ABSTRAK
Penurunan tegangan (voltage drop) merupakan salah satu masalah dalam penyaluran tenaga
listrik. Penurunan tegangan mengakibatkan perlatan listrik lebih rentan terkena kerusakan. Pada
penelitian ini mencoba mengatasi penurunan tegangan pada generator sinkron 3 fasa 0,3 KW.
Pengaturan tegangan output generator sinkron diatur melalui tegangan DC pada eksitasi generator.
Boost Converter merupakan perangkat elektronika daya yang mampu menaikkan tegangan DC
sumber menjadi tegangan DC yang lebih besar. Tegangan keluaran Boost Converter diatur melalui
Duty Cycle sinyal PWM yang diberikan menuju saklar terkendali (MOSFET) yang terpasang pada
rangkaian Boost Converter. Semakin besar nilai Duty Cycle sinyal PWM yang diberikan pada
rangkaian Boost Converter maka akan menghasilkan tegangan keluaran yang semakin besar.
Pengujian pembebanan generator sinkron menggunakan beban lampu SL (Soft Light). Beban
yang diberikan sama besar untuk ketiga fasanya (beban 3 fasa seimbang). Tegangan dan frekuensi
generator diatur sebesar 220 V dengan frekuensi 50 Hz sebelum dihubungkan menuju beban.
Dari hasil pengujian, persentase regulasi tegangan tanpa pengaturan tegangan eksitasi
menghasilkan rata-rata persentase regulasi tegangan sebesar 11,95%. Setelah penerapan rangkaian
Boost Converter untuk pengaturan tegangan eksitasi mampu memperbaiki rata-rata regulasi tegangan
menjadi 0,59%. dimana regulasi tegangan yang baik adalah mendekati nol.
Kata kunci : Voltage drop, Generator sinkron 3 fasa,Boost Converter, PWM (Pulse Width
Modulation), Duty Cycle,MOSFET, persentase regulasi tegangan.
ABSTRACT
Voltage drop is one of main problems in power transmission. The voltage drop made the
electronic tools become more vulnerable. The research tries to overcome the voltage drop on the 3
phase synchronous generator 0,3 KW. The voltage output of the synchronous generator can be
controlling by the excitation voltage .
Boost Converter is a circuit which could boost the DC voltage source to be a higher level DC
voltage. The voltage output of Boost Converter can control using duty cycle PWM signal which is
transmitted to controlled switch (MOSFET) which is installed on the boost converter circuit. The
higher duty cycle PWM signal given to MOSFET resulting higher output voltage.
Synchronous generator load test using Soft Light (SL) lamp . The load of three phase are equal
(3-phase balanced loads). Generator connect to the load after voltage setting 220 V and 50 Hz
frequency.
The testing found that the percentage voltage regulation without voltage excitation control
produces average 11.95%. After using Boost Converter circuit as controller of the excitation voltage,
the percentage voltage regulation average become 0.59%. percentage voltage regulation is considered
well perform when the value of the voltage is approaching to zero.
Keyword: voltage drop,3-phase Synchronous generator,Boost Converter, PWM (Pulse Width
Modulation),duty cycle, MOSFET,percentage voltage regulation.
PENDAHULUAN menjaga tegangan keluaran generator tetap
stabil pada level tegangan yang diizinkan,
Salah satu gangguan yang sering walaupun terjadi perubahan beban maka
terjadi pada penyaluran tenaga listrik dibutuhkan sumber tegangan DC yang
adalah penurunan tegangan (voltage drop) dapat diatur sesuai dengan besar tegangan
terutama pada saat beban puncak. eksitasi yang dibutuhkan. Sumber
Penurunan tegangan dapat mengakibatkan tegangan DC biasanya didapatkan dari
peralatan elektronik lebih rentan terkena generator DC, pada penelitian ini
kerusakan. Pada penelitian ini akan menambahkan rangkaian Boost Converter
mencoba mengatasi gangguan berupa untuk pengaturan tegangan eksitasi
penurunan tegangan pada generator. Pada generator.
penelitian ini pembangkitan tenaga listrik
Boost Converter merupakan
dan pembebanan dilakukan pada sistem
rangkaian elektronika daya yang mampu
yang terbatas pada satu generator dan tidak
mengubah masukan tegangan DC yang
terhubung dengan jala-jala PLN. Dimana
besarnya tetap menjadi tegangan DC yang
generator yang digunakan merupakan
dapat diubah. Besar tegangan keluaran
generator sinkron 3 fasa 0,3 KW dan
Boost Convereter selalu lebih besar dari
pembebanan menggunkan beban lampu SL
tegangan inputanya. Tegangan keluaran
(Soft Light). Pengaturan tegangan output
Boost Convereter dapat diatur melalui
generator dilakukan dengan mengatur
Duty Cycle sinyal PWM (Pulse Width
tegangan eksitasi rotor generator.
