Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI MITIGASI BENCANA BANJIR BANDANG

BERDASARKAN NILAI KETANGGUHAN


DI KABUPATEN MALAKA,
NUSA TENGGARA TIMUR
Maria Serlince Sanit 1 , Ir. Titik Poerwati, MT 2 & Annisaa Hamidah I. ST., MSc 3
1 Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Nasional Malang
2 & 3 Staf Pengajar S1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Nasional Malang
Email : Serlincesanit@gmail.com

Abstrak

Banjir bandang adalah banjir yang terjadi secara tiba - tiba yang memiliki debit puncak yang melonjak dan
menyurut kembali dengan cepat dengan volume dan kecepatan aliran yang besar dan memiliki kemampuan erosi yang sangat
besar sehingga dapat membawa material hasil erosi ke arah hilir. Faktor utama banjir bandang adalah dipicu oleh intensitas
hujan ekstrim. Sungai Benanain yang terletak di Kabupaten Malaka merupakan sungai yang terbesar dan terpanjang di
Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan panjang sungai 128 km dengan luas daerah aliran sungai 3.158 km2. Kabupaten
Malaka dilanda bencana banjir akibat luapan sungai Benanain yang terjadi setiap tahunnya. Bencana banjir bandang yang
melanda Kabupaten Malaka pada tahun 2015 meyebabkan kerugian berupa rusaknya fasilitas umum dan tergenangnya
permukiman warga dan lahan pertanian.
Tujuan penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui strategi mitigasi bencana banjir bandang berdasarkan nilai
ketangguhan di Kabupaten Malaka, agar dapat memberikan rekomendasi mengenai mitigasi yang dapat dilaksanakan untuk
penanganan bencana banjir bandang. Penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan overlay terhadap variabel penentuan bahaya dan melakukan penilaian ketangguhan terhadap delapan variabel
ketangguhan. Dari hasil penilaian ketangguhan akan dilakukan analisa SWOT untuk menentukan strategi mitigasi bencana
banjir bandang.
Hasil kajian didapatkan kelas bahaya dengan 3 klasifikasi yaitu kelas rendah, sedang dan tinggi. Untuk nilai
ketangguhan daerah terdampak bencana banjir bandang di Kabupaten Malaka menperoleh nilai 11 yang termasuk dalam
kategori “ RENDAH”.

Kata Kunci : Banjir Bandang, nilai ketangguhan, mitigasi

1. PENDAHULUAN Malaka Tengah mengalami keruguan berupa 87


Konsep kota tangguh ( resilient city ), di unit rumah,2 (dua) unit Kantor Desa,1 unit
Indonesia sesuia dengan Undang – Undang Puskesmas Pembantu dengan tinggi genangan
Republik Indonesia No. 26 tahun 2007 tentang mencapai 80 cm,sedangkan di kecamatan Malaka
penataan ruang yang bertujuan untuk mewujudkan Barat kerugian yang diakibatkan oleh banjir yaitu
ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, 783 unit rumah, 3 (tiga) unit Sekolah Dasar, 1 (satu)
produktif, berkelanjutan, berlandaskan wawasan unit sekolah menengah pertama, 3 (tiga) unit
nusantara dan ketahanan nasional dengan Kantor Desa, 2 (dua) unit Polindes, 2 (dua) unit
terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan Gereja, 7 (tujuh) unit Puskesmas Pembantu
pecegahan dampak negatif terhadap lingkungan terendan banjir dengan tinggi 120 cm (BPBD, 2016).
akibat pemanfaatan ruang. Menurut Badan Pengukuran tingkat ketangguhan di Kabupaten
Nasional Penanggulangan Bencana, tahun 2012 Malaka bertujuan untuk mengurangi bahaya
kabupaten Malaka menempati posisi 21 daerah bencana banjir bandang yang mengakibatkan
rawan bencana banjir dengan skor kerentanan 54. terjadinya kerugian baik secara material maupun
Kabupaten Malaka merupakan kanupaten rawan korban jiwa dan upaya yang dilakukan untuk
bencana banjir bandang yang terjadi setiap tahun. mengurangi risiko bencana tersebut. Tujuan dari
Kabupaten Malaka merupakan kabupaten yang penelitian ini adalah untuk menyusun strategi
baru terbentuk pada tahun 2012, yang terletak mitigasi bencana banjir bandang berdasarkan nilai
berdekatan dengan Kabupaten Timor Tengah Utara ketangguhan di Kabupaten Malaka.
dan Kabupaten Belu yang merupakan asal atau
induk dari pemekaran Kabupaten Malaka. 2. Landasan Teori
Kabupaten Malaka menjadi salah satu dari daerah Banjir
yang sering menjadi langganan banjir setiap tahun Banjir menimbulkan bahaya dalam
dikarenakan merupakan daerah hilir dari Sungai kehidupan manusia dengan melihat parameter
Benanain dan memiliki curah hujan bervariasi bahaya banjir menurut Suripin (2004:74) bahwa
antara 16-172 mm/bulan (Badan Pusat Statistik limpasan air atau banjir dapat dilihat dari faktor -
Kabupaten Malaka, 2015).
faktor yang berpengaruh pada limpasan air, yaitu
Pada awal tahun 2015 terjadi bencana banjir
akibat hujan sehingga menyebabkan sungai debit limpasan, durasi limpasan, luasan dari
Benanain meluap dan kerugian yang diakibatkan limpasan yang ada, yang semua dipengaruhi dari
dari bencana banjir diantaranya di Kecamatan terjadinya hujan. Sugiarto (2009) menyebutkan

1
bahwa parameter bahaya banjir adalah luas adalah metode untuk menghadapi guncangan
genangan, kedalaman atau ketinggian air banjir, eksternal).
debit limpasan, material yang dihanyutkan aliran 3. Metodologi
banjir (batu, bongkahan, pohon, dan benda keras Teknik analisis yang digunakan untuk
mencapai tujuan penelitian adalah teknik analisis
lainnya), tingkat kepekatan air atau tebal endapan
kuantitatif dengan menggunakan pendekatan
lumpur, dan lamanya waktu genangan. analisis tumpang susun / overlay parameter -
parameter banjir berjenjang tertimbang dengan
Banjir Bandang menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG).
Banjir bandang (flash flood) menurut Petunjuk Overlay dilakukan dengan input 3 (tiga) peta yaitu
Tindakan dan Sistem Mitigasi Banjir peta material yang dihanyutkan, peta tinggi
Bandang,Kementrian Pekerjaan Umum,(2012) genangan, dan peta durasi genangan, dimana
adalah penggenangan akibat limpasan keluar alur ketiga peta tersebut merupakan parameter –
sungai karena debit sungai yang membesar tiba- parameter bahaya banjir bandang dalam penelitian
tiba melampaui kapasitas aliran, terjadi dengan ini.
cepat melanda daerah – daerah rendah permukaan Metode pengumpulan data meliputi data
bumi, di lembah sungai-sungai dan cekungan- primer yang didapatkan melalui survey dan
cekungan dan biasanya membawa debris dalam observasi langsung dilokasi penelitian, sedangkan
alirannya. Banjir bandang dibedakan dari banjir data sekunder didapatkan melalui data yang
oleh waktu berlangsungnya yang cepat dan didapatakn dari instansi terkait. Penentuan zona
biasanya kurang dari enam jam. bahaya dalam penelitian ini dilakukan dengan
Ketangguhan analisa interpolasi untuk memprediksi nilai pada
Menurut Walker (2007), ketahanan adalah kapasitas titik yang tidak termasuk dalam sampel. Analisa
suatu sistem untuk menerim gangguan dan interpolasi digunakan untuk mengatasi tidak
mengatur kembali perubahan yang terjadi sehingga tersedianya data yang dibutuhkan. Analisa overlay
tidak merubah fungsi,struktur,identitas dan dilakukan dengan cara tumpang tindih dari
pengaruh arus balik. Secara sederhana resilience variabel amatanuntuk menentukan zona bahaya
diartikan sebagai kemampuan untuk bangkit dari banjir bandang di Kabupaten Malaka. Untuk
keterpurukan atau stuasi yang sulit. Selanjutnya penentuan kelas ketangguhan dilakukan dengan
pengertian yang serupa menurut The Recilience menggunakan scorecard yang bersumber dari
Alliance (2011) , ketangguhan didefinisikan sebagai UNISDR. Penilaian ketangguhan menggunakan 8
kemampuan untuk menyerap gangguan untuk variabel amatan yang menjadi acuan dalam
diubah dan diatur kembali dengan identitas yang penailaian ketangguhan di Kabupaten Malaka.
sama serta mempertahankan struktur dasar yang Pada tahap penentuan strategi mitigasi
sama dan cara berfungsi,termasuk kemampuan menggunakan metode SWOT untuk menentukan
untuk belajar dari gangguan.Sistem ketahanan strategi yang tepat dan sesuai di Kabupaten
Malaka.

4. Hasil dan Pembahasan bahaya banjir bandnag dan selanjutkan dilakukan


Karakteristik Bencana Banjir Bandang di penilaian ketangguhan menggunakan 8 variabel
Kabupaten Malaka penilaian kota tangguh dan menyusun strategi
Berdasarka Peraturan Presiden Republik mitigasi bencana banjir bandang .
Indonesia No. 179 tahun 2014 tentang Rencana
Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di
Provinsi Nusa Tenggara Timur kawasan rawan
bencana banjir di Kabupaten Malaka terdiri atas 5
(lima) kecamatan yaitu kecamatan Malaka
Tengah, Kecamatan Malaka Barat, Kecamatan
Wewiku, Kecamatan Weliman dan Kecamatan
Kobalima. Namun daerah yang akan menjadi
objek lokasi penelitian adalah dua Kecamatan
yang berada tepat di Badan Sungai Benananin
yang menjadi sasaran banjir setiap tahunnya
yaitu kecamatan Malaka Barat dan Malaka Gambar 1: Peta Sebaran Daeran Terdampak
Tengah. Bencana Banjir Bandang
Berdasarkan hasil verifikasi kepada Penentuan zona bahaya banjir bandang
pemerintahan Kabupaten Malaka, daerah rawan dilakukan dengan analisa overlay kepada
bencana di Kabupaten Malaka terdapat 13 desa variabel bahaya banjir bandang diantaranya
yang terbagi ke dalam dua kecamatan. Penentuan Tebal endapa, tinggi genangan, dan duasi
strategi mitigasi bencana banjir bandang di genangan.
KabupatenMalaka dilakukan dengan melakukan
analisa zona bahaya untuk mengetahui zona

2
Zona
Nama Desa Bahaya Luas (ha)
Sedang 178,682
Rabasahain
Tinggi 192,7705
Sedang 83,7471
Umalor
Tinggi 124,7359
Tinggi 748,8754
Umatoos
Sedang 25,22945
Tinggi 916,5327
Motaain
Sedang 76,38353
Sedang 388,7733
Fafoe Tinggi 259,4826
Gambar 2. Peta Tebal endapan Lumpur Banjir
Motaulun Sedang 424,4568
Bandang
Lasaen Sedang 656,7837
Sikun Sedang 243,9667
Oanmane Sedang 245,6686
Rendah 4,934035
Lawalu Sedang 149,8945
Rendah 12,66723
Sedang 38,35769
Fahiluka
Rendah 346,6277
Rendah 359,5722
Naimana
Sedang 9,575574
Gambar 3: Peta Tinggi Genangan Banjir Bandang Sumber : Hasil Analisa, Tahun 2018

Penilaian Ketangguhan Kota di Kabupaten


Malaka
a. Kondisi Tata Ruang
Perencanaan ruang dan pemanfaatan
ruang di Kabupaten Malaka, tidak bias
terhindar dari bencana banjir bandang, hal
ini dipengaruhi oleh letak kabupaten
Malaka yang berada di daerah hilir dari
sungai – sungai yang berada di Pulau
Timor.
Gambar 4: Peta Durasi Genangan Banjir Bandang b. Infrastruktur
Infrastruktur dasar dalam
Ketiga peta dari masing – masing variabel, penanggulangan bencana yang
dilakukan analisa overlay, untuk menentukan dimaksudkan adalah jenis infrastruktur
zona bahaya banjir bandang di Kabupaten
darurat dan infrasturktur khusus
Malaka.
mitigasi bencana. Yang dimaksud dalam
infrastruktur darurat dalam hal ini
adalah infrastruktur khusus yang
memberikan perlindungan terhadap
infrastruktur lainnya dalam konteks
kebencanaan. Namun di Kabupaten
Malaka belum menerapkan infrastruktur
khusus mitigasi seperti penerapan
infrastruktur kedap air sesuai dengan
Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 33
Gambar 4: Peta Zona Bahaya Banjir tahun 2013 tentang Pedoman Umum
Bandang di Kabupaten Malaka Mitigasi Bencana.
Tabel 1: Hasil Overlay Kategori dan luas Bahaya
banjir bandang Air Bersih
Zona Sistem penyediaan air minum di Kabupaten
Nama Desa Bahaya Luas (ha) Malaka terdapat dua yaitu melalui jaringan
Tinggi 442,4854 PDAM dan non PDAM yang bersumber dari air
Rabasahaerain permukaan maupun sumur dalam. Penggunaan
Sedang 209,1311
PDAM hanya digunakan sebagian kecil di Kota

3
Betun yang menjadi Ibu Kota dari Kabupaten dilengkapi dengan puskesmas. Polindes tersebar
Malaka. Selain sebagian kecil masyarakat kota diseluruh kecamatan Malaka.Berdasarkan Konsil
Betun yang menggunakan PDAM, masyarkat kedokteran Indonesia, perbandungan ideal
pada daerah terdampak bencana banjir bandang
antara ketersediaan tenaga dokter dan pasien
menggunakan sumur sebagai sumber mata air
adalah 1 : 2500. Jumlah penduduk di Desa
Sanitasi Rabasahaerain pada tahun 2017 sebanyak 141.404
Berdasarkan kondisi eksisting yang ada, terlihat jiwa. Yang berarti ketersediaan tenaga dokter
bahwa sebagian besar rumah tangga yang ada yang berjumlah 2 orang sangat tidak cukup
didaerah terdampak bencana banjir bandang untuk melayani kebutuhan kesehatan di Desa
belum mempunyai saluran pembuangan air Rabasahaerain. Kebutuhan dokter di Desa
limbah. Kondisi tersebut mempunyai potensi
Rabasahaerain adalah 57 orang.Perhitungan
untuk mencemari lingkungan di wilayah
permukiman yang bersangkutan. Untuk limbah terpenuhi pelayanan kesehatan dilakukan
WC umumnya sebagian besar masyarakat sudah dengan cara menghitung jumlah total tenaga
memiliki sarana sanitasi berupa WC pribadi kesehatan di Desa Rabasahaerain dengan asumsi
(rumah tangga), namum banyak WC pribadi 1 orang tenaga kesehatan menangani 1 pasien.
yang dalam kondisi kurang layak.
Drainase Pelayanan Fasilitas Pendidikan
Daerah rawan bencana banjir bandang di
Drainase yang terdapat di Kabupaten Malaka Kabupaten Malaka dilayani fasilitas pendidikan
hampir seluruhnya merupakan drainase terbuka. berupa Sekolah Dasar, Sekolah Menenga Pertama
Pembuangan air kotor umumnya dibuang begitu dan Sekolah Menengah Atas. Namun masih
saja ke ruang terbuka dan bahkan saluran terdapat desa daerah terdamapak bencana banjir
drainase pun dipergunakan sebagai tempat bandang yang belum terlayani fasilitas
pembuangan air kotor masyarakat sehingga pendidikan.
menimbulkan bau yang tidak sedap. Banyak d. Sosial ekonomi
terjadi penyumbatan pada drainase – drainase Dampak bencana banjir terhadap kehilangan
yang ada oleh sampah ataupun tanah dan batu. pekerjaan masyarakat Kabupaten Malaka sangat
besar dikarenakan sebagian besar masyarkat
Persampahan
Sebagian besar sampah masih dibuang secara Malaka bermata pencaharian sebagai Petani.
langsung ke halaman rumah, saluran drainase, Pada bencana banjir bandang yang terjadi banyak
sungai, m aupun dibakar atau dibuang kehutan. mata pencaharian yang terdapak terutama pada
Kabupaten Malaka belum ada Tempat masyarakat yang bermata pencaharian sebagai
Pembuangan Akhir (TPA). Sehingga petani. Perkebunan yang tergenang akibat
pembuangan sampah dilakukan dengan cara
bencana banjir menyebabkan gagal panen bagi
membakar sendiri sampah di pekaranagan atau
masyarakat daerah rawan banjir bandang
di buang ke Hutan di Desa Kateri.

Permukiman e. Penelitian, teknologi dan ekosistem


Permukiman masyarakat di Kabupaten Malaka Terdapat penelitian yang dilakukan di
didominasi oleh permukiman semi permanen Kabupaten Malaka terkait dengan bencana banjir
yang sangat mudah diterjang sungai. Bahan yang bandang. Penelitian terkait kebencanaan
digunakan untuk membangun tempat tinggal di dilakukan di Kabupaten Malaka mengenai
Kabupaten Malaka adalah kayu balok yang akan pemetaan resiko bencana oleh mahasiswa
hancur jika terlalu sering digenangirumah yang Universitas Gajah Mada tahun 2010, namum
panggung yang terbuat dari balok dengan atap tidak terdapat tindak lanjut dari penelitian
menggunkan daun lontar dan pondasi rumah tersebut. Penelitian tentang kebencanaan juga
menggunakan balok yang ditaman pada tanah, dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri
kondisi rumah dengan jenis seperti ini dapat Yogyakarta dengan focus penelitian kepada
dengan mudah diterjang banjir saat terjadi ekonomi dan denjer masyarakat rawan bencana
bencana rumah permanen dengan pondasi Kabupaten Malaka namun tidak terdapat tindak
ditinggikan terbuat dari beton lanjut atau implementasi dari hasil penelitian

f. Perencanaan dan perizinan


c. Fasilitas Pelayanan Publik
Dalam dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah
Pelayanan Fasilitas Kesehatan
(RTRW) Kabupaten Malaka untu melaksanakan
Pelayanan fasilitas kesehatan mencakup hamper
kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten
seluruh wilayah di Desa Rabasahaerain. Rumah
Malaka, ditetapkan strategi penataan ruang
Sakit Umum terletak di Betun sebagai pusat kota wilayah Kabupaten, yang meliputi strategi
Desa Rabasahaerain. Setiap kecamatan dalam rangka pengembangan sarana. Penerapan

4
kebijakan yang mendorong upaya perlindungan Capaian
terhadap ekosistem strategis untuk mengurangi / Nilai Persent
Indikator Penjelasan
resiko bencana Maksim ase
um
g. Kemampuan Dasar Stakeholder bencana yang
Terdapat program pelatihan untuk stakeholder terdiri dari 5
yang berhubungan dengan kebencanaan yang Kecamatan
dilakukan oleh pemerintah setempat. Namun Sesuai
dengan
tidak terdapat data tentang anggota yang
Perpres RI no
mengikuti pelatihan tentang kebencanaan 174 tahun
tersebut. Masyarakat sangat paham dan tahu 2014 tentang
tentang bahaya akibat bencana banjir bandang Rencana Tata
namun tidak tahu cara yang dilakukan untuk Ruang
mengurangi dan mengatasi bencana banjir Perbatasan
bandang. Negara di
Provinisi
Nusa
h. Kelembagaan dan Anggaran
Tenggara
Tidak tersedia rencana dan prosedur untuk
Timur.
penyaluran donasi dan bantuan keuangan.
Sumber data
Bantuan biasanya langsung disalurkan kepada : BPBD
korban dalam bentuk sangan dan pangan. kabupaten
Adapula dalam bentuk dana diserahkan kepada Malaka.
instansi terkait yang selanjutnya akan diserahkan Perbandinga
kepada masyarakat terdampak bencana. n luas diarea
rawan
Cadangan dana untuk kebencanaan dari DAU
bencana
namun tidak ada alokasi khusus untuk banjir
kebencanaan. Jumlah tetap untuk cadangan dana terhadap luas
kebencanaan tidak diketahui keseluruhan.
Belum
Tabel 2. Nilai capaian penilaian tersedianya
ketangguhan di Kabupaten Malaka pembagian
Capaian zona daerah
/ Nilai Persent rawan
Indikator Penjelasan
Maksim ase bencana di
um Kabupaten
Tata Kabupaten 22/35 21% Malaka.Luas
Ruang Malaka keseluruhan
merupakan Kabupaten
daerah yang Malaka
rawan adalah
bencana 1.160,63 Km2
banjir dan dan luas
longsor. Dari Daerh rawan
kedua bencana
bencana meliputi 5
tersebut kecamatan
tersedia peta adalah 563,20
rawan km2 atau 49%
bencana dari luas
banjir dan daerah
longsor di Kabupaten
Kabupaten Malaka
Malaka merupakan
dengan Skala daerah
1:50.000 yang rawan
berisi tentang bencana.
batas Luas Daerah
wilayah bukan rawan
rawan bencana

5
Capaian Capaian
/ Nilai Persent / Nilai Persent
Indikator Penjelasan Indikator Penjelasan
Maksim ase Maksim ase
um um
adalah 597.43 berpusat di
km2 atau 51 Betun
% daerah di sebagai
Kabupaten ibukota
Malaka Kabupaten
bukan Malaka dan
merupakan minimnya
daerah fasilitas
rawan pelayanan
bencana publik
banjir didaerah
bandang. pinggiran
Maka kota
perbandinga Kabupaten
n antara Malaka.
dearah luas Sosial Permasalaha 4 /10 4%
rawan ekonomi n ekonomi di
bencana dan Kabupaten
daerah Malaka,
bukan rawan terutama
bencana didaerah
adalah rawan
Daerah bencana yang
Bukan rawan dominan
bencana masyarakat
banjir lebih bermata
luas dari pencaharian
pada daerah sebagai
Rawan petani yang
bencana merugi saat
banjir. terjadi
Infrastrukt Infrastruktur 11/55 11% bencana
ur kabupaten banjir,
Malaka namun
masih masyarakat
banyak yang masih
harus mampu
diperhatikan untuk
terkait membangun
penyedian kembali
air minum perekonomia
untuk daerah nnya dengan
rawan baik secara
bencana, mandiri
limbah dan maupun
drainase, melalui
persampahan pemerintah,
yang tidak serta dengan
terorganisir hubungan
yang dapat sosial
menyebabka masyarakat
n yang baik
pencemaran. dapat
Fasilitas Fasilitas 18 / 40 17% mengurangi
Pelayanan Pelayanan dampak saat
Publik publik di terjadi
Kabupaten bencana
Malaka Penelitian, Belum 9 /25 9%

6
Capaian Capaian
/ Nilai Persent / Nilai Persent
Indikator Penjelasan Indikator Penjelasan
Maksim ase Maksim ase
um um
Teknologi adanya Kelembag Kabupaten 12/3511%
dan teknologi aan dan Malaka
Ekosistem yang Anggaran belum ada
mengenai lembaga
kebencanaan khusus yang
dikabupaten mengatur
Malaka dan
menyebabka mengorganisi
n masyarakat r mengenai
tidak kebencanaan
mengetahui baik dari
secara cepat pemerintah
akan maupun dari
terjadinya organisasi
bencana. masyarakat
Perlindungan yang dibina
ekosistem oleh
juga pemerintah.
dilakukan Sumber : Hasil Analisa, 2018
untuk Untuk lebih jelas tentang penilaian ketangguhan
mengurangu di Kabupaten Malaka dapat dilihat pada grafik
dampak dibawah. Berdasarkan grafik diabawah, dari 8
bencana. variabel penilaian yang memperoleh nilai
Perencana Perizinan 9/ 30 9% tertinggi berasal dari tata ruang dan pencapaian
an dan dan nilai terendah pada variabel Sosial ekonomi.
Perizinan perencanaan
di Kabupaten
Malaka
terkait
Tata Ruang
kebencanaan 25
Kelembagaan 20
masih dan Anggaran
Infrastruktur
15
banyak yang 10
dalam proses Kemampuan 5 Fasilitas
penyusunan. dasar dan… 0 Pelayanan…
Kemampu Para 19 /35
an dasar pemangku 18% Perencanaan dan
Sosial ekonomi
Perizinan
dan kepentingan
Kesiapsiag mengenai Penelitian,
Teknologi dan…
aan kebencanaa
Stakeholder harus lebih
aktif dalam
mensosialisas Grafik.1 Grafik Tingkat Ketangguhan
ikan Kabupaten Malaka terhadap bencana banjir bandang
membagi
informasi Tabel 3. Penilaian kota tangguh
kebencanaan Nilai Keterangan
kepada 46 – 118 Rendah
masyarakat 119 – 186 Sedang
agar 187 – 255 Tinggi
meningkatka Sumber : Hasil Analisa, tahun 2018
n tingkat
kesadaran Berdasarkan penilaian diatas tingkat
masyarakat ketangguhan kota terhadap bencana di Kabupaten
Malaka menghasilkan nilai yang memberi kesimpulan
dalam
bahwa tingkat ketangguhan terhadap bencana adalah
pencegah
tingkat ’’RENDAH ” dengan interval nilai capaian
dan sebagai berikut.
mengadapi
bencana.

7
Analisa SWOT rendah dan
Tabel 4. Tabel IFAS dan EFAS menjadi muara
Kekuatan Kelemahan dari sungai –
(Strength) (Weakness) sungai yang ada
- Sudah tersedia - Infrastruktur di Pulau Timor.
peta kawasan untuk bencana - Fasilitas
rawan bencana tidak memadai, kesehatan,
banjir Skala seperti belum pendidikan
1:50.000 yang tersedianya yang tergenang
berisi tentang saluran drainase banjir pada
batas wilayah disetiap daerah musim hujan
rawan bencana rawan bencana, - Kurangnya
yang terdiri dari 5 Penanggunlang SDM yang
Kecamatan Sesuai an persampahan mengerti
dengan Perpres RI dengan cara mengenai
no 174 tahun 2014 membakar kebencanaan di
tentang Rencana sendiri, dan Instansi
Tata Ruang sumur galian Peluang Ancaman (Threats)
Perbatasan Negara yang akan (Opportunities)
di Provinisi Nusa diremdam oleh
 Terdapatnya  Banjir bandang
Tenggara banjir, dan
pelatihan yang melanda
- Fasilitas kesehatan kebutuhan
tanggap Kabupaten
di Kabupaten masyarkat akan
bencana banjir Malaka
terlayani dengan air bersih tidak
yang dilakukan sebagain besar
adanya puskesmas terpenuhi.
oleh Lembaga menutupi lahan
di setiap - Fasilitas
Masyarakat pertanian
kecamatan dan pelayanan
 Adanya  Banjir bandang
puskesmas public berpusat
bantuan dari merusak sarana
pembantu di daerah kota
pemerintah dan prasarna
- Tingkat sehingga daerah
pusat dengan diwilayah
pemahaman rawan bencana
membangun di terdampak
masyarakat - Belum
Temef yang sehingga tidak
terhadap bahaya tersedianya
berfungsi dapat
bencana banjir teknologi
mengurangi digunakan
- Adanya kelompok mengenai
volume air seperti jalan
sadar bencana kebencanaan
banjir yang di untuk
yang dibentuk yang
Kirim ke aksesbilitas
oleh Lembaga menyebabkan
Kabupaten masyarakat
Swadaya masyarakat
Malaka. tidak dapat
Masyarakat. lambat
 Partisipasi digunakan
- Adanya mengetahui
masyarakt karena ditutup
partisipasi akan terjadinya
sudah mulai banjir, Fasilitas
masyarkat melalui benjir
tumbuh dengan kesehatan,
organisasi - Masih banyak
mengikuti fasilitas
penanggulangan sempadan
pelatihan pendidikan dan
bencana. sungai daerah
tanggap perkantoran
rawan bencana
bencana oleh harus
yang tidak
Lembaga diliburkan
memiliki
Swadaya dikarenakan
tanggul.
Masyarakat digenangi air
- Topografi
yang didukung dan lumpur
kabupaten
oleh Badan  Tidak ada
Malaka yang
Penaggulangan anggaran
tergolong
Bencana Daerah khusus oleh

8
Kabupaten Daerah untuk Faktor Strategi
Skor
Malaka penanggulanga Internal Bobo Ratin
Pembobota
n bencana Kekuatan ( t g
n
Strength )
Sumber : Hasil Analisa, 2018
1,00 3,5
Sumber : Hasil Analisa, 2018
Tabel 5. Pembobotan Faktor IFAS
Faktor Strategi
Skor Tabel 6. Pembobotan Faktor IFAS
Internal Bobo Ratin
Pembobota Faktor Strategi
Kekuatan ( t g Skor
n Internal Bobo Ratin
Strength ) Pembobota
Kelemahan ( t g
Sudah tersedia 0,3 4 1,2 n
Weakness )
peta kawasan
Infrastruktur 0,2 4 0,8
rawan bencana
untuk bencana
banjir Skala
tidak memadai,
1:50.000 yang
seperti belum
berisi tentang
tersedianya
batas wilayah
saluran drainase
rawan bencana
disetiap daerah
yang terdiri
rawan bencana,
dari 5
Penanggunlanga
Kecamatan
n persampahan
Sesuai dengan
dengan cara
Perpres RI no
membakar
174 tahun 2014
sendiri, dan
tentang
sumur galian
Rencana Tata
yang akan
Ruang
diremdam oleh
Perbatasan
banjir, dan
Negara di
kebutuhan
Provinisi Nusa
masyarkat akan
Tenggara
air bersih tidak
Fasilitas 0,1 2 0,2
terpenuhi.
kesehatan di
Fasilitas 0,1 3 0,3
Kabupaten
pelayanan
terlayani
public berpusat
dengan adanya
di daerah kota
puskesmas di
sehingga daerah
setiap
rawan bencana
kecamatan dan
Belum 0,2 4 0,8
puskesmas
tersedianya
pembantu
teknologi
Tingkat 0,3 4 1,2
mengenai
pemahaman
kebencanaan
masyarakat
yang
terhadap
menyebabkan
bahaya bencana
masyarakat
banjir
lambat
Adanya 0,1 3 0,3
mengetahui
kelompok sadar
akan terjadinya
bencana yang
benjir
dibentuk oleh
Belum 0,1 4 0,4
Lembaga
terdapatnya
Swadaya
upaya mitigasi
Masyarakat.
berupa jalur
Adanya 0,2 3 0,6
evakuasi
partisipasi
Masih banyak 0,1 4 0,4
masyarkat
sempadan
melalui
sungai daerah
organisasi
rawan bencana
penanggulanga
yang tidak
n bencana.
memiliki

9
Faktor Strategi Faktor Strategi
Skor
Internal Bobo Ratin Eksternal Skor
Pembobota Bobot Rating
Kelemahan ( t g Peluang ( Pembobotan
n
Weakness ) Opportunity )
tanggul. bencana oleh
Topografi 0,1 3 0,3 Lembaga
kabupaten Swadaya
Malaka yang Masyarakat
tergolong yang didukung
rendah dan oleh Badan
menjadi muara Penaggulangan
dari sungai – Bencana
sungai yang ada Daerah
di Pulau Timor. Kabupaten
Fasilitas 0,1 3 0,3 Malaka
kesehatan, 1,00 3,7
pendidikan yang
tergenang banjir Dari hasil analisis diatas, untuk
pada musim eksternal faktornya didapatkan Peluang
hujan (Opportunity) yaitu 3,7 sedangkan Ancaman
Kurangnya SDM 0,1 3 0,3 (Threats) yaitu 4 . Jadi O – T = 3,7 - 3,4 = 0,3
yang mengerti Data yang diperoleh dari tabel 5.11 dan
mengenai tabel 5.12 digunakan untuk perhitungan mencari
kebencanaan di posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik x
Instansi (selisih total kekuatan – total kelemahan) dan y
1,00 3,6 (selisih total peluang – total tantangan) pada
Sumber : Hasil Analisa kuadran SWOT. Sehingga untuk dapat membuat
titik x koordinat pada gambar skala penilaian
yaitu dengan menjumlahkan nilai kekuatan
Tabel 7. Pembobotan Faktor EFAS perusahaan dengan nilai kelemahan perusahaan.
Faktor Strategi Maka dapat diperoleh titik koordinat horizontal,
Eksternal Skor yaitu:
Bobot Rating 3,5 – 3,6 = - 0,1
Peluang ( Pembobotan
Opportunity ) Sedangkan untuk membuat titik y
Terdapatnya 0,4 4 1,6 koordinat vertical pada gambar skala penilaian
pelatihan yaitu dengan menjumlahkan nilai peluang
tanggap perusahaan dengan nilai ancaman perusahaan.
bencana banjir Maka diperoleh titik koordinat vertical, yaitu:
yang dilakukan 3,7 - 3,6 = 0,1
oleh Lembaga Berdasarkan titik koordinat seperti pada
Masyarakat gambar 5.1 dibawah ini , dimana kuadran III
Adanya 0,3 3 0,9 merupakan kondisi yang sangat menguntungkan
bantuan dari bagi strategi mitigasi. Faktor-faktor yang berada
pemerintah pada kuadran III memiliki kelemahan dan
pusat dengan peluang (Startegi WO). Setelah perhitungan
membangun di bobot faktor internal dan eksternal dengan
Temef yang tabulasi score IFAS-EFAS dan menuangkan
berfungsi strategi yang mendesak untuk dilaksanakan
mengurangi maka selanjutnya akan masuk pada tahap
volume air matriks SWOT.
banjir yang di
Kirim ke
Kabupaten
Malaka.
Partisipasi 0,3 4 1,2
masyarakt
sudah mulai
tumbuh
dengan
mengikuti
pelatihan
tanggap

10
y kesiapsiagaan stakeholder dan kelembagaan &
anggaran), 52 indikator penilaian parameter
1 penilaian 1 – 5 dimana, nilai 1 sangat rendah,
nilai 2 rendah, nilai 3 sedang, nilai 4 tinggi / baik
0,5 dan nilai 5 sangat tinggi / baik. Penilaian dari 9
kriteria penilaian di atas tingkat ketangguhan di
Kabupaten Malaka menghasilkan nilai
keseluruhan 114 yang memberi kesimpulan
• •
0 bahwa tingkat ketangguhan di Kabupaten
Malaka terhadap bencana adalah tingkatan
“RENDAH”.
Berdasarkan hasil pengelompokan
-0,5 strategi mitigasi bencana banjir bandang diatas
menurut tingkat ketangguhan dan kelas bahaya,
kriteria mitigasi yang diterapkan di Kabupaten
Malaka adalah Kriteria mitigasi Adaptasi,
-0,5 0 0,5 1X Proteksi dan Relokasi. Sedangkan jenis mitigasi
tergolong dalam jenis mitigasi struktural dan non
Grafik 5.2 struktural.
Grafik SWOT Titik Koordinat
6.2 Rekomendasi
i. Kesimpulan dan Rekomendasi Berdasarkan zona bahaya dan penilaian
Bencana banjir bandang di Kabupaten ketangguhan di 13 desa daerah terdampak
Malaka merupakan bencana tahunan yang perlu bencana banjir bandang di kabupaten Malaka,
diperhatikan dalam perencanaan tata ruang di peneliti merekomendasikan tindakan – tindakan
Kabupaten Malaka. Kabupaten Malaka memiliki yang dapat dilakukan berdasarkan pembagian
13 ( tiga belas) desa terdampak bencana banjir zona bahaya dan tingkat ketangguhan di
bandang yang menjadi lokasi penelitian dengan kabupaten Malaka. Strategi yang
judul “ Strategi Mitigasi Bencana Banjir Bandang direkomendasikan adalah :
Berdasarkan Nilai Ketangguhan di Kabupaten 1. Nilai Ketangguhan “ Rendah “ dan Kelas
Malaka” Bahaya “ Tinggi “. Desa terdampak dalam
Daerah terdampak bencana banjir kategori ini adalah Desa Rabasahaerain,
bandang di Kabupaten Malaka memiliki tingkat Desa Rabasahain, Desa Umatoos, Desa
bahaya banjir bandang yang terbagi dalam 3 ( Motaain, dan Desa Umalor. Strategi
tiga ) kelas bahaya yaitu rendah, sedang dan Mitigasi yang dilakukan adaalah sebagai
tinggi. Daerah yang termasuk dalam bahaya berikut :
rendah adalah Desa Fahiluka dan Desa a. Infrastruktur
Naimana. Daerah terdampak bencana banjir i. Pembuatan drop structure yakni
bandang dengan kelas bahaya sedang yaitu bangunan pengendali banjir
adalah Desa Fafoe, Desa Lasaen, Desa Motaulun, bandang lanjutan dari bendungan,
Desa Sikun, Desa Oanmane, Desa Lawalu, sehingga air luapan banjir bandang
sedangkan daerah terdampak bencana banjir dari bendungan bisa dikurangi
bandang yang termasuk dalam kelas bahaya kecepatannya diseluruh desa
tinggi adalah Desa Rabasahaerain, Desa terdampak bencana banjir bandang.
Rabasahain, Desa Umatoos, Desa Motaain, dan ii. Melakukan pembangunan
Desa Umalor. Setelah menentukan kelas bahaya konstruksi jaringan drainase yang
banjir bandang di Kabupaten Malaka dan memadai dan sesuai standar
mengetahui tingkat ketangguhannya, potongan penampang melintang
Penyusunan strategi mitigasi bencana banjir jaringan drainase pada daerah datar
bandang dilakukan dengan menggunakan dan lurus sesuai SNI T-02-2006 B
analisa SWOT dimana yang menjadi bahan Perencanaan Sistem Drainase Jalan,
analisa SWOT merupakan variabel dari penilaian sehingga drainase bisa berfungsi
ketangguhan di Kabupaten Malaka. dengan sebagai mana mestinya
Berdasarkan penilaian tentang tingkat serta dapat menampung air ketika
ketangguhan Kabupaten Malaka terhadap terjadi luapan atau genangan dari
bencana banjir bandang berdasarkan hasil air banjir bandang diseluruh desa
perhitungan penilaian tingkat ketangguhan di terdampak bencana banjir bandang
Kabupaten Malaka yang diselesaikan melalui iii. Melakukan pengerukan kembali
penilaian 8 kriteria (tata ruang, infrastruktur jaringan drainase eksisting yang
dasar, fasilitas pelayanan publik, sosial ekonomi, telah dangkal dan tertimbun
penelitian teknologi & ekosistem, perencanaan sampah diseluruh jaringan drainase
dan perizinan, kemampuan dasar stakeholderdan

11
desa terdampak bencana banjir dilakukan dengan cepat dan mudah
bandang dijangkau
iv. Melakukan pembangunan tanggul ii. Pembangunan fasilitas umum dengan
dengan struktur yang kuat dan meninggikan pondasi bangunan
sesuai standar potongan e. Sosial Ekonomi
penampang melintang tanggul i. Meningkatkan sosialisasi, pelatihan
dengan tinggi>3 m sesuai SNI T-16- dan simulasi mengenai bencana banjir
2004- A Perencanaan Teknis bandang di Kabupaten Malaka, agar
Bangunan Tanggul Sungai didesa masyarakat lebih sadar mengenai
yang berada tepat dibantaran dampak dari bahaya banjir bandang
sungai Benanain. ii. Pembentukan masyarakat siaga
v. Membuat Instalasi Pembuangan Air bencana
Limbah (IPAL)komunal untuk f. Tata Ruang
pemukiman masyarakat yang i. Penyediaan peta zona bahaya banjir
berada tepat disempadan sungai bandang dan rute jalur evakuasi dan
diseluruh desa terdampak bencana pengungsian
banjir bandang
b. Penelitian, Teknologi dan Ekosistem 2. Nilai Ketangguhan “ Rendah “ dan Kelas
i. Memasang system atau alat Bahaya “ Sedang “. Desa terdampak dalam
peringatan dini (early warning kategori ini adalah Desa Fafoe, Desa Lasaen,
system)untuk mengecek debit air Desa Motaulun, Desa Sikun, Desa Oanmane,
sungai agar masyarakat bisa survive dan Desa Lawalu
sebelum terjadi banjir bandang untuk a. Infrastruktur
kabupaten Malaka i. Melakukan pembangunan konstruksi
ii. Melakukan Reboisasi di sempadan jaringan drainase yang memadai dan
sungai hulu dan hilir sesuai standar potongan penampang
iii. Mengatur kecepatan aliran dan debit melintang jaringan drainase pada
air. Diusahakan untuk daerah datar dan lurus sesuai SNI T-
memperhatikan kecepatan aliran dan 02-2006 B Perencanaan Sistem
debit air di daerah hulu. Yang Drainase Jalan, sehingga drainase bisa
dimaksud disini adalah dengan berfungsi dengan sebagai mana
mengatur aliran masuk dan keluar air mestinya serta dapat menampung air
di bagian hulu serta membangun ketika terjadi luapan atau genangan
bendungan / waduk guna dari air banjir bandang.
membendung banjir bandang. ii. Melakukan pengerukan kembali
iv. Membersihkan sungai dan jaringan drainase eksisting yang telah
pembuatan sudetan. Pembersihan dangkal dan tertimbun sampah
sungai sangatlah penting, dimana hal iii. Melakukan pembangunan tanggul
ini untuk mengurangi sedimentasi dengan struktur yang kuat dan sesuai
yang telah terjadi di sungai, cara ini standar potongan penampang
dapat diterapkan di sungai yang melintang tanggul dengan tinggi>3 m
memiliki saluran terbuka, tertutup sesuai SNI T-16-2004- A Perencanaan
ataupun di terowongan. Teknis Bangunan Tanggul Sungai
v. Penyediaan peta zona bahaya banjir iv. Membuat Instalasi Pembuangan Air
bandang dan rute jalur evakuasi dan Limbah (IPAL)komunal untuk
pengungsian pemukiman masyarakat yang berada
c. Kemampuan Dasar Stakeholder dan tepat disempadan sungai.
kesiapsiagaan Stakeholder b. Penelitian, Teknologi dan Ekosistem
i. Pelatihan terhadap stakeholder dan i. Memasang system atau alat
masyarakat terdampak bencana peringatan dini (early warning
banjir bandang yang ditujukan untuk system)untuk mengecek debit air
memberikan pengetahuan dan sungai agar masyarakat bisa survive
keterampilan dalam mencegah, sebelum terjadi banjir bandang
melakukan perencanaan dan ii. Melakukan Reboisasi di sempadan
menghadapi keadaan darurat di sungai hulu dan hilir
perusahaan untuk meminimalkan iii. Membersihkan sungai dan pembuatan
cidera/ kecelakaan dan kerugian sudetan. Pembersihan sungai
d. Fasilitas Pelayanan Umum sangatlah penting, dimana hal ini
i. Penambahan fasilitas kesehatan agar untuk mengurangi sedimentasi yang
pertolongan pertama pada telah terjadi di sungai, cara ini dapat
masyarakat terdampak bencana dapat diterapkan di sungai yang memiliki

