Anda di halaman 1dari 8

Nama : Hanggun Syahadad

NIM : 1307123505
Tugas : pembangkit Energi Baru dan Terbarukan

“FUEL CELL”
Pendahuluan
Pada dasarnya, sumber energi ada dua macam yaitu sumber energi konvensional
seperti batubara, petroleum, gas alam, dan sumber energi terbarukan seperti energi
matahari, fuel cell, thermo-electric generator, pembangkit listrik tenaga angin dan
sebagainya.
Salah satu kandidat dan sangat menjanjikan sebagai solusi sumber energi untuk
masa depan dunia adalah fuel cell. Fuel cell adalah perangkat elektro-kimia yang secara
langsung mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Dasar struktur fisik fuel cell
terdiri dari lapisan elektrolit diapit oleh anoda dan katoda di sisi lain.
Sebagai salah satu sumber energi terbarukan, fuel cell dianggap sebagai solusi
energi yang memiliki potensi menjanjikan. Dengan sifatnya yang secara langsung mampu
mengubah energi kimia menjadi energi listrik, fuel cell berpotensi mengganti mesin
pembakaran internal pada kendaraan sekaligus menyediakan energi pada pengisian bahan
bakar kendaraan tersebut.

Sejarah
Sejarah fuel cell dimulai dengan penggunaan accumulator atau yang biasa kita
sebut sebagai accu atau aki. Alat penghasil listrik ini dulu sering dijumpai sebagai tenaga
untuk televisi.adalah seorang berkebangsaan Inggris yang bernama Sir William Robert
Grove, manusia pertama pembuat alat sederhana yang belakangan disebut sebagai fuel
cell. Seorang hakim pengadilan, penemu, dan ahli fisika ini lahir tanggal 11 juli 1811 di
Swansea, South Wales dan meninggal di London pada tanggal 1 Agustus 1896.
Kariernya dalam bidang ilmu pengetahuan dimulai sejak dia membuat
voltaic battery yang dijelaskannya pada pertemuan The British Association for the
Advancement of Science di tahun 1839. Fuel cell yang dibuatnya terdiri atas
elektrolit asam, keping platina serta tabung gas oksigen dan hidrogen, dan
menggunakan prinsip reaksi balik terbentuknya air, di mana hidrogen dan oksigen
akan bereaksi dalam larutan asam dan menghasilkan air dan listrik dengan arus
sebesar 12 ampere dan tegangan 1,8 volt. Sel ini kemudian disebut sebagai
Grove`s Battery atau batere Grove atau sel Grove.
Temuan-temuan fuel cell selanjutnya bermunculan. Di tahun 1889, kata fuel
cell pertama kali diperkenalkan oleh Ludwig Mond dan Charles Langer yang
mencoba membuat fuel cell yang dipakai untuk industri batu bara. Walaupun
sumber lain ada juga yang mengatakan bahwa kata fuel cell pertama kali dipakai
oleh William White Jaques. Jaques juga adalah peneliti pertama yang memakai
asam fosfat sebagai elektrolit.
Definisi Fuel Cell
Fuel cell adalah alat konversi energi elektrokimia yang akan mengubah
hidrogen dan oksigen menjadi air, secara bersamaan menghasilkan energi listrik
dan panas dalam prosesnya. fuel cell merupakan suatu bentuk teknologi sederhana
seperti baterai yang dapat diisi bahan bakar untuk mendapatkan energinya
kembali, dalam hal ini yang menjadi bahan bakar adalah oksigen dan hidrogen.
Layaknya sebuah baterai, segala jenis fuel cell memiliki elektroda positif
dan negatif atau disebut juga katoda dan anoda. Reaksi kimia yang menghasilkan
listrik terjadi pada elektroda. Selain elektroda, satu unit fuel cell terdapat elektrolit
yang akan membawa muatan-muatan listrik dari satu elektroda ke elektroda lain,
serta katalis yang akan mempercepat reaksi di elektroda.
Umumnya yang membedakan jenis-jenis fuel cell adalah material
elektrolit yang digunakan. Arus listrik serta panas yang dihasilkan setiap jenis fuel
cell merupakan produk samping reaksi kimia yang terjadi di katoda dan anoda.
Karena energi yang diproduksi fuel cell merupakan reaksi kimia
pembentukan air, alat konversi energi elektrokimia ini tidak akan menghasilkan
efek samping yang berbahaya bagi lingkungan seperti alat konversi energi
konvensional (misalnya proses pembakaran pada mesin mobil). Sedangkan dari
segi efisiensi energi, penerapan fuel cell pada baterai portable seperti pada
handphone atau laptop akan sepuluh kali tahan lebih lama dibandingkan dengan
baterai litium. Dan untuk mengisi kembali energi akan lebih cepat karena energi
yang digunakan bukan listrik, tetapi bahan bakar berbentuk cair atau gas.
Fuel cell adalah alat yang mampu menghasilkan listrik arus searah. Alat
ini terdiri dari dua buah elektroda, yaitu anoda dan katoda yang dipisahkan oleh
sebuah membran polimer yang berfungsi sebagai elektrolit. Membran ini sangat
tipis, ketebalannya hanya beberapa mikrometer saja. Hidrogen dialirkan ke dalam
fuel cell yaitu ke bagian anoda, sedang oksigen atau udara dialirkan ke bagian
katoda, dengan adanya membran, maka gas hidrogen tidak akan bercampur
dengan oksigen. Membran dilapisi oleh platina tipis yang berfungsi sebagai
katalisator yang mampu memecah atom hidrogen menjadi elektron dan proton.
Proton mengalir melalui membran, sedang elektron tidak dapat menembus
membran, sehingga elektron akan menumpuk pada anoda, sedang pada katoda
terjadi penumpukan ion bermuatan positif. Apabila anoda dan katoda
dihubungkan dengan sebuah penghantar listrik, maka akan terjadi pengaliran
elektron dari anoda ke katoda, sehingga terdapat arus listrik. Elektron yang
mengalir ke katoda akan bereaksi dengan proton dan oksigen pada sisi katoda dan
membentuk air.

Gambar Blok Diagram Dan Masukan Fuel Cell


Reaksi kimia yang terjadi pada fuel cell
Anoda : 2H2  4H+ + 4e-
Katoda : 4e- + 4H+ + O2 2H2O
Jenis fuel cell ditentukan oleh material yang digunakan sebagai elektrolit
yang mampu menghantar proton. Pada saat ini ada 6 jenis fuel cell yaitu:
 Alkaline (AFC)
 Proton exchange membrane, juga disebut Proton Electrolyt
Membrane(PEM)
 Phosphoric Acid(PAFC)
 Molten carbonate(MCFC)
 Solid oxide(SOFC)
 Direct methanol fuel cells (DMFC)
 Regenerative fuel cells

Fuel cell mempunyai efisiensi yang cukup tinggi, dari 40% sampai 70%,
tergantung dari jenis fuel cell, yang paling tinggi adalah alkaline (AFC), olid
oxyde (SOFC), direct methanol fuel cell(DMFC) dan regenerative fuel cell.Fuel
cell mempunyai kepekaan terhadap zat zat tertentu seperti CO2, CO, korosi dan
produk oksidasi.

Cara kerja Fuel Cell


Cara kerja suatu unit fuel cell dapat diilustrasikan dengan jenis PEMFC
(proton exchange membrane fuel cell). Jenis ini adalah jenis fuel cell yang
menggunakan reaksi kimia paling sederhana. PEMFC memiliki empat elemen
dasar seperti kebanyakan jenis fuel cell.
 Pertama, anoda sebagai kutub negatif fuel cell. Anoda merupakan
elektroda yang akan mengalirkan elektron yang lepas dari molekul
hidrogen sehingga elektron tersebut dapat digunakan di luar sirkuit. Pada
materialnya terdapat saluran-saluran agar gas hidrogen dapat menyebar ke
seluruh permukaan katalis.
 Kedua, katoda sebagai kutub elektroda positif fuel cell yang juga memiliki
saluran yang akan menyebarkan oksigen ke seluruh permukaan katalis.
Katoda juga berperan dalam mengalirkan elektron dari luar sirkuit ke
dalam sirkuit sehingga elektron-elektron tersebut dapat bergabung dengan
ion hidrogen dan oksigen untuk membentuk air.
 Ketiga, elektrolit. Yang digunakan dalam PEMFC adalah membran
pertukaran proton (proton exchange membrane/PEM). Material ini
berbentuk seperti plastik pembungkus yang hanya dapat mengalirkan ion
bermuatan positif. Sedangkan elektron yang bermuatan negaif tidak akan
melalui membran ini. Dengan kata lain, membran ini akan menahan
elektron.
 Keempat, katalis yang digunakan untuk memfasilitasi reaksi oksigen dan
hidrogen. Katalis umumnya terbuat dari lembaran kertas karbon yang
diberi selapis tipis bubuk platina. Permukaan katalis selalu berpori dan
kasar sehingga seluruh area permukaan platina dapat dicapai hidrogen dan
oksigen. Lapisan platina katalis berbatasan langsung dengan membran
penukar ion positif, PEM.

Pada ilustrasi cara kerja PEMFC, diperlihatkan gas hidrogen yang


memiliki tekanan tertentu memasuki fuel cell di kutub anoda. Gas hidrogen ini
akan bereaksi dengan katalis dengan dorongan dari tekanan. Ketika molekul H2
kontak dengan platinum pada katalis, molekul akan terpisah menjadi dua ion H+
dan dua elektron (e-). Elektron akan mengalir melalui anoda, elektron-elektron ini
akan membuat jalur di luar sirkuit fuel cell dan melakukan kerja listrik, kemudian
mengalir kembali ke kutub katoda pada fuel cell.
Di sisi lain, pada kutub katoda fuel cell, gas oksigen (O2) didorong gaya
tekan kemudian bereaksi dengan katalis membentuk dua atom oksigen. Setiap
atom oksigen ini memiliki muatan negatif yang sangat besar. Muatan negatif ini
akan menarik dua ion H+ keluar dari membran PEM, lalu ion-ion ini bergabung
dengan satu atom oksigen dan elektron-elektron dari luar sirkuit untuk
membentuk molekul air (H2O).
Pada satu unit fuel cell terjadi reaksi kimia yang terjadi di anoda dan
katoda. Reaksi yang terjadi pada anoda adalah 2 H2 –> 4 H+ + 4 e-. Sementara
reaksi yang terjadi pada katoda adalah 2 + 4 H+ + 4e- –> 2 H2O. Sehingga
keseluruhan reaksi pada fuel cell adalah 2H2 + O2 –> 2 H2O. Hasil samping
reaksi kimia ini adalah aliran elektron yang menghasilkan arus listrik serta energi
panas dari reaksi.
Satu unit fuel cell ini menghasilkan energi kurang lebih 0,7 volt. Karena
itu untuk memenuhi energi satu baterai handphone atau menggerakkan turbin gas
dan mesin mobil, dibutuhkan berlapis-lapis unit fuel cell dikumpulkan menjadi
satu unit besar yang disebut sebagai fuel cell stack.

Gambar Prinsip Kerja Fuel Cell

Pengembangan Fuel Cell

Para peneliti secara terus menerus mengembangkan teknologi terbaru yang


bernama fuel cell agar lebih efisien, tidak mahal, dan mudah digunakan. Sistem
fuel cell banyak mengalami pengembangan pada jenis elektrolitnya. Adanya
perubahan jenis elektrolit juga merekayasa jenis material dan sistem elektrodanya.
Beberapa jenis elektrolit yang telah dikembangkan para penemu antara lain cairan
alkali (alkali fuel cell/AFC), cairan karbonat (molten carbonate fuel
cells/MCFC), asam fosfat (phosphoric acid fuel cells/PAFC), membran
pertukaran proton (proton exchange membrane fuel cells/PEMFC), serta oksida
padat (solid oxide fuel cells/SOFC). Kebutuhan bahan bakar fuel cell juga
bergantung pada jenis elektrolit tersebut, beberapa membutuhkan gas hidrogen
murni. Sehingga dibutuhkan suatu alat yang disebut reformer untuk memurnikan
bahan bakar hidrogen. Sedangkan pada elektrolit yang tidak membutuhkan gas
hidrogen murni, dapat bekerja efisien pada temperatur tinggi. Dan pada beberapa
elektrolit cair, membutuhkan tekanan tertentu untuk mendorong gas hidrogen.
Bahan bakar yang biasanya menggunakan gas hidrogen bertekanan tinggi atau
hidrogen cair bagi fuel cell, mulai mengalami perubahan seiring berkembangnya
teknologi reformer. Sehingga tak perlu membawa tabung gas hidrogen atau
hidrogen cair yang mudah meledak serta mahal. Salah satu jenis bahan bakar yang
digunakan adalah metanol yang diubah reformer menjadi gas hidrogen. Natrium
borohidrida cair untuk menghasilkan gas hidrogen murni. Teknologi perusahaan
ini menunjukkan beberapa potensi kelebihan antara lain, natrium borohidrida
(sodium borohydride/SBH) adalah material tidak mudah terbakar pada suhu dan
tekanan ruang, dan tidak perlu murni dan dapat dilarutkan dengan air, sehingga
mudah dibawa, dapat mengontrol produksi hidrogen, waktu beroperasi lebih lama.
Katalis itu juga tidak menunjukkan kerusakan selama lebih dari 600 jam operasi
reformer sehingga lebih tahan lama, gas hidrogen bebas dari produksi sulfur atau
karbon, serta natrium borat yang dihasilkan dapat digunakan kembali untuk
membentuk natrium borohidrida pada energi tertentu.

Jika elektrolisa dapat menguraikan air menjadi gas hidrogen dan oksigen
dengan bantuan trik dan elektroda. Pada fuell cell memasukan gas hidrogen dan
oksigen dengan bantuan elektrolit dan elektroda untuk memproduksi tenaga
listrik. Kelebihan dari fuel cell adalah lebih efisien, tidak berisik, tidak
mengeluarkan gas buang kecuali air sehingga tidak menyebabkan polusi.

Untuk fuell cell bahan gas oksigen dapat dari udara sedang gas hidrogen
dapat diperoleh dari reaksi reformer dari hidrokarbon yang pada saat ini diperoleh
dari pabrik besar. Gas hidrogen mempunyai kesulitan untuk disimpan dan
ditransport karena molekul yang kecil sehingga sulit untuk dicairkan dan mudah
terbakar. Usaha memperoleh hidrogen dengan mudah sedang diusahakan dengan
berbagai cara misalnya memperkecil reaktor reformer dengan bahan baku LPG
atau gas methane, menguraikan metanol yang dibuat dari pabrik besar tetapi
dalam bentuk cair sehingga mudah untuk ditransport. Gas hidrogen dapat juga
diperoleh dari methanol setelah diuraikan menjadi gas CO dan hidrogen,
kemudian gas CO dioksidasi menjadi CO2 dan air. Macam bahan bakar lain
seperti methan, minyak diesel dapat dipergunakan langsung untuk beberapa jenis
fuel cell. Ion yang bemigrasi dapat sebagai hidrogen, oksigen atau hidroksida.
Sedang elektrolit dapat berupa membran plastik, garam karbonat cair, lapisan
oksida keramik, larutan alkali, asam phospat. Elektroda biasanya dari logam
platina, nikel.
Jenis Jenis Fuel Cell (Sel Bahan Bakar)
Berdasarkan atas perbedaan elektrolit yang digunakan, fuel cell dapat
dibagi menjadi empat tipe. Keempat tipe tersebut, suhu dan skala energi yang
dihasilkan berbeda. Dari empat tipe tersebut dapat dibagi lagi menjadi dua tipe,
yaitu yang bekerja pada suhu tinggi (dua tipe) dan pada suhu rendah (dua tipe):

1. Tipe pada suhu tinggi adalah MCFC (Molten Carbonate Fuel Cell) dan
SOFC (Solid Oxide Fuel Cell). Kedua tipe ini bekerja pada suhu 500°C-
1000°C. Suhu tinggi akan mempercepat reaksi sehingga katalis (Pt) tidak
diperlukan pada tipe ini. MCFC bekerja pada suhu 650°C, dan elektrolit
yang digunakan adalah garam karbonat (Li2CO3, K2CO3, dll) dalam
bentuk larutan. Sedangkan SOFC, bekerja pada suhu 1000°C, dengan
keramik padat (misal, ZrO2) sebagai elektrolitnya.

2. Tipe pada suhu rendah adalah PAFC (Phosphoric Acid Fuel Cell) dan
PEMFC (Proton Exchange Membrane Fuel Cell). Kedua tipe ini bekerja
pada suhu dibawah 200°C. Tipe ini cepat teraktifasi karena beroperasi
pada suhu yang lebih rendah, namun karena suhu rendah tersebut tipe ini
membutuhkan katalis (Pt) sebagai elektrodanya yang harganya cukup
mahal. PAFC bekerja pada suhu 200°C, dan asam fosfat (H3PO4) sebagai
elektrolitnya. PEMFC bekerja pada suhu dibawah 100°C, membran
polimer sebagai elektrolitnya.

Berdasarkan material elektrolitnya terdapat beberapa jenis fuel cell, yaitu:


 Alkaline Fuel Cell (AFC)
 Molten Carbonate Fuel Cell (MCFC)
 Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC)
 Phasphoric Acid Fuel Cell (PAFC)
 Solid Oxide Fuel Cell (SOFC)
 Direct Methanol Fuel Cell (DMFC)
 Regenerative Fuel Cells (RFC)
 Zinc-Air Fuel Cell (ZAFC)

Keuntungan Dan Kerugian Penggunaan Fuel Cell


Berikut keuntungan dari penggunaan fuel cell :

 Mempunyai efisiensi thermis dan efisiensi listrik yang tinggi


 Tidak berpengaruh terhadap efisiensi baik digunakan pada beban penuh
atau setengah
 Gas buang yang beracun hanya sedikit, bahkan dapat mencapai zero
emission
 Kemungkinan terjadinya gangguan kerusakan jarang dan jaraknya cukup
lama
 Karena tidak ada bagian yang berputar, maka perawatan lebih ringan
 Tidak bising
Berikut adalah kekurangan dari penggunaan fuel cell :

 Fuel cell saat ini mahal karena kebutuhan bahan-bahan dengan sifat-sifat
tertentu. Permasalahannya adalah mencari pengganti komponen tersebut
dengan biaya rendah. Ini termasuk kebutuhan bahan platina dan Nafion.
 Sensitif pada kontaminasi zat-asing. Jika bahan bakar lain selain hidrogen
dimasukkan ke dalam fuel cell, performanya secara bertahap menurun.
 Jika fuel cell digunakan di daerah di mana suhu turun ke titik beku,
mungkin memiliki masalah dengan kendaraan fuel cell, karena kendaraan
ini memiliki air yang berisiko bisa membeku.
 Teknologi untuk memproduksi, menyimpan, dan menyalurkan daya
hidrogen dengan biaya yang efisien belum tersedia.
 Agar kendaraan fuel cell menjadi alternatif bagi konsumen, harus ada pem
bangkitan hidrogen dan infrastruktur pengiriman. Infrastruktur ini
termasuk pipa, mobil transportasi bahan bakar, stasiun pengisian bahan
bakar dan pusat pembangkit hidrogen. Pengembangan model kendaraan
yang dipasarkan mudah-mudahan akan mendorong pengembangan
infrastruktur untuk mendukungnya.
 Salah satu kelemahan terbesar mobil fuel cell adalah cara menghasilkan
hidrogen. Saat ini, hidrogen diproduksi dengan menggunakan batu bara,
tenaga nuklir, minyak, atau gas alam. Metode ini menghasilkan sejumlah
besar polusi seperti karbon dioksida. Itu berarti bahwa produksi fuel cell
untuk mobil akan menyebabkan polusi setidaknya dalam jumlah yang
sama. Meskipun ada cara lain untuk menghasilkan hidrogen, ini
menyebabkan kerugian berikutnya.

Kendala yang masih membatasi pengguanaan fuel cell


Adapun kendala yang masih membatasi penggunaan fuel cell adalah :
1. Apabila digunakan bahan bakar hidrogen, maka dibutuhkan tanki
pengaman yang berdinding tebal dan memiliki katup pengaman. Selain itu
diperlukan kompresor untuk memasukan ke adalam tanki.
2. Apabila yang dibawa adalah hidrogen cair, maka akan timbul kesulitan
karena harus dipertahankan pada temperatur -253,15oC pada tekanan
105Pa.
3. Apabila digunakan metanol sebagai pengganti hidrogen, maka dibutuhkan
reformer. Tetapi efisiensi menjadi menurun.
4. Temperatur yang cukup tinggi saat pengoperasian antara 60o-120oC

Anda mungkin juga menyukai