Disusun Oleh:
Fazlina Arisya (1505112709)
Mega Syahira (1505122222)
Nur Khaira Fani (1505120261)
Reni Hernita (1505121760)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kehendak-Nya lah
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Peluruhan Zat Radioaktif” sebagai
tugas matakuliah Radiokimia. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kritik dan masukan yang membangun terhadap materi dan penyajian
makalah ini.
Kami menyadari pada makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu kami
senantiasa mengharapkan masukan atau kritik demi penyempurnaan makalah ini. Akhirnya
semoga makalah ini bisa turut andil dalam mencerdaskan generasi muda bangsa.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................1
................................................................................................................................................
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. sejarah Radioaktif ........................................................................................................ 2
B. Peluruhan Radioaktif .................................................................................................... 3
C. Deret Radioaktif ............................................................................................................ 4
D. Jenis-Jenis Peluruhan .....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Berlakang
Kimia inti merupakan ilmu yang mempelajari struktur inti dan bagaimana struktur inti
mempengaruhi kestabilan inti serta peristiwa inti seperti keradioaktifan alam dan
transmutasi inti. Dalam hal ini sukar dibedakan antara kimia inti dan fisika inti.
Bidang ilmu kimia yang mempelajari efek radiasi dan radioisotop pada materi serta
perubahan dalam materi disebut kimia radiasi. Pengunaan teknik-teknik kimia dalam
mempelajari zat radioaktif dan pengaruh kimiawi dari radiasi zat radioaktif dipelajari dalam
bidang radiokimia.
Peluruhan radioaktif adalah kumpulan beragam proses di mana sebuah inti atom yang
tidak stabil memancarkan partikel subatomik (partikel radiasi). Peluruhan terjadi pada
sebuah nukleus induk dan menghasilkan sebuah nukleus anak. Ini adalah sebuah proses
acak sehingga sulit untuk memprediksi peluruhan sebuah atom. Suatu atom yang tidak
stabil dapat distabilkan dengan cara radioaktivitas.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud peluruhan radioaktif?
2. Apakah yang dimaksud dengan deret radioaktif?
3. Apa sajakah jenis peluruhan radioaktif?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan peluruhan zat radioaktif.
2. Mengetahui dan menjelaskan deret radioaktif radioaktif.
3. Mengetahui jenis-jenis radioaktif
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Radioakif
Sejarah penemuan zat radioaktif diawali dengan ditemukannya sinar X oleh Wilhelm
Conrad Roentgen pada tahun 1895. Setelah itu, para ilmuwan menyadari bahwa beberapa
unsur dapat memancarkan sinar-sinar tertentu, meskipun pada waktu itu para ilmuwan belum
memahami hakikat sebenarnya dari sinar-sinar tersebut serta mengapa unsur-unsur
memancarkannya.
Pada tahun 1896, Henri Becquerel, fisikawan Perancis berusaha mendapatkan sinar X
dari suatu batuan yang mengandung garam uranium. Secara tidak sengaja, batuan tersebut
dibungkus dengan kertas hitam dan diletakkan di atas plat film itu, ia sangat terkejut karena
bagian film pada tempat garam uranium diletakkan menjadi gelap. Dari hasil penelitiannya,
diketahui bahwa penyebab gelapnya bagian plat foto adalah radiasi berdaya tembus kuat,
bahkan lebih kuat dari sinar X yang dipancarkan secara spontan oleh garam uranium tanpa
harus disinari terlebih dahulu. Radiasi spontan garam uranium terjadi karena mengandung
unsur uranium yang bersifat radioaktif. Peristiwa radiasi spontan ini kemudian
disebutkeradioaktifan, sedangkan zat yang yang bersifat radioaktif disebut dengan zat
radioaktif.
Pada tahun 1898, Marie Sklodowska Curie dan oleh suaminya, Pierre Curie
menemukan unsur radiaktif lainnya dari mineral pitchblende yaitu polonium dan radium.
Nama unsur polonium diambil dari nama negara asal Marie Sklodowska Curie, yaitu
Polandia, sedangkan nama unsur radium diambil dari bahasa Yunani “radiare” yang artinya
bersinar. Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa sinar radioaktif dapat
dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan muatan mereka. Sinar radioaktif yang bermuatan
positif diberi nama sinar alfa, dan tersusun dari inti-inti helium. Sinar radioaktif yang
bermuatan negatif diberi nama sinar beta, dan tersusun dari elektron-elektron. Sementara itu,
Paul Ulrich Villard menemukan jenis sinar radioaktif yang ketiga, yaitu sinar gama yang
tidak bermuatan. Sinar gama adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik dengan panjang
gelombang yang lebih pendek dari sinar X.
B. Peluruhan Radioaktif
Radioaktifitas suatu unsur timbul dari radioaktifitas satu atau lebih isotopnya. Banyak
sekali unsur dalam alam yang tidak memiliki unsur isotop radioaktif, walaupun demikian,
isotop seperti itu dapat disiapkan supaya menjadi radioaktif secara artifisial ( buatan) dan
dapat berguna didalam penelitian biologi dan kedokteran sebagai “perunut”. Prosedurnya
ialah dengan menggabungkan radionuklir dalam senyawa kimiawi dan mengikuti apa yang
terjadi pada senyawa itu dalam organisme hidup dan memantau radiasi.
Peluruhan radioaktif ialah kumpulan beragam proses dimana sebuah inti atom yang
tidak stabil memancarkan partikel subatomik (radiasi). Dalam suatu peluruhan radioaktif
yang khas, sebuah inti pada mulanya tak stabil yang disebut induk (parent) yang
memancarkan sebuah partikel dan meluruh menjadi sebuah inti yang disebut anak (daughter).
Secara efektif, kelahiran anak muncul dari kematian induknya. Inti anak ini dapat berupa inti
yang sama pada keadaan energi yang lebih rendah, seperti peluruhan γ, atau sebuah inti yang
baru muncul dari peluruhan α dan β. Tidak peduli pada apa jenis partikel apa yang
dipancarkan, semua peluruhan inti mengikuti aturan peluruhan radioaktif yang sama. Jika
pada awalnya terdapat N0 inti induk tak stabil, maka jumlah inti induk N yang tersisa setelah
selang waktu t.
Tak perduli apapun sifat dasar peluruhan tersebut, namun ciri utamanya adalah bahwa
peluruhan itu adalah proses statistic. Misalnya, tinjaulah satu gram bahan contoh logam
uranium. Logam uranium ini mengandung 2,5 x 1021 atom dari pemancar alfa 238
U yang
umumnya sangat panjang. Inti atom ini telah ada tanpa meluruh sejak atom ini diciptakan
(sebelum tata surya ) didalam peledakan supernova.
Selama setiap detik yang diberikan, kira-kira 12.000 dari inti didalam bahan contoh
kita akan meluruh, dengan memancarkan partikel α didalam proses itu. Akan tetapi, secara
absolut kita tidak mempunyai cara untuk meramalkan, apakah setiap inti yang diberikan
238
didalam contoh tersebut akan termasuk diantara inti yang akan meluruh. Setiap inti U
tunggal mempunyai kemungkinan yang persis sama seperti yang lainnya (2,5 x 1021), atau
peluang didalam 2 x 107. Sedangkan unsur lain seperti kalium memiliki isotop
mantap.Umumnya jika sebuah bahan contoh mengandung N inti radioaktif, maka kita dapat
menyatakan ciri statistic dari proses peluruhan tersebut dengan mengatakan bahwa
banyaknya peluruhan perdetik R (= -dN/dt) adalah sebanding dengan N atau
dN
- = λN
dt
Aktifitas sebuah sample nuclide radioaktif ialah laju peluruhan inti atom
pembentukkannya. Jika N menyatakan banyaknya inti dalam sample pada suatu saat. Tanda
minus yang dipakai agar R menjadi suatu kuantitas positif karena dN/dt, tentusaja secara
instrinstik beharga negative. Satuan SI dari aktifitas diberi nama menurut nama Henri
Becquerell.
1 becquerel = 1 Bq = 1 kejadia/s
Aktifitas yang didapatkan dalam praktek biasanya sangat tinggi sehingga satuan MBq
( 1MBq = 106 Bq) dan GBq ( 1GBq = 109) sering dipakai. Sebelumnya dipakai satuan Curie
(Ci) yang mulanya didefinisikan sebagai aktifitas dari 1g radium, yakni 1 curie = 1 Ci = 2,70
x 1010 kejadian/s = 37GBq. Berdasarkan hal tersebut definisi dari 1g radium beberapa persen
lebih kecil. Jarum jam yang berpencar mengandug beberapa mikrocurie radium dan kalium
memiliki aktifitas 1 milicurie perkilogram yang ditimbulkan oleh sebagian kecil radiosotop
didalamnya.
Peluruhan radioaktif terbagi menjadi dua yakni peluruhan berumur pendek dan
peluruhan berumur panjang. Peluruan berumur panjang yakni peluruhan yang
memungkinkan seseorang dapat mengukur waktunya secara langsung dan berumur panjang
hampir tidak mungkin karena harus menunggu waktunya dalam kurun waktu yang lama dan
untuk mengamati peluruhan dapat diukur dengan waktu didalam persamaan sebelumnya.
C. Deret Radioaktif
Deret keradioaktifan merupakan kelompok unsur yang terbentuk dari satu alkida
radioaktif yang berturut-turut memancarkan partikel alfa atau partikel beta. Pada setiap
pancaran radiasi terbentuk atom dari unsur yang berlainan. Deret ini dimulai dari unsur induk
yang meluruh terus menerus membentuk atom baru sehingga akhirnya membentuk atom yang
tidak radiaoktif. Kebanyakan radioaktif yang didapatkan dari alam merupakan anggota dari
empat deret radioaktif, masing-masing deret terdiri dari urutan produk nuklida anak yang
hanya dapat dari nuklida induk tunggal. Penyebab hanya terdapat empat deret dapat
diturunkan dari fakta bahwa peluruhan alfa mereduksi nomor massa sebuah inti dengan 4.
