Anda di halaman 1dari 20

RUANG LINGKUP MANAJEMEN PENDIDIKAN

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Dasar-dasar Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu : H. Nur Khoiri, M. Ag

Oleh :

Nasrul Abidin (133711046)

Nurwahidah (1403066066)

Nailal Husna (1403076030)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2016

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh


Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Sholawat serta Salam kami curahkan ke baginda kita semua yakni Rasulullah SAW, semoga
kita semua termasuk golongan ummatnya yang akan mendapatkan syafa’atul ‘udhma kelak di
yaumul akhir. Amin.
Penulisan makalah dengan judul “Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan”
merupakan karya tulis yang kami buat guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar
Manajemen Pendidikan. Semoga dengan makalah ini, kita dapat memetik hikmah yang
terkandung didalamnya serta dapat lebih menambah wawasan kita tentang manajemen
pendidikan.
Penulis menyadari bahwasannya makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menuju pada hasil penulisan
yang lebih baik lagi. Yang pada waktunya dapat memberikan manfa’at bagi kami serta para
pembaca semua.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Semarang, 26 September 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………...……………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...ii

BAB I: PENDAHULUAN……………………………………………………………….…..1

A. Latar Belakang……………………………………………………………………….1
B. Rumusan masalah…………………………………………………………………….1
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………..2
D. Manfa’at Penulisan……………………………………………………………….…..2
E. Sistematika Penulisan………………………………………………………………...2

BAB II: KAJIAN TEORI……………………………………………………………………3

A. Ruang lingkup manajemen pendidikan…...………………………………………….3


B. Manajemen Kurikulum……………………………..………………………………..5
C. Manajemen Siswa…………...……………………………………………………….9
D. Manajemen personal sekolah………………………………………..……………….10
E. Manajemen organisasi sekolah………………………………………………………11
F. Manajemen tata laksana sekolah…………………………………………………….12
G. Manajemen keuangan sekolah………………………………………………………13
BAB III: PEMBAHASAN………………………………………………………………….15
A. Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Meningkatkan Kualitas Sekolah..…..15
BAB IV: PENUTUP………………………………………………………..………………18
A. Simpulan…………………………………………………………..………………..18
B. Saran…………………………………………………………………..…………....18

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..…………………….19

ii

BAB I
PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang
Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat kompleks karena
sekolah sebagai organisasi didalamnya terdapat berbagai dimensi satu sama lain saling
berkaitan dan saling menentukan. Sedangkan sifat unik, menunjukkan bahwa sekolah
sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisai-organisasi
lain. Ciri-ciri yang menempatkan sekolah memiliki karakter tersendiri, dimana terjadi
proses belajar mengajar, tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan umat manusia.
Karena sifatnya yang kompleks dan unik tersebutlah, sekolah sebagai organisassi
memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi.
Untuk merealisasikan tujuan pendidikan nasional setiap sekolah perlu melakukan
manajemen sekolah agar tujuan kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara
teratur, efektif dan efisien. Sekolah merupakan lembaga pendidikan, yang menampung
peserta didik dan dibina agar mereka memiliki kemampuan, kecerdasan dan keterampilan.
Dalam proses pendidikan diperlukan pembinaan secara terkoordinasi dan terarah.
Agar pemahaman kita tentang manajemen pendidikan lebih luas dan komprehensif,
maka penulis menyusunnya dalam sebuah makalah dengan judul “Ruang Lingkup
Manajemen Pendidikan”. Semoga bermanfaat dan berguna untuk pribadi penulis dan
pembaca pada umumnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang makalah di atas, maka perumusan masalah dalam
makalah meliputi:
1. Apa saja ruang lingkup manajemen pendidikan?
2. Apa yang dimaksud manajemen kurikulum?
3. Apa yang dimaksud manajemen siswa?
4. Apa yang dimaksud manajemen personal sekolah?
5. Apa yang dimaksud manajemen organisasi sekolah?
6. Apa yang dimaksud manajemen tata laksana sekolah?
7. Apa yang dimaksud manajemen keuangan sekolah?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui ruang lingkup manajemen pendidikan
2. Untuk mengetahui manajemen kurikulum
3. Untuk mengetahui manajemen siswa
4. Untuk mengetahui manajemen personal sekolah
5. Untuk mengetahui manajemen organisasi sekolah
6. Untuk mengetahui manajemen tata laksana sekolah
7. Untuk mengetahui manajemen keuangan sekolah
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfa’at yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini sebagai berikut:

4
1. Secara teoritis sebagai tambahan khasanah pengetahuan dibidang ilmu
kependidikan khususnya tentang ruang lingkup manajemen pendidikan
2. Secara praktis menjadi sarana latihan bagi penulis dalam mengembangkan
seni dalam menulis karya ilmiah, serta bagi pembaca semua menjadi sarana untuk
memperoleh ilmu terkait ruang lingkup manajemen pendidikan serta pelaksanaan
manajemen pendidikan dalam praktik pendidikan
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab pertama yang meliputi latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan
2. BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang kajian-kajian teori yang melandasi tentang ruang
lingkup manajemen pendidikan
3. BAB III PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang manajemen kegiatan ekstrakurikuler dalam
meningkatkan kualitas sekolah
4. BAB IV PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi tentang simpulan, saran, dan daftar
pustaka

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan1


Dalam membicarakan ruang lingkup manajemen pendidikan ini akan dilihat dari
4 sudut pandang, yaitu dari sudut wilayah kerja, objek garapan, fungsi atau urutan
kegiatan dan pelaksana.
1. Ruang lingkup menurut wilayah kerja.
Berdasarkan atat tinjauan wilayah kerja, ruang lingkup manajemen pendidikan
dipisahkan menjadi:

1
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, S.Pd. 2008. Manajemen Pendidikan. (Yogyakarta:
Aditya Media). Hal. 5-8.

5
a. Manajemen pendidikan seluruh Negara, yaitu manajemen pendidikan untuk
urusan nasional. Yang ditangani dalam lingkup ini bukan hanya pelaksaan
pendidikan di sekolah saja tetapi juga pendidikan luar sekolah, pendidikan
pemuda, penyelenggaraan latihan,penelitian, pengembangan masalah-masalah
pendidikan serta meliputi pula kebudayaan dan kesenian.
b. Manajemen pendidikan satu provinsi, yaitu manajemen pendidikan yang
meliputi wilayah kerja satu propinsi yang pelaksanaannya dibantu lebih lanjut
oleh petugas manajemen pendidikan di kabupaten dan keca,atan.
c. Manajemen pendidikan satu kabupaten/kota, yaitu manajemen pendidikan
yang meliputi wilayah kerja satu kabupaten/kota, meliputi semua urusan
pendidikan memuat jenjang dan jenis.
d. Manajemen pendidikan satu unit kerja. Pengertian dalam manajemen unit ini
lebih dititikberatkan pada satu unit kerja yang langsung menangani pekerjaan
mendidik misalnya; sekolah, pusat latihan, pusat pendidikan, dan kursus-
kursus. Dengan demikian ciri unit adalah adanya (1) Pemberi pelajaran. (2)
Bahan yang diajarkan. (3) Penerima pelajaran, ditambah semua sarana
penunjangnya.
e. Manajemen kelas, sebagai suatu kesatuan kegiatan terkecil dalam usaha
pendidikan yang justru merupakan “dapur inti” dari selurih jenis manajemen
pendidikan. Dalam manajemen kelas inilah kemudian terdapat istilah
“pengelolaan kelas” baik yang bersifat instruksional maupun manajerial.
2. Ruang lingkup menurut objek garapan
Yang dimaksud dengan objek garapan manajemen pendidikan dalam uraian ini
adalah semua jenis kegiatan manajemen yang secara langsung maupun tidak
langsung terlibat dalam kegiatan mendidik. Sebagai titik pusat pandangan adalah
kegiatan mendidik di sekolah. Namun karena kegiatan disekolah tersebut tidak
dapat dipisahkan dari jalur-jalur lingkungan formal maupun non-formal, maka
tentu juga dibahs lingkup sdistem pendidikan sampai ke tingkat pusat.
Ditinjau dari objek garapan manajemen pendidikan, dengan titik tolak pada
kegiatan “dapur inti” yaitu kegiatan belajar-mengajar di kelas, maka sekurang-
kurangnya ada 8 obyek garapan, yaitu:
a. Manjemen siswa
b. Manajemen personil sekolah
c. Manajemen kurikulum
d. Manejemen sarana atau material
e. Manajemen tatalaksana pendidikan
f. Manjemen pembiayaan
g. Manjemen lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan
h. Manajemen hubungan masyarakat atau komunikasi pendidikan

6
3. Menurut fungsi atau urutan kegiatan
Adapun fungsi manjemen atau pengeloaan ini adalah:
a. Merencanakan
b. Mengorganisasikan
c. Mengarahkan
d. Mengkoordinasikan
e. Mengkomunikasikan
f. Mengawasi atau mengevaluasi
Bagaimanapun pembagiannya, atau apapun sebutannya, unsur-unsur kegiatan
tersebut tetap berkaitan satu sama lain. Kaitan tersebut bersifat bolak balik. Jadi
misalnya kita berpikir tentang perencanaan, tentu telah berpikir pula bagaimana
nanti bentuk organisasinya, siapa-siapa yang akan menangani tugas, bagaimana
pengarahannya dan sebagainya.
4. Menurut pelaksana
Banyak orang mengira bahwa bertanggungjawab melaksanakan manjemen
pendidikan hanyalah kepala sekolah dan staf tata usha. Pandangan seperti itu
keliru. Manajemen adalah suatu kegiatan yang sifatnya melayani. Dalam kegiatan
belajar mengajar, manajemen berfungsi untuk melancarkan jalannya proses
tersebut, atau membantu terlaksananya kegiatan mencapai tujuan agar diperoleh
hasil yang efektif dan efisien.
Dalam lingkungan kelas, guru adalah administrator. Gutu harus melaksakan
kegiatan manajemen. Di lingkungan sekolah, kepala sekolah adalah administrator.
Dengan pengertian bahwa manjemen adalah pengelolaan, manjemen, maka kepala
sekolah bertindak sebagai manajer di sekolah yang dipimpinnya.
Selain para administrator di sekolah, masih ada lagi pelaksana manjemen
pendidikan yaitu orang-orang yang bekerja di kanto-kantor pendidikan dan pusat-
pusat latihan atau di kursus-kursus mempunyai peranan dan tugas seperti
pelaksana di sekolah.

B. Manajemen Kurikulum
1. Pengertian
Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk
memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha,
meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Kurikulum dalam arti sempit
adalah jadwal pelajaran. Kurikulum dalam arti luas adalah semua pengalaman
yang diberikan oleh lembaga pendidikan kepada anak didik selama pmengikuti
pendidikan.2 Dengan pengertian ini maka pengaturan halaman sekolah,
2
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, S.Pd. 2008. Manajemen Pendidikan. (Yogyakarta:
Aditya Media). Hal. 131.

7
penempatan keranjang sampah atau ketatnya disiplin sekolah dijalankan ikut
termasuk dalam cakupan kurikulum karena semuanya itu akan menghasilkan
suatu yang tercermin pada lulusan.
2. Pedoman-pedoman pelaksaan kurikulum3
Disamping perencanaan dalam pendidikan, pemerintah pusat mengeluarkan
pedoman-pedoman umum yang harus diikuti sekolah, pedoman-pedoman tersebut
antara lain:
a. Struktur program
Yang dimaksud dengan struktur program adalah susunan bidang pelajaran
yang harus dijadikan pedoman pelaksanaan kurikulum di suatu jenis dan
jenjang sekolah.
b. Penyusunan jadwal pelajaran
Yang dimaksud dengan jadwal pelajaran adalah urutan-urutan mata
pelajaran sebagai pedoman yang harus diikuti dalam pelaksaan pemberian
pelajaran. Jadwal pelajaran ini sangat bermanfaat bagi, siswa, guru, maupun
kepala sekolah.
c. Penyusunan kalender pendidikan
Menyusun rencana kerja sekolah untuk kegiatan selama satu tahun
merupakan bagian manjemen kurikulum terpenting yang harus sudah disusun
sebelum ajaran baru. Tujuan dari penyusunan kalender akademik adalah agar
pengguanaan waktu selama satu tahun terbagi secara merata dan sebaik-
baiknya dari peningkatan mutu pendidikan. Adanya pedoman dari pusat
dimaksudkan agar ada keseragaman untuk seluruh sekolah di Indonesia. Hal-
hal yang diatur adalah:
1) Penerimaan siswa baru dan persiapan tahun ajaran baru
2) Prosedur pengisian hari pertama di sekolah
3) Kegiatan belajar mengajar
4) Kegiatan dalam liburan sekolah
5) Upacara-upacara sekolah
6) Kegiatan ekstrakurikuler
d. Pembagian tugas guru
Dalam mengadakan pembagian tugas guru, kepala sekolah tidak boleh
“main perintah dan main tunjuk” tetpi dibicarakan dalam rapat meja guru
sebelum ajaran dimulai.
e. Pengaturan atau penempatan siswa dalam kelas
Pengaturan siswa dalam kelas sebaiknya sudah dilakukan bersama waktu
dengan pendaftaran ulang siswa tersebut. Hal ini akan mempermudah siswa
baru pada peristiwa hari pertama masuk ke sekolah. Oleh karena keadaan

3
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, S.Pd. 2008. Manajemen Pendidikan. (Yogyakarta:
Aditya Media). Hal. 133-139.

8
kemapuan siswa belum dikenal, maka yang dipakai untuk pertimbangan
penempatan ke kelas anatara lain: jenis kelamin, asal sekolah dan jika
mungkin latar belakang orang tua atau wali.
f. Penyusunan rencana mengajar
Penyusunan rencana mengajar dilakukan dua tahap:
1) Tahap penyusunan rencana terurai
Yang dimaksud dengan penyusunan rencana terurai adalah pembuatan
program garis besar tetapi terperinci mengenai penyajian bahan pelajaran
selam satu tahun.
2) Tahap penyusunan satuan pelajaran
Penyusunan satpel sebainya dilakukan sekaligus selesai sebelum
mengajar. Namun jika tidak mungkin, dilakukan secara bertahap jika
sudah memadai.

Pengembangan kurikulum berlandaskan manajemen, berarti melaksakan


kegiatan pengembangan kurikulum berdasarkan pola pikir manajemen, atau
berdasarkan proses manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen, yang
terdiri dari:4
a. Perencanaan kurikulum, yang dirancang berdasarkan analisis kebutuhan,
menggunakan model tertentu dan mengacu pada suatu desain kurikulum yang
efektif
b. Pengorganisasian kurikulum yang ditata baik secara struktural maupun secara
fungsional
c. Implementasi yakni pelaksanaan kurikulum di lapangan
d. Ketenagaan dalam pengembangan kurikulum
e. Kontrol kurikulum yang mencakup evaluasi kurikulum
f. Mekanisme pengembangan kurikulum secara menyeluruh
3. Segi manajemen dalam pelaksanaan kurikulum5
Sebagai salah satu batasan pengertian yang dimaksud dengan pelaksanaan
kurikulum adalah pelaksanaan mengajar dikelas yang berkali-kali telah disebut
merupakan inti dari kegiatan pendidikan sekolah. Oleh karena itu, secara
manajemen, selama guru berada dalam kelas terbagi menjadi 3 tahap, yaitu:
a. Persiapan
Yang dimaksud dengan tahap persiapan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
guru sebelum memulai mengajar, yang dikerjakan antara lain:
1) Mengucapkan “selamat pagi” dan meletakkan alat-alat mengajar di meja

4
Prof. Dr. Oemar Hamalik. 2010. Manajemen Pengembangan Kurikulum. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya). Hal 133-134.
5
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, S.Pd. 2008. Manajemen Pendidikan. (Yogyakarta:
Aditya Media). Hal. 140-141.

9
2) Meperhatikan kondisi sekeliling kelas apakah ada kondisi yang
mengganggu proses belajar mengajar misalnya jendela belum ditutup,
papan tulis belum dibersihkan, terdapat gambar miring, dan sebagainya
3) Melakukan absensi
4) Memeriksa apakah siswa sudah siap dengan catatan dan sudah tidak
adalagi barang-barang atau buku lain yang dipegang siswa
b. Pelaksanaan pelajaran
Yang dimaksud dengan pelaksanaan pelajaran adalah kegiatan belajar
mengajar sesungguhnya yang dilakukan oleh guru dan sudah ada interaksi
langsung dengan siswa mengenai pokok bahasan yang diajarkan. Pelaksanaan
pelajaran terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu:
1) Pendahuluan: yaitu mulai mengajar dan mengarahkan perhatian untuk
masuk ke pokok bahasan, misalnya dengan memberikan apersepsi atau
mengajukan pertanyaan yang harus dijawab siswa atau menyuruh siswa
untuk bercerita tentang bahan yang akan diterangkan dan sebagainya
2) Pelajaran inti: interaksi belajar mengajar yang terjadi dimana selama guru
dan siswa membahas pokok bahasan yang menjadi acara pada jam itu
3) Evaluasi: yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru setelah selesai
pembahasan pelajaran inti. Penutupan ini dapat dilakukan dengan:
membuat ringkasan, mengajukan pertanyaan, memberikan evaluasi
formatif, memberikan tugas rumah dan sebagainya
c. Penutupan
Yang dimaksud dengan penutupan adalah kegiatan yang terjadi di kelas setelah
guru selesai mengajarkan materi. Penutupan dilakukan dengan menghapus
papan tulis, pesan dan kesan, ucapan salam dan sebagainya.

C. Manajemen Siswa
1. Pengertian
Manjemen siswa adalah kegiatan pencatatan siswa mulai dari proses
penerimaan hingga siswa tersebut lulus dari sekolah disebabkan karena tamat atau
sebab lain.6 Tidak semua hal yang berhubungan dengan siswa termasuk dalam
manjemen siswa, tetapi adakalanya masuk dalam manjemen lain.
Mengelompokkan siswa untuk membentuk kelompok-kelompok belajar, termasuk
dalam majemen kurikulum, tetapi mencatat hasil belajar siswa dapat dikategorikan
sebagai manjemen siswa.
2. Ruang lingkup manajemen siswa7
6
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, S.Pd. 2008. Manajemen Pendidikan. (Yogyakarta:
Aditya Media). Hal. 57.
7
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, S.Pd. 2008. Manajemen Pendidikan. (Yogyakarta:
Aditya Media). Hal. 57-60.

10
Dengan melihat pada proses memasuki sekolah sampai sampai
meninggalkannya terdapat 4 kelompok pemanajemenan, yaitu:
a. Penerimaan siswa baru
Penerimaan siswa baru merupakan peristiwa penting bagi suatu sekolah,
karena peristiwa ini merupakan titik awal yang menentukan kelancaran tugas
sesuatu sekolah. Maka menjelang tahun ajaran baru proses penerimaan siswa
baru harus sudah selesai. Untuk itu penunjukkan panitia penerimaan siswa
baru telah dilakukan oleh kepala sekolah sebelum tahun ajaran berakhir.
Tugas panitia penerimaan:
1) Menentukkan banyaknya siswa yang diterima
2) Menentukkan syarat-syarat penerimaan siswa baru
3) Melaksakan penyaringan
4) Mengadakan pengumuman penerimaan
5) Mendaftar kembali calon yang sudah diterima
6) Melaporkan hasil pekerjaannya kepada pimpinan sekolah
b. Ketatausahaan siswa
Sebagai tindak lanjut dari penerimaan siswa maka kini menjadi tugas tata
usaha sekolah untuk mrmproses siswa-siswa tersebut dalam catatan sekolah.
Catatan-catatan sekolah dibedakan atas 2 jenis yaitu:
1) Catatan-catatan untuk seluruh sekolah
a) Buku induk.
b) Buku klapper
c) Catatan tata tertib sekolah:
2) Catatan-catatan untuk satu kelas (masing-masing)
a) Buku kelas, cuplikan buku induk
b) Buku presensi kelas yang diisi tiap\ hari dan p\ada akhir bulan dihitung
presentasenya
c) Buku-buku lain mengenai catatan presensi belajar dan bimbingan
penyuluhan
c. Pencatatan bimbingan dan penyuluhan
Ada empat jenis bimbingan yang dapat dilaksanakan di sekolah yaitu:
1) Bimbingan pribadi
2) Bimbingan social
3) Bimbingan belajar
4) Bimbingan karir
d. Pencatatan prestasi belajar
Pencataan prestasi belajar ada yang merupakan pencatatan untuk seluruh
sekolah, untuk masing-masing kelas da nada yang untuk siswa perorangan.
Diantaranya dicatat dalam bentuk:
1) Buku daftar nilai
2) Buku leggier (buku kumpulan nilai)
3) Buku raport

D. Manajemen Personal Sekolah

11
Personalia adalah semua anggota organisasi yang bekerja untuk kepentingan
organisasi itu yaitu untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Personalia
organisasi pendidikan mencakup para guru, para pegawai, para wakil
siswa/mahasiswa. Termasuk juga para manajer pendidikan yang mungkin dipegang
oleh beberapa guru. Personalia ini ditangani oleh para manajer agar aktivitas mereka
dapat dipertahankan dan semakin meningkat.
Orang-orang dalam organisasi pendidikan merupakan penentu keberhasilan atau
kegagalan pendidikan. Walaupun sumber pendidikan yang lain seperti dana
mencukupi, media lengkap, bahan pelajaran tersedia, sarana dan prasarana baik,
lingkungan belajar kaya, tetapi pelaksana-pelaksana pendidikan tidak berkompetensi
dan tidak berdedikasi belum tentu tujuan pendidikan akan tercapai.8
Manajemen personil adalah segenap proses penataan yang bersangkut-paut
dengan masalah memperoleh dan menggunakan tenaga kerja di sekolah dengan
efisien, demi tercapainya tujuan sekolah yang telah ditentukan sebelumnya. Segenap
proses penataan yang dimaksud meliputi perencanaan pegawai, cara memperoleh
tenaga kerja yang tepat, cara menempatkan dan penugasan, cara pemeliharaannya,
cara pembinaannya, cara mengevaluasinya, cara pemutusan hubungan kerja.
Jenis personil di sekolah ditinjau dari tugasnya yaitu:9
1. Tenaga Pendidik
Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, penguji, pengajar, dan pelatih.
2. Tenaga Fungsional Kependidikan
Tenaga fungsional pendidikan terdiri atas pengawas, peneliti, dan pengembang di
bidang pendidikan dan pustakawan.
3. Tenaga Teknis Kependidikan
Tenaga teknis kependidikan terdiri atas laboran dan teknisi sumber belajar.
4. Tenaga Pengelola Satuan Pendidikan
Tenaga pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua,
rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah.
5. Tenaga Administratif: Staf Tata Usaha

E. Manajemen Organisasi Sekolah


Organisasi secara etimologi berasal dari bahasa latin organum yang berarti alat.
Sedangkan dalam bahasa Inggris organize berarti mengorganisasikan yang
menunjukkan tindakan atau usaha untuk mencapai sesuatu. Jika dikaitkan dengan
pendidikan, organisasi adalah tempat untuk melakukan aktivitas pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.10

8
Made, Pidarta. Manajemen Pendidikan Indonesi., (Jakarta: Rineka Cipta, 2004). Hal. 108
9
Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan Edisi kesatu. (Yogyakarta: Aditya
Media, 2008). Hal. 215-216

12
Struktur adalah mekanisme organisasi, yang mana pada struktur itulah ditentukan
apa yang harus dikerjakan oleh setiap personalia organisasi dan akan tampak pula
pekerjaan-pekerjaan mana yang bisa digabungkan dibawah satu ketua. Salah satu
fungsi atau tugas manajemen adalah mengorganisasi. Dalam tugas ini tidak dimaksud
manajer membuat organisasi atau menggerakkan para anggota organisasi, akan tetapi
membuat struktur atau merumuskan mekanisme kerja bagi organisasinya.11
Keberadaan struktur organisasi menjadi pembeda utama antara organisasi formal
dan informal. Struktur organisasi formal atau sekolah dimaksudkan untuk
menyediakan penugasan kewajiban dan tanggung jawab kepada personel dan
membangun hubungan tertentu diantara orang-orang pada berbagai kedudukan.
Struktur dalam organisasi formal (sekolah) memperlihatkan unsur administrasi
diantaranya kedudukan, hierarki kekuasaan, serta kedudukan garis dan staf.12

F. Manajemen Tata Laksana Sekolah


Tata laksana artinya sekumpulan aktivitas kerja terstruktur dan saling terkait yang
menghasilkan keluaran yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Atau serangkaian
tindakan sistematis dengan menggunakan alat kerja atau sarana kerja untuk
menghasilkan bagian-bagian kelengkapan keluaran suatu tatalaksana (business
process).
Manajemen suatu tatalaksana (business process) harus memenuhi beberapa
prinsip sebagai berikut:
a. Definitif
Suatu tatalaksana (business process) harus memiliki batasan, masukan, serta
keluaran yang jelas.
b. Urutan
Suatu tatalaksana (business process) harus terdiri dari aktivitas yang berurut
sesuai waktu dan ruang.
c. Pelanggan
Suatu tatalaksana (business process) harus mempunyai penerima hasil proses.
d. Nilai tambah

10
Didin Kurniadin dan Imam Machali, Manajemen Pendidikan: Konsep dan Prinsip Pengelolaan
Pendidikan. (Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014). Hal. 239
11
Made, Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia. (Jakarta: Rineka Cipta, 2004). Hal. 56
12
Didin Kurniadin dan Imam Machali, Manajemen Pendidikan: Konsep dan Prinsip Pengelolaan
Pendidikan. (Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014). Hal. 242

13
Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nilai tambah pada
penerima.
e. Keterkaitan
Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terkait dalam suatu
struktur organisasi.

G. Manajemen Keuangan Sekolah


Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai tindakan pengurusan/ketatausahaan
keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban,
dan pelaporan (Depdiknas Ditjen Dikdasmen, 2007). Dengan demikian, manajemen
keuangan sekolah merupakan rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai
dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan, dan pertanggung-jawaban
keuangan sekolah.
Beberapa kegiatan manajemen keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan
sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan dana, pelaporan, pemeriksaan, dan
pertanggungjawaban (Lipham, 1985; Keith, 1991). Dalam manajemen keuangan
sekolah terdapat rangkaian aktivitas yang terdiri dari perencanaan program sekolah,
perkiraan pemasukan dan pengeluaran dalam pelaksanaan program, pengesahan, dan
penggunaan anggaran sekolah.
Menejemen keuangan Sekolah digunakan untuk membiayai pelaksanaan program
sekolah secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, tujuan manajemen keuangan
adalah:
1) meningkatkan keefektifan dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
2) meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah
3) meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah
Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam
menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam
pembukuan dan pertanggung-jawaban keuangan, serta memanfaatkannya secara benar
sesuai peraturan perundangan yang berlaku
Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana
pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan
akuntabilitas publik. Disamping itu, prinsip keefektifan juga perlu mendapat

14
penekanan. Dengan demikian, prinsip manajemen dana pendidikan meliputi
transparansi, akuntabilitas, keefektifan, dan efisiensi.

15
BAB II

PEMBAHASAN

Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Meningkatkan Kualitas Sekolah13


Oleh: Irma Septiani dan Bambang Budi Wiyono

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan lahan untuk beraktualisasi diri yang kadang tidak
ditemui dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari, baik dalam kepemimpinan, olahraga,
kesenian, dan religi. Pengembangan ekstrakurikuler dapat bermanfaat bagi sekolah yaitu
sebagai sarana untuk promosi sekolah kepada masyarakat khususnya masyarakat sekitar
sekolah. Dengan prestasi yang diperoleh sekolah maka akan meningkatkan derajat sekolah
dimata masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari
atas tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang beragam
siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya. Pendidikan bertujuan untuk
menyediakan lingkungan yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan potensi, bakat
dan kemampuannya secara optimal, sehingga mereka mampu mewujudkan dirinya dan
berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya maupun kebutuhan masyarakat.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar matapelajaran dan
pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh
pendidik dan tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah. Dengan
semakin berkembangnya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, perlu adanya tindakan
manajemen dan tindakan pembinaan yang baik sehingga kegiatan tersebut benar-benar
bermanfaat bagi siswa. Selain memiliki berbagai macam jenis kegiatan ekstrakurikuler yang
dari segi proses menejemennya bagus, SMA Negeri 1 Malang ini juga mempunyai kulaitas
yang sangat bagus dari segi manajemen sekolahnya. Hal itu terbukti dari diperolehnya
sertifikat ISO 9001:2008.
Proses Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang
Prinsip dalam proses perencanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang

13
Irma Septiani dan Bambang Budi Wiyono. Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam
Meningkatkan Kualitas Sekolah. Jurnal Manajemen Pendidikan Vol. 23, No. 5. (Malang: Universitas Negeri
Malang. 2012). Hal. 424-433

16
berhubungan dengan tata tertib. Proses pembuatan rancangan kegiatan ekstrakurikuler yaitu
melakukan inventarisir jenis kegiatan ekstrakurikuler, menyusun jadwal pelaksanaan
kegiatan, menyusun pedoman pelaksanaan kegiatan, mengadakan rapat untuk menentukan
Pembina kegiatan, mensosialisasikan rancangan program tersebut kepada guru dan komite
sekolah. Pihak yang telibat dalam proses pembuatan rancangan program kegiatan
ekstrakurikuler yaitu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan, tim tata
tertib dari bagian kurikulum, dan Pembina kegiatan ekstrakurikuler. Pihak yang telibat dalam
proses pembuatan rancangan program kegiatan ekstrakurikuler yaitu Kepala Sekolah, Wakil
Kepala Sekolah bagian Kesiswaan, tim tata tertib dari bagian kurikulum, dan Pembina
kegiatan ekstrakurikuler. Hasil dari proses perencanaan dalam kegiatan ekstrakurikuler di
SMA Negeri 1 Malang yaitu berupa program kegiatan ekstrakurikuler. Dengan adanya
perencanaan yang matang dapat memudahkan dalam setiap kegiatan yang telah ditentukan
bersama guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Proses Pengorganisasian Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang
Pengorganisasian (Organizing) merupakan suatu cara pengaturan pekerjaan dan
pengalokasian pekerjaan diantara para anggota organisasi sehingga tujuan pengorganisasian
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Pada proses pengorganisasian di SMA Negeri 1
Malang struktur organisasi yang berfungsi memudahkan setiap pembagian tugas dan melatih
tanggung jawab setiap anggota kegiatan ekstrakurikuler dan mempermudah koordinasi dan
komunikasi para anggota kegiatan ekstrakurikuler. Proses pengorganisasian yang dilakukan
oleh pihak sekolah sudah berjalan optimal. Semua itu dapat berjalan dengan lancar atas
bantuan dari berbagai pihak sesuai dengan bidang yang digeluti oleh masing-masing
komponen.
Komponen atau pihak yang terlibat dalam proses pengorganisasian di SMA Negeri 1
Malang yaitu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan, Pembina kegiatan
ekstrakurikuler dan para pengurus kegiatan ekstrakurikuler (siswa) agar proses
pengorganisasian dapat berjalan dengan lancar.
Dengan adanya proses pengorganisasian terhadap kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
dapat memudahkan dalam proses koordinasi dan kerjasama antara pihak-pihak yang terlibat
dalam implementasi kegiatan dalam sebuah organisasi.
Proses Penggerakan Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang
Penggerakan adalah sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode untuk
mendorong anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi
tercapainya tujuan organisasi dan efisien, efektif dan dinamis. Proses penggerakan atau

17
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang yaitu diatur dan disusun
secara tertulis agar kegiatan yang dijalankan dapat terarah dan berjalan dengan lancar sesuai
dengan pedoman, penggerakan atau pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dimulai dari awal
tahun pelajaran. Pihak yang terlibat dalam proses penggerakan atau pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang yaitu Pembina kegiatan dan anggota kegiatan
ekstrakurikuler (siswa). Komponen yang harus diperhatikan dalam proses penggerakan atau
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang yaitu sarana dan prasarana
serta surat permohonan izin yang digunakan untuk menunjang dan mendukung kelancaran
proses penggerakan kegiatan ekstrakurikuler.
Proses Pengawasan Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang
Pengawasan adalah proses mengarahkan seperangkat variabel /unsur (manusia,
peralatan mesin, organisasi) kearah tercapainya suatu tujuan atau sasaran manajemen.
Pengendalian dan pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah pelaksanaan suatu
kegiatan dalam organisasi sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah digariskan atau
ditetapkan. Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah
pentingnya dalam suatu organisasi.
Proses pengawasan pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang yaitu
dilakukan oleh pihak sekolah dan kegiatan pengawasan tersebut berlangsung pada saat
latihan kegiatan ekstrakurikuler berlangsung serta pada saat ada kegiatan kompetisi kegiatan
ekstrakurikuler.

18
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan
Ruang lingkup manajemen pendidikan dapat dilihat dari 4 sudut pandang, yaitu dari
sudut wilayah kerja, objek garapan, fungsi atau urutan kegiatan dan pelaksana.
Ruang lingkup manajemen pendidikan meliputi:
1. Manajemen kurikulum
2. Manajemen siswa
3. Manajemen personal sekolah
4. Manajemen organisasi sekolah
5. Manajemen tata laksana sekolah
6. Manajemen keuangan sekolah

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan sebagai bahan pembelajaran kita
bersama. Semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Selanjutnya kritik dan
saran selalu kami nantikan dari para pembaca yang budiman demi terciptanya makalah
kami yang lebih baik lagi kedepannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Didin Kurniadin dan Imam Machali, Manajemen Pendidikan: Konsep dan Prinsip
Pengelolaan Pendidikan. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media
Irma Septiani dan Bambang Budi Wiyono. 2012. Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler
Dalam Meningkatkan Kualitas Sekolah. Jurnal Manajemen Pendidikan Vol. 23, No. 5.
Malang: Universitas Negeri Malang
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Pengelolaan Keuangan Sekolah/Madrasah.
Bahan Diktat Kepala Sekolah. Jakarta: Lembaga Pengembangan Dan Pemberdayaan
Kepala Sekolah (Lppks)
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Oemar Hamalik. 2010. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:Aditya
Media.

20

Anda mungkin juga menyukai