Anda di halaman 1dari 11

DASAR-DASAR HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Di susun oleh :
Muhammad Thahiran
Nim 180802041

ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH
2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Pengantar Hukum dengan judul “DASAR-DASAR
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
pembimbing telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Banda Aceh,3 Januari 2019

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1


Latar belakang................................................................................................................... 1
Rumusan masalah ............................................................................................................. 1
Tujuan penulis................................................................................................................... 1

BAB II DASAR-DASAR HUKUM ADMINISTRASI NEGARA ......................................... 2


2.1 Defenisi dan Deskripsi Hukum Administrasi ............................................................ 2
2.2 Perkembangan Hukum Administrasi ......................................................................... 4
2.3 Kedudukan Hukum Administrasi dalam lapangan Hukum ....................................... 6

BAB III
KESIMPULAN ........................................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam cabang ilmu hukum, ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut Hukum
Administrasi Negara. Misalnya ada yang menggunakan istilah Hukum Tata Pemerintahan, dan ada
juga yang menggunakan istilah Hukum Tata Usaha Negara. Meskipun dalam ruang penyebutan
istilah yang berbeda, namun dalam perkembangan selanjutnya pemakaian istilah untuk bidang
ilmu hukum ini diganti lagi menjadi istilah Hukum Administrasi Negara, setelah sebelumnya
sempat menggunakan istilah Hukum Tata Pemerintahan pada tahun 1972 atas dasar Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 30 Desember 1972 Nomor
198/U/1972 tentang pedoman kurikulum minimal.

Hukum Administrasi Negara ini menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan dan
yang memungkinkan para pejabat administrasi Negara melakukan tugas istimewa mereka (definisi
Logemann). Administrasi Negara diberi tugas mengatur kepentingan umum, misalnya kesehatan
masyarakat, pengajaran, dan lain-lain. Agar alat-alat perlengkapan Negara, dalam hal ini organ
Administrasi Negara dapat menjalankan tugas menyelenggarakan kesejahteraan umum secara
baik, maka Administrasi Negara memerlukan kemerdekaan untuk bertindak atas inisiatif sendiri
terutama dalam menyelesaikan masalah-masalah penting yang timbul dengan sekonyong-
konyong, yang peraturan penyelesaiannya belum ada, atau belum dibuat oleh badan legislatif.
Kemerdekaan tersebut disebut Freies Ermessen.

Maka dari itu, untuk dapat mengetahui deskripsi lengkap tentang Hukum Administrasi
Negara, maka kami akan mengungkap pembahasan tersebut di dalam makalah ini meliputi definisi,
deskripsi administrasi,perkembangan hukum administrasi sekaligus kedudukan hukum
administrasi dalam lapangan hukum.

Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Hukum Administrasi Negara?


2. Bagaiamana Perkembangan Administrasi Negara?
3. Bagaimana Kedudukan Hukum Administrasi dalam Lapangan Hukum?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Agar mampu memahami definisi Hukum Administrasi Negara.


2. Agar mampu memahami Perkembangan Hukum Administrasi Negara.
3. Agar mampu memahami Kedudukan Hukum Administrasi dalam Lapangan Hukum.

1
BAB II

DASAR-DASAR HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

2.1 Defenisi dan Deskripsi Hukum Administrasi

Dalam hal ini pengertian administrasi (negara) yang dipakai sebagai unsur pengertian
Hukum Administratif Negara adalah administrasi negara dalam pengertian luas. Dari pengertian
tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa secara etimologis Hukum Administratif Negara adalah
hukum yang mengatur aparat atau gabungan jabatan-jabatan yang berada di bawah pemerintah
melaksanakan tugas yang tidak ditugaskan kepada badan-badan pengadilan dan legislatif. Hukum
Administratif Negara menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan akan memungkinkan
para penjabat (ambtsdragers) (administrasi negara) melakukan tugas mereka yang khusus
(Utrecht).

Penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan diatur dalam konstitusi dan peraturan-


peraturan yang terhimpun dalam Hukum Tata Negara. Akan tetapi, dalam hal-hal teknis, Hukum
Tata Negara tidak cukup dan tidak dapat dilaksanakan secara efektif. Karenanyalah lahir Hukum
Administrasi Negara. Hukum Administrasi Negara lahir sebagai instrumen untuk melaksanakan
penyelenggaraan negara dan mengawasi penyelenggaraan negara tersebut.

Hukum Administrasi Negara secara teoritis :

Pendapat Prajudi Atmosudirdjo:

Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang mengatur seluk beluk administrasi negara dan hasil
ciptaan administrasi negara

– Pengertian seluk beluk administrasi negara diartikan hukum yang mengatur mengenai organisasi,
fungsi, wewenang dan kewajiban, kepegawaian, keuangan, sarana dan pengawasan.
– Sedangkan hasil ciptaan administrasi negara adalah berbagai keputusan administrasi.

Pendapat Utrecht:

Hukum Administrasi Negara adalah cabang ilmu pengantar hukum yang menguji hubungan hukum
istimewa yang diadakan akan memungkinkan para pejabat (administrasi negara) melakukan tugas
istimewa (khusus) mereka.

Pendapat C.V.V Hoven:

Hukum Administrasi Negara adalah rangkaian aturan-aturan yang harus diperhatikan oleh alat-alat
perlengkapan negara di dalam menjalankan tugasnya.

Pendapat Oppenheim:
Hukum Administrasi Negara adalah rangkaian aturan-aturan hukum yang mengatur cara bagaimana
alat-alat perlengkapan negara menjalankan tugasnya.

2
Pendapat Muchsan:

Hukum Administrasi Negara adalah hukum mengenai struktur dan kefungsian administrasi negara.
Defenisi bukanlah merupakan satu-satunya cara untuk menjelaskan suatu konsep,apalagi untuk
konsep hukum yang sejak dulu telah diingatkan oleh Immanuel Kant: “Noch suchen die Juristen
eine Defenition zu ihrem Begriffe von Recht”.Namun demikian telah banyak defenisi yang
diketengahkan tentang hukum administrasi.Defenisi-defenisi tersebut meskipun kurang
lengkap,namun setidak-tidaknya memberikan gambaran pertama/elemen tentang hukum
administrasi.
J.M. Baron de Gerando mengetengahkan bahwa objek hukum administrasi adalah
peraturan-peraturan yang mengatur hubungan timabl balik antara pemerintah dan rakyat (Le droit
administratif a pour object les regles qui regissent les rapport reciproques de I’administration avec
les administres. K.P.h. 16). Deskripsi tentang objek hukum administrasi dari De Gerando seperti
tersebut di atas kiranya mewarnai hukum administrasi dalam perkembangan selajuntnya.Hal ini
dapat kita bandingkan dengan defenisi dan deskripsi yang diketengahkan penulis-penulis dewasa
ini.
Deskripsi dari J. Oppenheim mengetengahkan perbedaan terhadap terhadap tinjauan
negara oleh hukum tata negara dan oleh hukum administrasi. Hukum Tata Negara menyoroti
negara dalam keadaan bergerak (K.P.h. 16).Pnedapat tersebut selanjutnya dijabarkan oleh C.van
Vollenhoven dalam defenisi hukum tata negara dan defenisi hukum administrasi. Hukum Tata
Negara adalah keseluruhan peraturan hukum yang membentuk alat-alat perlengkapan negara dan
menentukan kewenangan alat-alat perlengkapan negara tersebut (het staatsrecht is dat cmplex van
rechtsvoorschriften,dat organen inselt en daaran bevoegdheden toekent ( K.P.h. 16). Hukum
administrasi adalah keseluruhan ketentuan yang mengikat alat-alat perlengkapan negara,baik
tinggi maupun rendah,setelah alat-alat itu akan menggunakan kewenang-kewenangan
ketatanegaraan .
Dekripsi hukum administrasi oelh J.H.A. Logeman ialah huku administrasi meliputi
peraturan-peraturan khusus,yang di samping hukum perdata positif yang berlaku umum,mengatur
cara-cara organisasi negara ikut serta dalam lalu lintas masyarakat.

E. Utrecht mengetengahkan: “Hukum administrasi negara (hukum pemerintahan) menguji


hubungan hukum istimewa yang diadakan alann memungkinkan para pejabat (ambtsdrager)
adminitrasi negara melakukan tugas mereka yang khusus”. Selanjutnya E. Utrecht menjelaskan
bahwa “hukum administrasi adalah hukum yang mengatur sebagian lapangan pekerjaan
administrasi negara”.Bagian lain lapangan pekerjaan administrasi negara diatur oleh hukum tata
negara,hukum privat dan sebagainya.

3
2.2 Perkembangan Hukum Administrasi

Hukum administrasi telah berkembang dalam suasana manakala pihak Pemerintah mulai
menata masyarakat dan dalam kaitan itu menggu nakan sarana hukum,umpamanya dengan
menetpkan keputusan-keputusan larangan terrentu atau dengan menrtibkan sistem-sistem
perizinan.Oleh karena itu dapat di sepakati bahwa,hukum administrasi dalam bentuk sangat
awalnya sudah terlalu kuno,oleh karena pihak Pemerintah juga sejak dahulu kala telah bertanggung
jawab atas penataan dan pengelolaan masyarakat secara lebih kurang.Hukum administrsasi dalam
bentuk yang demikian ini nampaknya senantiasa merupakan “Hukum Administrasi Luar
biasa’’,yakni suatu hhukum administrasi dalam bnetuk suatau peraturran perundang-undangan
tertentu,juga ketentuan-ketentuan pelaksanaan tambahn yang tertentu dan jika diperlukan beberapa
yurisprudensi dalam suatu bidang konkrit yang terbatas dari urusan pemerintah.maka orang sudah
melihat dalam pertengahn pertama dari abad ke 20 conroh-coontoh hukum administrasi dalam
bentuk aturan-aturan menurut undang-undang untuk mencegah rintangan,untuk melindungi
monument-monumen,utuk meningkatkan pembangunan perumahn yang baik,untuk meningkatkan
keselamatn dalm situasi ketenagakerjaan,dan sebagainya.Hasilnya adalh suatau hukum
adminiistrasi yang sangat tersebar: dengan kara lain,timbullah berbagai macam hukum
administrasi yang perlu di sesuaikan dengan tugas pemerintah yang akan di laksanakan.

Dengan berkembangnya tugas-tugas pemerintah itu,orang dapat melihat bahwa pada


berbagai bidang urusan pemerintah itu terjadi suatu oenempuakn dari pengeluaran aturan dan
keputan-keputusan pemerintahan.dengan demikian terjadi bidang-bidang hukum administrasi
yang luar biasa yang merupakkan lebih kurang sebagai yang berdiri sendiri;Hukum
perpajakn,Hukum pencegahn atau hukum lingkungan,hukum pengaturan lapangan,dan
seterusnya.setiap bidang hukum administrasi mengenal undang-undangnya sendiri,pemberia
aturan dan yurisprudenssi yang selanjutnya di berlakukan,tetapi juga para pratiksinya sendiri
dan,dalam lingkyungan universitas,mata kuliahnya sendiri.

Sebagai lawan istilalh “hukum administrasi luar biasa”kita kenal istilah”hukum


administrasi umum”.sbegitu peranan pihak pemerintah menjadi lebih penting atas berbagai bidang
social dan dengan demikian hukum administrasi khusus menigkat pada bidang-bidang itu dan
menjadi tambah sulit maka timbul kebutuhan untuk mempelajari umsur-unsur bersama dari hukum
administrasi khusus itu dalam kaitannya satu sama lain.oleh karena itu,disemua bidang urusan
pemerintah kita temukan umpamanya “perizinan”,dan pada bidang timbul pertanyaan apakah
suatu izin dapat”ditarik kembali”.

Perkembangan hukum addmnistrasi umum beloh dikatakn baru saja tumbuh dibnyakk
negara.secara garis besar dapat dikatakn bahwa baru sejak Perang Dunia Ke dua ,ulai berkembang
hukum admnistrasi umum sebgai bagian dari ilmu hukum.dapat diakatakan bahwa,perkembangan
hukum(pemerintahan)administrasi umum yang sedang giat dilaksanakan dibanya negara,bergerak
ddalm tiga taraf seecara berturut-turut.

Pada masa nachtwachkerstaat, negara hanya berfungsi sebagai penjaga keamanan dan
ketertiban. Peran hukum administrasi negara sangatlah kecil karena semakin kecil campur tangan
negara dalam masyarakat, semakin kecil pula peran han didalamnya. Dalam konsepsi legal
state (nama lain negara penjaga malam), terdapat prinsip staatsonthoundingatau pembatasan peran

4
negara dan pemerintah dalam bidang politik yang bertumpu pada dalil ”the best government is the
least government”. Akibat pembatasan ini administrasi negara menjadi pasif, inilah mengapa
negara hukum disebut sebagai negara penjaga malam. Pembatasan ini menyengsarakan kehidupan
warga negara yang kemudian memunculkan reaksi dan kerusuhan sosial.

Kegagalan implementasi konsep nachtwachkerstaat tersebut kemudian memunculkan


gagasan yang membuat pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kesejahteraan
rakyatnya, yaitu welfare state (welvaarstaat, negara kesejahteraan). Dalam konsep welfare
state,administrasi negara diwajibkan untuk berperan secara aktif di seluruh segi kehidupan
masyarakatnya. Dengan begitu sifat khas dari suatu pemerintahan modern (negara hukum modern)
adalah, terdapatnya pengakuan dan penerimaan terhadap peranan-peranan yang dilakukannya
sehingga suatu kekuatan yang aktif dalam rangka membentuk kondisi sosial, ekonomi dan
lingkungan fungsinya.

Makin meningkatnya kebutuhan manusia modern juga merupakan salah satu faktor
peralihan menjadi negara kesejahteraan.Banyak fasilitas yang bila diusahakan oleh pihak swasta
akan menimbulkan ketidakadilan sosial, sehingga masyarakat memercayakannya pada
pemerintah. Lapangan pekerjaan pemerintah makin lama makin luas. Administrasi negara diserahi
kewajiban untuk menyelenggarakan kesejahteraan umum (bestuurzorg). Agar dapat menjalankan
tugas menyelenggarakan kesejahteraan rakyat, menyelenggarakan pengajaran bagi semua warga
negara, dan sebagainya secara baik, maka administrasi memerlukan kemerdekaan untuk dapat
bertindak atas inisiatif sendiri, terutama dalam penyelesaian soal – soal genting yang timbul dan
yang peraturan penyelenggaraannya belum ada.

Pemberian kewenangan kepada administrasi negara untuk bertindak atas inisiatif sendiri
itu lazim dikenal dengan freies ermessen atau discretionary power. Nata Saputra mengartikan
bahwa freies ermessen adalah kebebasan yang diberikan pada alat administrasi, yaitu kebebasan
yang pada asasnya memperkenankan alat administrasi negara mengutamakan keefektifan
tercapainya suatu tujuan daripada berpegang teguh pada ketentuan hukum, atau kewenangan untuk
turut campur dalam kegiatan sosial guna melaksanakan tugas – tugas untuk mewujudkan
kepentingan umum dan kesejahteraan sosial atau warga negara. Dengan berdasar pada konsep ini,
administrasi negara memiliki kewenangan luas untuk melakukan berbagai tindakan hhukum dalam
rangka melayani kepentingan masyarakat atau mewujudkan kepentingan umum, dan untuk
melakukan tindakan itu diperlukan instrumen hukum. Artinya, administrasi negara, selain diberi
kewenangan untuk bertindak, diberi juga kewenangan untuk membuat peraturan atau instrumen
hukum.

5
2.3 Kedudukan Hukum Administrasi dalam Lapangan Hukum

Hukum administrasi materil terletak di antara hukum privat dan hukum pidana. Hukum
pidana berisi norma-norma yang begitu penting (esenasial) bagi kehidupan masyarakat sehingga
penegakan norma-norma tersebut tidak diserahkan pada pihak partikelir tetapi harus dilakukan
oleh penguasa.Hukum privat berisi norma-norma yang penegakannya dapat diserahkan kepaada
pihak partikelir.Diantara kedua bidang hukum itu terletak hukum administrasi.Hukum
adminastrasi dapat dikatakan sebagai “hukum antara”.

Philipus M.Hadjon mengemukakan dalam kepustakaan hukum administrasi


Belanda,masalah wewenang selalu menjadi bagian penting dan bagian awal dari hukum
administrasi karena objek hukum administrasi adalah wewenang pemberitahuan dalam konsep
hukum publik.Kewenangan atau wewenang memliki kedudukan penting dalam kajian hukum tata
negara dan hukum administrasi.Begitu pentingnya kedudukan wewenang ini sehingga F.A.M.
Stroik dan J.G. Steenbeek menyatakan: “Het begrip bevoegdheid is da nook een kembergrip in
het sataaats-en administratief recht”.Dari pernyataan ini dapat di Tarik suatu pengertian bahwa
wewenang merupakan konsep inti dari hukum tata negar dan hukum administrasi.

Istilah wewenang atau kewenangan disejajarkan dengan “authority” dalam Bahasa inggris
dan “bevoeghied” dalam Bahasa Belanda. (Kewenanagan atau wewenang adalah kekuasaan
hukum,hak untuk memerintah atau bertindak;hak atau kekuasaan pejabat public untuk mematuhi
aturan hukum dalam lingkup melaksanakan kewajiban publik).

Wewenang sebagai konsep hukum public sekurang-kurangnya terdirri dari 3 (tiga)


komponen,yaitu pengaruh,dasar hukum,dan konformitas hukum.komponen pengaruh ialah bahwa
penggunaan wewenang dimaksudkan untuk mengendalikan perilaku subjek hukum.komponen ini
dimaksudkan,agar pejabat negara tidak menggunakan wewenangnya diluar tujuan yang ditentukan
oleh peraturan perundang-undangan.komponen dasar hukum bahwa wewenang itu selalu harus
dapat ditunjuk dasar hukumnya.

6
KESIMPULAN

Hukum administrasi negara pada hakikatnya adalah hukum yang bertugas untuk
mengawasi jalannya pemerintahan yang dalam trias politica berarti kekuasaan yudikatif. Pada
masa absolutisme, tidak ada hukum administrasi negara yang benar – benar dijalankan karena
penguasa bertindak sebagai diktator yang lalim terhadap rakyatnya. Raja adalah pembuat peraturan
sekaligus yang menjalankan peraturan tersebut. Tidak ada pengawasan dan peraturan yang
mengikat dari pihak lain terhadap raja, karena raja adalah pemegang kekuasaan mutlak.
Pada masa negara hukum klasik atau nachtwachkerstaat (negara penjaga malam), hukum
administrasi diterapkan, tapi hanya bersifat pasif. Hukum administrasi negara hanya berfungsi
sebagai penjaga ketertiban sosial. Negara dilarang keras untuk mencampuri perekonomian maupun
bidang kehidupan sosial lainnya. Dengan perkataan lain, administrasi negara bertugas untuk
mempertahankan suatu staatsonthouding, yakni prinsip pemisahan negara dari kehidupan sosial –
ekonomi masyarakat.

Pada masa negara hukum modern atau welvaarstaat (negara kesejahteraan), hukum
administrasi diterapkan secara aktif. Konsep welfare state atau sosial service-state, yaitu negara
yang pemerintahannya bertanggung jawab penuh untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasar
sosial dan ekonomi dari setiap warga negara agar mencapai suatu standar hidup yang minimal,
merupakan anti-tesis dari konsep “negara penjaga malam” (nachtwakerstaat). Tugas negara yang
semula sangat terbatas menjadi makin luas. Administrasi negara tidak lagi hanya menjalankan tata
pemerintahan dan tata usaha negara, melainkan juga organisasi dan manajemen usaha besar kecil
yang mengurusi kepentingan hidup bersama. administrasi negara diharuskan untuk
menyejahterakan masyarakat umum, bukan lagi hanya terfokus pada masyarakat kelas atas seperti
yang terdapat di nachtwachkerstaat. Karena itu, selain untuk mengawasi jalannya pemerintahan
(kekuasaan yudikatif), administrasi negara juga diberi wewenang untuk membuat peraturan
(kekuasaan legislasi) dan bertindak sesuai peraturan (kekuasaan eksekutif) sendiri. Negara
diperbolehkan melanggar hak asasi individu demi kepentingan umum, seperti contohnya
membayar pajak.

7
DAFTAR PUSTAKA

Muchsan, SH, 1982, Pengantar Hukum Asministrasi Negara,Liberty,Yogyakarta;


Phillipus M. Hadjon dkk, 1993, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta;
https://elisecience.wordpress.com/2016/10/12/dasar-dasar-hukum-administrasi-negara/
https://farahfitriani.wordpress.com/2011/04/18/perkembangan-hukum-administrasi-negara/

Anda mungkin juga menyukai