Jadi nuklida yang nomor massanya memenuhi A= 4n
Dengan n adalah bilangan bulat, dapat meluruh menjadi yang lainnnya dalam urutan
yang menurun dari nomor massa. Nuklide radioaktif yang nomor massanya menuruti
persamaan tersebut maka dikatakan sebagai deret empat atau deret 4n. Anggota deret 4n+1
memiliki nomor massa yang memenuhi A= 4n+1 dan berturut turut untuk A= 4n +2, A=
4n+3.Anggota masing-masing deret ini juga dapat meluruh menjadi yang lain dalam orde
yang menurun dari nomor massa.
Nama deret Jenis Inti terakhir Anggota dengan umur Umur waktu paro
(mantap) panling panjang
Dari table tersebut nuklida anak yang mantap yang merupakan produk akhir dari deret
ini. Umur paro Neptunium begitu pendek dibandingkan dengan yang lainnya. Sehingga
anggota deret ini tidak didapatkan dalam alam pada saat ini. Namun nuklide itu, telah
dihasilkan dalam laboratorium dengan menembaki inti berat dengan neutron.
b.
c.
b. Deret peluruhan Neptunium A = ( 4n +1 )
213
Peluruhan 83Bi bisa berlangsung melalui pemancaran alfa dan pemancaran beta
atau dalam uritan terbalik.
D. Jenis-Jenis Peluruhan
a. Peluruhan alfa
Yakni peluruhan yang dimana partikel alfa memisahkan dari inti sehingga mereduksi
harga dari inti. Peluruhan alfa terjadi pada inti agar memperbesar kemantapan unsur tersebut.
Partikel alfa tidak akan langsung bisa memisahkan partikelnya dari inti. Inilah yang membuat
suatu unsur memerlukan waktu untuk memperbesar kemantapan unsur. Ini dikarenakan inti
dari tersebut dikelilingi oleh sebuah rintangan potensial yang cukup besar dan partikel alfa
memerlukan cukup energi kinetik dan massa partikel alfa yang kecil agar mampu lolos dari
inti.
b. Peluruhan beta
Peluruhan beta merupakan suatu cara inti untuk dapat mengubah komposisinya
supaya mencapai kemantapan yang matang, yakni dengan cara meluruhkan partikel
bermuatan negatif (electron) yang disebut beta negatif dan partikel positif yangdisebut beta
positif oleh inti.
32
P 32 + e- + v
Simbol v menyatakan sebuah neutrino, yakni sebuah partikel netral yang dipancarkan
dari inti bersama-sama dengan elektron selama proses peluruhan tersebut. Neutrino hanya
berinteraksi secara sangat lemah dengan materi dan karena alasan itu sangat sukar untuk
dideteksi sehingga kehadirannya tidak begitu diperhatikan.
Selama peluruhan beta sebuah neutron akan mengubah dirinya menjadi sebuah
proton didalam inti tersebut ataupun sebaliknya.
n p + e- + v ( peluruhan β-)
p n + e+ + v ( peluruhan β+)
Dan peluruhan beta ini merupakan peluruhan beta dasar. Di dalam peluruhan alfa
terjadi energi yang sama disetiap peluruhan-peluruhan alfa individu. Akan tetapi, didalam
peluruhan beta, energi elektron yang dipancarkan didistribusikan ke sebuah spektrum kontinu
dari nol hingga ke suatu nilai maksimum tertentu Kmaks.
c. Peluruhan Gama
Sebuah inti dapat berada didalam keadaan ikat yang energinya lebih tinggi daripada
keadaan dasar, seperti juga atom bisa berada dalam keadaan seperti itu. Inti yang terekstasi
lebih akan kembali ke keadaan dasar dengan memancarkan foton yang energinya bersesuaian
dengan perbedaan energi antara berbaai keadaan awal dan keadaan transisi yang bersngkutan.
Foton yang dipancarkan inti mempunyai energi yang berbeda-beda hingga mencapai
beberapa MeV dan itulah disebut dengan sinnar gamma
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sejarah penemuan zat radioaktif diawali dengan ditemukannya sinar X oleh Wilhelm
Conrad Roentgen pada tahun 1895. Peluruhan radioaktif ialah kumpulan beragam proses
dimana sebuah inti atom yang tidak stabil memancarkan partikel subatomik (radiasi). Dalam
suatu peluruhan radioaktif yang khas, sebuah inti pada mulanya tak stabil yang disebut induk
(parent) yang memancarkan sebuah partikel dan meluruh menjadi sebuah inti yang disebut
anak (daughter). Deret keradioaktifan merupakan kelompok unsur yang terbentuk dari satu
alkida radioaktif yang berturut-turut memancarkan partikel alfa atau partikel beta. Pada setiap
pancaran radiasi terbentuk atom dari unsur yang berlainan. Deret ini dimulai dari unsur induk
yang meluruh terus menerus membentuk atom baru sehingga akhirnya membentuk atom yang
tidak radiaoktif.Kemudian jenis peluruhan radioaktif terdiri dari peluruhan alfa, beta dan
gama
B. SARAN
Agar materi dapat dipahami lebih baik diharapkan mahasiswa dapat mengikuti
perkuliahan maupun diskusi secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA