Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan. Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki tanggung jawab
moral yang besar terhadap negara dan bangsa. Penyelenggaraan
pemerintahan yang baik dan bersih sangat ditentukan oleh peran ASN.
Aparatur Sipil Negara mempunyai peran penting dalam rangka
menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban
modern, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi dalam menata,
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa (Fatimah dan Erawati, 2017:1).
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, seorang ASN memiliki tugas melaksanakan kebijakan publik,
memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta
mempererat persatuan dan kesatuan.
Dalam rangka mewujudkan tugas negara dan cita-cita bangsa yang
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 perlu dibangun
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki integritas, profesional, netral
dan bebas dari interveni politik, bersih dari praktik korupsi dan nepotisme,
serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan
mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan
kesatuan bangsa. Dalam melaksanakan tugas jabatannya Aparatur Sipil
Negara (ASN) harus memiliki nilai-nilai dasar ASN yang berupa nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA).
Dalam rangka meningkatkan profesionalisme dan penanaman nilai
ANEKA, melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
pemerintah menyelenggarakan pelatihan dasar bagi Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) (Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 12

1
tahun 2018). Pelatihan ini bertujuan untuk untuk membangun integritas
moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Kegiatan aktualisasi di unit kerja ASN merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk melatih dan memberikan kontribusi inovasi kepada unit
kerjanya. Pelaksanaan aktualisasi berisi kegiatan – kegiatan yang
terencana secara sistematis dan terjadwal. Perencanaan yang sistematis
memuat rangkaian kegiatan yang mencerminkan nilai dasar ASN yaitu
ANEKA serta Whole of Goverment. Akuntabilitas berarti mampu
mengambil pilihan yang tepat ketika terjadi konflik kepentingan, tidak
terlibat dalam politik publik praktis, melayani warga secara adil dan
konsisten dalam menjalankan tugas dan fungsinya (Kusumasari, 2015:1).
Etika publik adalah refleksi tentang standar/ norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik (Kumorotomo, 2015:57). Nasionalisme adalah
pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa
dan tanah airnya (Latief, 2015:1). Etika publik adalah nilai etika yang
dianut oleh pelayanan publik (ASN) dalam pengmbilan keputusan dalam
melayani masyarakat (Kumorotomo,2015:8). Komitmen mutu adalah
orientasi pemerintah dalam memberikan layanan prima kepada publik
dengan mencerminkan nilai keunggulan produk atau jasa sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan masyarakat (Yuniarsih, 2015:15). Anti Korupsi
adalah kesadaran pelayan publik dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat untuk menciptakan publik accountability yang baik (KPK,
2015: 24). Whole of Goverment adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
untuk mencapai tujuan dalam pelayanan publik (suwarno,2015:7).
Kegiatan aktualisasi terjadwal sesuai periode yang ditentukan. Sehingga
pelatihan dasar yang diikuti oleh ASN sebelumnya dapat

2
terimplementasikan dengan baik serta memberikan kemanfaatan kepada
unit kerja masing-masing terutama kepada masyarakat sekitar.
Salah satu jabatan fungsional Aparatur Sipil Negara (ASN) dibawah
naungan KEMENDIKBUD dan Dinas Pendidikan Provinsi/Kab/Kota yaitu
jabatan fungsional Guru. Guru merupakan pendidik profesional dengn
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Tugas
dan tanggungjawab seorang guru adalah untuk meningkatkan kualitas dan
mutu pendidikan nasional. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
yaitu untuk mengembangkan potensi siswa untuk menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang Nomor 20 Pasal 3
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi jabatan guru serta berdasarkan permasalahan
yang terdapat di unit kerjanya. Permasalahan ini ditemukan dari kegiatan
observasi di unit kerja. Salah satu tugas pokok dan fungsi seorang guru
adalah membuat karya inovatif dalam mendukung kegiatan pembelajaran.
Kurang nya inovasi guru di dalam kelas dapat menyebabkan kebosanan
dan kurang antusiasnya siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Kurangmya antusias siswa dapat berpengaruh kepada hasil prestasi
belajarnya yang kurang optimal.
Salah satu nilai pendidikan budaya dan karakter yaitu gemar
membaca. Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca dapat
meningkatkan wawasan siswa. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan di SDN 2 Bendosari Kecamatan Ngantru Kabupaten
Tulungagung sejak Maret 2019, ditemukan beberapa isu terkait budaya
gemar membaca yang terdapat di unit kerja yaitu (1) Beberapa siswa
kelas satu masih belum bisa membaca dengan lancar, (2) siswa kelas I
jarang menggunakan media untuk latihan membaca, (3) Beberapa siswa

3
kelas satu masih belum hapal huruf abjad, (4) kurangnya antusias siswa
untuk membaca, (5) Belum ada buku latihan membaca permulaan untuk
siswa yang belum bisa membaca.
Berdasarkan beberapa isu permasalahan tersebut, dapat
diterapkan inovasi dengan penataan kembali media kartu huruf yang lebih
inovatif. Penataan media kartu huruf di kelas dikonsep dengan hiasan
yang lebih kreatif agar siswa nyaman untuk belajar membaca. Latihan
membaca dilaksanakan 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Dengan
adanya penataan media tersebut diharapkan meningkatkan kemampuan
membaca siswa.
Kemampuan membaca siswa perlu dipupuk, dibina, diarahkan dan
dikembangkan dari sejak dini. Siswa sekolah dasar masih sebatas pada
pemikiran yang konkret.
Dalam tahap perkembangan pikiran menurut Piaget yaitu tahap
sensomotorik (0-2 th), tahap praoperasional (2-7/8 th), tahap operasional
konkret (7-11th), dan tahap operasional formal (11-15/18 th). Siswa kelas
1 SD rata-rata berumur antara 7 dan 8 tahun. Ini berarti pada tahap
operasional konkret, segala tindakannya didasarkan pada hal-hal yang
konkret. Di sinilah media pembelajaran berperan yaitu dapat
mengkonkretkan hal-hal yang bersifat abstrak.
Menurut Kemp dan Dayton (Dina Indriana, 2011: 48), media dalam
pembelajaran memiliki manfaat antara lain:
1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih mencapai standar.
2) Pembelajaran menjadi lebih menarik.
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4) Dengan menerapkan teori belajar, waktu pembelajaran dapat
dipersingkat.
5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan dan di mana pun
diperlukan.
7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan.

4
8) Peran guru berubah ke arah yang lebih positif.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul
aktualisasi “Pengembangan Media Kartu Huruf untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Siswa Kelas I”. Dengan adanya inovasi
pengembangan media Kartu Huruf diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan membaca siswa kelas I khususnya dan semua siswa SDN
2 Bendosari pada umumnya.

1.2 TUJUAN
Tujuan dari kegiatan aktualisasi ini adalah :
1) Jangka Pendek :
- Terwujudnya pengembangan media kartu huruf
- Meningkatnya kemampuan membaca siswa kelas I SDN 2
Bendosari dengan kegiatan latihan membaca
2) Jangka Menengah :
Meningkatnya hasil belajar siswa kelas I SDN 2 Bendosari
3) Jangka Panjang :
Terwujudnya budaya membaca pada semua kelas di lingkup SDN
2 Bendosari

1.3 MANFAAT
Manfaat dari kegiatan aktualisasi ini adalah :
1) Jangka Pendek
- Memberi kontribusi terhadap fasilitas sekolah yang lebih
memadai,
2) Jangka Menengah
- Dapat meningkatkan kepuasan wali murid karena terdapat
peningkatan prestasi siswa
3) Jangka Panjang
- Mendukung tercapainya misi sekolah “Menyelenggarakan
pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan inofatif
untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa”

5
1.4 RUANG LINGKUP AKTUALISASI

Ruang lingkup yang dibahas pada pelaksanaan pembiasaan


kegiatan latihan membaca siswa kelas I dengan media kartu huruf di
SDN 2 Bendosari, yaitu :
1. Menyusun konsep penataan media kartu huruf.
2. Penataan media kartu huruf.
3. Melaksanakan kegiatan latihan membaca dengan menggunakan
media Kartu Huruf.
4. Membuat rubrik penilaian
5. Melakukan evaluasi kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai