkat daya
tahan tubuh )
7. Sakit ulu hati (Maag)
Maag adalah suatu kondisi yang di tandai dengan adanya luka atau
peradangan dalam lambung dan duodenum akibat produksi asam lambung
yang berlebihan. Faktor maag biasanya disebabkan karena kebiasaan makan
yang tidak teratur atau sering terlambat, infeksi mikroorganisme (helicobacter
pylori), efek samping obat, kebiasaan minum alcohol dan stress.
a. Gejala
a) Rasa nyeri, terbakar dan perih pada ulu hati, 2-3 jam setalah makan-
makanan yang dapat merangsang produksi asam lambung secara
berlebihan
b) Perut mual, mulas dan muntah
c) Perut kembung.
d) Sering bersendawa.
b. Ramuan
a) Rimpang jahe, kayu manis, lidah buaya atau pisang biji (penetral asam
lambung)
b) Buah adas, buah adas bintang, buah adas manis, rimpang jahe, biji
jintan hitam, rimpang kunyit, buah kapulaga atau daun sereh (peluruh
kentut/antikembung)
c) Bunga cengkeh, rimpang jahe, biji jinten, daun kelor, daun kemuning,
rimpang kencur, rimpang kunyit, daun papaya, daun slam, daun sirih
dll(antinyeri/analgesik)
d) Bunga chamomile, rimpang jahe, atau rimpang kunyit (antibkateri
helicobacter pylori)
e) Akar iler, biji ketumbar, biji pala, herba patikan kebo, daun pulai,
herba putrid malu, atau akar valerian (penenang/pelelap tidur)
f) Bunga cengkeh, daun jambu biji, daun menthe, atau daun sembung
(penurun parestaltik usus/antimulas)
g) Rimpang jahe, bunga cengkeh, kayu manis, daun kemangi, biji
ketumbar, rimpang kunyit, lada hitam, biji pala, buah mengkudu atau
daun selasih (antimual/antimuntah)
8. Kecacingan
Kecacingan adalah suatu kondisi yang ditandai dengan adanya infeksicacing
dalam tubuh. Faktor penyebab kecacingan biasanya adalah, kurangnya
kepedulian terhadap kebersihan diri dan lingkungannya, kebiasan makan
dengan tidak mencuci tangan, makan makanan yang tidak bersih, kebiasaan
memasukkan jari tangan kotor pada mulut, dan kebiasaan bermain tanpa alas
kaki.
a. Gejala
a) Gatal-gatal pada anus
b) Mual
c) Pusing dan sakit kepala
d) Diare
e) Letih, lesu dan cepat lelah
f) Berat badan turun
g) Batuk tak sembuh-sembuh
h) Nyeri di perut
i) Perut buncit
j) Pertumbuhan terganggu
b. Ramuan
a) Bawang merah, bawang putting, belimbing manis, rimpang jahe, herba
patikan kebo, daun atau buah jambu mede, biji jinten hitam, herba
patikan kebo, buah muda pinang, herba seledri, buah srikaya, rimpang
temugiring, atau rimpang temu ireng.
b) Daun binahong, batang brotowali, daun kenikir, rimpang kunyit,
rimpang temulawak, rimpang lempuyang gajah, daun pegagan, herba
meniran, rimpang temulawak atau rimpang temu kunci (penambah
nafsu makan)
c) Buah adas manis, buah adas bintang, akar manis, herba bayam, daun
bayam duri, umbi bit, rimpang jahe, lidah buaya, buah pare, atau buah
srikaya (penambah darah)
d) Daun asam jawa, rimpang jahe, bunga cengkeh, kayu manis, daun
kemangi, biji ketumbar, rimpang kunyit, lada hitam, biji pala, buah
mengkudu atau daun selasih (antimual/antimuntah)

Anda mungkin juga menyukai