Anda di halaman 1dari 18

Macam-Macam Valve

Posted by Novan Prihasa on January 16, 2009

I. Pengenalan Umum

Valve atau biasa juga disebut dengan kerangan, sangat berperan penting dalam suatu
pabrik guna menjaga kestabilan proses. Valve bertugas mengatur aliran (fluida) dalam
suatu proses. Secara tidak langsung, maka valve dapat diandalkan untuk mengatur besar
kecil nya flow, rendah tingginya level, rendah tingginya temperatur ataupun tekanan

Ketika valve telah dipasang dalam suatu rangkaian pipa. Pada saat valve di buka, fluida
mulai mengalir, dan ketika valve ditutup maka fluida pun berhenti mengalir. Valve seperti
ini bertugas untuk menutup penuh (fully closed) ataupun membuka penuh (fully opened)
suatu aliran. Karena tugasnya hanya untuk membuka atau menutup maka valve sejenis ini
dinamakan dengan ON/OFF valves atau Isolation valve. /p>

Selain untuk membuka dan menutup atau fully opened dan fully closed, ada juga valve
yang berfungsi untuk mengatur (regulate) aliran (fluida). Valve sejenis ini sering disebut
sebagai Throttling valve.

Ada juga valve yang tugas nya mengatur agar aliran berjalan ke satu arah saja ataupun
agar tidak terjadi reversed flow atau backflow. valve seperti ini disebut check valve atau
one way valve.

Beberapa valve ada juga yang dirancang untuk melepaskan (release) kelebihan pressure
untuk menjaga keamanan alat ataupun operator. Valve yang berfungsi untuk melepaskan
kelebihan pressure ini sering disebut sebagai pressure relieve valve ataupun pressure
safety valve (kedua jenis valve ini mempunyai fungsi yang sama tetapi prinsip kerjanya
berbeda).

Maka, berdasarkan keterangan diatas, valve secara umum dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:

1. Opened/Closed valve
2. Throttling valve
3. Check valve
4. Pressure Relieve valve/Pressure safety valve

II. Bagian - Bagian Utama Valve

Sekarang ini telah bermacam-macam valve yang telah diproduksi oleh vendor. Namun
pada dasarnya, valve-valve tersebut mempunyai bagian-bagian dasar yang sama. Seperti
terlihat pada gambar dibawah ini. Bagian-bagian utama valve adalah; body, seat, disc,
bonnet, gland, packing, stem dan handwell.
Seat dan Disc

Seat adalah bagian pada valve yang mantap/diam. Disc adalah bagian yang bergerak,
bertugas sebagai pengontrol aliran. Disc akan bergerak keatas sehingga memberikan
ruang lebih banyak agar fluida dapat mengalir, bergerak kebawah jika akan menutup dan
menekan seat dengan rapat. Banyak valve yang berbeda namanya karena perbedaan disc
dan seat ini. Seperti Ball Valve, Plug Valve, Needle Valve. (Akan dibahas kemudian).

Stem dan Handwell

Jika kita telusuri bagian valve dari bawah keatas setelah seat, disc lalu stem dan handwell
yang semuanya tergabung jadi satu. Stem berbentuk batang yang sebagian berulir
sebagian tidak. Handwell digunakan oleh operator untuk memutar stem, sehingga dapat
menggerakkan disc keatas dan kebawah. Khusus saat pengoperasian Handwell, jika
diputar searah jarum jam maka valve akan menutup, sebaliknya jika diputar berlawanan
jarum jam maka valve akan membuka. Namun, ketika hendak menutup valve, hendaknya
jangan memaksa putaran handwell terlalu keras dan kencang, karena akan
menyebabkan kerusakan pada disc dan seat hingga masa pakai valve menjadi lebih cepat.

Bonnet dan Packing

Bonnet memberikan ruangan bagi disc untuk bergerak keatas saat valve dalam posisi
membuka. Sedangkan packing, berfungsi sebagai material isolasi agar tak ada kebocoran
fluida melalui stem.

Gland dan Gland Nut

Berfungsi untuk mengencangkan posisi packing terhadap stem. Jika ada kebocoran fluida
melalui bagian ini maka dapat diantisipasi dengan mengencangkan Gland Nut. Jika tidak
bisa juga, maka valve kemungkinan besar harus diganti.
III. Macam-macam valve (yang sering ditemui di Plant adalah sebagai berikut:)

1. Gate valve
2. Globe valve
3. Angle valve
4. Needle valve
5. Plug valve
6. Ball valve
7. Butterfly valve
8. Diahpgram valve
9. Pinch valve
10. Check valve
11. Relieve valve
12. Safety valve

Berikut akan dibahas satu persatu dari point-point diatas

1. Gate valve

Gate valve mudah dikenali karena mempunyai body dan stem yang panjang. Kegunaan
utama dari gate valve adalah hanya untuk menutup dan membuka aliran (fully closed &
fully opened position), on/off control dan isolation equipment.

Gate valve tidak bisa digunakan untuk mengatur besar kecilnya aliran (regulate atau
trotthling). Karena akan merusak posisi disc nya dan mengakibatkan valve bisa passing
pada saat valve ditutup (passing = aliran tetap akan lewat, walaupun valve sudah
menutup), disc tidak menekan seat dengan baik yang diakibatkan karena posisi disc sudah
berubah (tidak rata lagi).

Pada saat Gate valve terbuka sebagian (misal 50% opening), maka aliran fluida akan
sebagian lewat dibawah disc yang menyebabkan turbulensi (turbulensi = aliran fluida
yang bergejolak) pada aliran tersebut, turbulensi ini akan menyebabkan 2 hal:

i. Disc mengayun (swing) terhadap posisi seat, sehingga lama kelamaan posisi disc akan
berubah terhadap seat sehingga apabila valve menutup maka disc tidak akan berada pada
posisi yang tepat, sehingga bisa menyebabkan passing.

ii. Akan terjadi pengikisan (erosion) pada badan disc.

Nama “Gate valve” diambil karena bentuk disc dari jenis valve ini pada saat menutup
atau membuka berlaku seperti “Gate” (Gate dari bahasa inggris = Gerbang/Pagar).
Dimana saat disc membuka keatas maka seluruh aliran akan bebas masuk tanpa hambatan
yang berarti, namun pada saat disc tertutup rapat maka aliran akan berhenti tertahan oleh
disc tersebut.

Berikut adalah contoh gambar dari Gate valve:


2. Globe valve

Globe valve merupakan salah satu jenis valve yang dirancang untuk mengatur besar
kecilnya aliran fluida (regulate atau trotthling). Pada dasarnya bagian utama dari Globe
valve ini sama saja dengan Gate valve. Yaitu terdiri dari body, seat, disc, bonnet, stem,
packing dan gland.

Globe valve dengan gate valve bentuknya hampir sama, tetapi ada ciri-ciri tertentu yang
dapat di jadikan acuan untuk membedakan antara keduanya, yaitu:

i. Pada bagian dalam valve, disc dan seat nya berbeda. Perbedaan disc dan seat ini
menyebabkan terjadi profil (pola) aliran yang berbeda. Bentuk dari disc dan seat inilah
yang menyebabkan globe valve dapat diandalkan sebagai throttling valve. Aliran fluida
saat melewati globe valve akan mengalami sedikit hambatan sehingga akan terjadi
pressure drop yang lebih besar dari gate valve, pertama aliran akan mengenai seat lalu
membelok keatas melewati dan mengenai seluruh bagian disc, lalu aliran akan
dibelokkan lagi ke arah yang sama.

Seperti yang terlihat dibawah ini:

ii. Pada bagian luar, body dari globe valve terlihat lebih menggelembung.
Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:

Khusus untuk globe valve yang menangani fluida steam, maka biasanya valve akan
dilengkapi dengan back seat yang terletak berhadapan dengan seat. Back seat ini berperan
sebagai pelapis pelindung bagian atas globe valve mencegah steam untuk menerobos
masuk.

Beberapa contoh valve tetapi masih termasuk dalam jenis Globe valve:

i. Angle valve

Termasuk jenis globe valve, digunakan untuk mengubah aliran sebesar 90 derajat. Valve
ini bisa digunakan juga sebagai pengganti elbow. Contoh gambar Angle valve:

ii. Needle valve

Termasuk jenis globe valve, digunakan untuk mengatur secara lebih akurat aliran yang
pressure rendah. Bentuk disc nya panjang dan kecil seperti paku.

Contoh gambar Needle valve:

3. Rotation valve

Dikatakan rotation valve karena valve membuka dan menutup dengan cara rotasi pada
disc. Valve - valve dibawah ini berbeda dengan gate valve dan globe valve dalam hal cara
membuka dan menutup valve. Pada gate valve dan globe valve, kita diharuskan memutar
handwell, namun untuk rotation valve, kita bisa membuka dan munutup valve hanya
dengan memutar handle valve sebesar 90 derajat. Oleh karena itu valve jenis ini bisa
membuka dan menutup lebih cepat dari gate valve ataupun globe valve.
Handle pada valve tipe ini adalah pengganti handwell pada gate valve dan globe valve.
Hal penting yang harus diperhatikan adalah, pada posisi valve fully open maka handle
akan searah dengan aliran atau pipa, namun jika posisi valve fully close maka posisi
handle tidak searah dengan aliran atau pipa, melainkan akan membentuk sudut 90 derajat
dengan aliran atau pipa.

Yang termasuk jenis ini adalah: Plug valve, Ball valve dan Butterfly valve.

i. Plug Valve

Secara umum, kegunaan dari plug valve adalah untuk fully open dan fully close (isolation
atau on/off control).

Bagian - bagian utama plug valve sama saja dengan gate valve ataupun globe valve. Yaitu
body, stem, packing bolt, seal, plug. Seal sama fungsinya dengan packing, packing bolt
sama fungsinya dengan gland nut atau gland, sedangkan plug sama fungsinya dengan
disc tapi bentuknya berbeda.

Plug ini digunakan untuk mengontrol (membuka dan menutup) aliran pada plug valve,
plug mempunyai celah atau lubang tempat aliran lewat. Saat handle diputar menuju open
position maka plug akan berputar secara rotasi terhadap seat dan bagian yang bercelah
akan melewatkan aliran. Namun pada saat handle diputar pada close position maka plug
akan berputar secara rotasi terhadap seat dan bagian yang tak bercelah akan menahan
aliran, sehingga aliran pun akan berhenti.

Plug harus rapat dengan body, agar tidak terjadi kebocoran ( leaking ) atau passing.
Antara plug dan body akan terjadi gesekan (friction), maka untuk menimalkan efek
gesekan tersebut, pada daerah sentuhan plug dan body diberikan pelumas.

Karena itu ada type plug valve yang mempunyai tempat pengisian pelumas diatas stem,
ada juga yang sudah diberikan pelumas dari pabrik pembuatnya, ada juga yang yang tidak
membutuhkan pelumas namun pada daerah sentuhan sudah dilapisi material teflon, jenis
ini dinamakan self lubricating.
Jenis - jenis valve yang lain yang masih termasuk plug valve adalah:

a. Three way plug valve

Yaitu jenis plug valve yang mempunyai 3 port (sambungan), 1 untuk inlet dan 2 untuk
outlet. Dengan menggunakan valve ini maka dengan mudah kita dapat mengarahkan
outlet kearah aliran/pipa yang dikehendaki.

b. Four way plug valve

Biasa digunakan pada fluida cooling water yang melewati heat exchanger, dimana aliran
cooling water bisa dengan mudah dibalikkan arahnya dengan tujuan untuk membersihkan
heat exchanger tersebut dari kotoran-kotoran (fouling, sediment, solids).

ii. Ball valve

Secara sederhana, Ball valve sama saja dengan plug valve, tetapi bentuk disc nya
berbeda. Dinamakan Ball valve karena bentuk disc nya ini bulat seperti bola, dan bentuk
body nya silinder.

Ball valve digunakan juga sebagai on/off valve, fully opened atau fully closed valve, dan
handal untuk aliran fluida yang mengandung partikel-partkel solid (slurry).

Sama seperti plug valve, ball valve juga membuka dan menutup dengan cara rotasi pada
disc sehingga dapat membuka dan menutup lebih cepat. Ball valve juga mempunyai
handle yang sama dengan plug valve, dimana pada posisi valve fully open maka handle
akan searah dengan aliran atau pipa, namun jika posisi valve fully close maka posisi
handle tidak searah dengan aliran atau pipa, melainkan akan membentuk sudut 90 derajat
dengan aliran atau pipa.

iii. Butterfly valve

Butterfly valve digunakan untuk mengontrol (trhottling/regulate valve) aliran fluida yang
bertekanan rendah.

Bagian-bagian utama pada valve ini sama saja dengan valve-valve yang diatas, yaitu
body, disc, seat, dan handle. Disc nya berbentuk piringan yang tipis. Seat nya, melingkar
mengikuti bentuk disc. Handle nya berbeda dengan type plug valve dan ball valve, karena
mempunyai lever yang harus kita tekan apabila ingin membuka dan menutup valve dan
kita lepaskan apabila telah sampai ke posisi yang kita inginkan. Lever inilah yang akan
membantu disc untuk mengunci rapat.

ibagian bawah handle dan lever terdapat skala (scale) yang digunakan untuk pembacaan
posisi valve opening atau valve closing.

Butterfly valve juga membuka dan menutup dengan cara rotasi pada disc sehingga dapat
membuka dan menutup lebih cepat. Dan mempunyai handle yang sama dengan plug
valve, dimana pada posisi valve fully open maka handle akan searah dengan aliran atau
pipa, namun jika posisi valve fully close maka posisi handle tidak searah dengan aliran
atau pipa, melainkan akan membentuk sudut 90 derajat dengan aliran atau pipa.

4. Diaphgram valve

Diaphgram valve bisa digunakan untuk mengatur aliran (trhottling) dan bisa juga
digunakan sebagai on/off valve. Diaphgram valve handal dalam penanganan material
kasar seperti fluida yang mengandung pasir, semen, atau lumpur, serta fluida yang
mempunyai sifat korosif.

Diaphgram valve mudah dikenali karena bentuk bonnet nya yang menggembung seperti
lonceng. Diaphgram valve mempunyai stem, handwell, plunger dan diaphgram stud yang
menjadi satu, diaphgram, seat dan body. Diaphgram valve tidak mempunyai disc, tetapi
sebagai pengganti disc adalah diaphgram itu sendiri. Dimana valve ini akan menutup jika
plunger menekan diaphgram, dan akan terbuka jika plunger naik keatas. Saat menutup
valve ini, juga tidak boleh terlalu kencang, karena bisa merusak diaphgram.
5. Pinch valve

Pinch valve digunakan untuk menangani fluida yang berlumpur, endapan, dan yang
mempunyai partikel-partikel solid yang banyak serta fluida-fluida yang mempunyai
kecenderungan untuk terjadi kebocoran (leak).

6. Check valve

Check valve digunakan untuk membuat aliran fluida hanya mengalir kesatu arah saja atau
agar tidak terjadi reversed flow/back flow.

Bentuk check valve sama saja dengan gate valve tapi valve ini tidak mempunyai
handwell/handle maupun stem. Secara umum ada 3 macam check valve yang cara
kerjanya sama saja namun aplikasi nya terhadap material fluida yang berbeda. yaitu:
Swing check valve, Lift check valve, dan Ball check valve.

Swing check valve, penggunaan untuk fluida gas ataupun liquid yang tidak mengandung
partikel padat (solid)

Lift check valve, penggunaan untuk fluida steam, gas, maupun liquid yang mempunyai
flow yang tinggi
Ball check valve, penggunaan untuk fluida liquid yang mengandung partikel padatan.

7. Relieve valve dan Safety valve

Kedua valve ini digunakan untuk melepaskan (release) tekanan (pressure) pada suatu
sistem agar tidak membahayakan alat (equipment), personnel yang sedang bekerja, dan
untuk kepentingan proses itu sendiri.

