BAB IV
PEMBAHASAN
kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal. Gangguan pola tidur
disebabkan karena klien sering terbangun, sesak napas dan merasa gelisah.
4.3 Intervensi Keperawatan
Pada tahap ini penulis menyusun intervensi sesuai dengan masalah atau
diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn. A dan semua yang telah
direncanakan dapat dilaksanakan. Kegiatan perencanaan ini meliputi:
memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan, kriteria hasil serta tindakan.
Dalam tahap perencanaan ini perumusan tujuan pada asuhan keperawatan
berdasarkan pada metode spesifik, measurable, asurable, reality and time
(SMART) yaitu secara spesifik dapat diukur dan diatasi dengan tindakan
keperawatan.
Faktor pendukung penulis dalam menetapkan intervensi yaitu adanya
dukungan dan kerjasama dari perawat ruangan dan mahasiswa yang praktek
diruang Matahari. Faktor penghambat penulis dalam menetapkan rencana
keperawatan yang akan dilakukan yakni terbatasnya pemahaman dan pengetahuan
yang penulis miliki, sehingga penulis perlu lebih giat lagi menambah pengetahuan
untuk dapat menetapkan rencana keperawatan yang sesuai dengan masalah klien
secara efektif.
4.4 Implementasi
Pada tahap ini penulis melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan
intervensi atau rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada Tn. A. Implementasi keperawatan dilakukan sesuai
dengan diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan napas selama 4x24 jam, hal ini
sejalan dengan intervensi yang direncanakan sebelumnya yaitu: Mengajarkan
tehnik batuk efektif, batuk efektif mempermudah ekspektorasi mukus. Somantri
(2012) menjelaskan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara tehnik batuk
efektif terhadap proses pengeluaran mukus pada klien dengan tuberculosis paru.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Alie &
Rodiyah, 2012) dengan judul “Pengaruh batuk efektif terhadap pengeluaran
sputum pada pasien tuberculosis” bahwa tehnik batuk efektif dapat membantu
mengeluarkan sputum.
57
tidur yang cukup. Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak
harus dipenuhi oleh semua orang, dengan istirahat dan tidur yang cukup tubuh
akan berfungsi secara optimal. Tidur merupakan suatu keadaan istirahat yang
terjadi dalam suatu waktu tertentu, berkurangnya kesadaran membantu
memperbaiki sistem tubuh dan memulihkan energi. Pada diagnosa ini penulis
melakukan implementasi selama 3x24 jam karena pada hari keempat klien
mengatakan sudah bisa tertidur.
Berdasarkan hal diatas, penulis menyimpulkan bahwa tidak semua data pada
pengkajian dan diagnosa yang ada berdasarkan literatur yang penulis gunakan
sesuai dengan yang ada pada pasien, kemungkinan karena belum terdapatnya
komplikasi yang dapat memperburuk kondisi pasien.
4.5 Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara bersambung dengan melibatkan klien, keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai
tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan (Setiadi,
2012).
Evaluasi yang dilakukan oleh penulis didasarkan pada tujuan yang telah
ditetapkan saat penetapan intervensi, pada tahap evaluasi tidak semua masalah
dapat teratasi hal ini dapat dilihat seperti:
Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan pembentukan
sputum berlebihan. Pada diagnosa ini penulis sudah melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan intervensi dan dilakukan semaksimal mungkin dengan
tujuan masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas dapat teratasi, namun
59
sampai hari Jumat, 20 Juli 2018 masalah belum teratasi ditandai dengan klien
mengatakan masih batuk berlendir, pernapasan 24x/menit. Untuk diagnosa
hipertermia pada hari Selasa, 17 Juli 2018 teratasi ditandai dengan klien
mengatakan sudah tidak demam, suhu tubuh 37oC, kulit teraba hangat.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi
hingga hari kelima berdasarkan kriteria hasil yang telah dijelaskan pada kolom
intervensi ditinjauan kasus dimana BB klien tidak mengalami penurunan drastis
dan cenderung stabil, dari hasil evaluasi penulis menemukan data klien tampak
menghabiskan porsi makan siang dan malam, BB 37 kg dimana berat badan klien
saat ini masih dalam kategori kurang. Hal ini disebabkan karena peningkatan berat
badan yang membutuhkan waktu yang lama dan keteraturan makan.
Gangguan pola tidur teratasi pada hari Rabu, 18 Juli 2018 ditandai dengan
klien mengatakan sudah bisa tidur dan klien tampak rileks. Rencana kepulangan
pasien adalah pada hari kelima yaitu Jumat 20 Juli 2018 dan dokter mengatakan
bahwa klien bisa dirawat di rumah.