Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita berbagai

macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa

keberkahan, baik kehidupan di dunia, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat

kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih

mudah dan penuh manfaat.

Makalah ini akan membahas mengenai Analisa Break Even Point

( BEP ), untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Manajemen Keuangan 1

oleh Ibu Siti Khotimah, SE, MM

Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen serta teman-teman sekalian yang

telah membantu sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah

ditentukan. Didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta

banyak kekurangan-kekurangnya.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-

mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-

teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau

mengambil hikmah dari judul ini.

Pangkalan Bun, November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB 2 ISI.......................................................................................................... 3

A. Pengertian Break Even Point........................................................................ 3

B. Pengertian Break Even Point Analysis (BEPA) ........................................... 3

C. Cara Menghitung Break Even Point ............................................................. 7

D. Manfaat Analisa Break Even Point .............................................................. 13

E. Beberapa Batasan Analisis Break Even Point .............................................. 14

BAB 3 PENUTUP ............................................................................................ 16

A. Kesimpulan .................................................................................................. 16

B. Saran ............................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap usaha bisnis didirikan dengan tujuan memperoleh laba. Laba dalam

suatu bisnis merupakan tujuan utama dan pening dalam perusahaan. Keuntungan

merupakan salah satu ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam

mengoperasikan suatu perusahaan. Mengingat upaya meraih laba tidak mudah,

maka seluruh kegiatan harus direncanakan lebih dahulu dengan baik. Pihak

manajemen suatu perusahaan harus mengerahkan dan mengarahkan seluruh unit

dalam perusahaan untuk mencapai satu tujuan, yakni mendapat laba. Dengan

demikian seluruh peserta dan unit usaha turut bertanggng jawab dalam mencapai

tujuan bisnis tersebut.

Terdapat beberapa faktor ekstern maupun intern yang dapat mempengaruhi

tingkat laba yang diperoleh perusahaan, yakni :

Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang/jasa yang

dicerminkan oleh harga pokok penjualan (HPP) atau harga pokok produksi (cost

of goods sold) Jumlah barang/jasa yang diproduksi dan dijual Harga jual barang

bersangkutan

Upaya meraih laba yang direncanakan perusahaan dipengaruhi oleh kegiatan

unsur tesebut, sehingga pihak manajemen perusahaan harus berusaha

mengendalikan ketiga hal tersebut.

Hal yang perlu diupayakan adalah agar seluruh barang yang diproduksi dapat

dijual. Dalam rangka menentukan penghasilan, diasumsikan bahwa barang yang

diproduksi habis terjual seluruhnya.

1
Pada faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat laba, upaya pihak manajemen

dapat melakukan penekanan terhadap biaya ke tingkat biaya yang paling

minimum. Di lain pihak volume penjualan barang/jasa dapat ditingkatkan ke

tingkat yang paling maksimum, sehingga barang yang diproduksi habis terjual.

Adapun penentuan harga jual ditetapkan dengan meraih tingkat keuntungan per-

unit yang memadai, sehingga harga jualnya dapat dijangkau masyarakat-

konsumen.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pengertian break even point?

2. Apa itu pengertian break even point analysis?

3. Bagaimana cara menghitung break even point?

4. Apa saja manfaat analisa break even point?

5. Apa saja batasan analisis break even point?

C. Tujuan

1. Apa itu pengertian break even point?

2. Apa itu pengertian break even point analysis?

3. Bagaimana cara menghitung break even point?

4. Apa saja manfaat analisa break even point?

5. Apa saja batasan analisis break even point?

2
3
BAB 2 ISI

A. Pengertian Break Even Point

Break even dapat diartikan suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan,

perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan = total

biaya). (Munawir, 1986).

Break Even Point adalah titik produksi, dimana hasil penjualan sama persis

dengan total biaya produksi. (Alwi, 1993).

B. Pengertian Break Even Point Analysis (BEPA)

Analisa break even adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan

yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak

menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa

break even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian

untuk berbagai tingkat penjualan. (Munawir, 1986)

Dari segi produksi, BEPA adalah titik yang menunjukkan tingkat produksi

barang/jasa yang dijual tetapi tidak memberikan keuntungan maupun kerugian.

