Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEANEKARAGAMAN HAYATI

Nama Kelompok :

Gledis Gracesela (Ketua)

Fathila Alfachri Hakim

Nikita Kamilia

Rizky Gigih Cahaya

Aulia Septavio Utami

SMAN 4 KABUPATEN TANGERANG

TAHUN AJARAN

2019//2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui bersama negara Indonesia dikenal sebagai salah satu yang
memiliki tumbuhan dan hewan yang tak terhitung jumlahnya. Sedangkan di dunia ini tidak
ada dua individu yang benar benar sama. Setiap individu pasti memiliki ciri-ciri khusus
yang menyebabkannya berbeda dari mahluk hidup yang lain sehinggga menimbulkan
keanekaragaman. Kekhasan dan tingginya tingkat keanekaragaman mahluk hidup sangat
bermanfaat untuk kelangsungan hidup manusia.

Keanekaragaman mahluk hidup tersebut kemudian dikenal dengan istilah


keanekaragaman hayati. Karena mempunyai banyak sekali manfaat maka keanekaragaman
hayati akan sering dipergunakan sehingga akan berakibat pada penurunan jumlah
keanekaragaman hayati tersebut. Maka sebelum jenis keanekaragaman tersebut punah
maka harus dilakukan upaya upaya pencegahannya.

B. Rumusan Masalah

Masalah umum yang terdapat dalam penulisan makalah ini adalah tentang
keanekaragaman hayati.

Agar permasalahan tersebut tidak terlalu luas maka dibatasi menjadi sub-sub masalah
sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati?

2. Apa saja macam macam keanekaragaman hayati?

3. Apa fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati di Indonesia?

4. Apa faktor penyebab menghilangnya keanekaragaman hayati?


5. Bagaimana usaha pelestarian keanekaragaman hayati?

6. Bagaimana Kekayaan Jenis Hayati Di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan Dari Penulisan Ini Makalah Ini Adalah Untuk:

1. Untuk mengetahui tentang pengertian keanekaragaman hayati

2. Untuk mengetahui tingkat keanekaragaman hayati

3. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati

4. Untuk mengetahui faktor penyebab hilangnya keanekaragaman hayati

5. Untuk mengetahui bagaimana usaha pelestarian keanekaragaman hayati.

6. Untuk mengetahui kekayaan jenis hayati di Indonesia

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah untuk
menambah pengetahuan pembaca tentang keanekaragaman hayati dan bagaimana cara
untuk melestarikannya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Keanekaragaman menurut para ahli


1. Menurut UU No. 5 Tahun 1994, “keanekaragamana hayati adalah keanekaragaman
diantara mahluk hidup dari semua sumber termasuk di antaranya daratan, lautan, dan
ekosistem akuatik lain serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari
keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam spesies, antara spesies dengan
ekosistem.”
2. Menurut Soerjani (1996), “keanekaragaman hayati menyangkut keunikan suatu spesies dan
genetik di mana mahluk hidup tersebut berada.”
Jadi, keanekaragaman hayati adalah segala keanekaragaman mahluk hidup yang bersifat
unik baik didaratan maupun lautan yang meliputi perbedaan gen, spesies dan ekosistem.
3. Mochamad Indrawan (2007), menyatakan “Keanekaragaman genetik merupakan variasi
genetik dalam satu spesies baik di antara populasi-populasi yang terpisah secara geografik
maupun di antara individu-individu dalam satu populasi.”
Jadi keanekaragaman genetik adalah variasi atau perbedaan dalam satu spesies.
Mochamad Indrawan (2007), menyatakan “Keanekaragaman spesies mencakup seluruh
spesies yang ditemukan di bumi, termasuk bakteri dan protista serta spesies dari kingdom
bersel banyak (tumbuhan, jamur, hewan, yang bersel banyak atau multiseluler). Spesies
dapat diartikan sebagai sekelompok individu yang menunjukkan beberapa karakteristik
penting berbeda dari kelompok-kelompok lain baik secara morfologi, fisiologi atau
biokimia.”
Jadi, keanekaragaman spesies adalah variasi, bentuk, penampakan, dan frekuensi antara
spesies yang satu dan spesies yang lain.
Mochamad Indrawan (2007), menyatakan “Keanekaragaman ekosistem merupakan
komunitas biologi yang berbeda serta asosiasinya dengan lingkungan fisik (ekosistem)
masing masing.”
Jadi, keanekaragaman ekosistem adalah bentuk interaksi atau hubungan timbal balik
mahluk hidup yang satu dengan mahuk hidup yang lain dan antara mahluk hidup dengan
lingkunganya.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati atau Biodiversitas adalah keanekaragaman organisme yang


menunjukkan kesuluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada daerah
keanekaragaman makhluk hidup ini merupakan kekayaan bumi yang meliputi hewan,
tumbuhan, mikroorganisme dan semua gen yang terkandung di dalamnya, serta ekosistem
yang dibangunnya.

Berdasarkan pengertiannya, keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga


macam yaitu keanekaragaman gen (genetik), keanekaragaman spesies (jenis), dan
Keanekaragaman ekosistem

B. Macam Macam Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman Hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari
organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi Berikut macam-macam
keanekaragaman hayati, yaitu:

1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen

Keanekaragaman gen adalah variasi atau perbedaan gen yang terjadi dalam suatu
jenis atau spesies mahluk hidup. Contohnya, buah durian (Durio ziberhinus) ada yang
berkulit tebal, berkulit tipis, berdaging buah tebal, berdaging buah tipis, berbiji besar,
atau berbiji kecil. Sementara keanekaragaman genetik pada spesies hewan, misalnya
warna rambut pada kucing (Felis silvestris catus) ada yang berwarna hitam, putih, abu-
abu, dan cokelat.
Keanekaragaman sifat genetik pada suatu organisme dikendalikan oleh gen-gen
yang terdapat di dalam kromosom yang di milikinya. Kromosom tersebut diperoleh dari
kedua induknya dari pewarisan sifat. Namun demikian, ekspresi gen suatu organisme
juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat hidupnya.

Peningkatan keanekaraman gen dapat terjadi melalui hibridisasi atau perkawinan


silang antara organisme satu spesies yang berbeda sifat, atau melalui proses domestikasi
atau budidaya hewan atau tumbuhan liar oleh manusia. Dengan hibridisasi akan diperoleh
sifat genetik baru dari organisme-organisme pada satu spesies. Keanekaragaman gen pada
organisme dalam satu spesies disebut varietas atau ras.

2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis (Spesies)

Keanekaragaman jenis atau spesies adalah perbedaan yang dapat ditemukan pada
komunitas atau kelompok berbagai spesies yang hidup disuatu tempat. Contohnya disuatu
halaman terdapat pohon mangga, kelapa, jeruk, rambutan, bunga mawar, melati,
cempaka, jahe, kunyit, burung, kumbang, lebah, semut, kupu-kupuu, dan cacing.

3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem

Ekosistem terbentuk karena berbagai kelompok spesies menyesuaikan diri dengan


lingkungannya, kemudian terjadi hubungan yang saling mempengaruhi antara satu
spesies dengan spesies lain, dan juga antara spesies dengan lingkungan abiotik tempat
hidupnya, misalnya : suhu, udara air, tanah, kelembapan, cahaya matahari, dan mineral.

Ekosistem bervariasi sesuai spesies pembentuknya, misalnya ekosistem alami


antara lain: hutan, rawa, terumbu karang, laut dalam, padang lamun (antara terumbu
karang dengan mangrove), mangrove (hutan bakau), pantai pasir, pantai batu, estuari
(muara sungai), danau, sungai, padang pasir, dan padang rumput. Jenis organisme yang
menyusun setiap ekosistem juga berbeda beda misalnya pada ekosistem sungai terdapat
ikan, kepiting, udang, ular, dan ganggang air tawar.

Keanekaragaman ekosistem di suatu wilayah ditentukan oleh berbagai faktor,


antara lain posisi tempat berdasarkan garis lintang, ketinggian tempat, iklim, cahaya
matahari,
kelembapan,
suhu, dan kondisi
tanah.

C. Fungsi Dan Manfaat


Keanekaragaman
Hayati Di Indonesia

Keanekaragaman Hayati Indonesia merupakan anugrah terbesar dari Tuhan Yang


Maha Kuasa. Keanekaragaman hayati memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut.

1. Nilai Ekonomi Keanekaragaman Hayati

Nilai ekonomi keanekaragaman hayati merupakan nilai kemanfaatan dari berbagai


sumber hayati yang dapat menghasilkan keuntungan bagi penggunaanya, yaitu dapat di
perjual belikan. Keanekaragaman hayati yang memiliki nilai ekonomi antara lain sebagai
bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang, papan, dan memiliki aspek budaya.

a. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan pangan.


Keanekaragaman hayati di jadikan sebagai makanan pokok yang di konsumsi
oleh manusia misalnya dari tumbuhan yaitu padi, jangung, singkong, ubi jalar, talas
kentang, sorgum dan lain lain sedangkan dari hewan misalnya daging sapi, daging
ayam, ikan laut dan telur.

b. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan obat-obatan

Keanekaragaman hayati yang berasal dari tumbuhan sebagai sumber obat-


obatan, misalnya: mengkudu untuk menurunkan tekanan darah tinggi, kina untuk
obat malaria, buah merah untuk mengobati kanker, kolesterol tinggi, dan diabetes.
Sedangkan yang berasal dari hewan contohnya madu lebah dimanfaatkan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh, dan bagian daging dan lemak ular dipercaya dapat
mengobati penyakit kulit

c. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan kosmetik

Beberapa tumbuhan digunakan untuk kosmetika, antara lain sebagai berikut


misalnya: Bunga mawar, melati, cendana, kenanga, dan kemuning dimanfaatkan
untuk wewangian (parfum). Kemuning, bengkoang, alpukat, dan beras digunakan
sebagai lulur tradisional untuk menghaluskan kulit. Sedangkan urang aring,
mangkokan, pandan, minyak kelapa, dan lidah buaya digunakan untuk pelumas dan
penghitam rambut.

d. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan sandang

Keanekaragaman hayati yang dijadikan sumber sandang, misalnya: rami,


kapas, pisang hutan atau abaca, dan jute, dimanfaatkan seratnya untuk membuat
kain atau bahan pakaian, ulat sutera untuk membuat kain sutera yang memiliki nilai
ekonomi sangat tinggi, kulit sapi dan kambing untuk membuat jaket, bulu burung
untuk membuat aksesoris pakaian.

e. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan papan

Sebagai bahan papan, keanekaragaman hayati dimanfaatkan untuk membuat


rumah dan sejenisnya misalnya kayu jati, kelapa, nangka, meranti keruing,
rasamala, ulin dan bambu dimanfaatkan kayunya untuk membuat jendela, pintu,
tiang dan atap rumah.

f. Keanekaragaman hayati sebagai aspek budaya

Beberapa upacara ritual keagamaan dan kepercayaan antara lain: Budaya


nyeka (ziarah kubur) pada masyarakat jawa menggunakan bunga mawar, kenanga,
kuntil, dan melati. Umat islam menggunakan heawan ternak seperti sapi, kambing
dan kerbau pada hari qurban. Upacara ngaben di Bali menggunakan 39 jenis
tumbuhan yang mengandung minyak atsiri yang berbau harum, antara lain kenanga,
melati, cempaka, pandan, sirih, dan cendana.

2. Nilai Pendidikan Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati dapat menambah pemahaman dan pengetahuan manusia.


Pemanfaatan hewan dan tumbuhan digunakan untuk bahan percobaan untuk kedokteran
dan eksperimen eksperimen tertentu.

3. Nilai Ekologi Keanekaragaman Hayati

Nilai ekologi dari keanekaragaman hayati, antar lain sebagai perlindungan terhadap
kerusakan lahan karena akar tanaman akan melindungi tanah dari kerusakan, pengikisan,
menyerap air hujan sehingga tidak terjadi banjir atau tanah longsor.

D. Faktor Penyebab Menghilangnya Keanekaragaman Hayati

Menghilangnya kanekaragaman hayati di suatu wilayah dapat disebabkan oleh


beberapa faktor berikut ini:

1. Hilang Nya Habitat

Daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature)


menunjukkan bahwa hilangnya habitat yang diakibatkan manajemen pertanian dan
hutan yang tidak berkelanjutan menjadi penyebab terbesar hilangnya
kenaekaragaman hayati. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan semakin
bertambah pula kebutuhan yang harus dipenuhi. Lahan yang tersedia untuk
kehidupan tumbuhan dan hewan semakin sempit karena digunakan untuk tempat
tinggal penduduk, dibabat untuk digunakan sebai lahan pertanian atau dijadikan
lahan industri.

2. Pencemaran Tanah Udara dan Air

Zat pencemar (polutan) adalah produk buangan yang dihasilkan dari aktivitas
manusia. Polutan tersebut dapat mencemari air, tanah, dan udara. Beberapa polutan
berbahaya bagi organisme misalnya, nitrogen dan sulfur oksida yang dihasilkan dari
kendaraan bermotor jika bereaksi dengan air akan membentuk hujan asam yang
merusak ekosistem. Pembuangan chlorofluorocarbon (CFC) yang berlebihan
menyebabkan lapisan ozon di atmosfer berlubang. Akibatnya intensitas sinar
ultraviolet yang masuk ke bumi meningkat dan menyebabkan banyak masalah, antara
lain berkurangnya biomassa fitoplankton di lautan yang menyebabkan terganggunya
keseimbangan rantai makanan organisme.

3. Perubahan Iklim

Salah satu penyebab perubahan iklim adalah pencemaran udara oleh gas
karbon dioksida (CO2) yang menimbulkan efek rumah kaca. Menurut Raven (1995),
“efek rumah kaca meningkatkan suhu udara 1-30C dalam kurn waktu 100 tahun.”
Kenaikan suhu tersebut menyebabkan pencairan es di kutub dan kenaikan permukaan
air laut sekitar 1-2 m yang berakibat terjadinya perubahan struktur dan fungsi
ekosistem lautan.

4. Eksploitasi Tanaman Dan Hewan

Eksploitasi Hewan dan tumbuhan secara besar-besaran biasanya dilakukan


terhadap komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi, misalnya kayu hutan yang
digunakan untuk bahan bangunan dan ikan tuna sirip kuning yang harganya mahal
dan banyak diminati oleh pencinta makanan laut. Eksploitasi yang berlebihan dapat
menyebabkan kepunahan spesies-spesies tertentu, apalagi bila tidak diimbangi
dengan usaha pengembangbiakannya.
5. Masuknya Spesies Pendatang

Masuknya spesies dari luar ke suatu daerah seringkali mendesak spesies lokal
yang sebenarnya merupakan spesies penting dan langka di daerah tersebut. Beberapa
spesies asing tersebut dapat menjadi spesies invasif yang menguasai ekosistem.
Contohnya ikan pelangi (Melanotaenia ayamaruensis) merupakan spesies endemik
Danau Ayamaru, Papua Barat. Ikan pelangi terancam punah karena dimangssa oleh
ikan mas (Cyprinus carpio) yang dibawa dari jepang dan menjadi spesies invasif di
danau tersebut.

6. Industrilisasi Pertanian Dan Hutan

Para petani cendrung menanam tumbuhan dan memelihara hewan yang bersifat
unggul dan menguntungkan, sedangkan tumbuhan dan hewan yang kurang unggul
dan kurang menguntungkan akan disingkirkan. Selain itu, suatu lahan pertanian atau
hutan industri umumnya hanya ditanami satu jeis tanaman (monokultur) misalnya
teh, karet, dan kopi. Hal ini dapat menurunkan keanekaragaman hayati tingkat
spesies.

E. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Menurunnya keanekaragaman hayati menyebabkan semakin sedikit pula


manfaat yang dapat diperoleh manusia. Penurunan keanekaragaman hayati dapat
dicegah dengan melakukan pelestarian (konservasi) keanekaragaman hayati.
Konservasi keanekaragaman hayati memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai
berikut:

1. Menjamin kelestarian fungsi ekosistem sebagai penyangga kehidupan;

2. Mencegah kepunahan spesies yang disebabkan oleh kerusakan habitat dan


pemanfaatan yang tidak terkendali;

3. Menyediakan sumber plasma nuftah untuk mendukung pengembangan dan


budidaya tanaman pangan, obat-obatan, maupun hewan ternak.

Konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia diatur oleh UU No. 5 tahun


1990 tentang Konservasi Sumber Daya dan UU No. 23 tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan tiga azas, yaitu tanggung jawab,
berkelanjutan, dan bermanfaat.

Pelestarian sumber daya alam hayati harus dilakukan secara terpadu dan
melibatkan banyak pihak. Beikut ini akan dijelaskan dua jenis pelestarian yaitu
pelestarian secara In Situ dan Pelestarian Ek Situ.

1. Pelestarian Secara In Situ

Pelestarian secara in situ artinya pelestarian sumber daya alam hayati yang
dilakukan di habitat asalnya. Contohnya, bunga Rafflesia arnoldi di Bengkulu,
badak jawa di Ujung Kulon, dan komodo di Pulau Komodo. Yang termasuk
pelestarian sumber daya alam hayati secara in situ yaitu:

a. Perlindungan alam ketat, yaitu perlindungan alam yang membiarkan alam


berkembang secara alamiah.

b. Perlindungan alam terbimbing, yaitu perlindungan alam yang dibina oleh para
ahli.

c. Perlindungan geologi, yaitu perlindungan terhadap formasi geologi (tanah).

d. Perlindungan alam zoologi, yaitu perlindungan terhadap hewan langka dan


hampir punah serta perkembangbiakannya.
e. Perlindungan alam botani, yaitu perlindungan terhadap tumbuhan.

f. Taman nasional, digunakan sebagai tempat rekreasi.

g. Perlindungan pemandangan alam berupa danau dan air terjun.

h. Perlindungan monumen alam berupa perlindungan terhadap benda benda alam


yang terpencil.

i. Perlindungan suaka margasatwa, yaitu perlindungan hewan dari perburuan.

2. Pelestarian Secara Ek Situ

Pelestarian secara ek situ artinya pelestarian sumber daya alam hayati yang
dilakukan di luar habitat asalnya atau dipelihara di tempat lain. Pelestarian secara ek situ
ada beberapa macam, misalnya kebun koleksi, kebun plasma nuftah, dan kebun raya.

F. Kekayaan Jenis Hayati Di Indonesia

Kekayaan hayati Indonesia di mungkinkan oleh beberapa hal, yaitu:

letaknya diantara dua benua (Asia dan Australiia) dan dua samudera (Pasifik dan Hindia).
jumlah pulau nya yang amat sangat banyak serta sifat-sifat geografis nya yang unik. tak
ada negara lain di dunia yang mempunyai keadaan sama dengan

Indonesia karena terletak di antara dua wilayah biogeografi yaitu IndoMalaya dan Au
stralia dengan garis wallace diantara. Oleh karena itu indonesia tidak hanya
merupakan negara Mega biodiversiti tetapi juga mempunyai tingkat
endemisme yang tinggi dari
segiekosistem paling tidak terdapat 42 ekosistem daratan alami dan limaekosistem lautan te
rdapat di Indonesia darji padang es dan padang rumput pegunungan di Irian
Jaya sampai berbagai jenis hutan hujan dataran rendah di Kalimantan dari
terumbukarang sampai padang lamun di Laut dan rawa bakau atau Mangrove

Keanekaragaman ekosistem
menghasilkan keanekaragaman spesies.Walaupun menempati hanya 1,3% wilayah
daratan bumi, indonesia memilili 17% dari seluruh jumlah
spesies dunia.Dari segi fauna Indonesia memiliki fauna dari kawasan Indo-Malaya (Asia)
dan dari kawasan Australia Indonesia dihuni paling tidak oleh 12% mammalia dunia,15%
amphibi dan reptilia 17% dari semua burung dan 37% dari ikan dunia flora Indonesia
termasuk kedalam Malenesia dan paling tidak mengandung 11% dari
spesiestanaman berbunga yang diketahuiTingkat endemisme di Indonesia tinggi terutama d
i pulau-pulau Sulawesi Irian Jaya dan Mentawai.kebutuhan indonesia
untuk mengelola sumber daya alam secara ekologis dan berkelanjutan sudah sangat mende
sak.eksploitasi berlebihan akan meningkatkan risiko terjadinya,
Perusakan lingkungan dan mengurangi pilihan untuk pembangunan di masa depan
Eksploitasi biota secara berlebihan bukan merupakan tujuan bagi
pembangunan jangka panjang Indonesia.Keputusan keputusan yang sulit harus
diambil untuk dapat menjamin
penurunan tingkat eksploitasi bagi populasi organisme di Indonesia
Keanekaragaman hayati merupakan sumber daya yang sangat penting bagi kehidupansosial
ekonomi dan kebudayaan masyarakat Indonesia maupun bagi negara secara keseluruhan.
Sekitar 40 juta orang Indonesia hidupnyaditopang langsung olehkeanekaragaman hayati,de
ngan menggantungkan hidupnya pada hutan,sumber daya pesisirdan laut maupun pertanian
Masyarakat menggunakan lebih dari 6.000 spesies tanaman dan hewan dalam
kehidupan sehari-hari. bagi negara, keanekaragaman hayati adalah sumber
daya yang mempunyai artiekonomi yang penting. Adanya sumber daya alam
hayati yang berlimpah terutama dalam hal
tumbuhan yang bernilai ekonomi dan dalam keanekaragaman jenis membuat Indonesia jug
a dikenal sebagai pusat keanekaragaman dunia atau pusat vavilov. Banyak jenis tanaman
yang kini mempunyai makna global dan nasional berasal dari Indonesia.
Selain itu hutanmenyediakan lebih dari
100 spesies pohon kayu dengan nilai ekspor sekitar US $ 4,5 milyar setiap tahun,
sementara devisa dari hasil hutan non kayu mencapai US $ 300 juta per tahun
Sektor perikanan Indonesia menyumbangkan sekitar US $ 2 milyar
pada tahun 1991 atau 5%dari total ekspor non-migas. Penyebaran Flora-Fauna di
Indonesia tumbuhan atau flora Indonesia termasuk dalam pengaruh flora Asia danAustralia
yang terbagi dalam tiga zona Flora zona barat didominasi
suku Dipterocarpaceae yang meliputi Pulau Sumatera dan sebagian Kalimantan.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang


menunjukkan kesuluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada daerah.
Tingkat keanekaragaman hayati terdiri dari tiga yaitu keanekaragaman gen,
keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem.

Fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati yaitu memiliki nilai ekonomi sebagai
sumber bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang, papan dan memiliki aspek budaya.
Selain itu keanekaragaman hayati juga memiliki nilai pendidikan dan ekologi.

Faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati di suatu daerah


disebabkan oleh hilangnya habitat, pencemaran tanah, udara dan air, perubahan iklim,
eksploitasi tanaman dan hewan, masuknya spesies pendatang dan industrilisasi pertanian
dan hutan.

Untuk mencegah kepunahan keanekaragaman hayati diperlukan usaha untuk


melestarikannya baik usaha untuk perlindungan maupun pengawetan alam serta pelestarian
keanekaragaman hayati yang meliputi pelestarian secara in situ maupun ek situ.

B. Saran

Didalam kehidupan didunia ini terdapat berbagai jenis keanekaragaman baik hewan
maupun tumbuhan. Untuk mencegah kepunahan maka diperlukan usaha bersama antara
pemerintah dan masyarakat dalam upaya untuk melestarikannya, dan memberikan sanksi
yang tegas kepada oknum-oknum yang bertanggung jawab atas perusakan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2009). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Henny Riandari. (2014). Biologi untuk Kelas X SMA dan MA. Solo: Global

Irnaningtyas. (2013). Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Mochamad Indrawan. (2007). Biologi Konservasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Nunung Nurhayati, Mukhlis, & Agus Jaya. (2014). Biologi untuk SMA/MA Kelas X. (cetakan
ke-1). Bandung: Yrama Widya.

Supardi. (1994). Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandung: Alumni

Anda mungkin juga menyukai