Modulation) yang diberikan menuju
Salah satu jenis generator AC komponen saklar terkendali yang terpasang
adalah generator sinkron. Pada keadaan pada Boost Convereter. Dimana semakin
berbeban, generator sinkron akan besar Duty Cycle sinyal PWM yang
mengalami reaksi jangkar akibat adanya diberikan maka akan menghasilkan
arus beban. Besar dan arah reaksi jangkar tegangan keluaran Boost Convereter yang
akan dipengaruhi oleh jenis beban yang semakin besar, dan sebaliknya apabila
diberikan pada generator sinkron tersebut. sudut penyalaan di perkecil maka akan
Pada beban resistif dan induktif arah fluks menghasilkan tegangan keluaran yang
jangkar akan tertinggal terhadap fluks yang semakin kecil.
medan, ini akan mengakibatkan
Pembangkitan energi listrik pada
pengurangan pada besar fluks medan,
penelitian ini mengguanakan generator
sehingga tegangan induksi yang dihasilkan
sinkron 3 fasa yang berdaya 300 watt.
juga akan bekurang. Sedangkan reaksi
Boost Converter digunakan sebagai alat
jangkar akibat beban kapasitif akan
bantu dalam pengaturan tegangan eksitasi
berbeda seperti beban resistif dan induktif,
generator sinkron 3 fasa. Pada penelitian
karena apabila diberi beban kapasitif reaksi
ini pembacaan sensor tegangan,
jangkar akan bersifat menambah fluks
pengaturan sinyal PWM dan pengaturan
medan, tentunya ini akan menambah
Duty Cycle sinyal PWM untuk
tegangan yang terinduksi pada kumparan
menentukan tegangan eksitasi generator
ststor (output generator sinkron)
sinkron digunakan mikrokontroller
Terdapat dua kumparan pada Arduino Uno.
generator, yaitu kumparan rotor tempat LANDASAN TEORI
mengalirkan arus penguatan DC dan
kumparan stator tempat dibangkitkanya Purba dkk (2013) melakukan
gaya gerak listrik (GGL) AC atau terminal penelitian yang berjudul rancang bangun
keluaran generator. Sistem eksitasi Automatic Voltage Regulator (AVR)
generator yaitu berupa tegangan DC yang menggunakan DC Chopper tipe Boost
dicatu menuju kumparan rotor. Untuk pada generator satu fasa 3 KVA
menggunakan mikrokontroller ATtmega 8. nama alternator adalah suatu
Boost Converter pada penelitian ini peralatan yang berfungsi untuk
digunakan untuk mengatur tegangan pada mengkonversi energi mekanik
sistem eksitasi generator. Cara kerja AVR (gerak) menjadi energi listrik
ini yaitu, Boost Converter akan (elektrik) yang terinduksi pada
memberikan tegangan pada sistem eksitasi kumparan stator dengan perantara
generator agar sesuai kebutuhan generator. induksi medan magnet.
Besar tegangan keluaran Boost Converter Konstruksi Generator Sinkron Tiga
diatur melalui sinyal PWM yang Fasa terdiri dari beberapa bagian
dihasilkan oleh mikrokontroller. Dari hasil yaitu : Stator, Rotor, Celah udara,
pengujian setelah seluruh sistem di Poros, dan bagian pendukung
implementasikan rerata regulasi tegangan lainnya.
yang semula tanpa AVR sebesar 16.28%
sedangkan dengan menggunakan AVR
rerata regulasi tegangan menjadi lebih baik
yaitu sebesar 0,26%.
3. Pulse Width Modulation (PWM) Penelitian ini terdiri dari tiga tahap
: Perancangan, Pembuatan dan Pengujian.
Proses switching pada Converter
untuk menghasilkan output tegangan yang 1. Perancangan
bervariasi menggunakan teknik Pulse Permasalahan yang ingin diatasi
Width Modulation (PWM). Secara umum pada penelitian ini yaitu gangguan berupa
PWM merupakan cara memanipulasi lebar penurunan tegangan (Voltage Drop).
sinyal yang dinyatakan dengan pulsa Dimana perubahan tegangan ini diakbitkan
dalam satu periode, dimana bentuk oleh perubahan beban yang terjadi, seperti
gelombang sinyal PWM berupa gelombang yang telah di jelaskan sebelumnya salah
kotak yang mempunyai waktu hidup (ton) satu cara untuk mengatur tegangan
dan waktu mati (toff) dalam satu periode. terminal keluaran generator yaitu dengan
Dalam PWM juga dikenal dengan mengatur tegangan eksitasi rotor generator.
perbandingan waktu saat waktu hidup (ton) Jadi pada perancangan sistem ini
dibagi jumlah dalam satu periode (T = ton melakukan perancangan alat bantu
+ toff), dikenal juga dengan istilah duty pengaturan tegangan eksitasi
cycle (D). menggunakan rangkaian Boost Converter.
dibuat sebelumnya sehingga dapat
mengatasi gangguan berupa penurunan
tegangan pada generator. Hasil Peralatan
ditunjukkan pada Gambar 6.
3. Pengujian
Pada tahap Pengujian ini akan diuji
peralatan sistem penstabil tegangan
generator sinkron 3 fasa dengan alat bantu
pengaturan tegangan eksitasi
menggunakan Boost Converter.
Tabel 2. Pengujian pembebanan generator sinkron (generator AC) menggunakan beban lampu SL
dengan pengaturan tegangan eksitasi menggunakan Boost Converter.
R L C
A B A B A B A B A B A B
(Ω) (H) (uF)
Beban R
1800 - - 50 110,2 0,14 0,17 165,3 200,8 24.86 8.73 40.52 39.77 1215 1193
1620 - - 50 110,2 0,15 0,20 159,7 191,1 27.41 13.14 40.21 39.21 1206 1176
1440 - - 50 110,3 0,19 0,22 149,4 185,2 32.09 15.82 39.25 38.62 1177 1158
1800 0,2 - 50 110,4 0,13 0,16 161,7 198,3 26.50 9.86 41.22 39.87 1236 1196
1620 0,2 - 50 110,5 0,17 0,21 156,2 184,6 29.00 16.09 41.06 39.08 1231 1172
1440 0,2 - 50 110,2 0,19 0,22 140,1 180,1 36.32 18.14 40.93 38.17 1227 1145
1800 0,2 1 50 110,3 0,052 0,052 218,4 218,4 0.73 0.73 47.49 47.49 1424 1424
1620 0,2 1 50 110,4 0,063 0,063 218,4 218,4 0.73 0.73 47.25 47.25 1417 1417
1440 0,2 1 50 110,6 0,068 0,068 217,2 217,4 1.27 1.18 47.22 47.22 1416 1416
Tabel 3. Pengujian pembebanan generator sinkron (generator AC) menggunakan beban resistif,induktif dan kapasitif dengan pengaturan tegangan eksitasi menggunakan
Boost Converter.
Pada Tabel 3 dapat dilihat ketika generator =
diberi beban resistif terjadi perubahan pada (𝐸0 −𝑉)
𝑥 100%
195
parameter arus, tegangan, frekuensi , dan
putaran generator. untuk parameter arus, =
apabila resistor diberikan semakin kecil (220−195)
𝑥 100%
195
maka menghasilkan arus yang semakin
besar. sedangakan untuk tegangan, apabila =
resistor diberikan semakin rendah (5)
𝑥 100%
menghasilkan tegangan yang semakin 195𝑉
%𝑅𝑒𝑔𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 =
(𝐸0 −𝑉)
𝑥 100 %
𝑉
No. Beban Tegangan Eksitasi (V) Tegangan Keluaran (V) Regulasi Tegangan (%)
(W)
Tanpa Dengan Tanpa Dengan Tanpa Dengan
perbaikan perbaikan perbaikan perbaikan perbaikan perbaikan
1 24 50 63.5 209.4 218.9 5.06 0.50
2 30 50 65.2 205.2 219.8 7.21 0.09
3 36 50 71.8 200.8 219.2 9.56 0.36
4 60 50 106.2 188.2 218.3 16.90 0.78
5 66 50 112.4 181.8 217.4 21.01 1.20
Tertinggi 50 112.4 209.4 219.8 21.01 1.20
Terendah 50 63.5 181.8 217.4 5.06 0.09
Rata-rata 50 86.2 197.08 218.72 11.95 0.59
Tabel 4 Tabel regulasi tegangan generator tanpa perbaikan dan dengan perbaikan tegangan eksitasi menggunakan
Boost Converter.
Dari Tabel 4 dapat dilihat regulasi Boost Converter. Kondisi ini dapat
tegangan untuk dua kondisi yang berbeda. menghasilkan tegangan keluaran dari
kondisi untuk yang pertama regulasi generator yang sangat baik karena ada
tegangan tanpa adanya perbaikan tegangan upaya dalam menambahkan tegangan
eksitasi, kondisi ini mengakibatkan eksitasi yang mampu mengurangi dampak
tegangan generator menjadi drop, sehingga dari reaksi jangkar. Regulasi tegangan
hasil perhitungan regulasi teganganpun untuk kondisi dengan perbaikan tegangan
cenderung semakin membesar seiring eksitasi lebih baik daripada regulasi
kenaikan beban. Sedangkan untuk kondisi tegangan tanpa perbaikan tegangan
selanjutnya yaitu dengan perbaikan eksitasi.
tegangan eksitasi menggunakan rangkain
30.00
25.00 21.01
20.00 16.90
Regulasi Tegangan(%)
15.00
9.56
10.00 7.21
5.06
5.00 0.50 0.78 1.20
0.09 0.36
0.00
20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70
-5.00
-10.00
Beban (W)
Tanpa Perbaiakan Dengan Perbaikan
Gambar 9. Grafik perbandingan regulasi tegangan generator tanpa perbaikan eksitasi dengan perbaikan eksitasi
mengguakan Boost Convereter.