Anda di halaman 1dari 6

Jurmal P eternakan Indonesia, I 2 (3) : I 95-200, 2 007 IS9N: 19A7-1760 195

Amoniasi Daun Kelapa Sawit l)engan Beberapa Taraf Urea l)an


Pengaruhnya Terhadap Kandungan Gizi Dsn
Kecernaan Secara In Vitro

Mrrdirti Zein, E4nmen dan Kertini

Program Studi Nutisi dan MakananTemak Fakultas Peternakan Universitas Andalas


Kampus Unand Limau Manis 25163

Abstrrct
An experiment was conducted to evalude the efect of ammoniation on the digestibility of
oil palmfrond. As tredments, oil palmfrond was mixed with difference levels of wea ot
0, 3, 6 and 9 % of DM basis. I1E mixtures were then dded 15 % &ied chicken mcmtre
erd the incubated in mtaerobic conditionfor one week Puameters measwed iltcluded:
fiber fractions contmt md digestihility of DM ed OI,L Data were statisticdly analyed
by variorce analpk in a block rmdomized design. Resuln showed tha the treatments
gave significant efect on the digestibility. Digestibility of DM utd OM of oil palm.frond
treqted with 6 and 9 %o trea were higlur tlro, that of treated with 0 and 3 % of urea. The
best digestibilitywasfomd by ammoniaionwith 6 26 rrea

Key words: Oil palmfrond, ammoniation in vitro digestion.

Pendahuluan Berbagai hasil ikutan penanian


a*iupun pefkebunali dapat dijadikan
Temak ruminansia merupakan sebagai sumber banr bahan makanan
salah satu jenis ternak yang mampu t€rnak. Perkebunan kelapa sawit
memberikan kontribusi yang besar sekarang di Indonesia meqiadi
unfuk kesejatrteraan manusia melalui dan dari tahun ketahun
produksi sllnu, daglng dan produk terjadi peningkatan luas areal yang
sarnpingan lainnya. Salah sahr faktor cukup tinggi. Menurut Fauzi et al,
yang sangat menentukan kemajuan (2006) selama tahun 1990 * 2000 hras
suatu usaln peternakan runinansia perkebunan kelapa sawit berkembang
adalah ketersediaan rumput sebagai cukup pesat dimana luas areal
makanan utama. Kecenderungan perkebunan sawit pada tahrm 1990
akhir == akhir ini ketersediaan nrrrput yang hanya 8,5 juta Ha menjadi 14,2
semakin sulit dikarenakan b€ftu- juta hektar ditatrun 2000. Mening-
rangnya alokasi lahan untuk tanaman ktyu luas porkebunan akan
pakan ternalq dikarenakan terjadinya menyebabkan juga
peningkatan
peningkatan penggunaan latnn untuk limbah yang dihasilkan.
pemukimaq industi dan perkebunan. Dari seluruh produksi tandan
Untuk itu perlu dicari batran pakan buatr sawit hanya sekitar 22,1 %
hijauan alt€matif yang bisa meng- berupa hasil utama (minvak sawit 20
gantikan rumput. % d^a minyak inti sawit 2,1 o/o).
Bahan pakan alternatif peng- Sekitar 2,2 o/o berupa hasil ikutan
ganti rumput seyogyanya tersedia Oungkil inti sawit) dan selebihnya
dalam satu tempat dalam jumlah yang (75,7W berupa limbah seperti tandan
banyak dan tersedia tenrs menerus. buatr kosong, serat sawit dan lain -

Mardiati: Anoniasi Daun Kelapa Smtit


196 Mtrdisti: Amoniasi Daun Kelapa Sawit

lain. Disamping tandan kosong sawit, Salah satu teknik pengolahan


daun sawit juga potensiat dijadikan yarlg oukup efektif nneningkatkan
sebagai pakan ternak ruminansia kualitas limbah adalah perlakuan
pengganti hijauan. Daun kelapa sawit kimia menggunakan urea yang
mirip darm kelapa yaitu membentuk disebut amoniasi. Amoniasi dengan
susunan daun majemulq bersirip urea merupakan perlakuan kimia
genap dan bertulang sejajar, Jumlah yang tergolong murah dan mu.dah
anak daun disetiap pelepah berkisar dilah*an. Perlakuan arnoniasi
antara 250 400 helai" Dari satu
- dengan urea pada pakan serat selain
hektar lahan diperkirakan dapat mampu melonggarkan ikatan ligno-
dihasilkan 6500 7500 pelepah selulosa sehingga lebih mudah
pertahun (Hassan dan Ishida, 1991). dicema oleh bakteri rumen juga
Kandungan gtzr daun sawit yaitu mampu memasok nitogen untuk
54,12 % balmn kering, 8,51a/o protein pertumbuhan bakteri tersebut (Leng,
kasar, 59,11 % NDF, 42,87 % ADF, leel).
24,69 % selulosa dan 12,90 %ligpi\ Dari beberapa penelitian ter-
yang cukup potensial sebagai sumber bukti bahwa amoniasi dengan urea
energi bagi ternak ruminansia. terhadap pakan serat mampu mening-
Penggunaan datrn kelapa sawit katkan nilai manfaat dari pakan
dalam pakan telah dicobakan pada tersebut. Promma et al., (1985)
sapi pedaging dan sapi perah, namun menyatakan bahwa pe, mberian jErarf
daun kelapa sawit ini hanya bisa padi yang diamoniasi dalam ftursum
digunakan 30 4A % pengganti sapi dapat meningkatkan pertam-
rumput (Ishida dan Hassan, 1992). bahan berat badan dan produksi susu.
Limbah atau hasil ikutan ini Van Soest (2006) rnelaporkan bahwa
mempunyai keterbatasan dalam terjadi peningkatan konsumsi dan
penggunaannya sebagai pakan antara kecernaan bahan kering ftmsum
lain bersifat amba dan mengandung jerami padi arnoniasi dibanding yang
serat kasar serta lignin yang tinggi. tidak pada temak sapi. Hal yang sama
Oleh karena itu
perlu dilakukan juga dilaporkan oleh Sundstol (1991)
pengolalran sebelum diberikan pada dimana terjadi peningkatan kecernaan
ternak untuk fermen- bahan organik jerami padi amoniasi
tabilitasnya dalam rumen. Pening- sebesar 13 18 o/opadaternak domba
-
katan ferrrentabilitas pakan berserat dan konsumsi bahan kering sebesar
tmggr diupayakan dengan melahrkan 45 % pada ternak sapi dibanding yang
beberapa teknologi pengolahan tidak diamoniasi. Genin et al, (2A07)
seperti pengolahan secara kimia menyatakan bahwa alfalfa yang
(perlakuan alkali dan amoniasi), diamoniasi dengan urea mempunyai
perlakuan biologi (fermentasi dengan kecernaan bahan kering, bahan
berbagai jenis mikroorganisme aerob organik NDF dan ADF yang lebih
atau anaerob) dan perlakuan fisik tinggi dibanding perlakukan meng-
(penggilingan, pembuatan pellel dan gunakan abu.
-
steam). Metode rnetode tersebut Penelitian ini ditujukan untuk
sudah banyak dikaji dan telah mengetahui dosis urea yang tepat
memperlihatkan hasil yang cukup dalam proses amoniasi daun sawit
baik. sehingga didapatkan daun sawit
fermentabel dalam rumen"

Jurnal P etermakan Indonesia, I2 (j) : I 9 5 -2A0, 2 007 ISSN: 1907-1760


Mtdiati : Anonias i Daun Kelapa Sau,it 197

Metode Penelitiln 6, dan 9 %BK daun sawit) dengan 4


Dar.n kelapa sawit diambil dari
kali ulangan. Pengaruh perlakukan
perkebunan kelapa sawit di sekitar terhadap peubah yang diukur
dianalisis dengan anova. (Steel and
kota Padang. Daun sawit dibenihkan
Torrie, 1980).
dari kotoran dan dipotong potong -
sepanjang5-l0cm.
Hasil Dan Pembahesan
Pembuatan l)aun Srwit Amoniasi
Kandungan Gizi dan Fraksi Sent
Darm sawit yang sudah dari Daun Sawit Amoniasi
ClipOtong * potong niasing - rlrrasing
sebanyak I kg diamoniasi dengan 0, Kandungan fraksi serat dari
3, 6, dan 9 a/o vre,a
dari balun kering daun sawit setelah diamoniasi dengan
daun sawit. Urea untuk masing - 0, 3, 6, dan 9 Yo wea disajikan pada
masing perlakuan dilarutkan dalam Tabel l. Dari tabel dapat dilihat
air bersih. Jumlah ait yang diguoakan batrwa dosis trea marnpu mengubah
adalah I :I dengan bahan kering komposisi kandungan gizi daun sawit.
daun sawit. Disamping urea untuk Kadar bahan organik terlihat sedikit
proses amoniasi ini juga ditambatrkan meningkat pada daun sawit yang
kotoran ayam kering sebanyak 15 o/o diamoniasi dibanding yang tidak
dari bahan kering daun sawiL diamoniasi. Hal ini
dikarenakan
Kotoran ayam dicampur merata pada penambahan kotoran ayam pada
daun sawit kemudian disemprot proses amoniasi akan meningkatkan
dengan lanrtan urea. Diaduk agar kandrmgan bahan organik.
semua daun sawit kena oleh lanrtan I
Daxi Tabel juga terlihat
urea Kemudian darm sawit dima- kandrmgan protein meningkat cukup
sukkan kedalam kantong plastik tinggi dengan meningkatnya dosis
dipadatkan supaya suasiana anaerob urea. Ini sejalan dengan pendapat
dan disimpan ditempat yang panas Leng (1991) yang menyatakan bahwa
tapi teduh selama I minggu. teknik amoniasi dapat meningkatkan
Setelatr satu minggu kantong kandungan protein kasar dari bahan
plastik dibukq dauq sawit yang diamoniasi disebabkan ter-
dikeringkar/ dianginkan untuk fiksasinya nitrogen dari urea kedalam
menghilangkan bau amoniak setelah sel bahan. Kandungan fraksi serat
itu dikeringkan dan digiling. Untuk dari daun sawit amoniasi s€dikit lebih
uji kualitlu nutrisi, datrn srrwit yang rendah yang terlihat dengan me-
sudah diamoniasi ini
dikeringkan nurunnya fraksi dinding sel (NDF)
dalam oven 60 C selama 48 jam dan yang menunjukkan bahwa fraksi isi
selanjutnya dianalisis kandungan sel (yang mudah dicenra) menjadi
fraksi serahya (Van Soest). Evaluasi meningkat. Peningkatan dosis urea
kecemaatr dilakukan dengan fer- dalarn proses amoniasi ini juga
mentasi secara in vino dalam water terlihat menurunkan sedikit kan-
shakcr bath (Tilley and Terry, 1969). dungan lignin. Ini disebabkan urea
Percobaan dilakr*an dengan dalam proses amoniasi akan dirubah
menggunakan Rancangan Acak meqiadi larutan alkali (NH4OH) yang
Kelompok (RAK) 4 x 4 dimana mampu melarutkan sedikit lignin.
terdapat 4 perlakuan (dosis urea 0, 3,

Jurnal Peternakan Indonesia, I 2(3) : I 95-200, 2007 ISSN: 1907-1760


198 hrnal Paernakan Indonesia., 12(i): 195-200,2007 ISSN: 1907-1760

Tabel l. Pengarutr Dosis Urea Dalam Proses Amoniasi Terhadap Kandungan


Protein Balran Organik Dan Fraksi Serat Daun Sawit (% BK)
Kandungan Perlakuan
D
Bahan Organik 89,01 90,14 90,89 90,23

Protein kasar 8,28 15,87 17,44 17,97

NDF 59,09 57,93 57,43 57,55

ADF 42,59 41,40 41,33 41,77

Selulosa 28,85 29,04 29,60 29,80

Hemiselulosa 15,50 r6,53 16,10 16,78

Lienin 12,28 11,53 10,68 14,72


Keterangan: A= Daun sawit yangtidakdianoniasi
B: Daun sawit yang diamoniasi dengan 3 o/owea
C: Serat sawit yang diamoniasi dengan 6 %urea
D = Serat sawit yang diamoniasi dengan 9 o/orxea

