Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN UJIAN TENGAH SEMESTER

ME4034 KEBIJAKAN IKLIM


KULIAH LAPANGAN

B-PANEL SEBAGAI SALAH SATU BENTUK USAHA DAUR ULANG


STYROFOAM DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERUBAHAN IKLIM

Disusun oleh Kelompok 12 :

Aditya Syaputra 12016009


Endry Rizky Ramadhan 12016043
Muhammad Marvin Fauzaan 12016079
Vincent Chandra 12216078
Daniyah Fitri Nuraini 12816008
Widya Tama 12816045
Cherly Selindiana 13716045
Elena Kusuma Dewi 19017009
Amira Nabila Rahmania 19217025

Asisten :
Nabilah Filldzah 15716038

PROGRAM STUDI METEOROLOGI


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
Latar Belakang

Sebagian besar suatu produksi akan menghasilkan sisa hasil produksi atau biasa
disebut dengan limbah. Pengertian limbah yaitu suatu bahan yang terbuang maupun
dibuang dari hasil aktivitas manusia dan proses alam yang belum mempunyai nilai
ekonomis (Santiago,1996). Limbah merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang
cukup dominan terutama yang berasal dari industri. Limbah terbagi menjadi 3 macam,
yaitu limbah cair, limbah padat, dan limbah gas (Sugiharto, 2008). Masing-masing
limbah memiliki cara pengolahan yang berbeda-beda dengan karakteristiknya.
Pada dasarnya alam mempunyai kemampuan menetralisir pencemaran dalam
jumlah kecil namun pada jumlah yang cukup besar dapat menyebabkan dampak negatif.
Hal ini mengakibatkan perubahan keseimbangan pada lingkungan sehingga dapat
dikatakan bahwa limbah telah mencemari lingkungan.
Secara ilmiah, sampah atau yang tidak diolah dapat berkontribusi terhadap
pemanasan global. Limbah yang tidak diolah akan menghasilkan gas CH4 atau gas
metan. Gas metana merupakan salah satu gas yang digolongkan dalam gas rumah kaca.
Gas metana ini berpotensi merusak lapisan atmosfer 20-30 lipat lebih kuat dari
karbondioksida (Sudarman,2010). Maka dari itu diperlukan adanya pengolahan limbah
agar pemanasan global dapat berkurang.
Pakar persampahan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Enry Damannhuri,
mengatakan styrofoam adalah plastik yang paling bermasalah di antara jenis plastik
lainnya karena membahayakan kesehatan dan lingkungan. Namun menurutnya
pelanggaran styrofoam sebaiknya hanya untuk kemasan makanan dan minuman saja
karena melalui fungsi itulah benzena yang terkandung dalam styrofoam bisa keluar
mencemari makanan dan minuman. Apalagi styrofoam digunakan untuk wadah makanan
dan minuman yang mengandung lemak, asam, dan alkohol serta dimasukkan dalam
keadaan panas. Sementara Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah sejak lama melarang
penggunaan styrofoam di dunia. Jepang melarang karena benzena mengganggu kelenjar
endoktrin yang berperan pada proses reproduksi manusia. Yang harus dipahami adalah
usaha untuk mengurangi styrofoam yang ada di TPS, TPA, tanah, sungai, dan laut kita.
Karena material yang sudah menjadi sampah sebaiknya tidak dimusnahkan tetapi
dimanfaatkan.

Rumusan Masalah

1. Apa itu styrofoam? Apakah styrofoam termasuk environmental friendly?


2. Apa itu B-panel? Bagaimana proses daur ulang limbah styrofoam yang dilakukan
oleh B-panel?
3. Bagaimana penerapan yang dilakukan oleh startup Rawhaus terhadap hasil daur
ulang limbah styrofoam dari B-panel?
4. Apa manfaat dan dampak yang didapat dari daur ulang limbah styrofoam terhadap
perubahan iklim?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengertian dari styrofoam.


2. Untuk mengetahui proses daur ulang limbah styrofoam.
3. Untuk mengetahui penerapan dari hasil daur ulang styrofoam.
4. Untuk mengetahui manfaat dan dampak dari daur ulang styrofoam terhadap
perubahan iklim.

Dasar Teori

A. Styrofoam
Styrofoam merupakan merek dagang dari senyawa polystyrene. Polystyrene
adalah plastik berbasis minyak bumi yang terbuat dari styrene monomers. Styrofoam
merupakan bahan yang ringan, sekitar 95% udara, dengan sifat insulasi yang sangat baik.
Karena jumlah udara dalam strukturnya, styrofoam tidak dapat tenggelam dan mampu
mempertahankan bentuknya. Selain itu, styrofoam tidak dapat hancur atau terurai dengan
sendirinya. Styrofoam dapat dihancurkan jika dibakar pada suhu yang sangat tinggi dan
akan menghasilkan sedikit air dan karbon sebagai produk samping. Namun jika dibakar
dalam api normal dan bukan di incinerator khusus, styrofoam akan melepaskan polutan
seperti karbon hitam dan karbon monoksida.
The Earth Resource Foundation melaporkan bahwa produsen styrofoam adalah
penghasil limbah toksik terbesar kelima pada tahun 1986. Beberapa ahli memperkirakan
dekomposisi styrofoam hingga 500 tahun, dengan opsi daur ulang terbatas. Ketika
terpapar sinar matahari, styrofoam menciptakan polutan udara berbahaya yang
mencemari tempat pembuangan sampah dan mengikis lapisan ozon.

B. PT Beton Elemenindo Putra


PT. Beton Elemenindo Putra didirikan pada tahun 2006. Merupakan salah satu
divisi dari Beton Works, salah satu manufaktur beton terbesar di Indonesia. Produk utama
dari PT. Beton Elemenindo Putra adalah B-Panel. Produk ini berupa sistem dinding dan
lantai yang membuat suatu bangunan tahan akan guncangan gempabumi dan terisolasi
dengan intensif. Dinding dan lantai tersebut terbuat dari campuran beton dan styrofoam
yang didesain sedemikian rupa sehingga dapat menjadi barang yang kuat namun ringan
sebagai dinding maupun dasar dari suatu bangunan.
Styrofoam yang dipasang di B-panel berasal dari limbah di lingkungan sekitar dan
buatan PT. Beton Elemenindo Putra itu sendiri. Styrofoam yang di ambil dari limbah
lingkungan kemudian dibersihkan terlebih dahulu, lalu diproses sedemikian rupa
sehingga limbah styrofoam tersebut siap untuk dicampur dengan bahan styrofoam buatan.
Kemudian kedua bahan tersebut diolah lalu dicetak. Styrofoam hasil dari pencetakan ini
kemudian dipotong-potong kembali sesuai dengan barang yang ingin dibuat.
Alasan mengapa PT. Beton Elemenindo Putra tidak menggunakan styrofoam
limbah sebagai bahan dasar 100% adalah karena styrofoam limbah apabila dibakar maka
akan merambatkan api ke semua bagian styrofoam dan itu akan berbahaya apabila b-
panel digunakan sebagai dinding dan lantai/dasar bangunan. Styrofoam yang dibuat oleh
PT. Beton Elemenindo Putra adalah styrofoam yang apabila dibakar tidak akan
merambatkan api, hanya akan meleleh saja. Oleh karena itu, pencampuran bahan dasar
dari styrofoam limbah dan styrofoam buatan membuat b-panel menjadi barang yang tidak
berbahaya dan tidak menimbulkan kebakaran.

C. Rawhaus
Rawhaus merupakan sebuah startup yang mengedepankan desain dan bangunan
microhouse dengan performa tinggi.

D. Perubahan Iklim
Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam pola cuaca selama bertahun-
tahun. Perubahan dalam keadaan iklim yang dapat diidentifikasi dan yang berlangsung
selama jangka waktu yang panjang, biasanya dekade atau lebih. Hal ini dapat disebabkan
secara langsung atau tidak langsung dari kegiatan manusia yang mengubah komposisi
atmosfer global. (IPCC 2007)

E. Gas-Gas Rumah
Terdapat beberapa gas rumah kaca, seperti karbon dioksida, metan, CFC dan lain
sebagainya. Gas-gas tersebut dihasilkan dari kegiatan-kegiatan manusia. Berikut adalah
pengertian gas-gas rumah kaca serta penyebabnya.
● Metana (CH4)
Gas Metana merupakan salah satu gas rumah kaca utama yang memiliki GWP (Global
Warming Potential ) sekitar 28 kali CO2. Gas ini banyak dihasilkan dari dekomposisi
bahan organik secara anaerobik, misalnya sawah, penimbunan sampah organik dan
kotoran makhluk hidup.
● Karbondioksida (CO2)
Karbondioksida merupakan salah satu gas rumah kaca utama dan dijadikan referensi gas
rumah kaca yang lain dalam menentukan Indek GWP, sehingga GWP-nya = 1.
Karbondioksida ini banyak dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, biomassa dan
alih guna lahan.
● Klorofluorokarbon (CFC)
Klorofluorokarbon ( CFC ) adalah senyawa kimia yang dikembangkan sebagai alternatif
bahan kimia yang lebih berbahaya dalam berbagai aplikasi. CFC memiliki GWP sekitar
6630 kali CO2. CFC ini dihasilkan dari pendingin ruangan atau AC ( Air Conditioner ),
kulkas dan aerosol pada penyemprot rambut, pengharum, dan pembasmi serangga.
● Dinitrogen oksida ( N2O )
Dinitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama
dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Nitrogen oksida dapat
menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Gas rumah kaca lainnya
dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran berflourinasi dihasilkan dari
peleburan aluminium.
● Sulfur oksida (SO)
Sulfur oksida (SO) terutama disebabkan oleh dua komponen gas yang tidak berwarna,
yaitu sulfur dioksida (S02) dan sulfur trioksida (S03). Keduanya disebut sebagai SOx.
Sulfur oksida mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak terbakar di udara,
sedangkan sulfur trioksida merupakan komponen yang tidak reaktif. Sebagian besar emisi
Nox yang dihasilkan manusia berasal dari pembakaran arang, minyak, gas alam, dan
bensin.
● Nitrogen oksida (NO)
Nitrogen oksida (NOx) adalah kelompok gas yang terdapat di atmosfer yang terdiri atas
gas nitrit oksida (NO) dan nitrogen dioksida (N02). Walaupun bentuk nitrogen oksida
lainnya ada, tetapi kedua gas ini paling banyak ditemui sebagai polutan udara. Dampak
gas-gas rumah kaca terhadap pemanasan global sangat bervariasi, jumlah konsentrasi
yang sama setiap gas rumah kaca pun memberikan dampak yang berbeda. Untuk
mempermudah dan membandingkan dampak tiap-tiap gas rumah kaca maka digunakan
maka digunakan nilai metrix gas rumah kaca untuk mengetahui potensi pemanasan global
dan potensi kenaikan temperaturnya.

F. Pengertian Sampah 2008


UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa
kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat
berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang
dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan.

G. Fakta Sampah dalam Mendukung Pemanasan Global


Meningkatnya jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer yang disebabkan oleh kegiatan
manusia di berbagai sektor seperi energi, kehutanan, pertanian, peternakan dan sampah.
Manusia dalam setiap kegiatannya hampir selalu menghasilkan sampah. Sampah
memiliki pengaruh yang besar untuk emisi gas rumah kaca yaitu: gas methane (CH4).
Metan merupakan gas yang terbentuk dari proses dekomposisi anaerob sampah organik.
Sebagai salah satu penyumbang gas rumah kaca metan memiliki efek 20 – 30 kali lipat
bila dibandingkan dengan gas CO2. Sumbangan pada sektor sampah terhadap pemanasan
global terjadi pada TPA dengan sistem open dumping . Metan diemisikan dari TPA
sebagai hasil dekomposisi anaerobik sampah organik. Metan yang terbentuk berpindah
secara datar dan tegak yang akhirnya ke atmosfer. TPA adalah sumber metan
antropogenik (anthropogenic = kegiatan manusia) dan memberikan sumbangan secara
global sebanyak 20 – 60 Tg (tetragram) metan per tahun. Sampah organik yang terurai
secara anerobik akan menghasilkan: 50 – 60% CH4; 35 – 45% CO2dan 0 – 5% gas
rumah kaca lainnya. Metan berada di atmosfer dalam jangka waktu 7–10 tahun dan dapat
meningkatkan suhu sekitar 1,30C. Total produksi tergantung kepada komposisi sampah
yang secara teori bahwa setiap kilogram sampah dapat memproduksi 0,5 m3 gas metan,
sumbangannya terhadap pemanasan global sebanyak 15%. Diperkirakan 1 ton sampah
padat dapat menghasilkan 50 kg gas methane. Dengan jumlah penduduk yang terus
meningkat, diperkirakan pada tahun 2020 sampah yang dihasilkan per hari mencapai 500
kg atau 190.000 ton/tahun. (Sudarman 2010).

Kegiatan

1. Waktu dan Tempat Kegiatan


Kuliah lapangan kami dilakukan pada hari Kamis, 24 Oktober 2019 dengan langsung
mengunjungi pabrik PT. Beton Elemenindo Putra (B-Panel) yang bertempat di Jalan
Batujajar Km. 5 No. 8, Cangkorah, Batujajar, Giriasih, Kec. Batujajar, Kabupaten
Bandung Barat, Jawa Barat.

2. Rencana Bentukan Kegiatan


Kegiatan yang akan dilakukan di sana adalah mewawancarai penanggung jawab PT.
Beton Elemenindo Putra (B-Panel) dan melihat proses produksi B-Panel.

3. Sasaran
Dengan dilakukannya kuliah lapangan ini, kami berharap dapat mendapat informasi
sebagaimana yang disebutkan di bawah ini;
❏ Apa tujuan berdirinya B-panel?
❏ Bagaimana sistem waste management yang berjalan di B-panel?
❏ Apa saja hambatan - hambatan selama proses pembentukan B-panel?
❏ Kontribusi apa saja yang dilakukan B-panel dalam menjaga kelestarian lingkungan?
❏ Bagaimana B-Panel dapat memanfaatkan styrofoam sebagai material campuran
beton?
❏ Apa potensi dari B-panel yang dapat dikembangkan kedepannya?

4. Pelaksanaan kegiatan
Dalam kunjungan kami ke PT. Beton Elemenindo Putra (B-Panel), kami disambut
langsung oleh Bapak Don Kamarga, direktur utama B-Panel. Saat datang pertama kali di
pabrik, kami dapat melihat langsung contoh beton yang sudah dicampur oleh styrofoam.
Selain itu kami dapat melihat banyak piagam dan penghargaan B-Panel sebagai
perusahaan yang berkomitmen untuk menjaga lingkungan. Di dalam gedung tersebut juga
terdapat desain-desain dari B-panel yang bervariasi dan memiliki kelebihannya masing-
masing. Setelah melihat-lihat desain-desain dari B-Panel, kita kemudian diberikan
pemaparan langsung oleh Pak Don mengenai PT. Beton Elemenindo Putra (B-Panel),
prestasi-prestasinya, proyek-proyeknya, dan komitmennya dalam menjaga lingkungan.
Setelah selesai pemaparan, kegiatan dilanjutkan dengan melihat langsung produksi dari
B-panel, mulai dari pengolahan limbah Styrofoam, memperlihatkan bahan dasar yang
dipakai, kemudian pembuatan styrofoamnya, kemudian pencetakannya, kemudian
dioven, dan pada akhirnya dipotong-potong sesuai dengan apa yang akan dibuat. Setelah
berjalan-jalan di ruang produksi, kemudian kami diajak keluar pabrik untuk melihat
barang sisa produksi yang diolah kembali, diperlihatkan juga bahan yang digunakan
sebagai bahan bakar, dan suatu bangunan yang dibuat dengan B-panel dan dibuat dengan
bahan bangunan biasa. Setelah itu kami diajak untuk berdiskusi bersaam mengenai
bangunan tersebut dan kegiatan kuliah lapangan diakhiri dengan foto bersama kita
dengan Bapak Don dan asistennya.

Kesimpulan dan Saran

1. Styrofoam merupakan suatu bahan yang ringan, dengan komposisinya berupa 95% udara,
biasa dikenal sebagai varian dari polystyrene, suatu bahan plastik berbasis minyak bumi
yang terbuat dari styrene monomers. Beberapa ahli memperkirakan dekomposisi
Styrofoam hingga 500 tahun lamanya, dengan opsi daur ulang terbatas. Styrofoam
menjadi bahan yang tidak ramah lingkungan apabila hanya digunakan sekali pakai, tanpa
dibarengi dengan pengolahan daur ulang.
2. B-panel merupakan suatu produk dari PT Beton Elemenindo Putra, berupa sistem dinding
dan lantai yang terbuat dari campuran beton dan styrofoam yang didesain sedemikian
rupa. Styrofoam yang dipasang di b-panel berasal dari limbah di lingkungan sekitar dan
buatan PT. Beton Elemenindo Putra itu sendiri. Styrofoam yang di ambil dari limbah
lingkungan kemudian dibersihkan terlebih dahulu, lalu diproses hingga siap untuk
dicampur dengan bahan styrofoam buatan. Alasan pencampuran dua bahan tersebut
dikarenakan styrofoam limbah apabila dibakar maka akan merambatkan api ke semua
bagian styrofoam dan akan sangat berbahaya bagi b-panel yang dijadikan sebagai dinding
ataupun lantai/dasar bangunan. Styrofoam yang dibuat oleh PT. Beton Elemenindo Putra
merupakan styrofoam yang apabila dibakar tidak akan merambatkan api, melainkan
hanya akan meleleh saja. Oleh karena itu, pencampuran bahan dasar dari styrofoam
limbah dan styrofoam buatan membuat b-panel menjadi barang yang tidak berbahaya dan
tidak menimbulkan kebakaran.
3. Startup Rawhaus dalam membuat prototype dari produknya, berupa rumah huni yang
ramah lingkungan, bekerja sama dengan PT Beton Elemenindo Putra dengan produk b-
panel-nya. Dinding dan beberapa bagian lain dari produk Rawhaus yang digunakan,
bersifat quake-resistant, fire-retardant, thermally-insulated, dan energy-efficient.
4. Manfaat dan dampak yang utama yang dihasilkan dari daur ulang limbah styrofoam
adalah berkurangnya emisi gas rumah kaca yang dikeluarkan limbah tersebut, baik yang
mungkin dikeluarkan melalui pembakaran bahan tersebut ataupun melalui proses
kimianya, serta mengurangi dampak kerusakan lingkungan yang dapat ditimbulkan dari
timbunan sampah styrofoam, terutama yang ada di sungai atau laut. Selain itu,
penggunaan limbah daur ulang styrofoam sebagai bahan b-panel juga mendorong
berkurangnya penggunaan listrik dari AC sehari-hari, sehingga dapat mengurangi emisi
gas rumah kaca yang banyak berasal dari penggunaan AC. Hasil daur ulang limbah
styrofoam, khususnya b-panel, juga mendorong efisiensi energi karena menggunakan
konstruksi yang cepat dan mudah dibangun, serta tahan lama.

Daftar Pustaka

IPCC. 2015. Dikutip dari https://www.ipcc.ch/2015/ pada tanggal 26 Oktober 2019.


Prastiwi, Sarasya Vika.2017.Sampah Metropolitan Terhadap Perubahan Iklim.Yogyakarta.
Unknown. “The Fact on Styorofoam : Reduce and Reuse”. Dikutip dari
https://www.colliercountyfl.gov/your-government/divisions-s-z/solid-hazardous-waste-
management/keeping-green-helpful-information-page/the-facts-on-styrofoam-reduce-
and-reuse pada 26 Oktober 2019.
Lampiran

1. Timeline pengerjaan

2. Presensi kelompok & Dokumentasi

Kumpul 1
Aditya Syaputra 12016009
Endry Rizky Ramadhan 12016043
Muhammad Marvin Fauzaan 12016079
Vincent Chandra 12216078
Daniyah Fitri Nuraini 12816008
Widya Tama 12816045
Cherly Selindiana 13716045
Elena Kusuma Dewi 19017009
Amira Nabila Rahmania 19217025
Kumpul 2
Aditya Syaputra 12016009
Endry Rizky Ramadhan 12016043
Muhammad Marvin Fauzaan 12016079
Vincent Chandra 12216078
Daniyah Fitri Nuraini 12816008
Widya Tama 12816045
Cherly Selindiana 13716045
Elena Kusuma Dewi 19017009
Amira Nabila Rahmania 19217025

Wawancara Rawhaus

Endry Rizky Ramadhan 12016043


Muhammad Marvin Fauzaan 12016079
Vincent Chandra 12216078
Daniyah Fitri Nuraini 12816008
Widya Tama 12816045
Cherly Selindiana 13716045
Elena Kusuma Dewi 19017009
Amira Nabila Rahmania 19217025
Kunjungan B-panel
Aditya Syaputra 12016009
Endry Rizky Ramadhan 12016043
Muhammad Marvin Fauzaan 12016079
Vincent Chandra 12216078
Daniyah Fitri Nuraini 12816008
Widya Tama 12816045
Cherly Selindiana 13716045
Elena Kusuma Dewi 19017009
Amira Nabila Rahmania 19217025

3. Pembagian tugas

Aditya Syaputra : Pembuatan laporan bagian Kegiatan


Dokumentasi kunjungan B-Panel
Endry Rizky Ramadhan : Pembuatan laporan bagian Tujuan dan Rumusan Masalah
Muhammad Marvin Fauzaan : Pembuatan laporan bagian Kesimpulan dan Saran
Vincent Chandra : Pembuatan laporan bagian Tujuan
Daniyah Fitri Nuraini : Pembuatan laporan bagian Latar belakang
Widya Tama : Pembuatan laporan bagian Dasar teori
Cherly Selindiana : Pembuatan laporan bagian Daftar pustaka dan Lampiran
Elena Kusuma Dewi : Pembuatan laporan bagian Latar Belakang serta menghubungi
pihak Rawhaus dan B-panel
Amira Nabila Rahmania : Pembuatan PPT

4. Surat pengantar kulap


5. Dokumentasi kulap
6. Notula sesi tanya jawab saat presentasi

Sesi tanya jawab


Pertanyaan :
1. Bagaimana hasil uji impak dari produk dari B-Panel?
2. Bagaimana jika produk dari B-Panel berupa konstruksi bangunan tertabrak oleh pesawat?
3. Berapa perbandingan harga B-panel dengan beton biasa?
4. Jelaskan tentang komparasi panas antara beton konvensional dan produk dari B-Panel?
Jawaban :
1. Karena B-panel tetap memakai beton, maka tetap bahwasannya bahwa beton merupakan
material getas. Beton tidak akan diuji impak karena dianggap nilai energi impak dari
beton sangat kecil. Pada konstruksi bangunan terutama beton, orang-orang lebih concern
mengenai uji tekan dan uji bending dari material tersebut.
2. Tetap akan hancur apalagi pesawat dengan kecepatan yang sangat tinggi menambrak
suatu bangunan akan rusak juga. Maupun utu bangunan yang terbuat dari beton biasa dan
beton yang dicampur dengan B-panel. Terlebih B-panel memiliki massa yang sangat
ringan maka dari itu lebih mudah untuk rusak apabila case tersebut terjadi. Namun, case
tersebut jarang terjadi dan bangunan biasanya lebih mementingkan keselamatan apabila
terjadi gempa dan bencana alam lainnya.
3. Perbandingan harga beton biasa dengan B-panel 7 kali lipat dari beton biasa
4. Karena B-panel terdapat sterofoam didalam nya yang mengandung 95% udara, maka
panas dari luar tidak akan dialirkan kedalam bangunan, akan terperangkap didalam
sterofoam tersebut karena udara merupakan konduktor yang buruk. Selain itu juga,
polistyrene pun memiliki nilai konduktivitas termal yang sangat rendah yaitu sekitar
0,0033 W/m^2. K.

Anda mungkin juga menyukai