12
saluran terbuka, tertutup ataupun di c. Kemampuan Dasar Stakeholder dan
terowongan. kesiapsiagaan Stakeholder
iv. Penyediaan peta zona bahaya banjir i. Pelatihan terhadap stakeholder dan
bandang dan rute jalur evakuasi dan masyarakat terdampak bencana banjir
pengungsian bandang yang ditujukan untuk
memberikan pengetahuan dan
ii. keterampilan dalam mencegah, d. Fasilitas Pelayanan Umum
melakukan perencanaan dan i. Penambahan fasilitas kesehatan agar
menghadapi keadaan darurat di pertolongan pertama pada
perusahaan untuk meminimalkan masyarakat terdampak bencana dapat
cidera/ kecelakaan dan kerugian
ii. dilakukan dengan cepat dan mudah pemukiman masyarakat yang berada
dijangkau tepat disempadan sungai.
iii. Pembangunan fasilitas umum dengan b. Penelitian, Teknologi dan Ekosistem
meninggikan pondasi bangunan i. Memasang system atau alat
e. Sosial Ekonomi peringatan dini (early warning
i. Meningkatkan sosialisasi, pelatihan system)untuk mengecek debit air
dan simulasi mengenai bencana banjir sungai agar masyarakat bisa survive
bandang di Kabupaten Malaka, agar sebelum terjadi banjir bandang
masyarakat lebih sadar mengenai ii. Melakukan Reboisasi di sempadan
dampak dari bahaya banjir bandang sungai hulu dan hilir
ii. Pembentukan masyarakat siaga iii. Penyediaan peta zona bahaya banjir
bencana bandang dan rute jalur evakuasi dan
3. Nilai Ketangguhan “ Rendah “ dan Kelas pengungsian
Bahaya “ Rendah “. Desa terdampak dalam c. Kemampuan Dasar Stakeholder dan
kategori ini adalah Desa Fahiluka, Desa kesiapsiagaan Stakeholder
Naimana i. Pelatihan terhadap stakeholder dan
a. Infrastruktur masyarakat terdampak bencana banjir
i. Melakukan pembangunan konstruksi bandang yang ditujukan untuk
jaringan drainase yang memadai dan memberikan pengetahuan dan
sesuai standar potongan penampang keterampilan dalam mencegah,
melintang jaringan drainase pada melakukan perencanaan dan
daerah datar dan lurus sesuai SNI T- menghadapi keadaan darurat di
02-2006 B Perencanaan Sistem perusahaan untuk meminimalkan
Drainase Jalan, sehingga drainase bisa cidera/ kecelakaan dan kerugian.
berfungsi dengan sebagai mana
mestinya serta dapat menampung air d. Fasilitas Pelayanan Umum
ketika terjadi luapan atau genangan i.Penambahan fasilitas kesehatan agar
dari air banjir bandang. pertolongan pertama pada
ii. Melakukan pengerukan kembali masyarakat terdampak bencana dapat
jaringan drainase eksisting yang telah dilakukan dengan cepat dan mudah
dangkal dan tertimbun sampah dijangkau
iii. Melakukan pembangunan tanggul ii. Pembangunan fasilitas umum dengan
dengan struktur yang kuat dan sesuai meninggikan pondasi bangunan
standar potongan penampang e. Sosial Ekonomi
melintang tanggul dengan tinggi>3 i. Meningkatkan sosialisasi, pelatihan
msesuai SNI T-16-2004- A dan simulasi mengenai bencana banjir
Perencanaan Teknis Bangunan bandang di Kabupaten Malaka, agar
Tanggul Sungai masyarakat lebih sadar mengenai
iv. Membuat Instalasi Pembuangan Air dampak dari bahaya banjir bandang
Limbah (IPAL)komunal untuk ii. Pembentukan masyarakat siaga
bencana

Daftar Pustaka Nusa Tenggara Province). Tesis : Universitas Gadja


Asian Cities Climate Change Resilience Network Mada.
(ACCCRN),Disaster Resilience Scorecard for Cities,
2017
ISDR. 2009. UNISDR Terminology Disaster Risk
Reduction. Genewa, Switzerland: UNISDR.
da Costa. Aplonia Diana Sherly, 2013 Resilience for the
Flood Event Based On Comunity Perception ( a case
study : in west Malaka Subdistrict of Belu Regency, East

13

Anda mungkin juga menyukai