Tabel2. Rataan Kecernaan Zat-zatMakanan Perlakuan (%)


Perlakuan Kecernaan bahan kering Kecernaan bahan organik

A 39,01 4737u

B 49,73b 54,66b
C 5lJlc 59,61o
D 52A3" 60,56'
Keterangen: A: Darm sawit yang tidak dianoniasi
B = Daun sawit yang diamoniasi dengan 3o/owaa
C = Serat sawit yang diamoniasi dengan 6o/otrel
D = Serat sawit yang diamoniasi dengan 9/ower
Superskrip dcngan huruf yang bcrbeda menuqiukkan perbedaan yang nyata
(P< 0,05)

Kecernran 7,tt-?-,tt Mrkrnen temak tidak dapat memanfaatkan


semua zat 7at makanan yang
Nilai potensial suatu bahan terdapat dalam patcan. Nilai manfaat
pakan untuk menyediakan zat - zat dari suatu bahan pakan diketatrui
makanan tertentu dapat ditentukan melalui percobaan penentuan Mya
dengan analisis kimia" tetapi nilai cernanya pada ternak, karena analisis
bahan tersebut bagr ternak hanya kimia hanya menggambarkan nilai
dapat ditentukan setelah mengalami suatu pakan tanpa nilai manfaatnya
kehilangan yang tidak dapat dihindari (Anggorodi, 1990; Chrnch dan Pond,
yang terjadi selama proses pen- leEs).
cemaan, penyerapan dan meta- Penganrtr dosis urea dalam
bolisme ((Mc Donald et al, 1988). pnoses amoniasi daun sawit terhadap
Ensminger (1990) menyatakan bahwa kecernaan batran kering dan bahan

Mardiati: Amoniasi Daun Kelapa Smtit


Mardiati : Amoniasi Dotm Kelrya Smtil 199

organik (Tabel 2). Hasil analisis Kesimpulan


ragam memp€rlihatkan bahwa Dari hasil penelitian dapat
kecemaan batran kering dan bahan
disimpulkan bahwa kuatitas daun
organik daun sawit amoniasi nyata
dipengaruhi oleh dosis urea. Uji
sawit bisa ditinekatkan meldui
amoniasi menggrnakan urea dan
laqiut DMRT menunjukkan bahwa dosis yang optimal dalam pening-
peningkatan dosis urea satttpal 6 %
katan kecernaan bahan kering dan
dari bahan kering daun sawit nyata bahan organik adalah 6 % dwt bahan
meningkatkan kecernaan bahan kering daun sawit
kering dan bahan organik. Pe-
o/o
ningkatan dosis urea sampai taraf 9
dari bahan kering (perlakuan D) Drftar Pustakr
masih memberikan
kecernaan tetapi tidak berbeda Anggorodi, R. 1990. Ilmu Makanan
dengan perlakuan C. Tingginya t€rnak Umum. Gramedia,
kecernaan pada perlakuan B, C dan D
Jalffit^
disebabkan fraksi s€rat dan kan- Churh" D.C. and W.G. Ponds. 1988.
dungan lignin dari daun sawit pada Basic Animal Nutition and
perlakuan tersebut cukup rendah Fceding. 3nd ed Jhon Willey
dibanding perlakuan A. Hal ini and Son. New York.
disebabkan urpa yang membentuk
lartrtan alkali mempunyai kelnam-
Ensminger, M.E. 1990. Animal
puan untuk merenggangkan ikatan Science. The Interstate
hinters & Publisher, [nc. and
lignoselulosa dan lignohemiselulosa
Ville.
Akibat merenggangnya ikatan
tersebut lignoselulosa membengkak Fauzi, Y, Y.E.Widyastuti. I.
dan bagian selulosa kristal berkurang Satyawibawa dan R. Hartono.
dan sedikit lignin dan silika juga akan 2006. Kelapa Sawit.
larut sehingga penefiasi enzim yang Penebar' Swadaya. Jakarta.
dihasilkan mikroba nrmen akan lebih
sempuma sehingga akan mening-
Geniq D., T. Khornhani, and M.
Hammadi, 2007. lnproving
katkan kecernaan yang sejalan nutritive value of Norttr
dengan hasil penelitian yang African range gfi$s: Effect of
didapatkan oleh Wanapat et al,1982
dan Sundstol, 1991.
Dung Ash And Urea
Treatment On Digestion By
Rendahnya kecemaan pada Goats. J. Anim. Feed Sci and
perlakuan A (daun sawit tanpa Technology. Vol. 23. l-10
amoniasi) disebabkan tinggnya
lignin dan ftaksi serat HassarU A.O., and M. Ishida, 1991.
(NDF dan ADF) dari bahan tersebut. Effect of Water, Molasses
Sesuai dengan pendapat Varga and And Urea Addition On Oil
Hoover (1983) yang menyatakan Palm Frond Silage auAity-
batrwa tingkat kecemaan berkolerasi Fermentation Characteristic
negatif dengan kandungan NDF dan And Palatability to Kedah-
ADF bahan. Kelantan Bulls. In Proceeding
of yhe third International
Symposium on tne Nutrition

Jwnal Peternakan Indonesia, I2 (i) : I 9 5-200, 2 007 ISSN: 1907-1760


200 Mardiati: Amoniosi Daun Kelapa Smvit

of Herbivores. Penang. Sundstol, F. 1991. Large Scale


Malaysia. of Staw for
Utilizatisn
Ishida M., and A.O. Hassan. 1992. Ruminant Production
Systems. In Recent Advances
Effect of Urea Treafinent on The Nutrition of Herbivora
Level On Nunitive Value Of
Oil Fronds Silage in Kedah- Ed. Y.W.Ho. H.K.Wong, N.
Kelantan Bulls.In Proceedings AMullab Nd Z,A. Tqiuddi4,
of the 6o' AAAP enima Malaysia Society of Animal
Science Congress,Vol 3 Nurition.
AHATi Bangkol Thailan4 Tilley, J. M. o and R. A, Terry. 1969,
pp.68 A Two Stage Technique For
Leng, RA. 1991. Aplication of In Vitro Digestion Of Forage
Crops.J. Br. Grassland Society
Biotechnologyto Nutritionof
18 (2): 104- lll
Animalin Developing
Counfries. FAO Animal Vogq G.A. and W.H. Hoover. 1983.
Production and Health Paper. Rate and extent of NDF of
feedstuffs in situ. J. Dairy.
Pommg $,, S, Tuikumpee, A.
Sci.66:219
Ratnavanija, N. Vidyakhorn,
and R.W. Frcemert, 1985. Van Soest, P.J. 2006. Rice sffaw the
The effect of urea treated role of silica and teatnent to
straw on growth and milk irnprove quality. J.Anim.Feed.
pnrduction of cnoss breed Sci. and Technology Volume
Holstein Friesien Dairy Cattle. r30. 137-171.
In The Utilization of Fibrous
Wannapat M.S., S.Praserdsuk, Chatai
Agricultural Residues as
Animal Feeds. Ed. P.T. Doyle.
and Sivapraphagon. 1982.
IDP. Canberra
Effect of Rice Straw
Utilization Of Treaunent With
Steel , R.G.D. and J.H. Torrie. Ammonia Released From
1980. Principles and Urea And Or Supplementation
Procedure of Statistics. Mc With Qasava Chips. Paper at
Graw-Hill Book Co.Inc. New the 2ns. Annual workshop of
York. the AFAR Research Network
3-7 Mei 1982. UPM. Malaysia

Alamat korespondensi: Dr. Ir. Mardiati Zain M.Sc.


Jurusan Nutrisi Makanan Temak, Fakultas Peternakan
Universitas Andalas, Kampus Limau Manis, Padang
Telp. 0751-74208 Fa,r: 0751-71464

Diterima:28 Agustus 2007, Disetujui:24 September 2007

Jurnal Peternskan Indonesia, I2(3): 195-200, 2007 ISrSN: 1907-1760

Anda mungkin juga menyukai