NPM : 16110037
metode back filling, yaitu metode penambangan dimana blok yang telah ditambang ditutup
kembali dengan tanah galian hasil pengupasan tanah penutup dari blok berikutnya. Menutup blok
bekas penambangan dengan overburden dari blok lainnya, yang mana timbunan tanah tersebut
sepenuhnya tanpa menggunakan peledakan, mulai dari kegiatan pembersihan lahan (land
sampai pada pengangkutan (hauling). Alat berat yang digunakan adalah dozer sebagai alat gusur,
excavator sebagai alat gali dan alat muat dan dumptruck sebagai alat angkut.
Data jumlah unit dan lokasi kerjanya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
1 Excavator:
3 Dump truck
Persiapan Penambangan
Kegiatan ini meliputi kegiatan persiapan penambangan, persiapan sarana dan prasarana
Kegiatan Penambangan
kegiatan ini erat kaitannya dengan proses produksi. Proses yang dilakukan adalah:
membersihkan area penambangan dari semak-semak dan pohon-pohon besar maupun kecil.karena
lokasi tambang ini di dominasi oleh hutan karet dan perbukitan kecil maka pekerjaan pembabatan
Pekerjaan ini dilakukan setelah dilakukan pembabatan, pengupasan tanah penutup ini
dilakukan dengan menggunakan excavator Hitachi X 400 dan Hyundai Rolex 320, ditambah
dengan Dozer Caterpillar D 6 D. Dan penutup dibuat dengan cara berjenjang agar terhindar dari
kelongsoran akibat penggalian dan air tanah. Kondisi tanah penutup saat ini bisa dikatakan sangat
tipis dengan ketebalan antara 2-5 meter, tanah yang telah dikupas tersebut dibuang pada bagian
Penggerusan material batubara di laukan dengan menggunakan alat excavator CAT 330 B
yang kemudian ditumpuk agar dapat dimuat oleh excavator lainnya. Penggerusan material
batubara ini dilakukan setiap hari kecuali jika kondisi cuaca yang tidak mendukung.
d. Pemuatan (Loading)
Pemuatan batubara hasil proses dilakukan dengan excavator caterpillar 330 B ke dalam
dump truck. Pemuatan yang dilakukan excavator dihitung jumlah bucket yang dimuatkan ke dalam
dump truck lalu dikalikan dengan factor pengali oleh seorang checker (orang yang mencatat data
di lapangan) hal ini dilakukan untuk mengetahui tonase batubara yang akan diangkut atau jika
suatu perusahan mempunyai timbangan langsung di stockroom maka sebelum batu bara diangkut
maka truck yang akan mengangkut batubara ditimbang terlebih dahulu. Maka dengan data tersebut
Pengolahan batubara tidak melakukan proses pencucian (washing plan) karena batubara
yang dihasilkan tergolong bersih. Hanya melakukan proses blending batubara pada stock room
f. Pengangkutan (Hauling)
Waktu siklus:
Produktivitas Excavator
q = ql x K
= 2,3 x 0,9
= 2,07 m3
Cm = tb + ts1 + td + ts2
= 15,9 detik
3) Produktivitas total (Q)
𝑞 .60.𝐸
Q = ( . 60). 𝑠𝑓. 𝑏𝑗
𝐶𝑚
2,07 .60.0,66
Q = ( . 60).0,74.1,3
15,9
= 297,57 ton/jam
b. Mitsubishi HD PS 220
1) kode 23
Waktu siklus
V1 = Jarak/waktu angkut
= 70,12 m/menit
V2 = Jarak/waktu balik
= 142,31 m/menit
a) Kapasitas Produksi
C = n x ql x K
= 10 x 2,3 m3 x 0,9
= 20,7 m3
Cmt = (Waktu manuever1+2) + Waktu angkut + Waktu bongkar + Waktu balik + Spot time
= 8,556 menit
20,7 .60.0,46
= ( ) . 0,74.1,3
8,556
= 64,24 ton/jam
2) kode 24
Waktu siklus
V1 = Jarak/waktu angkut
= 73,9 m/menit
V2 = Jarak/waktu bali
= 150 m/1,205meni
= 124,48 m/menit
a) Kapasitas Produksi
C = n x ql x K
= 10 x 2,3 m3 x 0,9
= 20,7 m3
Cmt = (Waktu manuever1+2) + Waktu angkut + Waktu bongkar + Waktu balik + Spot time
= 8,495menit
20,7 .60.0,61
= ( ).0,74.1,3
8,495
= 85,80 ton/jam
3) kode 25
Waktu siklus
Waktu manuever1 : 92,88 detik = 1,548 menit
V1 = Jarak/waktu angkut
= 74,05 m/menit
V2 = Jarak/waktu balik
= 130,09 m/menit
a) Kapasitas Produksi
C = n x ql x K
= 10 x 2,3 m3 x 0,9
= 20,7 m3
b) Waktu siklus (Cmt)
Cmt = (Waktu manuever1+2) + Waktu angkut + Waktu bongkar + Waktu balik + Spot time
= 8,7465 menit
20,7 .60.0,41
= ( ).074.1,3
8,7465
= 56,01 ton/jam