Antara kedua valve ini terdapat penggunaan istilah yang seringkali tertukar satu sama
lain. Kadang Relieve valve dianggap Safety valve dan kadang juga Safety valve dianggap
Relieve valve. Namun, sebenarnya perbedaan mendasarnya adalah cara kerjanya itu
sendiri, Relieve valve akan membuka perlahan-lahan apabila terjadi kelebihan (excess)
pressure dan akan menutup kembali apabila pressure telah kembali normal. Relieve valve
lebih cocok diaplikasikan ke fluida liquid. Sedang Safety valve, akan membuka secara
sangat cepat langsung 60% opening apabila terjadi excess pressure. Dan akan menutup
kembali hanya apabila pressure telah berada dibawah pressure normal (set point). Safety
valve sangat cocok diaplikasikan ke fluida gas.
IV. Troubleshooting

1. Valve leak

Jika valve tidak bekerja dengan baik maka kemungkinan besar terjadi leak. Bagian yang
paling sering terjadi leak adalah pada packing gland. Hal ini bisa diatasi dengan
mengencangkan Gland nut. Setelah itu maka periksa kembali putaran handwell, karena
setelah mengencangkan gland nut maka akan terjadi gesekan antara packing dengan stem
yang menyebabkan handwell susah di gerakkan.

Kebocoran juga biasa terjadi didaerah sambungan body dan bonnet, daerah body, dan
disekitar flange.

2. Kerusakan Fisik

Valve yang tidak bekerja dengan baik kemungkinan juga disebabkan karena adanya
kerusakan fisik pada valve itu sendiri, oleh karena itu pemeriksaan fisik sangat penting
untuk dilakukan lebih dahulu sebelum adanya perlakuan yang lebih jauh./p>

3. Pemberian Pelumas

Pemberian pelumas pada valve terutama pada stem, sangat penting untuk menjaga
ketahanan valve.
Archive for the ‘Chemical Engineering’
Category

« Previous Entries

Desulfurisasi Batubara
Posted by Novan Prihasa on March 2, 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perkembangan pemakaian batubara hingga saat ini semakin meningkat. Hal itu didukung oleh adanya program
pemerintah yang menetapkan batubara sebagai sumber energi alternatif utama. Sejalan dengan perkembangan
pemanfaatan batubara di Indonesia, muncul pula beberapa kendala yang menghambat perkembangan tersebut.
Kendala utama tersebut adalah adanya gas SO 2 hasil pembakaran batubara yang dapat menimbulkan pencemaran
udara. Untuk mengurangi gas SO2 ini dapat dilakukan dengan mengurangi kandungan sulfur sebelum batubara
dibakar (desulfurisasi) atau dengan mengurangi kandungan sulfur setelah batubara dibakar ( flue gas desulfurization).
Unsur belerang terdapat pada batubara dengan kadar bervariasi dari rendah (jauh di bawah 1%) sampai lebih dari 4%.
Unsur ini terdapat dalam batubara dalam 3 bentuk yakni belerang organik, pirit dan sulfat. Dari ketiga bentuk belerang
tersebut, belerang organik dan belerang pirit merupakan sumber utama emisi oksida belerang. Dalam pembakaran
batubara, semua belerang organik dan sebagian belerang pirit menjadi SO 2. Oksida belerang ini selanjutnya dapat
teroksidasi menjadi SO3. Sedangkan belerang sulfat disamping stabil dan sulit menjadi oksida belerang, kadar
relatifnya sangat rendah dibanding belerang bentuk lainnya.

Oksida-oksida belerang yang terbawa gas buang dapat bereaksi dengan lelehan abu yang menempel dinding tungku
maupun pipa boiler sehingga menyebabkan korosi. Sebagian SO 2 yang diemisikan ke udara dapat teroksidasi menjadi
SO3 yang apabila bereaksi dengan uap air menjadi kabut asam sehingga menimbulkan turunnya hujan asam.

Energi batubara merupakan jenis energi yang sarat dengan masalah lingkungan, terutama kandungan sulfur sebagai
polutan utama. Sulfur batubara juga dapat menyebabkan kenaikan suhu global serta gangguan pernafasan. Oksida
belerang merupakan hasil pembakaran batubara juga menyebabkan perubahan aroma masakan atau minuman yang
dimasak atau dibakar dengan batubara (briket), sehingga menyebabkan menurunnya kualitas makanan atau
minuman, serta berbahaya bagi kesehatan (pernafasan). Cara yang tepat untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan
mewujudkan gagasan clean coal combustion melalui desulfurisasi batubara.

Read the rest of this entry »

Posted in Chemical Engineering | No Comments »


Magic Box sebagai Pereduksi Polutan Udara
Posted by Novan Prihasa on March 2, 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Indonesia memiliki tingkat kecemaran udara yang tinggi. Sumber polutan di udara ada
berbagai macam, antara lain: penggunaan bahan bakar fosil seperti batubara, gas, dan
minyak bumi. Ketiga jenis bahan bakar tersebut adalah yang paling murah saat ini jika
dibandingkan dengan sumber energi lainnya. Pemakaiannya dari tahun ke tahun terus
meningkat dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor dan industri di Indonesia.
Menurut Bappedal (1992) di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang,
dan Surabaya menunjukkan bahwa pemakaian bahan bakar fosil merupakan sumber
utama pencemaran udara. Emisi gas buang kendaraan bermotor dan industri di Jakarta
memberikan kontribusi pencemaran karbon monoksida (CO) sebesar 98,80%, oksida
nitrogen (NOx) sebesar 73,40%, dan hidokarbon (HC) sebesar 88,90%.

Gas buang yang dihasilkan, terdiri atas CO, NOx, HC, karbon dioksida (CO2), oksida
sulfur (SOx), dan Pb. Beberapa bahan bakar menghasilkan emisi yang berbeda sesuai
dengan zat aditif yang digunakan untuk menaikkan bilangan oktan dalam penggunaan
bahan bakar tersebut. Senyawasenyawa kimia tersebut dapat menimbulkan gangguan
kesehatan, antara lain: kanker pada paru atau organ tubuh lainnya, penyakit pada saluran
tenggorokan yang bersifat akut maupun kronis, dan kondisi yang diakibatkan oleh
pengaruh bahan pencemar terhadap organ lain seperti paru dan sistem syaraf (Tugaswati
1995). Gas CO yang terikat oleh hemoglobin akan melumpuhkan kemampuan darah
mengangkut oksigen ke otak, jantung, dan organ tubuh lainya. Gas NOx sebagai
kontributor smog dan deposisi asam dan menyebabkan penurunan fungsi paru (Bappedal
2005). Hal ini dapat berdampak pada penurunan kemampuan fisik bahkan dapat
menyebabkan kematian. Read the rest of this entry »

Posted in Chemical Engineering | 4 Comments »


Unit Penyediaan Steam (Boiler dan Sistem Kukus) PT.
Krakatau Daya Listrik
Posted by Novan Prihasa on February 10, 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Ketel uap/boiler dalam bidang industri banyak dijumpai pemanfaatannya. Ketel uap
untuk pemanas, pengawet proses, dan pembangkit energi dan ketel uap mengalami
kemajuan yang sangat cepat. Pembangkit listrik tenaga uap merupakan rangkaian
beberapa instalasi yang tergabung menjadi satu, salah satunya yaitu instalasi boiler.

Instalasi boiler merupakan suatu peralatan pembangkit uap yang cukup kompleks melalui
pemanasan air oleh gas hasil pembakaran dari bahan bakar. Boiler dapat berubah
kombinasi dari economizer, pembentukan uap (evaporator), alat pemanas lanjut
(superheater) dan tidak jarang juga yang dilengkapi dengan pemanas ulang (reheater).
Proses ideal yang terjadi pada boiler adalah proses pemasukan energi panas tekanan
konstan. Read the rest of this entry »

Posted in Chemical Engineering | 1 Comment »

Mengenal Keton serta Aplikasinya


Posted by Novan Prihasa on February 10, 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Mengenal Keton

Halaman ini menjelaskan tentang pengertian keton, dan membahas sekilas tentang
bagaimana ikatan keton berpengaruh terhadap kereaktifannya. Halaman ini juga meninjau
sifat-sifat fisik sederhana seperti kelarutan dan titik didih. Rincian tentang reaksi kimia
keton dibahas pada halaman yang lain.

Pengertian keton

Keton sebagai senyawa karbonil


Keton adalah senyawa-senyawa sederhana yang mengandung sebuah gugus karbonil -
sebuah ikatan rangkap C=O. Keton termasuk senyawa yang sederhana jika ditinjau
berdasarkan tidak adanya gugus-gugus reaktif yang lain seperti -OH atau -Cl yang terikat
langsung pada atom karbon di gugus karbonil - seperti yang bisa ditemukan misalnya
pada asam-asam karboksilat yang mengandung gugus -COOH.

Contoh-contoh keton

Pada keton, gugus karbonil memiliki dua gugus hidrokarbon yang terikat padanya.
Sekali lagi, gugus tersebut bisa berupa gugus alkil atau gugus yang mengandung cincin
benzen. Disini kita hanya akan berfokus pada keton yang mengandung gugus alkil untuk
menyederhanakan pembahasan.

Perlu diperhatikan bahwa pada keton tidak pernah ada atom hidrogen yang terikat pada
gugus karbonil. Read the rest of this entry »

Posted in Chemical Engineering | 1 Comment »

Rancangan Kompresor dan Pompa Sentrifugal


Posted by Novan Prihasa on January 21, 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1. Deskripsi Pompa

Gaya gravitasi menyebabkan fluida cair mengalir dari satu tempat yang relative tinggi
menuju tempat yang lebih rendah. Energi potensial merupakan bentuk energi yang
dikandung oleh suatu zat. Fluida cair pada tekanan tinggi memiliki energi potensial yang
relatif lebih besar jika dibandingkan dengan fluida cair pada tekanan yang rendah. Oleh
karenanya, fluida cair akan mengalir dari tempat bertekanan tinggi menuju tempat
bertekanan rendah. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini. (modul PT.
Candra Asri)

Gambar 1.1 Sifat fluida mengalir


Banyak pegertian tentang pompa namun pengertian yang terbaik tentang pompa adalah
mesin yang digunakan untuk tujuan memindahkan sejumlah fluida atau gas ke tempat
yang lain. [Alfa laval Hand book, page 5]. Pompa merupakan sebuah mesin yang mampu
menambahkan tekanan ataupun energi kepada fluida cair. Dengan memasang pompa,
fluida cair akan mampu dialirkan dari tempat berdataran rendah menuju tempat yang
relative lebih tinggi (modul PT. Candra Asri)

Gamba
r 1.2 Pompa dapat memindahkan fluida cair

Gambar 1.3. Pump Classifications Read the rest of this entry »


Posted in Chemical Engineering | 2 Comments »

Korosi pada Beton


Posted by Novan Prihasa on January 20, 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ambruknya suatu infrastruktur, seperti jembatan, jalan layang, dermaga dan lain-lain,
secara tiba-tiba sering kali membawa korban manusia dan kerugian finansial yang sangat
besar. Hasil pengamatan dilapangan menunjukkann bahwa terkorosinya besi dalam beton
merupakan salah satu penyebab kegagalan dini dari suatu infrastruktur. Untuk
menghindari terjadinya kegagalan dini akibat terkorosinya besi dalam beton dan sebagai
upaya untuk meningkatkan ketahanan (durability) dari suatu infrastruktur, beberapa
negara telah mensyaratkan agar dilakukan pengecekan secara berkala pada setiap
infrastruktur terhadap kemungkinan serangan korosi pada permukaan besi dalam beton.
Besi dalam beton sebenarnya tahan terhadap korosi, karena sifat alkali dari beton (pH-
nya sekitar 12-13), sehingga dipermukaan besi dalam beton terbentuk sebuah lapisan
pasif yang menyebabkan besi terlindung dari pengaruh luar. Besi baru bisa terkorosi bila
lapisan pasif ini rusak. Merembesnya air pada struktur bangunan dan intrusi ion-ion
khlorida (Cl-) kedalam beton adalah dua faktor utama yang menyebabkan rusaknya
lapisan pasif tersebut dan berlanjut pada terkorosinya besi didalam beton.

1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini yaitu mempelajari kasus-kasus korosi yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari khususnya korosi yang terjadi pada struktur bangunan yang
menggunakan beton bertulaan dan cara penanggulangan korosi tersebut.

Read the rest of this entry »

Posted in Chemical Engineering | No Comments »

Pengolahan Limbah Radioaktif Bentuk Gas


Posted by Novan Prihasa on January 20, 2009

BAB I

PENDAHULUAN
1. Deskripsi Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada
suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan
anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak
negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan
manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya
keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Read the rest of this entry »

Anda mungkin juga menyukai