Atau tingkat produksi barang/jasa dijual, di mana total penghasilan dan biaya

dalam keadaan impas atau sama besarnya. (Alwi, 1993)

Break Even Point Analysis (BEPA) adalah analisis untuk menentukan hal-hal

sebagai berikut:

4
 Menentukan jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar

perusahaan tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga

jumlah produksi minimum yang harus dibuat.

 Selanjutnya menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk

memperoleh laba yang telah direncanakan. Dapat diartikan bahwa tingkat

produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut.

 Mengukur dan menjaga agar penjualan tidak lebih kecil dari BEP. Sehingga

tingkat produksi pun tidak kurang dari BEP.

 Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan

atau tingkat produksi.

Jadi, BEPA dapat dilihat dari aspek pemasaran dan aspek produksi. Dari

aspek ”marketing” (pemasaran) BEP berarti volume penjualan di mana total

penghasilan (TR) sama dengan total biaya (TC), sehinggga perusahaan dalam

posisi tidak untung maupun tidak rugi.

Sedangkan bila ditinjau dari segi produksi, BEPA adalah titik yang

menunjukkan tingkat produksi barang/jasa yang dijual tetapi tidak memberikan

keuntungan maupun kerugian. Atau tingkat produksi barang/jasa dijual, di mana

total penghasilan dan biaya dalam keadaan impas atau sama besarnya.

Sehingga BEPA adalah alat perencanaan penjualan, sekaligus perencanaan

tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal tidak mengalami kerugian.

Selanjutnya karena harus untung berarti perusahaan harus berproduksi di atas

BEP.

5
Jadi, BEP bukan tujuan tetapi merupakan dasar penentuan kebijakan

penjualan dari kebijakan produksi, sehingga operasi perusahaan dapat

berpedoman dengan titik impas. Dengan kata lain, BEPA adalah alat menentukan

kebijakan berproduksi dan upaya penjualan barang agar minimal tidak rugi,

bahkan harus untung. (Prawirasentono, 1997)

Analisis titik impas pada prinsipnya hanya sekedar menetapkan pada tingkat

penjualan dan produksi berapa unit sehingga terjadi titik impas, di mana total

penghasilan sama dengan total biaya yang telah dikeluarkan.

Analisa break-even adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan

antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Oleh karena

analisa tersebut mempelajari hubungan antara biaya keuntungan - volume

kegiatan, maka analisa tersebut sering pula disebut “Cost - Profit - Volume

analysis (C.P.V. analysis). Dalam perencanaan keuntungan, analisa break-even

merupakan “profit-planning approach” yang mendasarkan path hubungan antara

biaya (cost) dan penghasilan penjualan (revenue).

Apabila suatu perusahaan hanya mempunyai biaya variabel saja, maka tidak

akan muncul masalah break-even dalam perusahaan tersebut. Masalah break-even

baru muncul apabila suatu perusahaan di samping mempunyai biaya variabel juga

mempunyai biaya tetap. Besarnya biaya variabel secara totalitas akan berubah -

ubah sesuai dengan perubahan volume produksi, sedangkan besarnya biaya tetap

secara totalitas tidak mengalami perubahan meskipun ada perubahan volume

produksi.

6
Dalam mengadakan analisa break-even, digunakan asumsi-asumsi dasar

sebagai berikut:

 Biaya di dalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel dan

golongan biaya tetap.

 Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah-ubah secara proporsionil

dengan volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya

adalah tetap sama.

 Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan

volume produksi/penjualan. ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-

ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.

 Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisa.

 Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila diprodusir lebih

dan satu macam produk, perimbangan penghasilan penjualan antara masing-

masing produk atau “sales mix”-nya adalah tetap konstan.

Salah satu cara untuk menentukan break-even point adalah dengan membuat

gambar break-even. Dalam gambar tersebut akan nampak garis-garis biaya tetap,

biaya total yang menggambarkan jumlah biaya tetap dan biaya variabel, dan garis

penghasilan penjualan.

Besarnya volume produksi/penjualan dalam unit nampak pada sumbu

horizontal (sumbu X) dan besarnya biaya dan penghasilan penjualan akan nampak

pada sumbu ventikal (sumbu Y).

Dalam gambar break-even tersebut break-even point dapat ditentukan, yaitu

pada titik di mana terjadi persilangan antara garis penghasilan penjualan dengan

7
garis biaya total. dan Apabila titik tersebut kita tarik garis lurus vertikal ke bawah

sampai sumbu X akan nampak besarnya break-even dalam unit. dan Kalau titik

itu ditarik garus lurus horizontal ke samping sampai sumbu Y, akan nampak

besarnya break-even dalam rupiah.

Dalam menggambarkan garis biaya tetap dalam gambar break-even itu dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggambarkan garis biaya tetap secara

horizontal sejajar dengan sumbu X, atau dengan menggambarkan garis biaya tetap

sejajar dengan garis biaya variabel. Pada cara yang kedua, besarnya “contribution

margin” akan nampak pada gambar break-even tersebut.

C. Cara Menghitung Break Even Point

Apabila anda memulai usaha baru untuk meningkatkan return tentu

membutuhkan beberapa hal seperti misalnya :

1. Menghitung-hitung berapa dana yang diperlukan untuk menyewa tempat

usaha, membeli peralatan, mempekerjakan karyawan dan hal-hal lain

2. Membuat proyeksi :

 Berapa volume penjualan yang perlu diperoleh agar dapat minimal menutup

seluruh biaya-biaya timbul. Ini dikenal dengan istilah Break Even Point

(Biasa disingkat BEP) dimana seluruh biaya yang timbul sama dengan total

penjualan yang diperoleh, sehingga perusahaan tidak memperoleh

keuntungan maupun kerugian.

 Berapa volume penjualan yang diperlukan agar kita dapat memperoleh laba

yang kita targetkan

8
1. Jenis Break Even Point

 BEP Unit : BEP yang dinyatakan dalam jumlah penjualan produk di nilai

tertentu.

 BEP Rupiah : BEP yang dinyatakan dalam jumlah penjualan atau harga

penjualan tertentu.

 Nah untuk lebih lengkapnya anda bisa mengetahui semua itu dari cara m

enghitung BEP tersebut.

2. Rumus Break Even Point (BEP)

BEP Unit = (Biaya Tetap) / (Harga per unit – Biaya Variable per Unit)

BEP Rupiah = (Biaya Tetap) / (Kontribusi Margin per unit / Harga per Unit)

Keterangan :

 BEP Unit / Rupiah = BEP dalam unit (Q) dan BEP dalam Rupiah (P)

 Biaya Tetap = biaya yang jumlahnya tetap walaupun usaha anda tidak sedang

berproduksi.

 Biaya Variable = biaya yang jumlahnya meningkat sejalan peningkatan

jumlah produksi seperti bahan baku, bahan baku pembantu, listrik, bahan bakar,

dan lain-lain

 Harga per unit = harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan.

 Biaya Variable per unit = total biaya variable perunit (TVC/Q)

 Margin Kontribusi per unit = harga jual per unit -biaya variable per unit

(selisih)

9
Contoh BEP perhitungan

Ada 3 elemen dari rumus BEP yang menyusun perhitungan BEP tersebut

diantaranya :

a. Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat

usaha, peralatan, komputer dll. Biaya ini adalah biaya yang tetap kita harus

keluarkan walaupun kita hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit

atau tidak menjual sama sekali.

b. Variable cost (biaya variable) yaitu biaya yang timbul dari setiap unit

penjualan contohnya setiap 1 unit terjual, kita perlu membayar komisi

salesman, biaya antar, biaya kantong plastik, biaya nota penjualan, dll.

c. Harga penjualan yaitu harga yang kita tentukan dijual kepada pembeli

d. Contoh penggunaan rumus untuk menghitung Break Even Point :

1) Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi

Break Even Point :

Total Fixed Cost

__________________________________

Harga jual per unit dikurangi variable cost

Contoh :

Fixed Cost suatu toko lampu : Rp.200,000,-

Variable cost Rp.5,000 / unit

Harga jual Rp. 10,000 / unit

10
Maka BEP per unitnya adalah

Rp 200.000

__________ = 40 unit

10.000 – 5.000

Artinya perusahaan perlu menjual 40 unit lampu agar terjadi Break Even

Point. Pada pejualan unit ke 41, baru mulai memperoleh keuntungan

2) Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu

diterima agar terjadi BEP :

Total Fixed Cost

__________________________________ x Harga jual / unit

Harga jual per unit dikurangi variable cost

Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan

yang harus diterima agar terjadi BEP adalah

Rp.200,000

_________ x Rp.10,000 = Rp.400,000,-

10,000 – 5,000

Contoh Soal BEP (Break Even Point) Bisnis Usaha

Usaha Dagang (UD) Tegar Jaya di Tahun 2017 mempunyai Data – Data

Biaya dan Rencana Produksi sebagai berikut:

Diketahui :

1. Biaya Tetap Dalam Sebulan adalah sebanyak Rp. 150 Juta yang terbagi

dari:

11
Rp. 1.500.000 Biaya Penyusutan Mobil Kijang

Rp. 10.000.000 Biaya Gaji Pemilik

Rp. 15.000.000 Biaya Gaji Asuransi Kesehatan

Rp. 18.500.000 Biaya Gaji Sewa Gedung Kantor

Rp. 30.000.000 Biaya Gaji Sewa Pabrik

Rp. 75.000.000 BIaya Gaji Pegawai

2. Biaya Variable Per Unit mencapai Rp. 75.000 yang terdiri dari :

Rp. 35.000 Biaya Bahan Baku

Rp. 15.000 Biaya Listrik dan Air

Rp. 15.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung

Rp. 10.000 Biaya Lain – Lain

3. Harga Jual Per Unit Rp. 100.000

Jawabannya :

Cara Menghitung BEP Dalam Unit milik Badan Usaha Tegar Jaya adalah

= Biaya Tetap / (Harga Per Unit – Biaya Variable Per Unit)

= Rp. 150.000.000 / (Rp. 100.000 – Rp. 75.000)

= Rp. 150.000.000 / Rp. 25.000

= 6.000 Unit

Cara Menghitung BEP Dalam Rupiah milik Badan Usaha Tegar Jaya adalah

= Biaya Tetap / (Kontribusi Margin Per Unit / Harga Per Unit)

= Rp. 150.000.000 / (Rp. 25.000 / Rp. 100.000)

12
= Rp. 150.000.000 / 0.25

= Rp. 600.000.000

Jadi Nilai Break Event Point (BEP) dari Badan Usaha Tegar Jaya

tercapai ketika Penjualan Barang (Produknya) mencapai 6.000 Unit, yang

telah dibuktikan dengan Cara Menghitung BEP Unit Badan Usaha milik

Tegar Jaya. Dan jika didalam BEP Rupiah dari Badan Usaha milik Tegar

Jaya tercapai jika menyentuh Penjualan Produk (Barang) dengan nilai

sebesar Rp. 600 Juta.

Dan sebagai tambahan informasi saja bahwa didalam Cara Mencari

Break Event Point (BEP) dalam suatu Usaha Bisnis dan Usaha Dagang,

maka nilai dari BEP tersebut sangat tergantung dari Perubahan Harga Jual

Per Unit, Perubahan Biaya Tetap, Perusahaan Biaya Variable dan Perubahan

Komposisi Sales Mix sehingga bagi kalian sebagai Pengusaha dan Pemilik

Suatu Usaha harus mengetahui secara pasti Nilai dari Biaya – Biaya tersebut

didalam Suatu Bisnis Usaha Anda. Mungkin hanya seperti itu saja

pembahasan tentang Rumus BEP dan Cara Menghitung BEP yang bisa saya

berikan kepada para Pembaca, dan semoga saja ulasan tentang salah satu

Rumus Akuntasi ini dapat berguna dan bermanfaat kepada kalian para

Pembaca.

13
D. Manfaat Analisa Break Even Point

Menurut Rony (1990, p. 357) analisis titik impas atau analisis Break Even

Point sangat bermanfaat bagi manajemen dalam menjelaskan beberapa keputusan

operasional yang penting dalam tiga cara berbeda namun tetap berkaitan yaitu:

1. Pertimbangan tentang produk baru dalam menentukan berapa tingkat

penjualan yang harus dicapai agar perusahaan memperoleh laba.

2. Sebagai kerangka dasar penelitian pengaruh ekspansi terhadap tingkat

operasional.

3. Membantu manajemen dalam menganalisis konsekuensi penggeseran biaya

variabel menjadi biaya tetap karena otomisasi mekanisme kerja dengan

peralatan yang canggih.

Matz, Usry dan Hammer (1991, p. 224) juga menjelaskan beberapa manfaat

analisa break even untuk manajemen, yaitu :

 Membantu pengendalian melalui anggaran.

 Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan.

 Menganalisa dampak perubahan volume.

 Menganalisa harga jual dan dampak perubahan biaya.

 Merundingkan upah.

 Manganalisa bauran produk.

 Manerima keputusan kapitalisasi dan ekspansi lanjutan.

 Menganalisa margin of safety.

Sedangkan menurut Sigit (1993, p. 1) analisa Break Even Point mempunyai

beberapa manfaat, diantaranya adalah :

14
 Sebagai dasar merencanakan kegiatan operasional dalam usaha mencapai laba

tertentu.

 Sebagai dasar atau landasan untuk mengendalikan aktivitas yang sedang

berjalan.

 Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual.

 Sebagai bahan atau dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan

E. Beberapa Batasan Analisis Break Even Point

Analisis break-even mempunyai beberapa batasan. Batasan tersebut berupa

asumsi yang mendasari model analisis tersebut. Analisis itu akan berguna apabila

beberapa asumsi dasar dipenuhi. Asumsi – asumsi tersebut adalah:

Harga jual dan biaya variable per unit konstan. Asumsi ini sering disebut dengan

asumsi linieritas. Dalam praktik, fungsi pendapatan dan biaya cenderung bersifat

nonlinier seperti tampak pada gambar.

Ket:

Q1 = break-even point yang rendah

Q2 = profit maksimum

Q3 = break-even point yang tinggi

Komposisi biaya operasi, asumsi lain dari analisis peluang pokok adalah

bahwa biaya dapat diklasifikasikan ke dalam biaya tetap dan biaya variable.

Dalam kenyataannya biaya tetap dan biaya variable saling tergantung satu sama

lain dalam range tertentu dan jangka waktu tertentu.

15
Produk ganda, analisis peluang pokok mengasumsikan bahwa perusahaan

memproduksi dan menjual produk tunggal atau kombinasi produk yang konstan

atas berbagai produk yang dihasilkan. Dalam kenyataannya banyak perusahaan

yang tidak dapat mempertahankan kombinasi produk untuk jangka panjang,

akibatnya alokasi biaya tetap kepada setiap jenis produk menjadi sulit.

Ketidakpastian, asumsi dalam analisis adalah bahwa biaya variable per unit,

harga jual dan biaya tetap dapat diketahui dengan pasti untuk setiap output. Dalam

kenyataannya factor – factor tersebut adalah penuh ketidapastian (uncertainty).

Selain itu, analisis peluang pokok hanya relevan untuk perencanaan jangka

pendek, beberapa biaya seperti biaya penelitian dan pengembangan baru akan

dirasakan manfatnya dalam jangka panjang.

16
BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan

Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan

dimana perusahaan di dalam operasinyan tidak memperoleh keuntungan dan tidak

menderita kerugian. Tujuan dari analisis break event point yaitu untuk mengetahui

pada volume penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan akan mencapai

laba tertentu.

Analisis Break Even Point secara umum dapat memberikan informasi kepada

pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan

tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjulalan tertentu.

Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat

dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini dapat dipertahankan apabila

biaya-biaya dan harga jual adalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan

biaya akan mempengaruhi titik break even.

B. Saran

Demikianlah makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi penyusun

dan para pembaca, Mengingat keterbatasan dari hasil makalah ini, yang di tulis

sedemikian rupa yang tidak luput dari kekurangan. Diharapkan bisa menjadi salah

satu refrerensi dan dikembangkan.

17
DAFTAR PUSTAKA

 http://mukhyi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/15232/ANALISIS+BRE

AK+EVEN+POINT.pdf

 http://astried_permanasari.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/46700/Bab

+10+ANALISIS+BREAK+EVEN+POINT.pdf

 https://journal.uny.ac.id/index.php/jkpai/article/download/871/690

 Alwi, Drs. Syafrudin MS. 1993. Alat – alat Analisis dalam Pembelanjaan.

Andi Offset. Yogyakarta

 Munawir, Drs. S. 1979. Analisis Laporan keuangan. Liberty. Yogyakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai